Pernikahan yang bermula dari sebuah perjodohan , Membuat Amira berpikir akan menjadi sebuah pernikahan yang langgeng...Karena dari pihak Amira maupun pihak Reza sama sama sepakat dan menyetujui akan perjodohan ini..
Namun siapa sangka pernikahan yang sudah berjalan tiga tahun akhirnya di terpa badai , dengan hadirnya orang ketiga...yang menjadikan pernikahan Amira menjadi neraka untuk dirinya sendiri.
Bagaimanakah Amira bisa menghadapi sebuah pernikahan yang bagaikan neraka dalam hidupnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wildat Dzi Wildat Dzi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Deg...
Amira langsung menundukkan pandangannya lalu menyerahkan kresek berisi dua kilo gula ke meja kasir.
"Ini saja?" tanya laki laki yang duduk di belakang meja kasir.
"Iya..." jawab Amira sambil masih menjaga pandangannya dari laki laki di depannya.
"Semuanya jadi tiga puluh enam ribu." Amira langsung menyodorkan uang pas karna tidak mau berlama lama berhadapan dengan Arga.
Ya...laki laki yang duduk di belakang meja kasir adalah Arga laki laki dingin yang entah mengapa dari dulu Amira sangat sungkan dan segan untuk berdekatan dengan Anak dari pemilik toko sembako itu.
karena biasanya Arga tidak pernah ada di toko sembako ini , melainkan di toko besar sebelah toko sembako yaitu toko pertanian terbesar di desanya yang menjual pupuk serta pembasmi hama terlengkap untuk kebutuhan sawah , ladang maupun kebun.
Bukan hanya itu saja Arga juga mempunyai peternakan besar di desanya yang rata rata memang mempekerjakan warga desa Bunggaran.
Arga sangat di segani di desa Bunggaran ini , karena memang sosoknya yang tegas dan bijaksana membuat para gadis gadis desa banyak dan bahkan secara terang terangan ingin dipersunting oleh Arga.
Namun Arga terkesan cuek dan masih memilih ingin sendiri di umurnya yang sudah kepala tiga.
***
Di perjalanan pulang Amira mampir dulu ke abang penjual sayur di pinggir jalan yang tepat berada di depan rumah tetangganya.
"Pak lek tempenya dua papan ya...sama ikan tongkolnya dua rantang". Pinta Amira
"Tunggu ya ndok...tak bungkuskan dulu" ucap pak lek Giman dan Amira mengangguk sambil tersenyum ramah.
"Eh..tau ngak sih yu...anakku si ratna sudah hamil lho sekarang..!! Sudah jalan tiga bulan kandungannya, padahal baru Enam bulan dia menikah sama menantuku Erfan." berbunga bunga mak Jum berkata sambil menatap sinis Amira.
"Alhamdulillah ya Jum, coba aja dulu si Ratna jadi nikah sam Reza mungkin ya sekarang pak Hardi udah gedong cucu pasti" Sahut bu Narti menimpali sambil melirik Amira yang sedang membayar belanjaannya.
"Terima kasih ya pak lek, mari pak lek...mari ibu ibu..." pamit Amira karena tidak ingin mendengar lebih jauh lagi sindiran ibu ibu rempong di pagi hari.
"Heh Mira...kamu udah isi belum". Tanya mak Jum sengaja memang, karena perempuan tambun yang bernama lengkap Jumiatun itu memang benar benar tidak menyukai Amira dari Amira masih gadis.
Di karenakan Amira lebih cantik dan lebih anggun walaupun tidak pernah bersolek ketimbang si Ratna putrinya sendiri. Yang dandanannya sudah seperti mau pergi kondangan setiap harinya atau full makeup.
"Belum masih mak Jum, tapi doakan ya mak supaya saya cepat di beri momongan oleh yang maha kuasa".
"Idih...ya kali saya doa'in kamu, ngak sudi saya ya Mira. Kamu itu sudah merebut Reza dari Ratna anak saya . Ya kali saya mau doa'in kamu supaya cepat hamil, yang ada saya bakalan doa'in kamu supaya cepat di cere sama si Reza...karna saya lihat lihat ni ya, sering tu ada perempuan cantik keluar masuk rumah kamu, jangan jangan dia perempuan spesialnya Reza!!".
Deg...
"Kenapa mak jum bisa tau kalau mba Genata sering keluar masuk rumah kami". Batin Amira
"Astaghfirullah...Dia itu bukan siapa siapa mak Jum hanya teman kuliahnya mas Reza." jawab Amira mantap.
"Hati hati lho ya Mira...jaman sekarang ini lagi marak para pelakor, di jaga baik baik suami kamu itu supaya ngak di embat orang lho...!!" bu Narti menimpali.
Amira hanya mengangguk tidak menjawab dan langsung pergi dari tukang sayur tersebut.
***
Sesampainya di halaman rumah, Amira menjumpai sepeda motor keluaran terbaru Genata sudah terparkir di sana. Amira mempercepat langkahnya...bukankah semalam Amira sudah memohon mohon bahkan berlutut di bawah kaki Genata untuk mengakhiri hubungannya dengan sang suami.
Tetapi kenapa sepagi ini dia sudah ada di dalam rumahnya.
Hati Amira benar benar tidak tenang. Langkah kakinya mengayun ke dapur meletakkan kresek belanjaannya dan menuju ke kamar suaminya. Ya...dia sudah yakin kalau mereka berdua pasti berada di sana karena rumah tampak sepi dan pintu depan pun tadi tertutup.
"Ssh...Ah...Ah...ya terus sayang...nikmatnya..."
Nyes...
Seperti di remas remas. Amira memegangi dadanya
"Astaghfirullah...sampai hati kamu mas..." Berderai sudah air mata Amira.
# Assalamualaikum sahabat semua...mohon dukungannya ya di karya pertama aku dengan memberikan like dan komen .🤗🤗