Mohon dukungan 😁😁
Like,komen dan vote ya cinta 👌👌👌
Aku Mawar Paramitha tidak percaya dengan ada nya Tuhan,Lalu mengapa aku diminta untuk percaya pada CINTA???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17.Di rawat
Mawar terpana melihat cara lelaki tua ini yang sangat lihai dalam bersilat lidah.
"Untung ada kau,cucu menantu ku yang baik.Jika tidak,entah jadi apa pria tua sepertiku di tangan kedua bocah nakal ini."
Riodrigo masih berusaha membersihkan nama nya.
Namun Mawar belum buta dan tuli ketika dia memergoki cara pria tua ini menyombongkan diri sejak tadi.
"Karna mereka curang,maka ini tidak adil.Kalau begitu,kau menggunakan bidak berwarna hitam."
Tanpa menunggu Arthur merespon ucapan nya,Riodrigo sudah menukar papan warna mereka.
"Cucu menantu ku yang baik ,jadilah saksi untuk pria tua ini kali ini."
Riodrigo menggenggam tangan Mawar dan menatap matanya dengan penuh harap.
Dengan meragukan kecerdasan nya sendiri,Mawar mengangguk membuat pria tua itu bahagia.
Permainan kembali di mulai.Namun Mawar benar-benar memahami apa arti penindasan sepihak pagi ini.
"Skakmat." suara dingin Arthur terdengar.
"Ahhh ,aku hanya salah jalan saja.Kenapa kau sangat tidak berperasaan.Kau menindas pria tua seperti ku.Kau sangat mengetahui jika mata ku sudah mulai kabur."
"Skakmat"
"Curang, aku hanya salah letak saja.Kau menindas ku."
"Skakmat"
"Dasar bocah nakal ! Aku Kakek mu,kau tidak berbakti sama sekali."
Dan masih banyak skakmat yang lain,beserta umpatan yang lain nya lagi.
Kepala Mawar berdenyut melihat hal yang tidak masuk akal ini.
Pantas saja diawal permainan Arthur sengaja mengalah,ternyata ini adalah masalah nya.
"Selain menjadi penipu dan penindas kaum muda,keahlian apalagi yang Anda miliki,Kakek?"
Tanpa sadar Mawar bertanya tanpa berniat menyembunyikan rasa jijik di mata nya.
Mata tua Riodrigo mendelik begitu mendengar perkataan Mawar.
Tangan nya gemetar,dia menatap Mawar dengan nyalang.
"Astaga , astaga."
Riodrigo menepuk-nepuk dada nya dengan se dramatis mungkin.
"Kenapa kau malah membawa wanita yang memiliki mulut yang beracun, yang sama dengan milik mu? Tidak kah cukup dewa menghukum ku dengan memiliki cucu yang bermulut gagak,sekarang aku bahkan memiliki cucu menantu yang bermulut sama."
Omelan Riodrigo mewarnai pagi yang biasa nya sangat membosankan di kediaman Wijaya.
"Kelannnn!" teriak Riodrigo dengan penuh kemarahan.Suara nya bahkan terdengar hingga keruang keluarga.
"Ya Tuan Besar." Kelan mendekati Sang Tuan Tua Wijaya tersebut.
"Bunuh semua burung gagak,aku benci burung gagak."
Riodrigo sengaja mengatakan nya sembari melihat kearah Mawar dan Arthur.
Lalu pergi begitu saja meninggalkan mereka bertiga di taman belakang.
Namun tanpa satu orang pun yang melihat,sudut mulut Riodrigo naik perlahan.Wajah nya yang telah keruh selama bertahun-tahun, terlihat ceria untuk pertama kali nya.
Dia bahkan bersiul di sepanjang jalan.
♧♧♧♧♧♧
"Seperti nya Kakek ku menyukai mu, dia menjadi memiliki semangat yang baru pagi ini."
Kata Arthur membuka percakapan.
Mawar menoleh kearah nya dan menatap nya dengan bingung.
"Kakek ku tidak terlalu menyukai orang baru,tapi dia langsung menyukai mu begitu interaksi pertama kalian dimulai."
Kelan menggerutu di dalam hati nya.
'Jika saja Tuan Muda tau jika dirinya telah di gosipkan tadi pagi,Aku yakin Tuan Muda tidak akan mau membuang-buang waktu nya untuk berbicara dengan istri palsunya ini.'
Namun semua rahasia ini hanya bisa diutarakan nya didalam hati nya.
"Cara Kakek mu dalam menyukai seseorang,benar-benar 'luar biasa' "
Perkataan Mawar sama sekali tidak mengandung ketulusan sedikitpun.
"Tapi bukan berarti kau boleh bertingkah sesuka hati mu.Ingat ! Kakek adalah satu-satu nya orang yang perlu kau hormati,dan juga satu-satu nya orang yang harus kau jauhi."
Peringatan Arthur membuat Mawar kembali diam.
Apakah pria ini memiliki dendam yang belum tuntas terhadap dirinya di kehidupan sebelumnya?
Sehingga di setiap perkataan nya penuh dengan intimidasi dan peringatan.
Namun Mawar sedang tidak ingin memperpanjang pembicaraan lagi,setelah berbasa basi sejenak,Mawar memutuskan kembali ke kediaman Paramitha.
Hingga saat ini pihak Baskara belum ada menghubungi nya lagi.
Mawar tidak akan memaafkan siapapun jika sampai terjadi sesuatu kepada Nenek dan Paman kecilnya.
Tin tin
Suara klakson mobil terdengar dari belakang,membuat Mawar menoleh.Dia menyingkir ketika mobil berwarna hitam itu berhenti di sisi nya.
Kening Mawar semakin mengernyit ketika melihat Kelan keluar dari mobil.
"Silahkan ikut dengan kami,Nona.Setidaknya ikutlah sampai tempat dimana halte bus ada,agar tidak ada yang mencurigai hubungan kalian berdua."
Kelan dengan sopan mengundang Mawar untuk satu mobil dengan nya.
Mawar tidak banyak bertanya,lagi pula selagi ada yang menawarkan tumpangan,kenapa dia harus menolak?
Tanpa canggung,Mawar masuk ke dalam mobil.Awalnya dia ingin duduk di kursi belakang namun urung karna si pemilik mobil pasti tidak akan menyetujuinya.Jadi dia duduk di kursi co pilot.
Terjadi keheningan ketika mobil sudah berjalan.Baik Arthur dan Mawar sama-sama memiliki kepribadian yang tidak terlalu suka berbicara,sementara Kelan.
Dia adalah seorang yang humoris,namun ketika memiliki atasan seperti Arthur,maka Kelan berubah menjadi pendiam.
"Tolong berhenti ketika kita sudah melewati persimpangan di depan."
Mawar baru saja mendapatkan pesan jika Boy bersedia menjadi supir nya selama dia berada di Ibu Kota.
Tentu saja Mawar sangat berterimakasih akan hal itu.
"Tapi dari persimpangan itu menuju halte masih jauh Nona."
Kelan mengingat kan Mawar dengan pelan.
"Tidak masalah, akan ada yang menjemput ku nanti."
Mendengar perkataan Mawar, Kelan pun tidak lagi membantah.Apalagi tidak ada respon sedikitpun dari Tuan Muda nya.
Mobil berhenti tepat di persimpangan itu.Memang jalan menuju kediaman keluarga Paramitha dan Perusahaan Wijaya memiliki arah yang berbeda,sehingga mereka harus berpisah di persimpangan ini.
"Terimakasih."
Ucap Mawar setelah Kelan membuka kan pintu untuk nya,Mawar keluar dari mobil dan melangkah menuju tempat yang di janjikan oleh Boy.
Sepanjang seluruh proses,Mawar sama sekali tidak menyapa Arthur,sang suami kontrak.
♧♧♧♧♧♧
"Big Bos ,silahkan masuk.Maaf membuat anda menunggu."
Boy membukakan pintu mobil untuk Mawar,setelah Mawar masuk, Boy menutup pintu mobil dengan cekatan.Lalu dengan senyum yang gembira, Boy segera masuk ke kursi pengemudi.
Mobil kemudian melaju meninggalkan asap hitam.
Yang tidak di ketahui oleh Mawar dan Boy adalah sepasang mata Elang telah memperhatikan mereka sejak awal.
"Jika aku ingat dengan benar, pria itu adalah tangan kanan Tuan Ganesa.CEO dari HANSUN GROUP kan?"
"Yang aku tidak tau adalah apa hubungan diantara keduanya."
Kelan memilih diam tidak merespon ucapan dari sang Tuan Muda.
Ck.
"Jika kau memiliki waktu, cari tau apa hubungan diantara kedua nya.Aku tidak ingin ada skandal apapun terkait dirinya, selagi pernikahan kontrak ini masih berjalan."
"Baik Tuan Muda."
Tanpa banyak sanggahan ,Kelan mengiyakan permintaan Tuan Muda nya.
Di sisi lain.
Mawar telah sampai di depan gerbang rumah Paramitha.
Pintu gerbang langsung di buka oleh salah seorang petugas karna mereka sudah melihat kekuatan mengerikan dari Nona Muda ini.
Tap tap tap
Langkah kaki Mawar bergema di ruangan mewah yang tampak sepi itu.
Mata nya memicing ketika tidak melihat satupun batang hidung penghuni kediaman ini.
"Kau sudah datang.?"
Suara tua datang dari belakang nya.Membuat tubuh Mawar sontak menoleh untuk melihat si pemilik suara.
Sartika.
Sang Nenek yang menjadi salah satu pelaku kesengsaraan hidup Ibu dan dirinya,tengah berdiri menatap nya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Mereka masih di Rumah Sakit.Jika kau tidak keberatan, tunggulah disini dulu."
Mawar memandang Sartika dengan tatapan berbahaya.
"Sepertinya kalian terlalu menganggap remeh perkataan ku kan?"
Suara Mawar membawa rasa dingin yang tak terlukiskan bagi Sartika.
Lima belas tahun tidak bertemu,membuat Sartika tidak lagi mengenal cucu yang sudah di buangnya ini.
Tanpa menghiraukan Sartika, Mawar kembali melangkah keluar meninggalkan kediaman Paramitha.
"Cari tau di Rumah Sakit mana Nenek dan Paman ku di rawat oleh keluarga Paramitha."
Begitu melihat Boy masih senantiasa menunggu nya di dalam mobil, Mawar langsung memberi perintah.
Boy yang mendapat perintah seperti itu, merasa sangat bahagia sekali.Sangat jarang Big Bos memberi perintah kepadanya,jadi dia menyambut dengan senang hati tugas pertamanya.
"Baik Big Bos."
Dengan sigap Boy membukakan pintu mobil untuk Mawar, dan setelah memastika Mawar nyaman,Boy segera melakukan panggilan yang entah kepada siapa.
Lima menit kemudian Boy memutuskan panggilan nya dan masuk ke dalam mobil.
"Big bos, Nenek dan Paman kecil Anda di rawat di Rumah Sakit MIRACLE milik keluarga Wijaya.Apakah kita akan meluncur kesana?"
Tanya Boy dengan hati-hati.
Pasal nya ekspresi Mawar saat ini sangat tidak bersahabat.
"Hemmm"
Boy pun melajukan mobil tanpa banyak bertanya lagi.
Tiga puluh menit kemudian mereka sampai di Rumah Sakit MIRACLE ,seperti nama nya.Desain gedung nya tampak seperti sebuah keajaiban.
Namun Mawar tidak memiliki keinginan untuk menikmati keindahan gedung tersebut, dia membawa langkah kaki nya dengan cepat menuju Rumah Sakit.
"Pasien atas nama Nila Gemilang dan Panji Gemilang berada di bangsal umum.Silahkan Anda ikuti petunjuk jalan yang ada di dinding,maka Anda akan melihat bangsal umum berada."
Resepsionis berwajah manis itu memberi arahan dengan sopan.
Setelah berterimakasih,Mawar dan Boy segera berjalan menuju bangsal umum tempat Nenek dan Paman nya di rawat.
"Big Bos disini."
Boy berseru dengan rendah ketika dia melihat bangsal umum yang di penuhi dengan orang-orang yang diharuskan dirawat inap.
Mawar berjalan perlahan guna mencari Nenek dan Paman nya,dan langkah kaki nya berhenti ketika melihat pemandangan menyayat hati di depan nya.
Di ranjang yang sempit dan ruang perawatan yang penuh sesak itu,Nenek Mawar terlihat duduk di lantai sembari bersender ke dinding tepat di bawah ranjang perawatan Paman kecil nya ,tengah tertidur pulas.
Wajah tua nya yang di penuhi luka memar tidak mampu menutupi letih di wajah nya.
Sementara diatas bangsal, Paman kecil nya tampak tertidur dengan kepala, tangan ,dan kaki nya yang cacat di penuhi dengan balutan perban.