Cathalina Brea yang sering dipanggil Rea terlahir sebagai anak orang kaya. Di kehidupan keluarga besarnya orang tua Rea adalah pewaris usaha hotel dan Restoran terkaya di kotanya. Namun semasa kecil dia hanya dibesarkan oleh papinya yang adalah satu - satunya pewaris keturunan Setiawan.
Rea tumbuh dewasa dan menjadi seorang dokter spesialis anak. meskipun hidup berkelimpahan harta namun Rea tidak perna sombong.
Sebelum papanya meninggal semua saham perusahaan diberikan kepada Cathalina Brea Setiawan.
Keluarga besar marah, karena Rea adalah seorang perempuan. Saudara sepupu papanya Rea menjodohkan Rea dengan Simon Elias sebagai syarat Rea bisa memiliki semua peninggalan papinya. Ternyata penghianatan yang dia terima serta kekerasan dalam rumah tangga.
Rea mmenceraikan Simon dan memilih meninggalkan kota besar itu mengabdi di sebuah desa kecil disebuah pulau.
Apakah Rea bisa mendapatkan ketenagan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenangan
Rea bisa merasakan bagaimana kehidupannya diusia empat belas tahun, dimana dia baru ditinggal maminya untuk selama - lamanya. Semua saudara sepupu papinya datang hanya untuk mengatur hidupnya dengan papi.
"James kamu harus mencari seorang ibu untuk merawat Rea?"
"Rea tidak butuh mami baru, papi."
Rea menangis dan berlari masuk ke kamarnya. Dia merasa om dan tante - tantenya tidak sopan, karena maminya baru saja di makam kan, mereka sudah berani berbicara tentang penganti maminya.
Empat tahun berlalu,pembicaraan tentang mami buat Rea sudah tidak dia dengar lagi. Namun pembicaraan itu hadir lagi ketika Rea selesai sekolah menengah atas dan akan melanjutkan pendidikan kedokteran di ibukota negara disalah satu universitas negeri.
"Kamu tidak sayang sama papi kamu Rea, kalau kamu kuliah siapa yang akan menjaga papi kamu mengurusnya, membuat makan."
Rea menatap papinya dengan mata yang sudah berlinang air mata. Papinya menghampirinya dan memeluk dia lalu membisikan kata - kata sebagai penguat hati Rea. "Dihati papi hanya ada mami dan kamu." Rea memeluk papinya dan menciumnya.
"Rea akan menjaga papi, kita akan bersama - sama dihari tua papi."
Kembali lagi usaha keluarga untuk mencari penganti maminya Rea tidak berjalan sebagai mana yang diharapkan saudara sepupu James papi Rea.
Perusahaan Brea Company yang bergerak dibidang restoran dan perhotelan juga barang - barang meubeler dari kayu berkembang pesat. Namun James papi Rea memiliki kelemahan pada kesehatannya. Sudah lama dia menyimpan penyakitnya ini hanya asistennya yang merangkap sebagai supir papinya Daniel yang mengetahui penyakit yang dia derita kanker hati, James sudah beberapa kali melakukan kemoterapi keinginan dia untuk sembuh tinggi hanya ingin melihat Rea anaknya sukses. Namun penyakitnya akhir - akhir ini semakin parah.
"Grace maafkan diriku ini. Aku tidak bisa menjalankan amanatmu sampai selesai. Aku lemah sayang." James sedang menatap foto istrinya perempuan yang dia cintai.
Hari ini Rea akan mendapat gelar dokter setelah dia mengikuti pendidikan koas selama satu setengah tahun. Rea termasuk anak yang pintar dengan kemampuan otak dan didukung oleh papinya dia bisa menyelesaikan kulianya hanya tiga tahun enam bulan.
Baju kembar yang dijahit oleh Rea buat dia dan papinya terbuat dari kain tenun dari Kupang asal maminya. Hari ini papinya akan menyematkan jas dokter kepadanya. Sebagai mahasiswa terbaik Rea diberi kesempatan untuk memberi sambutan didepan mahasiswa lainnya. Rea resmi menjadi dokter Cathalina Brea Setiawan, Sarjana Kedokteran. James sangat bangga sampai dia meneteskan air matanya waktu mengenakan jas dokter bagi anak perempuannya. Daniel yang menjadi saksi hidup bapak dan anak ini meneteskan air matanya. Apalagi sampai sekarang Rea tidak tahu penyakit yang diderita papinya.
James memberi hadiah stetoskop yang dia beri di Korea waktu urusan bisnis disana buat anaknya. Rea sangat senang. James dan putrinya Rea belum kembali ke Manado. Dia masih berlibur bersama putrinya ke Eropa dengan ditemani Daniel asisten papinya.
"Ini hadiah dari papi buat kamu."
"Terima kasih papi." Rea mencium papinya. Sekarang mereka ada dalam pesawat menuju ke Swiss. Fasilitas istimewa di sediakan papinya. Semua ini sudah di siapkan. James ingin melihat anaknya bahagia. Ini hadiah karena sudah berjuang sehingga mendapat gelar dokter.
"Rencana Rea apalagi setelah mendapat gelar dokter??"
"Rea mau ambil spesialis anak papi."
"Rencananya dimana?"
"Maunya di Jogja."
"Papi mendukung apapun keputusan Rea."
"Terima kasih papi."
Semua itu menjadi kenangan terindah ternyata perjalanan tour eropa adalah liburan terakhir Rea bersama papinya. Rea begitu terkejut, waktu uncle Daniel meneleponnya memberitahukan kondisi papinya. Rea yang saat ini sedang honor di rumah sakit daerah di Jogja sambil mengambil spesialis anak.
Rea langsung membeli tiket pesawat untuk pulang ke manado. Di dalam pesawat Rea terus berdoa memohon keajaiban Tuhan. Karena Vidio call dengan uncle Daniel, papinya sudah tidak sadarkan diri.
Sampai di Manado dia dijemput oleh uncle Daniel dalam perjalanan Rea tetap berdoa memohon kepada Tuhan atas keajaiban bagi papinya.
"Uncle kenapa kerumah? Kita langsung ke rumah sakit Rea mau ketemu papi."
Daniel terdiam, dia tidak tahu mau berbicara apa buat Rea. Mobil di jalankan menuju rumah Rea.
"Papi sudah ada di rumah non."
Di depan rumah Rea sudah ada tenda dan bendera hitam. Banyak orang di rumahnya. Jantung Rea berdetak begitu cepat. Mobil berhenti di depan, dia langsung berlari masuk ke rumahnya semua mata memandang kepadanya. Mereka sedih melihat Rea.
Berbeda dengan saudara sepupu papinya. Mereka memandang tidak suka kepadanya. Rea menangis memeluk tubuh papinya yang terletak di tempat tidur. Mereka sengaja belum menaruhnya di peti karena mereka tahu Rea akan kesusahan memeluk papinya. Rea pingsan dalam posisi memeluk jasad papinya. Lely istri Daniel asisten James langsung memeluk tubuh lemah itu dan bersama dengan suaminya membawa Rea ke kamarnya.
Setelah sadar Rea menangis dalam pelukan Lely. Lely dan Daniel adalah teman James dan Grace mami dan papi Rea. Mereka inilah yang menemani Rea sepeninggal Grace sahabat mereka.
Rea sudah mulai mengiklaskan ketika Lely dan Daniel menceritakan kondisi papinya serta penyakit apa yang diderita. Sudah sepuluh tahun James menyimpan penyakitnya dari Rea. Dengan baju dress berwarna putih, Rea siap menghantar jasad papinya untuk di makamkan.
"Kenapa papi tega sama Rea?" itu yang Rea bicarakan depan jasad papinya.
"Percuma jadi dokter, penyakit papinya saja ngak tahu?" itulah sindiran yang disampaikan oleh om - om dan tante - tantenya. Rea hanya bisa pasrah menerima omelan itu dengan tetap diam.
Diantara pelayat ada sosok Simon Elias pengusaha muda yang sukses, dia juga kolega papinya. Simon adalah teman sekolah Rea. Waktu sekolah menengah atas mereka sempat berpacaran, namun putus waktu Simon melanjutkan sekolah di Amerika. Bisa di katakan Simon adalah cinta pertama Rea.
Rea sangat senang, ternyata Simon hadir ditengah duka yang dia alami. Simon masih memberi perhatian kepada Rea.
Sudah empat hari papinya Rea di makamkan. Dimakamkan bersebelahan dengan makam maminya. Sekarang Rea disibukan dengan masalah perusahaan Brea Company yang dibangun oleh papi dan maminya terpisah dari usaha turun temurun keluarga Setiawan yang juga diwariskan kepada papinya Rea dari opanya.
Ternyata keberadaan perusahan ini menjadi masalah bagi keluarga papinya. Karena perusahaan Setiawan sudah di merger oleh Brea company. Dan semua saham atas nama Brea Company diwariskan kepada Rea sebagai pewaris tunggal.
Ditengah kesedihan Rea, Simon cinta pertama Rea datang memberi perhatian kepadanya. Ditengah gempuran keluarga papinya mau merebut perusahan mereka. Tawaran Simon untuk menikahi Rea diterima tanpa ada pertimbangan. Meskipun sudah tidak ada cinta lagi, atau perasaan cinta itu tidak seperti dahulu.