Vivian Lian di hidupkan kembali setelah mendapatkan pengkhianatan dari suaminya dan adik tirinya. Di kehidupan lalu, dia mempercayai ibu tirinya dan adik tirinya hingga berakhir mengenaskan. Dia pun melakukan cinta semalam dengan calon tunangan adik tirinya hingga mengandung anak sang CEO demi membalaskan rasa sakit hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan
Vivian mengusap wajahnya yang di penuhi dengan butiran keringat. Sudut bibirnya tertarik ke atas. Ia teringat dengan pertemuannya dengan Feng Yan. Seorang pria pilihan dari ibu tirinya dan adik tirinya. Pria itu berasal dari China, ibu Feng Yan bercerai dan akhirnya menetap di Inggris. Dalam banyaknya acara sosialita, ibu kandung Feng Yan bertemu dengan ibu tirinya, Diane yang berasal dari Inggris. Keduanya pun menjalin persahabatan.
Ibu Feng Yan pun meninggal karena memiliki penyakit kangker otak dan Feng Yan akhirnya di asuh oleh ibu tirinya, Diane. Sebelum menikah dengan ayahnya, Diane sudah memiliki anak dengan mantan suaminya yang kini menjadi adik tirinya yang bernama Alena, yang di sapa dengan Lena. Diane berteman dengan ibunya, Kalisa. Setelah ibunya meninggal, Dianelah yang menikah dengan ayahnya.
"Betapa bodohnya diriku." Vivian membaringkan tubuhnya dengan kasar dan kedua matanya tertuju pada langit-langit di kamarnya itu. Di kehidupan dulu ia sangat mempercayai kasih sayang ibu tirinya, tapi ternyata mereka hanya memasang topeng demi menghancurkan kehidupannya. "Yah, anak tiri pasti tidak akan di sayangi kan?"
"Ck, aku tidak akan terlena dengan bibir murahan mereka berdua." Vivian merasa kesal karena kebodohan dirinya yang berakhir harus bunuh diri.
Tok
Tok
Suara ketukan pintu membuat Vivian beranjak, setelah sadar karena jatuh dari tangga menurut ayahnya, ia memintanya untuk istirahat.
"Sayang, ini Mommy."
Wajah Vivian berubah gelap, ia menarik nafasnya agar bisa menetralkan amarahnya. Ia harus menyingkirkan ibu tirinya itu dengan sangat lembut. "Iya Mom, masuklah."
Mommy Diane masuk dan membawa sebuah nampan yang berisi sepiring nasi dan segelas air putih. "Syukurlah kau sudah baikan, Mommy sangat khawatir. O iya Mommy bawa makan malam untuk mu."
Vivian tersenyum, wajahnya bagaikan bunga matahari yang sangat cerah, seakan mengeluarkan sebuah cahaya. Ia harus berpenampilan polos di depan mereka berdua. "Terimakasih Mommy, Mommy sangat baik."
Mommy Diane tersenyum. "Lain kali berhati-hatilah menuruni anak tangga."
Sialan!!! Kalau bukan karena Kalisa yang menyenggal kaki ku. Aku tidak akan jatuh batin Vivian.
"Vivian kau sudah sadar sayang." Seorang pria datang. Ia sangat khawatir pada putri kesayangannya itu. "Daddy sangat takut saat kau tidak sadarkan diri," imbuhnya. Dia sangat menyayangi putrinya itu, wajahnya yang sama persis dengan mendiang istrinya.
Dulu Daddy pernah marah pada ku. Diane mencuci otak Daddy dan aku sampai aku bermusuhan dengan Daddy
Aku tidak ingin keluarga ku hancur lagi batin Vivian.
"Maafkan Vivian Dad." Vivian tersenyum hangat oada pria yang berusia 60 tahun itu. Sekitar rambut hitamnya sudah ada beberapa uban putih.
Daddy Elmar Lee pun memeluk Vivian. Dia mengusap punggung Vivian dan Vivian memeluk pinggang Daddynya. "Maafkan Vivian yang sering mengecewakan Daddy." Ia masih ingat betapa marahnya dan sembrononya dulu. Terkena hasutan ibu dan adik tirinya, hubungannya dengan ayahnya menjauh.
"Tidak sayang, Daddy sangat menyayangi mu."
Vivian melepaskan pelukannya. Ia merasa bersalah tiap kali melawan perkataan ayahnya itu.
"O iya sayang, besok malam kau akan bertemu dengan tunangan mu. Sekaligus tuan Anderson Lu akan kesini."
Mommy Diane mengusap pucuk kepala Vivian. "Feng Yan akan menemui mu dan tuan Anderson Lu akan menemui adik mu. Acara pertunangannya akan dinlaksanakan ke esokan harinya. Aku tau kau sangat menyukai Feng Yan."
Vivian teringat otak gilanya dulu yang mendambakan pria seperti Feng Yan. Akan tetapi, sekarang ia tidak ingin menjadi gila dan bodoh. "Apa adik sangat mencintai tuan Anderson? Seperti apa wajahnya?" tanya Vivian penasaran. Ia pura-pura tidak tau saja.
"Malam ini tuan Anderson telah sampai di inggris, kemarin dia melakukan penerbangan ke China."
Vivian mengangguk dan tersenyum misterius. Jika dulu ia di hancurkan sampai seperti buih, maka di kehidupan ini ia akan menghancurkan siapa saja yang menghancurkannya dulu dan menjadikannya seperti buih yang menghancurkan dirinya.
"Emm, lain kali kau berhati-hati jangan sampai jatuh lagi."
"Em, Dad. Aku merasa ada yang mendorong ku. Aku sudah berhati-hati, tapi sepertinya mungkin hanya firasat ku saja."