NovelToon NovelToon
Dua Raga Satu Jiwa

Dua Raga Satu Jiwa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Time Travel / Transmigrasi / Cinta Istana/Kuno / Ruang Ajaib
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Datu Zahra

👍 Like
⭐️ Rate
🔔 Subscribe
👑 Vote

Bagaimana jika seorang putri calon ratu masa depan dari era moderen, berpindah keraga bayi merah yang baru lahir dizaman kuno...?

Apakah ia akan bisa menyesuailan diri..? karena keluarga barunya dizaman kuno ini hanya orangtua yang sederhana...?

Apakah ia bisa memenuhi tanggung jawab dalam membawa perubahan untuk zaman ini...?

Akankah kehidupannya akan jauh lebih menyenangkan atau malah sebaliknya...?

Jadilah orang yang menjadi skasi kisah perjalanan calon ratu masa depan yang kembali kemasa lalu, dalam novel ini....!!!



TERIMA KASIH.....!!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan pihak istana

Seperti yang sudah direncanakan, semua penduduk desa pergi kehutan Kubi dan Lushan. Banyak tebu, kelapa, ubi jalar, singkong, talas, rebung, daun murbai putih, kolang-kaling, yang didapatkan.

Tak lupa mereka kembali menanamnya, baik dilahan hutan juga dilahan pertanian mereka sendiri. Air nira yang kemarin sudah disadap ikut diambil, lalu dipasang dengan yang baru.

Mereka juga berburu babi hutan dan rusa, untuk nanti dimasak saat mengolah tebu, air nira, kolang kaling dan kelapa.

Untuk ubi, singkong dan talas, sebagian dimasak dan sebagian dibagikan sama rata. Sesampainya dirumah Duan Lei, mereka semua berbagi tugas. Para anak dan remaja muda-mudi ikut serta disana.

Batok kelapa dikumpulkan, untuk nanti dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan, sendok makan dan sayur, gayung, gelas dan cetakan gula merah.

Bangunan tanpa dinding juga sudah ditambah dipekarangan Duan Lei.

Derap langkah kuda dan kereta, mengalihkan atensi para penduduk desa. Ada dua kereta dan sekitar lima belas kuda yang ditunggangi pria kekar, gagah memakai zirah perang menuju kearah kediaman Duan Lei.

Kepala desa, Duan Lei dan paman Chen maju menyambut rombongan itu. Dan saat seorang pria dengan pakaian kebangsawanan berbahan sutra yang mahal keluar dari kereta, mereka langsung membungkuk, menyambut ramah.

"Tuan menteri, tuan walikota, selamat datang...!" kata kepala desa.

"Aku pikir terjadi sesuatu didesa ini, karena sepi sekali. Rupanya semua berkumpul disini, ada acara apa..?" tanya menteri pemberdayaan.

"Ah ini, kami sedang mengolah tebu dan kelapa menjadi gula dan minyak." sahut kepala desa.

Alis menteri pemberdayaan, walikota dan para prajurit pengawal menyatu, dahi mereka juga berkerut tipis.

"Kelapa dan tebu...? Gula dan minyak...? Apa itu...?" tanya walikota.

"Untuk lebih rincinya biar dijelaskan oleh putri kami Shu'er. Mari tuan menteri dan tuan walikota ikut bergabung kesana." undang sopan kepala desa.

Para tamu pemerintahan itu pun menurut, sembari mata mereka menelisik keadaan desa. Rumah dan jalan yang sedari tadi menjadi perhatian utama para tamu itu.

Menteri dan walikota duduk dikursi yang sudah disediakan, didepan mereka tersaji aneka makanan dari ubi, singkong, talas, rebung, daun singkong serta bermacam kue, juga minuman manis seperti teh dan air nira.

Gula putih, gula merah, gula batu dan minyak goreng diperlihatkan. Begitu pun dengan umbi-umbian yang masih mentah serta nasi jagung, selai nanas dan aneka jenis manisan buah.

"Ini apa...?" tunjuk menteri kegula putih.

"Ini gula putih, gunanya untuk memberikan rasa manis pada minuman atau olahan makanan tuan menteri." jawab kepala desa.

Alis menteri dan walikota semakin menukik tajam. Ekor mata keduanya meruncing dan saling melirik satu sama lain.

"Sejenis madu..?" tanya walikota.

"Iya bisa dibilang begitu. Tapi kalau ini terbuat dari tebu. Sementara yang merah ini terbuat dari nira yang berasal dari pohon aren." sahut kepala desa.

Menteri pemberdayaan dan walikota pun mencicipi semua yang tersaji setelah dipersilahkan. Ekspresi wajah mereka berubah-ubah, setiap kali mencicipi makanan yang berbeda.

"Ini apa...?" tanya mereka setiap kali mencicipi makanan dan minuman serta manisan.

Dengan sabar Yu Shu menjelaskan setelah kepala desa memintanya maju kedepan.Yu Shu juga menunjukan seperti apa tanaman yang menghasilkan umbi-umbian, kelapa, nira dan tebu. Ia pun membagi cara bagaimana mengolah serta membudidayakannya.

"Tuan menteri, tuan walikota...! kalau madu sangat sulit didapat dan harganya juga mahal. Kita bisa mulai menggunakan gula ini sebagai gantinya. Kita bisa memproduksinya dalam skala besar kemudian membuka kerjasama perdagangan untuk gula-gula dan minyak goreng ini, bukankah dikekaisaran lain belum ada...?"

Yu Shu menjeda ucapannya guna mengambil nafas.

"Untuk umbi-umbian juga nasi jagung, ini bisa untuk mengatasi kelaparan dan menjadi alternatif saat mahalnya harga bahan pokok pangan seperti beras dan gandum. Karena mereka ini sejenis dengan kentang. Kalau kita mulai menanamnya, kekaisaran akan terlepas dari yang namanya paceklik. Apa lagi untuk umbi-umbian ini sangat mudah ditanamnya."

"Apa kau juga yang mempunyai ide soal jalan dan pembangunan rumah-rumah didesa ini...?" tanya menteri pemberdayaan.

"Benar tuan menteri...!" jawab sopan Yu Shu.

"Berapa usiamu..?" tanya walikota.

"Delapan tahun."

Netra menteri dan walikota mendelik seketika. Bocah delapan tahun dengan pemikiran luar biasa cerdas, sungguh sangat ajaib.

"Oya, air nira yang dihasilkan oleh pohon aren selain untuk membuat gula merah, bisa juga untuk membuat arak." beritahu Yu Shu.

"Benarkah...?" tanya menteri dan walikota serempak dan diangguki oleh Yu Shu.

"Aku sudah membuatnya dan bisa dinikmati sepuluh hari lagi." kata Yu Shu.

Akhirnya semua informasi yang amat sangat bermanfaat bagi kekaisaran berhasil didapatkan oleh menteri pemberdayaan dan walikota. Mereka amat puas akan hasil yang diperoleh ini.

"Apa kau bisa membuat buku soal semua ini..?" tanya menteri "ah, tidak-tidak...! Apa kau bisa jika nanti diminta datang keistana untuk memberi penjelasan kepada kaisar...?"

Yu Shu mengangguk "iya aku bisa tuan menteri kalau ayah dan ibu mengizinkan."

Menteri dan walikota langsung mengalihkan tatapan mereka pada Duan Lei dan Huang Ling.

"Tentu, aku akan mengizinkan anakku keistana. Selagi itu bisa bermanfaat bagi kekaisaran, aku dan istriku akan mendukungnya." kata Duan Lei.

Obrolan itu terus berlanjut, sampai dengan cara memanfaatkan batok kelapa juga dijelaskan oleh Yu Shu.

Hingga pada saat matahari terbenam, rombongan menteri dan walikota baru meninggalkan desa Zi-tong dengan membawa tiga jenis gula, minyak goreng juga makanan, aneka manisan buah, kolang-kaling dan camilan.

1
Putri Mayang Sari
semangat thor
Enah Siti
💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿😍😍😍😍😍😍
Lia raga Lomi
lanjut Thor💪💪💪 semangat😍🥰🥰😘
Lia raga Lomi
sedikit skali Thor upnya😭😭
Lia raga Lomi
lanjut Thor🤭🤭
Enah Siti
mantap💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿😍😍😍😍😍
Nana Nana
numpang baca kakak cantik😄
Datu Zahra: itu yang daku mau kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!