NovelToon NovelToon
Transmigrasi Dan Pembalasan Gadis Yang Ternoda

Transmigrasi Dan Pembalasan Gadis Yang Ternoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Time Travel / Mengubah Takdir / Dendam Kesumat / Transmigrasi Copyman
Popularitas:41.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rositi

Setelah diperkosa beramai-ramai hingga nyaris meregang nyawa oleh Jeam dan keempat rekannya, Titi justru mendapati jiwanya menempati tubuh wanita bernama Jia. Titi terlempar ke kejadian satu tahun sebelum dirinya diperkosa!

Kejadian tersebut membuat Titi mengetahui sederet fakta mencengangkan. Beberapa di antaranya masih berkaitan dengan kasus Titi. Karena ternyata, Jia merupakan mantan kekasih Jeam, dan kini menjadi saudara tiri setelah mama Jia menikah dengan papa Jeam. Selain tengah hamil, Jia yang belum menikah juga menjadi budak nafsu orang tua mereka maupun oleh Jeam sendiri.

Awalnya, Titi hanya berniat balas dendam untuk kasusnya. Namun mengenal Jia yang rapuh, membuat Titi bertekad untuk MENGUBAH TAKDIR. Titi akan membuat takdir baru untuk dirinya tanpa membuatnya ‘dirusak’ Jeam apalagi berakhir menjadi gadis ternoda!

Mampukah Titi melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Noda Merah di Seprai

“T—tolong ....” Entah sudah ke berapa ratus kali kata itu terucap dari bibir tipis Titi. Tak beda dengan tubuhnya, bibir Titi juga sudah gemetaran parah. Nyawa Titi seolah dicabut paksa, ia lemas tak berdaya setelah digi—lir oleh Jeam dan keempat teman pria blesteran itu.

Celana Titi sudah diturunkan sempurna, begitu juga dengan bajunya yang disibak sepenuhnya ke atas. Titi tak sampai ditelan.jangi, begitu juga dengan kelima pria yang melakukannya. Mereka yang beramai-ramai melakukannya, hanya agak menurunkan celana levis yang dipakai. Mereka sungguh memperlakukan Titi dengan brutal di tengah tawa yang terus pecah. Mereka tak segan menggunakan kekerasan. Pukulan, jambakan, bahkan tendangan kerap mereka lakukan. Sambil tertawa, mereka juga tak segan meludah.i Titi. Hingga lebam dan darah juga turut mewarnai tubuh Titi.

Air mata dan keringat menyatu membuat tubuh Titi kuyup. Namun, itu bukan hanya keringat Titi. Sebab kelima pria biada.b di sana juga turut andil menyumbang keringat bahkan lebih. Kelimanya yang melakukan perbuatan keji itu di sebuah lahan kosong, juga tak segan mengencingi alat vi.tal, wajah, dan juga bagian tubuh Titi yang lain. Dan semua kejadian itu, sengaja direkam menggunakan ponsel Jeam. Jeam berdalih video tersebut sengaja untuk koleksi atau malah dijadikan hadiah untuk Bian. Namun keempat temannya berdalih bahwa mereka bisa mendapatkan uang andai mereka mau menjual video tersebut ke pihak khusus.

Hujan deras mendadak mengguyur di antara gelegar petir yang sibuk menyambar. Seolah, semesta alam bahkan Pemilik Kehidupan, murka dengan apa yang Jeam dan keempat temannya lakukan. Apalagi, meski sudah menoda.i Titi, kelimanya juga sengaja membuat Titi seolah-olah mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal.

Sepeda listrik milik Titi yang sempat Jeam dan keempat temannya tinggal memang sengaja kelimanya angkut. Jeam selaku dalang dari rencana tersebut mendadak memiliki skenario dan dirasanya lebih jitu. Jeam akan membuat seolah Titi mengalami kecelakaan lalulintas tunggal.

Di tengah hujan yang mengguyur, Jeam dan keempat rekannya menaruh tubuh Titi di pinggir trotoar jalan sepi. Sementara sepeda listriknya juga turut mereka geletakkan agak menindih kaki Titi. Bisa Jeam dan keempatnya pastikan, tak ada yang melihat ulah mereka. Skenario sekaligus balas dendam mereka kepada Bian, benar-benar sukses.

“Ya Allah ... izinkan hamba memberi mereka pelajaran! Agar sampah-sampah seperti mereka tak seenaknya merusak hidup orang!” batin Titi mengutuk Jeam dan juga keempat rekannya.

Meski kelima pelaku sengaja menutupi sebagian wajah menggunakan masker, Titi hafal mata, alis, apalagi suara kelimanya. Terlebih ketika kelimanya tertawa dan membuat Titi makin jijik kepada kelimanya.

Titi yang sudah tak berdaya karena bernapas saja nyaris tak sanggup, sengaja mengerahkan sisa tenaganya yang tak seberapa untuk melihat mobil jeep milik Jeam. Titi sengaja menghafal plat mobil Jeam. Iya, Titi sungguh hafal. Meski detik kemudian, ia tak lagi bisa mendengar apa pun bersamaan dengan pandangannya yang benar-benar gelap.

Sekitar lima belas menit kemudian, seorang pria yang kebetulan membonceng ibu-ibu hamil, menemukan Titi. Titi yang sudah kembali memakai pakaian dengan benar, mereka dapati penuh lebam dan bibirnya saja bengkak berdarah. Namun anehnya, motor yang menindih Titi, tak mengalami kerusakan berarti bahkan itu sekadar lecet. Sambil terus berlindung di bawah payung mereka, kedua orang yang menemukan Titi berinisiatif menelepon bantuan.

Sementara itu, di kediaman orang tua Bian yang megah, ibu Tuti selaku ibunya Titi, masih menanti kedatangan sang putri. Titi yang harusnya tak sampai pulang lewat pukul sembilan malam, kini malah belum pulang meski sudah nyaris pukul dua belas malam.

“Ke mana yah, si Titi? Kok sampai sekarang belum pulang? Sebenarnya dia pergi ke apotek mana?” khawatir ibu Tuti yang memang masih batuk.

Ibu Tuti yang memang sampai memakai kardigan, meninggalkan ruang tamu tempat dirinya menunggu sang putri. Gemetaran ia meninggalkan ruangan pertama setelah pintu masuk di kediaman mewah ia berada. Rumah orang tua Bian memang sangat sepi. Sebab semua anggota Bian sedang pergi keluar negeri. Bian menjadi satu-satunya yang memilih tinggal di rumah.

Di dalam kamarnya, Bian yang tidur tengkurap justru baru membuka mata. Namun, menyadari di sebelahnya kosong dan hanya dihiasi tiga helai rambut panjang kecokelatan, kedua mata Bian berangsur terpejam erat. Tubuh tegap yang telah diselimuti hingga punggung itu perlahan gemetaran. Termasuk juga dengan kedua tangannya yang ada di bawah selimut. Kedua tangan Bian mengepal kencang. Perlahan tapi pasti, Bian menggunakan tangan kanannya untuk menyibak selimut biru telur bebek di sebelahnya.

Di tengah napasnya yang jadi tak beraturan, Bian juga berangsur membuka kedua matanya. Butiran bening mengalir dari ujung mata kiri Bian seiring dadanya yang kebas akibat apa yang ia temukan. Darah terbilang lumayan ada di sana, di bekas teman tidurnya harusnya berada. Alasan yang membuat Bian merasa sangat bersalah. Sementara Titi selaku sosok yang Bian yakini sebagai pemiliknya justru sudah tidak ada.

“Maaf, Ti ... ya sudah, ... ayo kita menikah saja. Entah apa yang ada di makanan dan minuman kita. Karena setelah pulang makan dari restoran Elra, kita sama-sama menyadari ada yang berbeda dengan diri kita. Ada yang mengendalikan tubuh kita. Kita sudah berusaha menolak, tapi ....”

Bian berangsur duduk kemudian menghela napas dalam. Ia meremas kepalanya hingga rambut pendek rapinya jadi berantakan. Selain pakaiannya yang sudah ditaruh di meja, Bian juga yakin masih Titi juga yang menyelimutinya.

Ketukan pintu dari luar kamarnya, mengusik Bian. Bian mengalihkan tatapannya dari selimut maupun pakaian dan ia yakini masih serba Titi yang merapikan. Bian pikir, yang datang memang Titi. Namun ternyata itu ibu Tuti yang mengatakan bahwa sampai saat ini, Titi belum pulang.

“Ya sudah, kalau gitu saya yang cari Titi. Ibu di rumah saja, tapi kabari saya jika Titi sudah ada kabar!” sergah Bian buru-buru melakukan pencarian.

Bian melakukan pencarian menggunakan mobil. Namun sebelum pergi, ia juga meminta satpamnya maupun satpam kompleks untuk ikut membantu pencarian.

Hujan tak lagi sederas sebelumnya. Petir yang sempat sibuk menyambar juga tak lagi terdengar. Hanya kilatnya saja yang sesekali tampak dari kejauhan. Di tengah kenyataannya yang gundah gulana, Bian yang menatap saksama kanan kiri jalan yang dilalui jadi khawatir. Jangan-jangan Titi sengaja pergi setelah apa yang terjadi ke mereka.

“Gimana, ya ...? Ya ampun, Ti ... masa iya, kamu yang tahu aku saja, tetap enggak mau nikah sama aku. Apa lagi orang lain, Ti. Kita harus menikah agar Elra dan Syukur bersatu. Apalagi kita sudah ... ah!” Bian yang kembali memakai kemeja lengan panjang warna putih, sampai menggebrak setir mobilnya.

Bian merasa frustrasi sekaligus merasa sangat bersalah kepada Titi. Selain itu, Bian juga khawatir ke Titi terlebih kini sudah malam. Layaknya kekhawatiran Bian, di rumah sakit tempat Titi ditangani, Titi kritis.

1
Parno Parno
semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan tetap semangat kak author.... Kita tunggu karyamu.
Dahwi Khusnia
semoga cepat sembuh kak buat mas azky


bian jngan salah paham sama syukur
Suryani Bu
semangat , sehat sehat semuanya mba Rosi...semakin penasaran tentang pak Tomy dan Titi , benarkah mereka ayah dan anak?
Susi Akbarini
alhamdulillah kalo putranya udah sehat...

❤❤❤❤
Arryanti Ar
lekas sembuh mas azki,,, dan buat k ros sekeluarga juga sehat selalu
Hilmiya Kasinji
semoga kak Ros dan keluarga selalu sehat . aamiin
Dessy Sugiarti
Sehat2 kak juga semuanya...
Jaga Kesehatan cz Cuaca tdk menentu bgt....
Bikin Badan meriang...
W_E_N_A
Cepet sembuh y Dek Azki sayang...
Mb Ros jg jaga kesehatannya...

semangat ❤️❤️❤️❤️❤️
Meli Anja
bikin penasaran ceritanya
Ainisha_Shanti
so complicated
Hilmiya Kasinji
mas syukur iku multitalenta mbak Titi, apa aza bisa 🤭. semakin seru kak Ros, tak tunggu update nya. untung wae aku tipe sing ketemu bantal langsung budal, lek gak ISO gak turu sampai end gara2 penasaran 🤭😅
Zuriana Nisa
makin seru aja ni 💪💪
Suryani Bu
orang yg punya jabatan tinggi ya begitu , bertindak semaunya sendiri , tinggal perintah ini itu dan harus terlaksana ga peduli bagaimana caranya
W_E_N_A
Ketika novel ini tamat...kita akan lulus sekolah detektif 🤣🤣🤣
Lanjut Mb...
semangat yuaaa...
❤️❤️❤️❤️❤️
Dahwi Khusnia
hiihh bom saja syukur
Susi Akbarini
waaahhhh..
kok ada jia di rumah jeam..
apa dia sembunyi2 atau bagaimana?
padahal pak tomy bilang ke jeam kalo jia menghilang...


lanjutttt..
❤❤❤❤❤
Dessy Sugiarti
Jadi penasaran dgn Ulah si Jendral yg sok2an bertindak sesuka hati gara2 tuh Dakjal punya pangkat, kuasa jg Uang...
Lanjut kak...
Jangan sampai Titi punya darah dari Jendral Dakjal ituuuu....
Susma Wati
mungkinkah titi adalah anak dari pak romy , kan ibunya titi berbicara dalam hati kalau sekira orang2 tau siapa ayahnya titi yang d segini orang
Srikandi Aulia Deandra
kayaknya Titi anak Pak Tomy,,, kan di bab sebelumnya bu Tuti bilang kalo tau siapa bapak Titi pasti orang pada segen ama Titi 😁😁 bener nggak Thor😃
Nanik Arifin
ibunya Titi, kekasih Tommy ? Krn suatu kejadian mereka terpisah & Titi sebenarnya darah daging Tommy. 'suatu kejadian' itu yg merubah Tommy, jadi layaknya monster sekarang.. ? 🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!