Welcome to the sequel of You're Mine Brianna
Perjalanan seorang Hana Elodie Brown menghindari Ayahnya yang otoriter terhadap dirinya. Berbagai cara ia lakukan agar hidupnya bisa terbebas dari aturan yang menurutnya tak sesuai dengannya. Sampai pada suatu ketika, Hana dipertemukan oleh takdir dengan seorang pria yang tak pernah ia inginkan semasa hidupnya, Daniel Leonardo Smirnov. Seorang mafia yang dunianya penuh dengan kegelapan melebihi tempat tergelap di dunia. Mampukah Hana menjadi penerang bagi Daniel dan akankah Daniel mampu memberikan kehidupan yang diinginkan oleh Hana? Simak terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Masa Lalu
Beberapa tahun yang lalu, seorang wanita kini tengah berdiri di depan pintu rumahnya. Entah apa yang membuatnya ragu untuk masuk ke dalam. Ditemani seorang pria yang berbadan tegap dan tubuh yang tinggi menjulang, Hana Elodie Brown memantapkan jiwa dan raganya untuk mengetuk pintu rumahnya.
"Kau pasti bisa, Hana. Aku akan tetap menemanimu." Ucap Axel, sepupu Hana.
"Aku akan mati kali ini, Ax." ujar Hana sembari mengatur nafasnya.
"Percaya padaku, itu tak akan terjadi. Kau adalah adikku yang paling tangguh." ujar Axel meyakinkan.
Hana menggenggam tangan Axel dengan kuat lalu berkata, "kau janji tak akan memberitahu pada siapapun tentang kehamilanku inikan?" tanya Hana dengan cemas.
"Aku janji. Tapi kali ini tentu saja kedua orang tuamu akan segera mengetahuinya." sahut Axel.
Hana menggigit bibir bawahnya tanda ia sebenarnya masih ragu dengan cemas atas keputusan yang ia ambil. Hana hamil saat ia bekerja di Hamburg, dan kekasihnya tak mau bertanggung jawab. Entah ia pergi kemana sekarang, Hana tak tahu. Hanya Axel yang mengetahui kabar ini karena Hana hanya bercerita kepada sepupunya itu. Ia tahu bahwa ayahnya lebih mempercayai apa yang dikatakan oleh Axel dibandingkan dengan dirinya. Hana juga sangat mengerti, bahwa apa yang dikatakan oleh Axel kepada ayahnya nanti tentu akan sangat membantu dirinya untuk bisa kembali ke rumah meski dalam keadaan hamil.
TING
TONG
Pintu pun dibuka oleh seorang pelayan lalu membiarkan Tuan dan Nona muda tersebut untuk masuk ke dalam.
"Dimana Daddy?" tanya Hana kepada pelayan tersebut.
"Tuan berada di dalam kamar bersama Nyonya, Nona." jawab pelayan itu.
"Beri tahu mereka, ada aku dan Axel." sahut Hana.
"Baik Nona." Pelayan tersebut mengangguk patuh dan langsung memanggil tuan besarnya.
"Tenangkan dirimu." ujar Axel sembari menyentuh dengkul Hana yang sejak tadi terus saja bergerak tanda kegugupan menyerang wanita bertubuh tinggi itu.
"Axel? Tumben sekali kau datang." ujar Jordan Brown, ayah dari Hana.
"My little princess." Christy, ibu dari Hana mengecup pipi Hana.
"Uncle, aku kemari mengantar adik kesayanganku." sahut Axel.
"Hana, kau jangan terlalu manja kepada Kakak sepupumu itu. Dia pasti sangat sibuk dan kau malah mengganggunya." ujar Jordan.
"Tidak Uncle, aku memang ingin mengantarnya dan itu sangat tidak menggangguku." sahut Axel.
"Juga ada sesuatu yang ingin Hana bicarakan pada Uncle."
Jordan mengerutkan keningnya, ia tak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Axel. "Pembicaraan? Tentang apa? Biasanya Hana akan langsung memberitahuku tanpa harus merasa sekaku ini." ungkap Jordan.
"Dad.. a-aku.." Hana menggantungkan ucapannya. Ia menoleh ke arah Axel dan Axel pun menganggukkan kepalanya seolah berkata 'ayo katakanlah'.
"A-aku.. Aku hamil."
DEGH
"Siapa yang menghamilimu?" Jordan menoleh ke arah Axel dengan tatapan tajam bak singa yang siap menerkam mangsanya.
"Tidak, bukan Axel. Tapi kekasihku." ucap Hana dengan cepat agar Jordan tidak salah paham menuduh Axel.
"Lalu dimana kekasih brengsekmu itu? Bukankah seharusnya dia yang datang menghadap kepadaku?!" ujar Jordan dengan rahang yang mengeras menahan amarahnya.
"D-dia pergi entah kemana dan tak mau bertanggung jawab."
Bagai petir di siang bolong, Jordan dan Christy begitu terkejut mendengar kabar yang sangat tiba-tiba ini. Christy terdiam dengan mata yang berkaca-kaca, terlihat begitu kecewa di raut wajah yang sudah tak lagi muda.
"Kau tahu bukan? Ini tidak pernah terjadi di dalam keluarga besar kita? Mengapa kau melanggarnya?!" ucap Jordan dengan penuh amarah.
"Maafkan aku, Dad." lirih Hana dengan mata yang mulai basah.
Christy berpindah posisi dan duduk di samping Hana untuk memeluk tubuh rapuh putri semata wayangnya. Hana menangis di pelukan sang ibu sembari membalas pelukan Christy.
"Gugurkan.."
Semua orang yang berada di sana menatap ke arah asal suara. Jordan berkata dengan wajah yang datar, membuat semua orang yang berada di sana terkejut. Pasalnya meski Jordan dikenal sebagai ayah yang otoriter, tapi di lubuk hatinya yang paling dalam ia adalah pria yang sangat mencintai keluarganya. Jangankan keluarga, melihat semut terinjak saja ia seakan tak rela dan ingin menyelamatkannya, tapi ada apa dengannya kali ini? Ia dengan lugas mengatakan untuk menghilangkan nyawa seorang janin yang tak berdosa?
"Gugurkan janin itu sebelum semuanya mengetahui aib ini. Bagaimana dengan pandangan seluruh keluarga besar kita?! Kita akan di cap sebagai orang tua yang gagal dalam mendidik anak semata wayang kita!"
Hana menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Tidak, Dad. Aku tidak akan melakukannya!" tegas Hana kepada Jordan.
"Kau siap hidup menanggung malu sampai kau mati, Hana?" tanya Jordan.
"Aku lebih baik menanggung malu dari pada harus menanggung rasa bersalah seumur hidupku karena telah membunuh darah dagingku sendiri!" Hana menangis tersedu-sedu. Ia tak menyangka, baru kali ini ia melihat sisi jahat sang ayah yang dikenalnya selama ini sebagai pria yang tegas sekaligus lembut.
"Benarkah? Kau yakin bisa melakukan itu semua SE-UM-UR HI-DUP-MU?" Jordan mengatan dengan penuh penekanan dan Hana mengangguk dengan mantap.
"Uncle, tenanglah dulu. Kita cari jalan keluarnya tanpa harus merugikan satu sama lain. Kita tidak bisa mengambil keputusan gegabah dalam hal ini." Kali ini Axel ikut berbicara.
"Tidak ada solusi lain. Hanya itu keputusan yang terbaik. Hana harus menggugurkan kandungannya dan kembali menjalani kehidupannya seperti dulu TANPA ANAK DILUAR PERNIKAHAN!" Tegas Jordan seolah tak bisa ditolak lagi.
"Uncle, aku mohon tenanglah. Jangan seperti itu, aku janji aku akan memberikan sebuah solusi yang tentu akan saling menguntungkan. Asal Uncle mau bersabar. Lagi pula kandungan Hana masih muda dan belum terlalu terlihat. Kasihan, Hana. Aku sangat menyayanginya bagaimana pun kondisi Hana. Ia sudah seperti adik kandungku sendiri, jika ia terpuruk maka aku juga akan merasakan hal yang sama dengannya." ucap Axel berusaha sekuat tenaga untuk meyakinkan Jordan.
"Keputusanku adalah hal mutlak, sekarang kau masuk ke dalam kamar!" ujar Jordan kepada Hana dengan nada yang meninggi.
Mau tak mau Hana pun menuruti permintaan ayahnya. Hana berlari menuju kamarnya ditemani air mata yang masih deras membasahi pipinya. Axel masih berada di sana, menatap nanar sang adik sepupu yang perlahan menghilang dari pandangannya.
Selama tiga jam Axel berada di sana, mencoba untuk memberikan solusi terbaik untuk Jordan, Christy dan juga Hana. Perdebatan yang sangat alot itu kini dimenangkan oleh Axel. Christy pun bernafas dengan lega, karena sejatinya ia tidak setuju dengan ide dari sang suami. Bagaimana pun janin yang dikandung Hana adalah cucunya.
Axel memasuki kamar Hana yang tidak dikunci. Saat ia berada di dalam, terdengar suara isak tangis dari balik selimut. Axel membukanya perlahan dan melihat Hana yang sedang meringkuk di atas ranjang dengan bantal yang basah karena air mata.
"Aku berhasil membujuk Uncle." satu kalimat yang lolos dari mulut Axel mampu menghentikan tangisan Hana.
Hana bangkit dari tidurnya lalu duduk menghadap ke arah sepupunya itu.
"Tapi dengan satu syarat, ketika dia lahir maka kau tidak boleh mengakuinya sebagai anak di hadapan semua orang. Dan Uncle hanya akan membiayai saat kehamilan dan persalinan, selebihnya kau harus mengusahakannya sendiri."
Mendengar lanjutan penjelasan dari Axel membuat Hana sedikit tenang sekaligus sedih. Tapi tak apa, setidaknya janinnya kini selamat. Masalah biaya, Hana bisa kembali bekerja nanti setelah ia melahirkan.
...- Hana Elodie Brown...
TBC
HALO GUYS!!! SUDAH SIAP UNTUK SEQUEL DARI YOU'RE MINE BRIANNA?? HAPPY READING YAAA. JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, FAVORIT, ATAU KIRIM HADIAH PUN BOLEH BANGET HIHIII
LOVE U TOMAAT❤