Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 2 - Perjaka Tapi Impoten
Namira Sulistiyono atau biasa dipanggil Ara, gadis berusia dua puluh tahun itu adalah kembang desa di kampungnya.
Wajahnya memang cantik sejak lahir ditambah kepribadiannya yang baik dan suka menolong. Tak khayal dia menjadi primadona di kampung apalagi ayahnya menjadi kepala desa sekaligus juragan sawah di kampung Suka Maju.
Ara lahir dari pasangan artis, Theo dan Megan. Theo seorang musisi dan Megan seorang pemain film. Orang tuanya memutuskan hidup di kampung setelah pensiun dari dunia entertainment.
Ayah Theo lebih memilih mengelola pabrik berasnya dan menjadi kepala desa di kampung tapi sesekali dia juga menerima tawaran manggung.
Sementara ibu Megan sudah tidak pernah syuting lagi karena sudah diratukan oleh suaminya. Dia memilih membuat chanel youtube dan menjadi konten kreator a day in mylife di kampung.
Saat ini Ara masih kuliah tapi karena libur, Ara pulang ke kampungnya. Hari itu, Ara memang pergi ke hutan sendirian karena ingin melihat air terjun, dia jadi ingin mandi di sana.
Ara tidak sadar ada seseorang yang mengintip bahkan mengambil pakaiannya.
"Airnya dingin," komentar Ara yang ingin menyudahi mandinya. Dia mendekat ke arah bebatuan di mana Ara meletakkan pakaiannya sebelum masuk ke telaga.
"Di mana bajuku?"
Ara jadi bingung, dia masih menggunakan pakaian dalam dan bra lengkap. Dia tidak sepenuhnya membuka baju tapi tidak mungkin dia pulang dalam keadaan seperti itu apalagi ponselnya juga ada di saku celana.
"Mencari ini?"
Tiba-tiba suara laki-laki membuat Ara kaget.
Zester muncul dengan membawa pakaian gadis itu dan Ara buru-buru bersembunyi di balik batu. Ini memang salahnya terlalu ceroboh, dia berpikir mandi sebentar karena suasana sepi.
"Bisa lemparkan baju saya?" pinta Ara.
"Aku akan memberikan bajumu kalau kau bersedia membantuku," Zester memberikan syaratnya.
"Membantu apa?" tanya Ara yang masih sembunyi di balik batu.
"Kau harus berjanji dulu," tuntut Zester.
Karena posisinya sudah terjepit, Ara setuju dengan persyaratan yang diberikan oleh lelaki itu.
"Baiklah, sekarang cepat lempar bajuku," ucap Ara yang tidak bersikap formal lagi.
"Aku akan segera menagihnya," Zester berkata seraya melemparkan baju gadis itu dan jatuh tepat di atas batu tempat Ara bersembunyi.
Dengan cepat gadis itu memakai bajunya lagi, hari ini Ara begitu sial.
Ketika dia sudah selesai memakai bajunya lagi, Ara keluar dari balik batu dan keluar dari telaga. Meskipun dalam kondisi basah, ini lebih mendingan daripada Ara yang hanya memakai pakaian dalam saja.
Ara melihat seorang lelaki yang wajahnya seperti bule tapi dari lancarnya lelaki itu berbahasa Indonesia, sepertinya lelaki itu memang bukan pendatang. Pasti Zester bule lokal.
"Sekarang apa maumu?" tanya Ara.
Zester berdehem sebelum berbicara pada gadis itu, dia harus melepas egonya sejenak kalau mau urusannya cepat selesai.
"Aku impoten," ucap Zester mengakui keadaan dirinya saat ini.
"Apa?" tanya Ara yang ingin mendengar lebih jelas lagi. Bisa-bisanya ada lelaki yang tiba-tiba mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap Zester.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
"Aku juga tidak tahu tiba-tiba dia berdiri seperti ini," ucap Zester yang sebenarnya juga bingung.
"Itu artinya sudah sembuh jadi kau tidak impoten lagi," balas Ara menyimpulkan.
"Aku tidak bisa percaya karena ini tidak ada masa garansinya, bagaimana kalau aku kembali ke kota dan impoten lagi?" Zester harus memastikan bahwa kesembuhannya permanen.
Ara menepuk jidatnya sendiri karena tiba-tiba harus berurusan dengan lelaki yang mengaku impoten itu.
"Kau pasti mengada-ada, ya. Jelas-jelas celanamu menyembul seperti kemasukan ular," ucap Ara yang merasa Zester sedang modus.
"Kalau kau ingin memastikan, lebih baik kau menggunakannya. Kau kan mau menikah jadi gunakan bersama calon istrimu, dilihat dari tampangmu, kau sepertinya seorang pemain," tambah Ara.
"Enak saja, aku itu masih perjaka," elak Zester tidak terima.
"Masih perjaka kok impoten," sindir Ara merasa pengakuan Zester tidak masuk akal.
signature bukan sih?