Ini kisah berawal dari sebuah ramalan yang akan muncul di masaa depan. Menceritakan tentang saintes ajaib yang tiba-tiba muncul dan datang ke Kekaisaran sebagai cahaya dan berkah dari sang Dewi.
Dibuka dari pertunangan politik yang dilakukan oleh sang tokoh utama Arthur Leander atas permintaan yang mulia kaisar. Arthur Leander merupakan seorang arcduke orang nomor satu setelah yang mulia kaisar howard Maximus.
Dia jelmaan dari seorang dewa Hermes yang memiliki parah tampan rupawan bak pahatan patung yang luar biasa. Dewa menciptakan dirinya memalui seleksi yang ketat. Karena dinilai dari tampang, kekuatan, kekuasaan dan kekayaan dia memiliki segalanya.
Mcnya antagonis side character yang ga terlalu ngaruh ke cerita.
ini bukan cerita tentang masak-masak atau pastry lady kok aman aja.
kak kok nama Female leadnya sama Mulu shhhhhuuuttttttt males Mikir kebanyakan nama MC. 😔🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahmaossamu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. KUAT DAN BERANI?
Ibukota
Perayaan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Kereta kuda arcduke Leander bersama dengan lady moren dan saintes mendarat sempurna di depan istana kekaisaran
"Salam kepada matahari kekaisaran Calesterra" ucap Arthur memberi salam kepada pangeran kedua.
"Oh Arthur, akhirnya kau sampai aku telah menunggu mu dengan nona Serena " ucap pangeran kedua sekarang mereka berada di ruang tamu istana kaisar.
Arcduke Leander menjemput pangeran kedua dan Saintes Serena. Dia juga berniat mengenalkan Lina pada mereka makanya Arthur datang menemui pangeran itu langsung di istana
"Salam yang mulia" sapa Serena sopan yang berada disamping pangeran lugwid bersamanya.
"Nona Serena lama tidak berjumpa, ini perkenalkan kau pasti sudah tahu lady moren dan ini dia saintes baru nona Lina" ucap Arthur pria itu kemudian memperkenalkan Lina yang berada disisi kirinya dan Elda disisi kanannya
DEGHHHH!!
'Cantik ' batin Serena kala netra hazelnya berpapasan dengan manik hazel milik sang saintess. Dia begitu cantik sama seperti seorang Dewi.
Meskipun kecantikan tak bisa mengalahkan kecantikan dan keanggunan ivana Caesarion namun Lina tetap akan masuk dalam jajaran top 5 lady dengan kecantikan memukau
"Wahh nona Lina senang bertemu dengan mu anda terlihat sangat cantik " celetuk Saintes Serena, dia dibuat keceplosan seharusnya dia juga memuji Imelda
Namun malah hanya Lina yang dia puji. karna sifat terang-terangan nya Serena tak sadar pujian itu meluncur untuk Lina yang tampil bersinar bersama Archduke
"Salam yang mulia, salam nona Serena saya Lina" ucap Lina sambil memberikan salam sopan. Sejak dilantik jadi saintess Lina juga menerima ajaran tata Krama seorang bangsawan. Wajar itu akan dia perlukan dimasa depan
"Dia sangat cantik, kau cukup serasi dengannya Arthur" kata pangeran lugwid teramat jujur. Imelda yang bersama mereka tentu sangat dibuat kepanasan.
Bagaimana teman Arthur sendiri malah menjodohkan didinya dengan wanita itu. Sialan Lina geram elda
"Lebih baik kita segera berangkat hari sudah mulai gelap" ucap Arthur mengalihkan topik pembicaraan mereka.
Sebenarnya Arthur dibuat sedikit tak nyaman. Di jodoh-jodohkannya dirinya dengan Lina. itu tidak mungkin terjadi.
Lina sama persis wanita diluar sana, baik hati lemah lembut dan gemulai. Dia sangat manis dan menggemaskan tapi Arthur merasa bawa diri nya sama sekali tidak cocok dengan Lina
Arthur tidak tertarik sedikitpun. Banyak wanita yang memandang Arthur penuh puja yaa memang seperti itu seharusnya. Namun sementara itu gadis itu, sosok yang selalu memenuhi benak dan pikiran, malah seakan tak terlalu tertarik pada dirinya.
Tidak bisa dibohongi Arthur lebih tertarik dengan perempuan kuat dan berani seperti ivana.
Kereta kuda mewah berjalan meninggalkan plataran istana menuju ibukota.
Arthur bersama dengan pangeran kedua Ludwig Serena dan Imelda serta Lina menyusuri jalanan kota sejak sore tadi.
Wahh seruan itu tak sadar muncul dari sudut bibir Lina kala pertama kali menginjakkan kaki di ibukota yang ramai.
Dia begitu terpukau oleh segala keramaian dan keindahan kota tersebut. Setiap langit-langit jalanan dihiasi ornamen-ornamen dan lampu hias yang menggantung.
Para pedagang kios berderet rapi dengan banyak aneka jajan dan makanan cantik yang memanjakan mata. Mereka semua terlihat sangat lezat dan mengiurkan.
Anak-anak kecil berlarian disepanjang jalan, wajah-wajah ceria dan berseri terpancar dari setiap warga yang ada. Bagi Lina yang berasal dari desa yang lumayan terpencil dan datang dari dunia lain yang bukan wilayah ini sangat lah baru dan memukau
Arthur yang memandangi Lina yang begitu terpesona dengan keindahan kota kemudian berbisik. "Hati-hati jangan sampai tersesat" nasihat Arthur pada Lina
Elda yang melihat interaksi ke-duanya langsung anjlok moodnya kali ini belum apa-apa Arthur sahabatnya sudah pilih kasih.
Menurut Lina ibukota seperti buku dongeng yang pernah dia baca. Dalam cerita itu setiap sudut jalan sangatlah ramai, para pedagang makanan berjejer rapi dipinggiran jalan kota yang panjang.
Aneka makanan manis, gurih, dan pedas terlihat sangat berkilauan menggugah selera. Mulai dari kue-kue cantik hingga dunia per Bakaran ada ditempat itu.
Ketika sedikit mendongak keatas akan terlihat lampu-lampu hias cantik yang bergelantungan memenuhi jalanan yang panjang dan luas itu.
Alunan musik ringan yang terdengar membuat para muda mudi menarik dan bergembira.
Hingga tinggal menunggu giliran malam tiba, perayaan puncaknya yaitu menerbangkan lampion-lampion cantik keatas langit. Sebagai persembahan untuk Dewi ruminas valentine.
Melihat antusiasme Lina Ludwig dan Serena terkekeh kecil melihat nya. Lalu karena tidak ingin menganggu keseruan Lina jadi mereka berdua memutuskan untuk berjalan masuk ke lebih dalam terlebih dahulu
Disela-sela, jalan-jalan santainya beriringan dengan pangeran kedua lugwid, Serena tak sengaja berpapasan dengan ivana Caesarion. Dia sedang bersandar di pembatas kolam air mancur raksasa di bundaran kota dekat taman.
"Bukankah itu putri ivana guman Serena" pelan, sambil terpantau masih asik menyaksikan kecantikan gadis tersebut
"Mau kesana?" Tanya pangeran kedua yang berada disamping Serena. Kerena melihat sang Saintes melamun lugwid mengajaknya untuk mendekat
"Eh, ah yaa ayo pangeran" lamunannya buyar ketika mendengar perkataan dari pangeran kedua. Lalu Serena langsung menjawab dengan antusias. Dia memang ingin menemui gadis itu
Arthur yang menyadari jarak Serena dan pangeran kedua semakin menjauh. Kemudian memutuskan untuk mengajak kedua wanita bersamanya untuk menyusul mereka.
Sambil terus mengawasi Lina agar tidak tersesat Arthur berjalan pelan
Gadis itu sangat sibuk dia terlihat membawa beberapa dokumen dan proposal ditangannya.
Ditelinga kirinya terdapat sebuah beda panjang yang terselip pada daun telinga nya, ivana menyebut nya pena, alat yang dia ciptakan untuk menulis praktis karena sudah terisi tinta
Sementara ditelinga kanannya terdapat sebuah alat putih lonjong yang memanjang menyumpal pada lubang telinga nya, alat itu ivana sebut earphone. Alat komunikasi sihir jarak jauh yang pernah dia ciptakan.
Namun itu tak ada artinya karena Serena tidak mengerti, yahh ini semua mungkin terdengar sulit ditelinga orang kuno.
Namun yang Serena tahu ketika ada bunyi dari benda itu, tiba-tiba ada seseorang yang dari seberang berbicara dengan ivana
"Wah kebetulan sekali berjumpa dengan putri ivana disini " seru Serena yang melihat ivana berada didekat air mancur ibukota sembari membaca dokumen yang dia bawa.
"Ohh salam nona Serena, salam kepada matahari kekaisaran Calesterra" ivana kemudian mengalihkan pandangan kepada sumber suara. Nampak Serena bersama pangeran kedua berjalan menuju air mancur tempat nya berdiri. Lalu dibelakang mereka terdapat tiga orang yang ivana seperti kenali.
Arcduke Leander yang melihat sosok tak asing baginya tengah berbincang dengan Serena dan lugwid didepan punn mengikuti mereka
Yaa itu ivana tunangannya. Dia datang di ibu kota tapi bukan untuk festival lampion sepertinya
Apa dia masih bekerja hingga saat ini batin Arthur melihat gadis muda tunangannya yang berbincang ringan dengan dua orang didepannya.
"Apa yang sedang anda lakukan sendiri putri" tanya Serena pada ivana, karena dari tadi wajahnya dipenuhi dengan banyak kerutan dan desahan panjang keluar dari mulutnya.
"Aku hanya sedang mengurus beberapa pekerjaan, bagaimana dengan nona Serena sendiri" jelas ivana sambil menutup lembar proposal itu
"Saya bersama pangeran kedua dan yang mulia archduke, tak hanya itu ada lady Moren dan nona Lina kami sedang menikmati perayaan festival, apalagi akan banyak lampion terbang nanti malam " bisa terlihat disebelah mereka orang-orang itu telah berkumpul
"Ahh begitu yaa, terlihat sangat menyenangkan" jawab ivana seadanya sambil tersenyum ramah. Ralat tidak nyaman pengen kabur
"Putri ivana juga bisa bergabung semakin banyak orang semakin menyenangkan" dengan senyum manisnya Serena menawarkan ivana untuk bergabung dengan mereka
"Ah itu~" mendadak ivana salah tingkah lalu menggaruk pipi yang tak gatal dengan jari telunjuk. Sangat jelas terlukis di raut wajahnya ivana ingin menolak
"Ya lebih ramai orang lebih menyenangkan" ucap Arthur ikut menawarkan. Sebenarnya dia berharap gadis itu akan ikut.
Namun yaa ivana memang tidak meyakinkan. Mau dipaksa seperti apapun jika tidak tertarik dia akan berusaha kabur
"Mohon maaf yang mulia, nona Serena tapi aku sibuk, hhmm mungkin lain kali" ivana mengalihkan pandangan kesembarang menghindari tatapan Serena dan yang lain
"Ayolah putri kau tidak bisa melewatkan kesempatan ini, hanya datang setiap tahun" ucap pangeran kedua sambil menyilangkan kedua tangannya menunggu kepastian
Lalu
"Ituu~" [ Tringgggg~ Tringgg~ ]
Belum sempat menjawab bunyi artefak komunikasi sihir milik nya berdering dan mengalihkan perhatian. Serena dan yang lain tentu bisa mendengar suara itu
"Mohon maaf sebentar yaa~" ivana menekan artefak komunikasi sihirnya untuk menjawab panggilan orang dari seberang. Lalu mengalihkan pandanganya ke atap bangunan penduduk
Panggillan masuk dari artefak itu Arthur dibuat mengerutkan keningnya.
"Halo disini Alpa ada apa hah?!" Ketika menjawab panggilan seketika suasana hatinya langsung berubah, mereka memandang ivana heran, karutan jelas muncul di dahi gadis cantik itu
Tak dapat dipungkiri gadis itu memiliki control emotional yang buruk terlebih ketika lelah. Ayolah dia tidak bisa selamanya mengerti orang lain.
"'Ivana aku telah mengumpulkan orang yang kau minta, cepatlah kembali mereka menunggu" ujar orang diseberang panggilan
"Ahh sialan mengapa harus aku yang melakukannya semua sendiri, aku juga sibuk tahu" ivana memutar bola matanya malas, belum juga dia sampai rumah sudah di desak buru-buru.
"Dua puluh menit lagi pertemuan jangan lambat " final orang dalam panggilan itu. Suara dari seberang itu terdengar jelas di pendengaran mereka yang berada disana.
Sudah tertebak jelas hasilnya ivana akan mengelak.
"Iyaa iyaa aku tauuuu " jawab ivana malas
"Nona Serena pangeran, semuanya sepertinya aku harus segera pergi, sampai jumpa" lalu setelahnya ivana buru-buru pamit dengan orang-orang itu. Dia pergi meninggalkan mereka begitu saja
Sontak mereka semua pun dibuat terheran tak terkecuali Imelda dan Lina. Dia kurang ajar dan tidak sopan berani meninggalkan orang-orang penting yang notabenenya pangeran saintes dan bangsawan kelas tinggi.
Tapi ivana tidak peduli dengan reputasi apalah itu. Semua orang baginya sama saja. Jika ingin belajar melarikan diri ivana adalah guru terbaik.
"Sampai jum–" belum juga Serena menyelesaikan kata-katanya ivana sudah menghilang
"Apakah dia selalu sibuk sperti itu?" Tanya Ludwig pangeran kedua tak percaya,
"Yaa aku rasa putri ivana terlalu keras bekerja" karena telah beberapa kali bertemu dengan ivana Serena jadi sedikit memahami jika gadis itu adalah pekerja keras
"Dia orang yang mengerikan, bahkan dia terlihat tidak pernah mengabiskan waktu senggangnya" Ludwig bergidik ngeri membayangkan ivana yang bekerja tanpa kenal waktu
"Arthur siapa putri cantik tadi?" Seru Lina tiba-tiba yang mengalihkan perhatian Arthur
"Dia ivana Caesarion, putri duke Cedric Caesarion" jelas Arthur pada Lina
"Ahhh begitu" Lina masih mengamati kepergian gadis itu hingga benar-benar menghilang
"Kenapa?" Tanya Arthur penasaran melihat tatapan Lina yang sangat intens pada gadis itu
"Eh ti–tidak dia hanya terlihat lebihh sangat cantik dari banyak orang yang aku jumpai " yaa Lina mengatakan nya sangat jujur, dia bahkan saat pertama kali melihat ivana dari kejauhan dibuat sangat tertarik
Benar dia memang secantik itu ucap Arthur dalam hati menatap punggung kepergian gadis itu
Sebaiknya kita mencari tempat untuk menerbangkan lampion nanti, hari sudah mulai gelap ucap Serena kemudian
"Benar ayoo" seru mereka
Arthur tahu dia juga orang yang sibuk, namun tentu walaupun sibuk, pekerjaannya bisa di atur. Saat bertemu dengan ivana gadis itu terlihat selalu ingin menolak dan mencoba kabur.
Seharusnya walaupun sebentar dia pasti akan bisa meluangkan waktunya, namun ivana malah lebih senang untuk menghindari mereka.
Arthur yaa dia kecewa dengan kepergian ivana gadis itu. Padahal dia ingin menghabiskan waktu bersama dengannya sepertinya akan sulit