"Saingan? Lawanku Janda aja, aku udah MENANG!"
.
.
.
Gladys, merutuk habis kekasihnya yang ketahuan sedang berselingkuh di sebuah kamar hotel dengan seorang Janda beranak tiga.
Hati wanita mana yang tak sakit, terlebih ia sudah menerima pria itu sepaket dengan putrinya yang selama dua tahun ini selalau berusaha agar bisa diterima dengan baik sebagai ibu sambung.
.
.
.
"Dasar DUDA gak tahu diri. Lihat saja, akan ku pastikan penggantimu adalah BERONDONG TAJIR"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part #01
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Braaak...
Kedua kaki Erica seolah tak menapak saat ia berhasil membuka pintu kamar di sebuah Hotel bintang 3, tentu saja dengan perdebatan dan Permohonan Lebih dulu dengan pihak yang terkait demi meminta kunci serta izin mendobrak paksa.
Tangannya yang masih memegang Kenop pintu seolah menjadi tumpuan tubuhnya yang kian melemas.
Bagaimana tidak, pria yang selama dua tahun ini menjalin kasih dengannya tengah mengerang menahan nikmat diatas tubuh seorang wanita lain.
Pakaian yang berantakan di lantai dan pinggiran ranjang membuat dua manusia tak punya malu itu kini dalam keadaan tanpa benang sehelai pun di tubuh mereka.
"Menjijikan!"
Sungguh, kali ini Erica sudah habis sabar, ia tak akan tinggal diam mengingat sumpah yang selalu ia lontarkan.
"Apapun itu aku maafkan, kecuali aku melihat sendiri dengan kedua mataku kamu berselingkuh."
Dan malam ini, tepat nya jam dua pagi Erica membuktikannya. Ia datangi bangunan bertingkat lima belas lantai tersebut seorang diri tak perduli meski hanya memakai piyama tidur bergambar Hello Kitty.
"Ya ampun, Erica!" seru Irham kaget, ia langsung turun dari atas tubuh lawan mainvnya, lalu menarik selimut untuk menutupi bagian sensitif nya itu.
"Jadi ini yang di bilang ada urusan kerjaan? lembur karena Deadline, iya?" teriak Erica dengan tatapan mematickan.
"Gak gitu, Sayang. Kamu salah paham," balas Irham, ia yang berusaha menenangkan justru terus di tepis
"Jangan sentuh!"
Pandangan Erica kini beralih ke ranjang, wanita yang sama polosnya itu berusaha menutupi tubuhnya dengan bantal sebab selimut sudah lebih dulu di ambil oleh Irham. Sama halnya dengan pria itu, wajahnya panik diam dalam kebingungan. Ia berjalan dengan langkag pasti, lalu..
Plak
"Dasar Jalang!" satu tamparan mendarat sempurna di pipi si wanita yang beberapa menit lalu masih mendesah bersama dengan kekasihnya.
"Er, kamu apa apaan sih?!" protes Irham,
Erica yang masih berdiri di tepi ranjang pun menoleh sebab Irham sudah ada dibelakangnya, "Apa? kamu gak Terima jalangmu ini aku tampar, Iya? kamu mau belain dia, gitu?" teriak Erica lagi.
"Kita bisa loh bicara baik baik, Sayang. Gak harus kaya gini. Kamu tunggu sebentar ya, aku antar kamu pulang," Ujar Irham dan itu semakin membuat Erica memanas hati dan segala isi kepalanya.
"Aw---,sakit.Tolong sakit." wanita itu memohon dan tak bisa kemana mana saat Erica menjambak rambutnya sambil ia cengkram juga wajahnya.
"Gimana? enak ngangKanG di bawah calon suami orang?" tanya penuh penekanan lalu satu tamparan kembali mendarat.
Irham tentu tak tinggal diam, ia berusaha melerai dan mengangkat tubuh kekasihnya itu dari atas tubuh selingkuhannya yang kini tengah menangis histeris, untungnya pintu kamar sudah ia tutup, jika masih terbuka, mungkin mereka akan jadi tontonan para keamanan Hotel.
"Cukup, Er, cukup!" Irham benar-benar merasa frustasi sendiri melihat dua wanita bertengkar di hadapannya.
"Kenapa? kamu gak suka? kamu marah?" tanya Erica dengan nada tinggi.
"Sudah ku bilang, kita bisa bicara baik baik, Er."
"Gak usah, kita PUTUS!" tolak Erica dengan suara lantang dan jelas tepat di hadapan wajah Irham.
Keputusannya tentu mendapat penolakan keras, Irham berusaha menahan dan mencegah Erica untuk keluar dulu, setidaknya ia ingin mengantar wanita itu pulang lalu memberi penjelasan, biasanya Erica akan luluh dengan segala rayuan dan janji manisnya.
"Apa harus, aku ulangi?" Erica yang sebenarnya sudah tak kuat pun kembali menantang, ia berusaha keras untuk tidak sama sekali meneteskan air mata di depan Irham, pria yang menjadi tujuan akhir di kisah cintanya.
"Aku gak mau, Er, kita sudah serius loh, masa iya jadi kaya gini?" tanya Irham.
"Kalau tau mau serius, kenapa selingkuh?!" tanya balik Erica.
Irham diam, ia tentu punya jawaban dan alasan tapi jika itu ia katakan semua yang ada justru akan memperburuk suasa dan hubungan mereka, sedangkan Irham memang tak ingin melepas Erica.
"Sekali lagi, aku tegaskan kita PUTUS!"
Erica menatap nanar wajah Arhan yang jika sedang emosi seperti ini ternyata tak cukup tampan, kulitnya hitam dengan tinggi badan standar pria lokal,
"Baik, kalau itu maumu, Er. Aku turuti!" balas Irham tiba-tiba padahal beberapa detik barusan pria itu masih menahannya.
Erica mengangguk pasti, jantungnya berdegup kencang dengan tangan yang bergetar cukup hebat. Meski bersikeras tapi dalam hatinya yang paling dalam ia tak menyangka jika Irham akhirnya mengiyakan ajakan nya untuk berpisah setelah dua tahun bersama, perjalanan kisah cinta yang tak mudah karna harus berjuang melawan restu orang tua dan juga mati matian mengambil perhatian sang buah hati agar bisa di anggap dan diterima sebagai ibu sambung terbaik.
"Oke, Fine, kita masing-masing. Terima kasih untuk semuanya. Aku harap ini pertemuan terakhir kita. Asing lah untuk selamabnya, jangan pernah menegur ku lagi dalam kesempatan lain," Tegas Erica.
Tak ada jawaban dari Irham, tatapannya pun sulit di artikan dan memang Erica sudah enggan mau tahu lagi selepas ini.
Irham yang masih tertegun seolah sedang mengumpul kan kesadarannya, di buat kaget dan meringis menahan sakit luar biasa dibagian inti miliknya saat kaki Erica menendang dengan sangat kuat, Bugh .
.
.
.
Dasar DUDA gak tahu diri, aku pastikan penggantimu nanti adalah BERONDONG TAJIR