NovelToon NovelToon
Wilona Gadis Desa Yang Jenius

Wilona Gadis Desa Yang Jenius

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Call Me Nunna_Re

Wilona Anastasia adalah seorang gadis yang dibesarkan di desa. namun Wilona memiliki otak yang sangat jenius. ia memenangkan beberapa olimpiade dan mendapatkan medali emas sedari SMP. dia berniat untuk menjadi seorang dokter yang sukses agar bisa memberikan pengobatan secara gratis di desa tempat ia tinggal. Lastri adalah orang tua Wilona lebih tepatnya adalah orang tua angkat karena Lastri mengadopsi Wilona setelah Putri satu-satunya meninggal karena sakit. namun suatu hari ada satu keluarga yang mengatakan jika mereka sudah dari kecil kehilangan keponakan mereka, yang mana kakak Wijaya tinggal cukup lama di desa itu hingga meninggal. dan ternyata yang mereka cari adalah Wilona..
Wilona pun dibawa ke kota namun ternyata Wilona hanya dimanfaatkan agar keluarga tersebut dapat menguasai harta peninggalan sang kakek Wilona yang diwariskan hanya kepada Wilona...
mampukah Wilona menemukan kebahagiaan dan mampukah ia mempertahankan kekayaan sang kakek dari keluarga kandungnya sendiri...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Nunna_Re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Mentari pagi menembus tirai putih yang lembut di sebuah villa mewah milik keluarga Felix di pinggiran kota Bandung. Udara terasa sejuk, dan aroma bunga melati yang memenuhi ruangan seolah menyambut hari paling bersejarah dalam hidup Wilona dan Galen. Hari ini tanpa pesta megah, tanpa sorotan media, dan tanpa keramaian,mereka akan dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan.

Felix, kakek Galen, berdiri di dekat jendela besar sambil menatap taman yang telah dihiasi bunga mawar putih dan anggrek. Semuanya tampak sederhana namun penuh makna. Ia sengaja mengatur agar pernikahan ini berlangsung privat, hanya dihadiri oleh penghulu, beberapa saksi, dan keluarga terdekat. Tidak ada tamu undangan, tidak ada keramaian, hanya keheningan yang menenangkan. Bahkan keluarga Wijaya pun tidak di undang.

“Semua sudah siap, Pak?” suara lembut salah satu asisten rumah tangga memecah kesunyian.

Felix mengangguk pelan. “Sudah. Pastikan Wilona tenang. Hari ini harus jadi hari yang dia kenang seumur hidup.”

Di ruang rias, Wilona duduk di depan cermin besar dengan gaun akad berwarna putih tulang yang sederhana namun anggun. Kainnya menjuntai lembut, dihiasi renda halus di bagian pergelangan tangan dan kerudung tipis yang menutupi sebagian wajahnya. Tangannya bergetar pelan, bukan karena gugup, melainkan karena haru.

“Wilona, napas dulu… pelan-pelan,” ucap Risa, sang make up artist-nya yang setia menemani sejak pagi.

Wilona tersenyum kecil. “Aku masih seperti mimpi, mbak. Aku nggak nyangka semuanya akan sampai ke titik ini…”

Risa menatapnya lewat pantulan cermin. “Kamu pantas bahagia, Wil. Agar semua yang kamu lewati selama ini nggak sia-sia.”

Wilona menarik napas panjang. Sejenak matanya memandang cincin di atas meja rias cincin perak sederhana yang dipilih sendiri oleh Galen. Tidak ada berlian mencolok, tapi justru di situlah kehangatannya. Setiap kali ia melihat cincin itu, ia teringat janji Galen,

“Aku nggak akan menjanjikan dunia, tapi aku janji akan jadi tempat pulangmu yang paling tenang dan nyaman.”

Di ruangan lain, Galen tengah mengenakan beskap putih gading. Wajahnya tampak tegang, tapi bukan karena takut, melainkan karena haru dan rasa syukur yang menumpuk. Felix menghampirinya, menepuk bahunya pelan.

“Sudah siap, Nak?” tanya Felix dengan suara lembut namun berwibawa.

Galen mengangguk. “Sudah, Kek. Tapi entah kenapa… aku merasa seperti baru benar-benar hidup hari ini.”

Felix tersenyum bijak. “Begitulah cinta, Galen. Kadang ia membuatmu tersesat dulu, sebelum akhirnya membawamu ke rumah yang seharusnya.”

Galen menunduk, mencium tangan kakeknya penuh hormat. “Terima kasih, Kek. Kalau bukan karena kakek, mungkin aku nggak akan sampai di titik ini.”

Felix menatap cucunya penuh bangga. “Kakek cuma membantu sedikit. Selebihnya, ini hasil perjuanganmu dan kesabaran Wilona. Sekarang, jadikan hari ini sebagai awal baru kalian berdua.”

Tak lama kemudian, suara azan dzuhur berkumandang lembut dari mushala kecil di dalam villa. Suaranya merdu dan menenangkan. Semua tamu kecil yang hadir penghulu, dua orang saksi, Felix, dan Wali pengganti.

Wilona duduk di sebelah Felix, sementara Galen duduk di hadapan penghulu. Suasana terasa khidmat, damai, dan hangat. Udara ruangan seolah berhenti berputar, hanya menyisakan detak jantung dari dua insan yang akan segera disatukan.

Penghulu membuka acara dengan basmalah, kemudian membaca khutbah nikah singkat yang begitu menyentuh. Suaranya lembut dan menenangkan, setiap kalimatnya seakan menegaskan betapa suci dan berharganya ikatan yang sebentar lagi akan terjalin.

“Pernikahan bukan hanya penyatuan dua hati,” ucap penghulu, “tetapi juga penyatuan dua keluarga, dua takdir, dan dua jalan hidup yang sebelumnya berjalan sendiri-sendiri. Semoga Allah memberkahi pernikahan kalian dengan ketenangan dan cinta yang tulus.”

Galen menggenggam tangan Felix sebentar, lalu menarik napas dalam-dalam. Ia menatap penghulu dengan mata yang bergetar, lalu berkata dengan suara mantap namun bergetar karena emosi.

“Saya terima nikahnya Wilona Anastasia Kusuma binti Rakha Fabian Adiputra dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan cincin emas dibayar tunai.”

Semua orang terdiam. Suara itu menggema dalam ruangan, membawa getaran hangat yang sulit dijelaskan. Felix memejamkan mata, bersyukur dan Wilona… menundukkan kepala sambil menggigit bibir bawahnya, menahan isak yang tak terbendung lagi.

“Alhamdulillah, sah,” ucap penghulu setelah para saksi mengangguk serempak.

Suasana seketika berubah bukan menjadi riuh, tapi menjadi syahdu. Suara isak haru terdengar di sudut ruangan, dan mata setiap orang yang hadir tampak berkaca-kaca.

Wilona menunduk, air matanya jatuh di atas punggung tangan yang ia genggam erat di pangkuannya. Ia baru saja resmi menjadi istri dari pria yang selama ini ia cintai dalam diam, melalui perjuangan panjang dan luka yang tak sedikit.

Galen mendekat perlahan, menatap wajah istrinya yang masih tertunduk. Dengan lembut ia menyentuh punggung tangan Wilona, lalu berbisik pelan, “Sekarang kamu resmi jadi istri aku, sayang”

Wilona mengangkat wajahnya, matanya yang basah menatap Galen dengan pandangan lembut penuh cinta. “Dan kamu, tempat aku pulang dari segala luka, suami ku."

Felix tersenyum kecil melihat keduanya. Ia menatap Kusuma, dan kedua lelaki tua itu saling memberi tatapan penuh arti sebuah tatapan dua orang kakek yang tahu perjuangan cucu mereka tak mudah.

Setelah akad selesai, suasana berubah menjadi hangat dan penuh tawa ringan. Risa membawa nampan kecil berisi teh hangat dan kue tradisional yang sudah disiapkan sebelumnya. Tidak ada pesta besar, tidak ada gemerlap lampu, tapi suasana itu lebih berharga daripada segala kemewahan.

Wilona duduk di samping Galen, dan untuk pertama kalinya setelah resmi menjadi suami istri, mereka saling menatap tanpa ada batas. Galen menggenggam tangan Wilona erat rasanya hangat, tenang, dan nyaman.

“Kamu tahu,” kata Galen sambil tersenyum lembut, “aku dulu takut banget kehilangan kamu, aku takut kamu gak setuju dengan perjodohan ini. Tapi ternyata, cinta memang selalu punya cara untuk balik ke tempat yang seharusnya.”

Wilona menatapnya sambil tersenyum kecil. “Dan ternyata… menunggu nggak selalu menyakitkan. Kadang, menunggu cuma cara Tuhan buat nyiapin waktu yang tepat.”

Felix tertawa kecil mendengar percakapan itu. “Kalian ini… bahkan di hari akad masih bisa bikin kakek meleleh. Sudahlah, nikmatilah dulu masa bahagia kalian. Dunia di luar sana boleh ribut, tapi di sini hanya ada kalian berdua.”

Hari mulai bergeser ke sore. Cahaya matahari yang masuk lewat jendela besar mulai menguning keemasan. Di taman belakang, burung-burung kecil berkicau seolah ikut mengucapkan selamat. Galen dan Wilona berjalan beriringan menuju taman, masih mengenakan pakaian akad mereka.

Angin sore membelai lembut rambut Wilona yang sedikit terurai dari hijabnya. Ia berhenti sejenak di tengah taman, memandangi langit yang mulai berwarna jingga.

“Indah ya…” gumamnya pelan.

Galen mendekat, berdiri di sampingnya. “Iya. Tapi nggak seindah kamu hari ini.”

Wilona menatapnya sambil tersenyum malu, lalu menunduk. “Kamu selalu bisa bikin aku malu, Gal.”

Galen tertawa pelan. “Biar kamu tahu kalau setiap detik bersama kamu adalah hadiah. Aku nggak butuh pesta besar, aku cuma butuh kamu yang ada di sini, sekarang, di sampingku.”

Wilona mengangguk, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Galen. Keheningan menyelimuti mereka hening yang bukan kosong, tapi penuh makna.

Hari itu, langit Bandung menjadi saksi dua hati yang akhirnya bersatu tanpa gemerlap lampu dan tepuk tangan ribuan orang. Hanya dengan doa, restu, dan cinta yang sederhana tapi tulus.

Felix berhalusinasi melihat sahabatnya Alm.Kusuma tengah berdiri di samping nya.

“Felix…” ucap Kusuma pelan, “terima kasih sudah menjaga cucuku.”

Felix menepuk bahunya lembut. “Sekarang tugas kita selesai, Kusuma. Biarlah mereka menulis kisahnya sendiri.”

Dan saat matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, Wilona dan Galen berdiri di bawah cahaya senja, saling menggenggam tangan. Cinta mereka yang dulu sempat tertunda kini resmi terikat oleh janji suci. Tidak ada dendam, tidak ada kebencian hanya kedamaian yang tumbuh dalam hati mereka berdua.

Hari itu, mereka bukan hanya menjadi suami dan istri. Mereka menjadi dua jiwa yang akhirnya menemukan rumah setelah perjalanan panjang penuh luka dan air mata.

Sebuah pernikahan yang sederhana, tapi hangat.

Tanpa kemewahan, tapi penuh cinta yang nyata.

Dan di tengah angin sore yang lembut, suara Galen terdengar pelan namun jelas, “Selamat datang di hidupku, Nyonya Dirgantara.”

Wilona tersenyum, matanya berkilau oleh air mata bahagia.

“Terima kasih sudah memilih aku, Tuan Galen.”

Mereka pun berpelukan bukan sekadar pelukan dua insan yang baru menikah, tapi pelukan dua hati yang akhirnya bersatu.

"Mama...Ibu...Kakek...aku tau kalian menyaksikanya dari atas sana." batin Wilona.

1
Kusii Yaati
kok Wilona makin ke sini makin lemah padahal di awal dia kuat nggak gampang tertindas
Kusii Yaati
melihat kejeniusan Wilona pasti ayahnya juga seorang jenius,ya kan Thor 🤭
Kusii Yaati
untung Wilona anaknya cerdas dan teliti... bagus Wilona tetap lah waspada sama mereka.
Kusii Yaati
menarik, penuh teka teki...aq mampir Thor 😁
Call Me Nunna_Re: makasi kk sudah mampir🙏
total 2 replies
Diah Susanti
kok surat wasiat felix🤨🤨🤨
Evi Lusiana
jd tania itu wilona y thor?
Yurin y Meme
Membuat saya terharu
Call Me Nunna_Re: makasi kk sudh mampielr🙏 semoga suka
total 1 replies
Call Me Nunna_Re
makasi kk sudh mampir🙏
Tachibana Daisuke
Asiknya baca cerita ini bisa buat aku lupa waktu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!