NovelToon NovelToon
Me And Mr Mafia

Me And Mr Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Roman-Angst Mafia / Gangster
Popularitas:956
Nilai: 5
Nama Author: HaluSi

Apa kamu bisa bertahan jika seorang yang kau kasihi dan kau hormati menorehkan luka begitu dalam.

Penghianat yang di lakukan sang Suami membuat Ellen wajib berlapang dada untuk berbagi segala hal dengan wanita selingkuhan Suaminya.

Ingin rasanya Ellen pergi menjauh namun Davit, Suaminya tidak mau menceraikan. Ellen di tuntut bertahan meski hampir setiap hari dia menerima siksaan batin. Bagaimana hati Ellen tidak sakit melihat lelaki yang di cintai membagi perhatian serta kasih sayang nya di pelupuk mata. Namun tidak ada pilihan lain kecuali bertahan sebab David tak membiarkannya pergi.

Suatu hari tanpa sengaja, Ellen di pertemukan dengan seseorang yang nantinya bisa menolongnya terlepas dari belenggu David.

Langsung baca ya👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluSi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 1

Ellen menatap kepergian David dan Paula yang tampak masuk ke sebuah outlet ponsel. Sejak Dokter menyatakan dirinya mandul, David meminta izin menikah lagi. Alasannya tentu saja tuntutan keluarga besar yang menginginkan keturunan.

Saat itu Ellen menerima, bahkan mengizinkan asalkan David menceraikannya. Sulit bagi Ellen harus melihat orang terkasih membagi cinta dan kasih sayangnya pada sosok lain. Seharusnya David memahami itu tanpa harus di minta sebab dia tahu Ellen wanita pencemburu.

Berkali-kali Ellen melayangkan gugatan cerai, sebanyak itu kegagalan di terima. Rasanya percuma melawan orang yang cukup berkuasa seperti David. Cara seperti apapun tidak mungkin berhasil kecuali David sendiri yang mengizinkan.

Selama berbulan-bulan, Ellen di tuntut bertahan tanpa ada perlawanan. Uang tabungannya bahkan habis untuk mengurus gugatan perceraian yang berakhir dengan kegagalan.

Satu-satunya keluarga Ellen pun malah melimpahkan kesalahan padanya. Mereka menyebut Ellen wanita bodoh jika sampai melepas David yang sudah memberikan kehidupan glamor.

Keluarga David pun terus menyinggung soal perbedaan kasta. Meski Ellen berasal dari keluarga berkecukupan namun semua itu tidak sebanding dengan kekayaan keluarga David, selaku pemilik perusahaan terbesar nomer tiga.

Itu kenapa Ellen kesulitan bergerak apalagi berlari. David berhasil menyumpal uang ke semua orang yang hendak Ellen mintai pertolongan.

Tidak ada dukungan membuat Ellen terpaksa bertahan sampai rasa sakit kini tak lagi terasa. Hati Ellen seakan membatu karena terlalu lama mendapatkan siksaan batin dari segala arah.

Dia menganggap ku pembantu bukan Istri. Batin Ellen. Dia menutup bagasi setelah meletakkan beberapa paperbag berisi baju milik Paula yang perutnya mulai membesar.

Perlakuan David semakin menjadi-jadi setelah Paula di nyatakan hamil. Semua perhatian seolah tertuju pada Paula sementara keberadaan Ellen tidak pernah di anggap.

Sikap Paula sendiri begitu buruk. Jangankan menghormati, Ellen selalu di perlakukan bak pembantu. Ellen di anggap sebagai saingan bukan seorang Kakak. Padahal David selalu meminta hal sederhana itu agar keduanya bisa hidup saling berdampingan. Awalnya Ellen berbesar hati melakukan, toh dia tidak bisa lari. Namun balasan Paula berbanding terbalik apalagi setelah hasil pemeriksaan menunjukkan kehamilan. Kalimat hidup saling berdampingan tidak lagi berlaku. David malah meminta Ellen mau mengalah demi kesehatan janin dalam kandungan Paula.

"Kenapa harus aku yang berkorban? Apa David tidak tahu kalau jalan di sini sangatlah becek!" Umpat Ellen seraya menyusuri jalan kecil untuk membeli roti kesukaan Paula.

Jika memang Davin berlaku adil, seharusnya Ellen menunggu di mobil sebab toko roti sejajar dengan lokasi perbelanjaan dan outlet ponsel hanya saja beda gang. Namun David langsung mengiyakan saat Paula merengek. Alasannya agar bisa pulang cepat karena punggungnya terasa kaku. Tanpa menimbang bagaimana perasaan Ellen, David menyuruhnya membeli roti tersebut dengan cara melewati gang kecil. Hati Ellen yang terlanjur membatu, langsung mengiyakan tanpa perlawanan. Dia paham jika perintah itu wajib di lakukan meski bertolak belakang dengan nurani nya.

Tap.. Tap.. Tap...

Sontak Ellen menghentikan langkah saat terdengar suara langkah kaki beberapa orang. Tampak beberapa lelaki berlari ke arahnya. Manik Ellen melebar sebab tiga orang lelaki bersenjata api bahkan tidak segan-segan membidik satu lelaki yang berlari paling depan.

Ellen yang panik akan situasi tersebut, malah ikut berlari. Dia tidak mau tertembak lalu mati konyol meski kehidupannya sekarang lebih buruk dari kematian.

Kaki pendek Ellen tentu tidak sebanding dengan kaki panjang para lelaki dan mengakibatkannya mudah tersusul. Si lelaki yang berlari paling depan sempat menoleh sejenak saat melewati Ellen. Kontak mata sekilas itu malah membuat Ellen hilang keseimbangan. Kakinya terselip dan terjatuh di atas beceknya kubangan air kotor.

"Habisi saksi!" Pinta salah satu lelaki.

Manik Ellen melebar mendengar perintah yang mungkin di tunjukkan padanya. Kepanikan di sertai rasa takut membuat Ellen tidak bisa berbuat apapun. Tidak ada gunanya lari sebab sebuah senjata kini mengarah padanya.

Aku akan mati. Batin Ellen. Dia menutup mata karena tidak kuasa melihat. Ellen hanya berharap kematiannya berjalan mudah tanpa rasa sakit.

Namun setelah beberapa detik berlalu, tembakan tidak juga di rasakan. Ellen malah mendengar suara langkah kaki dari arah berlawanan. Perlahan matanya terbuka dan mendapati tiga lelaki terkapar bersimbah darah.

Lelaki itu yang... Manik Ellen kembali melebar, melihat beberapa lelaki dari kubu lain yang juga bersenjata. Apa mereka polisi? Tapi kenapa seperti preman?

"Saya akan mengutuk diri saya sendiri kalau Tuan sampai terbunuh." Ujar salah satu lelaki.

"Peluru yang ku bawa tidak cukup."

"Itu hanya jebakan Tuan."

Si lelaki yang di ketahui bernama Tuan Yu, hanya tersenyum simpul padahal beberapa peluru berhasil menyerempet lengannya.

"Bereskan mayatnya!" Pinta Jo alias Johan. Dia merupakan Adik angkat juga kaki tangan Yuan alias Tuan Yu." Lantas bagaimana dengan nya." Menunjuk ke Ellen yang tampak setengah mati ketakutan. Adegan di hadapannya cukup menegangkan.

Yuan mengulurkan tangannya yang langsung di sambut. Ellen mengira jika itu adalah sebuah pertolongan. Namun tiba-tiba, Yuan mencengkram erat rahangnya sambil menatap lekat wajah Ellen.

"Berapa nominal yang harus ku bayar untuk tutup mulut." Ucap Yuan tanpa melepaskan cengkraman tangannya.

"Saya akan tutup mulut. Aduh sakit." Keluh Ellen merasakan nyeri pada rahang yang ternyata sudah mengeluarkan darah.

"Kau punya keluarga?" Tanya Yuan.

"Ya, tolong lepaskan." Pinta Ellen seraya mendesis.

"Ikut aku." Yuan melepaskan cengkraman tangannya lalu menyeret paksa Ellen menuju sebuah mobil.

Ellen masuk terlebih dahulu di ikuti Yuan. Ellen sempat melihat jika jejak pembunuhan sudah bersih. Air kubangan bercampur darah di bereskan dalam waktu singkat.

"Selama beberapa hari anak buah ku akan memantau kehidupan mu. Kalau kejadian tadi bocor, kau dan keluarga mu akan mati!" Ancam Yuan penuh penekanan.

"Mati?" Tanya Ellen mengulang.

"Hum."

"Mustahil. Menghindar dari mereka saja sangat sulit apalagi membinasakan mereka?" Jawab Ellen tersenyum mengejek." Kalian polisi atau pembunuh bayaran?" Ellen malah melontarkan pertanyaan tersebut.

"Kau cukup jaga rahasia dan jangan banyak bertanya!"

"Tidak ada keuntungan aku menceritakannya." Tutur Ellen lirih. Kejadian tadi cukup mengejutkan tapi dia tidak ingin terlibat karena permasalahan rumah tangganya saja belum mendapatkan jalan keluar." Turunkan aku. Kau akan terkejut jika tahu nama lelaki itu." Imbuh Ellen seraya menatap tajam Yuan.

"Sebutkan nama nya." Dasar angkuh!

"David Fernandez, putera Bapak Andreas yang terhormat. Semua orang berpangkat, abdi negara bahkan polisi pun tunduk pada uang mereka. Dia akan memburu mu kalau kau membawaku." Jawab Ellen menjelaskan dengan mimik wajah penuh tekanan.

"Kau kenal Jo?" Tanya Yuan pada Johan.

"Saya tidak tahu. Apa perlu saya tanyakan pada Reyhan?"

Nama yang di sebutkan Johan merupakan orang kepercayaan kedua. Baik Rey maupun Jo, punya tugas masing-masing. Rey, Alias Reyhan bertugas mengurus banyaknya perusahaan Yuan, sementara Jo bertugas mengurus soal keamanan serta mengetuai ratusan anak buah Yuan.

"Mereka pemilik AN group." Sahut Ellen.

"Oh." Ellen menoleh saat mendengar tanggapan Yuan." Aku hanya ingin menghapus jejak. Gaunmu perlu di ganti. Untuk hal lain, aku tidak perduli." Ellen tersenyum seraya mengangguk-angguk. Dia sudah terbiasa mendengar kalimat tersebut.

Semua orang akan bersikap pura-pura bodoh karena tidak mau terlibat. Ancaman kehilangan jabatan dan kesulitan hidup menjadi alasan mereka menutup mata dan mulut rapat.

"Aku akan bilang jatuh. Gaunku tidak perlu di ganti. Turunkan aku ke toko roti Donna." Ucap Ellen terdengar ketus.

"Yang berhak memerintah hanya aku!" Jawab Yuan tak kalah ketus.

"Sebab perbuatan mu akan membuatku terkena masalah. Aku akan melupakan kejadian tadi sebab itu tidaklah penting!" Ellen tampak membuang muka." Tidak ada waktu memikirkan juga tidak ada gunanya melakukan kecuali kau menjanjikan harapan." Imbuhnya.

"Turuti permintaan nya." Pinta Yuan. Dia sudah menebak kemana tujuan pembicaraan Ellen.

Sebelum Ellen turun, Yuan kembali menawarkan uang namun di tolak. Meski perkataan Ellen sangat menyakinkan namun Yuan tetap memerintahkan Jo mengutus beberapa anak buah untuk mengawasi Ellen sebagai antisipasi.

Kenapa tak langsung di bunuh? Batin Johan.

🌹🌹🌹

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!