Legenda Sang Dewa Naga

Cao Yuan berteriak histeris saat dirinya benar benar terjatuh ,ia terus berteriak hingga tak terasa ia telah sampai didasar jurang dan tiba tiba tubuhnya kini benar benar menabrak dasar dari jurang tersebut.

Jdaaarr!

Suara tubuh Cao Yuan terbentur keras menabrak tanah. Cao Yuan kini tak sadarkan diri, semua tulangnya patah dan organ dalamnya pun terbalik balik. Tiba tiba sebuah sinar keemasan terbang dengan kecepatan tak kasat mata memasuki Cao Yuan.

Sinar keemasan aneh mulai memenuhi seluruh tubuh Cao Yuan bahkan tubuhnya kini terlihat terbungkus oleh sinar keemasan itu.

"AARRKKHHHH!!"

Tiba tiba Cao Yuan tersadar dan merasakan sakit yang membuatnya terus berteriak kesakitan saat merasakan darahnya seperti sedang mendidih, tulang-tulangnya seperti sedang dibentuk kembali. Setelah itu tiba tiba berbagai macam pengetahuan masuk kedalam kepalanya, baik itu tentang Alchemist, cara penempaan senjata senjata, cara berkultivasi dan pengetahuan lainnya.

Tak lama kemudian Cao Yuan benar-benar merasakan sakit yang luar biasa kembali, ia bisa merasakan tulangnya kini dihancurkan kembali, dan kemudian tumbuh kembali, lalu ia juga bisa merasakan darahnya mendidih dan kemudian mengalir dengan sangat lancar. Dari pori-porinya keluar cairan hitam yang sangat bau.

Tanpa Cao Yuan sadari proses yang sangat menyakitkan tersebut adalah proses penempaan ulang tubuhnya, tulang Cao Yuan sebelumnya adalah tulang biasa saja dan sekarang tulangnya telah berganti menjadi tulang Dewa. Darah Cao Yuan juga bertransformasi menjadi darah Naga yang hanya dimiliki Dewa Naga yang merupakan tingkatan darah tertinggi.

Untuk Kualitas tulang para Kultivator membaginya menjadi beberapa tingkatan yaitu, Tulang Biasa, Tulang monyet , Tulang Harimau, Tulang Naga, Tulang Dewa. Lalu untuk kualitas darah juga di golongkan menjadi beberapa tingkatan yaitu Darah Biasa, Darah Hewan Suci, Darah Phoenix, Darah Naga yang tertinggi.

Namun di dunia Kultivator ini sudah sangat jarang ditemukan ada yang memiliki darah Hewan suci, darah Phoenix ,dan darah Naga tersebut, terutama darah Naga yang merupakan hewan Legenda terkuat, bahkan sampai saat ini belum ada yang memiliki darah Naga bahkan dewa sekalipun kecuali sang Dewa Naga sendiri.

Setelah satu jam lebih akhirnya proses menyakitkan tersebut selesai juga, nafas Cao Yuan nampak terengah-engah karena menahan sakit yang sangat luar biasa seluruh tubuhnya basah akan keringat dan juga cairan hitam yang sangat lengket.

"Se-sebenarnya a-apa yang terjadi" gumam Cao Yuan yang telah menjalani rasa sakit yang tak pernah ia bayangkan, lalu ia pun melihat tubuhnya sendiri yang basah akibat keringat ketika menahan semua rasa sakit yang baru pernah ia alami selama ini.

Dengan tertatih-tatih Cao Yuan berjalan untuk mencari jalan keluar dari Jurang itu agar bisa segera kembali menuju ke sekte, tiba tiba hujan yang sangat lebat mencul tapi tidak lagi ia hiraukan karena ia sangat ingin kembali ke sekte agar dapat segera mengistirahatkan tubuhnya.

Meskipun sempat terjatuh beberapa kali namun Cao Yuan sama sekali tidak mau menghentikan langkahnya, tentunya dengan sisa tenaganya saat ini berjalan adalah hal yang sangat sulit baginya. Seluruh tubuhnya terasa sangat lemas, kakinya gemetaran akibat tidak kuat lagi menopang berat badannya.

**

Di sekte Pedang Naga Langit, Cia San Tong nampak tengah menghawatirkan anak angkatnya, pasalnya sudah sejak pagi ia tidak melihat Cao Yuan dan sekarang sudah siang dan juga hujan.

"Yuan er kau ada dimana?" gumam Cia San Tong Khawatir yang tak melihat keberadaan Cao Yuan.

Saat Cia San Tong tengah mondar-mandir dengan wajah khawatir dan cemas tiba-tiba sepuluh pria muncul di depannya salah satu dari pria tersebut nampak masih muda sekitaran berumur 25 atau 26 tahun, mereka ber-sepuluh adalah sepuluh tetua sekte Pedang Naga Langit yang disebut sebagai tetua Naga.

"Pemimpin" ucap mereka serempak sambil memberi hormat.

"Bagaimana apakah putraku sudah ketemu?" tanya Cia San tong memperlihatkan wajahnya yang khawatir.

"Maaf pemimpin, kami tidak menemukan tuan muda dimanapun" kata tetua pertama.

"Apa! bagaimana bisa dia tidak ketemu? cepat cari anak angkatku!" ujar Cia Santong marah.

"Begini Pemimpin ,aku meminta maaf karena telah memerintahkan Yuan er untuk mencari Daun Sirih untuk dijadikan perlengkapan obat di sekte. Pemimpin silahkan hukum saya" kata Tetua Lu Ye yang merupakan tetua yang menyuruh Cao Yuan untuk mencari Daun sirih dihutan .

Cia San Tong terdiam tanpa kata , kini ia tak tahu lagi mencari anak angkatnya kemana.

"Sudahlah cari kembali Cao Yuan , aku ingin beristirahat sejenak " ucap San Tong lemas .

"Ba-baik pemimpin " ucap mereka kompak.

Sepuluh tetua yang mencari Cao Yuan pun kembali melesat berpencar ke segala penjuru untuk mencari kembali keberadaan Cao Yuan yang entah berada di mana.

" Kamu dimana anakku " ucap Cia San Tong sambil menatap punggung para tetua yang akan mencari Cao Yuan lagi.

Cia San Tong pun akhirnya kembali kekediamannya dengan perasaan yang sulit digambarkan , karena dia sendiri tak memiliki istri jadi ia berani mengangkat Cao Yuan sebagai anaknya sendiri. Meskipun anak angkat, Cia San Tong sangat menyayangi Cao Yuan.

***

Cao Yuan yang terus berjalan tanpa arah tiba tiba ia terduduk lemas akibat badannya yang tak kuat untuk melanjutkan perjalanannya untuk keluar dari jurang itu.

"Bagaimana caranya aku keluar dari jurang ini" ucap Cao Yuan yang sudah berjalan selama satu jam lebih tak menemukan jalan keluar dari jurang itu.

Akibat kelelahannya Cao Yuan akhirnya tertidur, hingga tak terasa Mentari pagi menyentuh kulitnya membuat Cao Yuan terbangun dari tidurnya.

" Kenapa badanku menjadi sangat ringan dan bertenaga " ucap Cao Yuan kebingungan saat ia bangun dari tidurnya, ia juga melihat tubuhnya sendiri untuk memastikan kejadian yang telah menimpanya.

Tiba tiba sebuah peristiwa aneh muncul di ingatannya , peristiwa yang membuat kepala Cao Yuan kembali mengalami sakit yang luar biasa.

" Dewa Naga hari ini kematianmu"

Sebuah tragedi seorang yang sangat tampan terbunuh oleh seorang manusia yang memiliki wajah yang terlihat juga tampan membunuh manusia tampan itu yang tak lain Dewa Naga.

Terimakasih telah membaca