Tak sengaja Rena melihat suami nya sedang bersama dengan seorang wanita, padahal dia sedang dalam kondisi hamil 3 bulan, dari awal sebelum menikah dia sudah mengatakan bahwa dia paling tidak suka di bohongi, dan suami nya mengiyakan permintaan nya.
Namun setelah melihat apa yang di lakukan suaminya Rena pergi dan berniat untuk menuntut cerai. Rena adalah gadis bercadar yang kecantikan nya hanya di perlihatkan kepada suaminya, dia tidak pernah membenci seseorang, tapi dia paling benci di bohongi apa lagi itu suami yang di cintai nya.
suaminya sudah berusaha untuk membuat Rena kembali dan percaya, namun semua sia - sia. tiba - tiba datang seorang gadis berjilbab yang Rena lihat waktu itu bersama suami nya. gadis itu melemparkan sebuah kunci kepada Rena, sambil menangis dia mengatakan.
"jika kamu ingin mencari kebenaran ambil kunci ini, jika tidak buang lah, namun jangan pernah membenci nya, karena Malaikat pun akan membencimu walaupun kau berbakti kepada orang tua mu."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon frangki s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Hujan dan Hijau
Rena akhirnya tiba di Rumah Sakit. Dia langsung mengambil Handphone dan menelpon Abang nya.
"Assalamu'alaikum Bang' Abi sekarang di ruangan mana? Kondisi Abi bagaimana?"
Tanya Rena dengan nada pelan namun dalam kepanikan. Rena takut terjadi hal buruk yang akan menimpa Abi nya.
Takut terjadi seperti apa yang di alami Uminya waktu berada dalam kondisi kritis dan pada akhirnya meninggalkan dia.
"Waalaikum salam' Abi sekarang lagi di ruangan UGD. Kamu yang tenang ya dik. Dokter sedang memeriksa keadaan Abi soalnya sampai sekarang Abi belum sadarkan diri." Jawab Usman.
Air mata yang tadi mulai sedikit kering, tiba - tiba membasahi pipi nya dan kini keluar tanpa henti.
"Ya Allah selamat kan lah Abi. Hamba belum sanggup menerima cobaan ini."
Doa Rena dalam tangis nya. Belum sembuh kerinduan pada Almarhumah Umi nya, Kini Rena harus berhadapan dengan kondisi Abi nya yang lagi kritis.
***
Di Halte.
Klakson Mobil berbunyi membangun kan Awan yang sedang melamun sambil memeluk Tas Laptop dengan kedua tangannya.
Raka segera keluar Mobil dan menyuruh Awan agar segera masuk Mobilnya.
Raka tampak heran melihat sahabat nya yang memeluk erat Tas Laptop berwarna Hijau dengan gambar motif Bunga. Raka paling tahu hal apa yang paling tidak di sukai oleh sahabat nya ini. Salah satu nya adalah warna Hijau.
"Kamu kayak habis di rampok saja Wan' Baju kamu basah dan kusut begitu."
"Tanya Raka penuh dengan keheranan."
"Eh anu...Aku tadi habis mengejar pencuri yang ambil Laptop ini." Jawab Awan kebingungan.
"Terus kenapa Laptopnya nya masih ada sama kamu. Kenapa tidak di kembalikan ke yang punya?"
Tanya Raka sambil terus mengemudikan Mobil.
"Orang nya sudah pergi Rak." Kata Awan lesu.
"Kamu salah minum Obat ?"
Raka paling tahu sifat sahabat nya. Awan tidak mungkin bela-belain mengejar pencuri di tengah Hujan deras seperti ini. Apalagi Raka tau kalau Awan sangat anti dengan nama nya Hujan.
Ya warna Hijau dan Hujan adalah dua hal yang sangat di benci oleh Awan. Raka sendiri tidak tau kenapa sahabat nya ini sangat membenci dua hal itu.
Dan kini Raka melihat dua hal itu Awan lakukan di depan mata nya sendiri. Padahal mereka pernah bertengkar hebat gara - gara Raka pernah menarik Awan basah - basahan di Hujan. Hanya untuk merayakan hari kelulusan mereka sewaktu SMA.
Namun itu membuat Awan marah sehingga Bibir Raka basah karena pukulan Awan. Dan akhirnya mereka saling adu jotos sampai - sampai Kepala Sekolah dan Satpam turun tangan memisahkan mereka berdua.
Untuk yang warna Hijau Raka melihat sendiri Awan membentak Wanita di Kantor nya karena, memberikan Awan Bunga yang serba Hijau di Meja nya Awan.Padahal Wanita itu hanya ingin menunjukkan perhatian nya.
Namun yang di dapat bukan nya pujian melainkan bentakan. Sejak saat itu Awan di juluki Manager galak di Kantor dan tidak ada satu pun Wanita di sana yang berani menunjukan batang Hidung mereka di depan Awan.
***
Tiba - tiba Handphone Awan berbunyi.
"Selamat malam apa ini dengan Bapak Setiawan Putra?"
"Iya Pak' Saya Setiawan putra."
"Apa Bapak bisa ke Kantor saya sekarang?"
Setelah cukup lama mereka berdua berbicara Awan pun berbicara.
"Rak' Putar balik."
Wajah awan tiba - tiba langsung berubah merah setelah berbicara dengan seseorang di telpon tadi. Raka yang melihat perubahan pada wajah Awan segera memutar balik Mobil nya.
***
Di Rumah Sakit.
Rena masih tidak percaya dengan apa yang di alami oleh Abi nya dia masih diam dalam tangis nya. Andai saja dia tidak memakai cadar mungkin semua Orang akan dapat melihat mata nya yang sudah bengkak akibat air mata yang terus mengalir di kedua bola matanya.
Mereka bertiga menunggu hasil dari pemeriksaan, di depan Pintu. Karena belum ada yang di persilahkan masuk. Sementara Ayah Usman sedang berada di Kantor Polisi.
Setelah empat jam menunggu Dokter akhirnya keluar.
"Abi saya bagaimana Dokter?"
Usman langsung bertanya karena dia tahu Rena tidak akan bertanya jika yang di hadapan nya seorang Lelaki yang bukan Muhrim nya.
Dokter pun berkata.
"Pasien masih dalam keadaan koma. Setelah adanya benturan paska kecelakaan yang di alami. Satu lagi yang harus saya katakan, Pasien membutuh kan donor Ginjal. Karena saya tidak yakin apakah pasien bisa bertahan dengan satu Ginjal saja. Ginjal Pasien yang satu nya rusak akibat benturan keras. Semoga Pasien masih bisa di selamat kan. Saya hanya bisa berusaha dan semua tergantung kepada Sang Maha Pencipta."
Kata Dokter itu menjelaskan.
Rena pingsan di pelukan Umi nya Usman. Dia tidak kuat mendengar apa yang di katakan oleh sang Dokter.
"Saya siap mendonor kan Ginjal saya Dokter. Apapun akan saya lakukan asal Abi bisa sembuh."
Usman tidak bisa melihat Adik yang begitu dia sayangi harus menderita yang kedua kalinya.
"Baiklah nanti kita periksa apakah Ginjal nya cocok dengan Pasien. Kalau begitu saya permisi dulu."
"Terima kasih banyak Dokter." Kata usman.
Rena di bawa ke ruang yang satu nya. Perawat di sana memberikan suntikan Obat penenang, Agar Rena bisa beristirahat dulu. Umi Usman sengaja meminta hal itu pada Perawat karena dia juga tidak tega melihat keponakan yang sudah di anggap Anaknya sendiri harus merasakan cobaan yang berat baginya.
***
Di Kantor Polisi.
"Terima kasih Nak' Saya bersyukur bisa bertemu dengan Orang sebaik Kamu. Semoga Allah selalu melindungi dan menjaga kamu Nak."
Akbar memeluk Pria itu dan mengatakan.
"Sungguh Maha besar Allah, Karena telah menurun kan penghuni Surga berjalan di atas Bumi yang penuh dengan dosa ini."
Tidak lama kemudian Handphone di sakunya berdering.
"Assalamu'alaikum."
"Waalaikum Salam! Ada apa Umi?"
"Bagaimana keadaan di sana Pak."
"Alhamdulillah Umi' Aba bertemu dengan penghuni Surga."
"Subhanallah Aba."
"Bagaimana keadaan Jafar dan Rena Umi."
"Rena pingsan Aba' SedangkanJafar masih koma. Dokter bilang Jafar butuh donor Ginjal."
"Innalilahi wa inna ilaihi rojiuun' Sudah dulu ya Umi, nanti Aba menyusul ke sana. Jangan lupa bilang sama Usman agar dia balik dulu ke Pondok. biar Aba sama Umi yang jaga Rena sama Abi nya di sini."
"Iya Aba' Usman lagi di periksa Dokter. Kalau Ginjal nya cocok. Dia mau mendonorkan Ginjal nya untuk Jafar."
"Iya Umi insha Allah cocok. Kalau tidak cocok biar nanti Aba juga sekalian di periksa."
"Iya Aba' Assalamu'alaikum."
"Waalaikum Salam."
"Ada apa Pak' Saya dengar Bapak tadi mengucapkan Innalilahi wa inna ilaihi rojiuun? Mohon maaf sebelumnya. Saya tidak punya maksud apa - apa." Kata pria itu.
"Iya Nak! Adik Bapak yang di Rumah Sakit butuh donor Ginjal. Itu yang membuat saya bingung. Bapak permisi dulu Nak' Terima kasih karena kamu tidak menuntut Adik saya. Assalamu'alaikum."
"Waalaikum salam." Jawab pria itu sambil tersenyum.
***
Di Rumah sakit.
Setelah di cek ternyata Ginjal Usman dan Aba nya tidak cocok dengan Pasien. Usman sudah pulang ke pondok karena di suruh oleh Aba nya.Sebenarnya dia tidak tega meninggal kan Rena yang masih tertidur. Namun dia tidak berani membantah perintah Umi dan Aba nya.
"Ya Allah Umi' Aba tidak tau harus mencari dimana Ginjal nya."
"Umi juga pusing Aba! Kasian Rena dan jafar. Ya Allah ringan kan beban kami." Kata Istri Akbar sambil berdoa.
Seorang perawat akhirnya masuk ke dalam ruangan tempat Rena berbaring.
"Keluarga Pasien atas nama Bapak Jafar?" Panggil seorang perawat.
"Iya Sus' Saya Kakaknya."
"Mari Pak' Dokter meminta pihak keluarga menanda tangani Surat persyaratan Operasi. Karena Operasi nya segera di laksanakan setengah jam lagi."
Akbar dan istrinya saling bertatap muka mereka pasrah apa yang akan terjadi.
"Ginjal nya sudah tidak di perlukan lagi Suster?" Tanya Akbar heran.
Dengan senyum yang ramah Perawat itu mengatakan.
"Ginjal nya sudah ada, Kebetulan ada yang mendonorkan Ginjal nya. Dan Alhamdulillah cocok dengan Ginjal nya Pasien. Dengan syarat dia tidak mau memberikan identitas nya."
"Akbar langsung melaksanakan sujud Syukur di ruangan itu. Sedangkan Istri nya langsung memeluk Rena yang masih tertidur akibat Obat bius yang di berikan oleh Perawat tadi.
Walaupun Rena tertidur dengan mengunakan cadar namun kecantikan nya tetap terpancar melalui cadar nya.
Operasi Ginjal pun selesai dan berhasil.
Setelah 3 Minggu di rawat di Rumah Sakit. Abi Rena sudah di perbolehkan pulang oleh Dokter. Rena sudah kembali kuliah lagi. Dia bahkan sering pulang cepat di banding kan sebelum kecelakaan Abi nya. Rena selalu pulang cepat karena masih mengkhawatirkan kondisi Abi nya.
Walaupun pada kenyataannya Abi nya sudah kembali mengajar seperti biasa.
tapi kalau pemeran utama pria harus mengemis dan menderita baru dimaafkan
kalau sudah begini dimana keadilan yang harus ditegakkan
kok g pernah dgr,
boleh kasih penjelasan lbh akurat, atau vid ulama y membahas@?
gk rela kayaknya nya klo ud end😔😢
blm tau ke benaran yg pasti sikapnya begitu ke suami dr segi mn solehanya thor...sorry...
banyak kejutan" dari masing"tokoh tentang jati dirinya
pokok nya keren alur ceritanya