NovelToon NovelToon
Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Janda / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Annavita

Aira tak menyangka jika pernikahan harmonis yang ia bina kini hancur lebur, karna orang ketiga.

Dunianya hancur, hingga sebuah kecelakaan menimpanya dan membuat ia koma. setelah sadar, ia dihadapkan dengan seorang pria yang tiba-tiba saja menjadikannya seorang budak. hingga dimana Aira dijadikan bak seorang tawanan oleh pria misterius itu.

sementara disisi lain, Rayyan berusaha menjalani dendam yang diamanatkan padanya dari sang ayah. dendam yang begitu membuatnya berapai-api pada Aira.

akankah Rayyan berhasil menuntaskan dendamnya? atau malah rasa cinta timbul dihatinya untuk Aira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annavita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

Malam itu, Rayyan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menembus jalanan yang mulai lengang. Pikirannya berkecamuk, amarahnya membara, dan hatinya diliputi kekecewaan mendalam.

Ia tak menyangka, ayahnya, Danu, akan bertindak sejauh ini. Membunuh Dimas dengan cara yang begitu keji dan terang-terangan.

Sesampainya di kediaman Danu yang mewah, Rayyan langsung memarkirkan mobilnya dengan kasar di halaman depan. Ia keluar dari mobil, membanting pintunya dengan keras, lalu melangkah cepat menuju pintu utama.

Ia tak peduli dengan tatapan heran para penjaga yang berjaga di pos. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah satu: ia harus mendapatkan penjelasan dari ayahnya.

Saat Rayyan masuk ke dalam rumah, ia melihat Teddy, tangan kanan Danu yang setia, berdiri tegap di depan pintu ruang tengah. Teddy menghadang Rayyan dengan tatapan dingin dan tanpa ekspresi. Rayyan mengepalkan tangannya, siap untuk menerobos Teddy jika diperlukan.

Namun, sebelum Rayyan bertindak, Danu muncul dari dalam ruang tengah. Ia memberikan isyarat kepada Teddy untuk membiarkan Rayyan masuk. Teddy mengangguk patuh, lalu menggeser tubuhnya, memberikan jalan bagi Rayyan untuk menghampiri Danu.

Rayyan melangkah melewati Teddy, tatapannya tertuju pada Danu yang tengah duduk di sofa, fokus pada layar televisi yang menayangkan berita tentang kasus tabrak lari Dimas. Rayyan mendekat, lalu berdiri di hadapan Danu, menatapnya dengan tatapan penuh amarah dan kekecewaan.

"polisi masih mencari identitas mobil tersangka, diketahui korban meninggal dunia ditempat kejadian..." ucap reporter berita di televisi

"Kenapa ayah melakukannya?" desis Rayyan, suaranya bergetar menahan emosi yang meluap-luap. "Kenapa ayah membunuh Dimas?"

Danu mengangkat wajahnya, menatap Rayyan dengan tatapan dingin dan tanpa penyesalan. "Dia sudah membunuh putriku," jawab Danu datar, seolah nyawa Dimas tidak ada artinya sama sekali. "Nyawa harus dibalas nyawa. Itu hukum alam."

Rayyan menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Tapi ayah tidak bisa bertindak seperti ini," balas Rayyan dengan nada membela diri. "Ayah tidak bisa main hakim sendiri. Ada hukum yang harus ditegakkan."

Danu tersenyum sinis mendengar ucapan Rayyan. "Hukum?" ejek Danu. "Hukum hanya berlaku bagi orang-orang lemah dan tidak berdaya. Aku tidak butuh hukum. Aku punya kekuasaan dan aku akan menggunakannya untuk membalas dendam atas kematian putriku."

Danu menatap tajam ke arah Rayyan, seolah menyalahkannya atas apa yang telah terjadi. "Kau sendiri, kenapa kau menyembunyikannya selama ini?" tanya Danu dengan nada kecewa dan marah. "Kau tahu jika pria itu yang telah menabrak putriku sampai tewas. Kenapa kau tidak memberitahuku? Kenapa kau melindunginya? Aku sangat kecewa padamu, Rayyan."

Rayyan terdiam sejenak, hatinya terasa seperti ditusuk ribuan jarum. Ia tahu bahwa ia telah mengecewakan ayahnya. Ia tahu bahwa ia telah menyakiti hatinya. Namun, ia juga memiliki alasan sendiri mengapa ia menyembunyikan kebenaran itu.

"Aku tidak melindunginya," balas Rayyan dengan membela diri. "Aku hanya ingin mencari bukti yang kuat sebelum menyerahkannya ke polisi. Aku ingin memastikan bahwa dia akan mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya."

"Hukuman penjara tidak cukup untuknya," balas Danu keras kepala. "Dia pantas mati. Dia harus merasakan sakit yang sama seperti yang dirasakan putriku saat meregang nyawa."

Rayyan menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Ia tahu bahwa percuma saja berdebat dengan ayahnya. Danu sudah dibutakan oleh amarah dan dendam.

"Biarpun kau berhasil memasukkannya ke penjara," ucap Danu lagi, suaranya dingin dan mengancam, "aku akan tetap membunuhnya. Aku akan memastikan bahwa dia tidak akan pernah bisa menikmati hidupnya lagi."

Rayyan hanya terdiam, tidak bisa membantah kata-kata ayahnya. Ia tahu bahwa Danu tidak akan pernah berubah pikiran. Ia tahu bahwa Dimas sudah mati, baik di tangan hukum maupun di tangan Danu.

Danu menoleh ke arah Rayyan, lalu menghampirinya. Ia menatap Rayyan dengan tatapan menyelidik, seolah mencoba membaca pikirannya. "Bagaimana dengan Pandu?" tanya Danu. "Kau sudah memberinya peringatan? Kau selalu mengulur waktu. Aku harap itu tak ada kaitannya dengan wanita yang kau bawa ke rumahmu."

Rayyan menelan ludah, jantungnya berdegup kencang. Ia tidak ingin ayahnya tahu bahwa ia mulai memiliki perasaan terhadap Aira. Ia tidak ingin ayahnya tahu bahwa ia mulai meragukan rencananya.

"Kau tidak perlu khawatir," jawab Rayyan dengan nada meyakinkan, meskipun hatinya bergejolak. "Aku sudah memberinya peringatan. Besok kami akan mulai rencananya. Aku akan menggunakan wanita itu untuk pengancaman, agar dia menuruti ucapanmu."

Danu menatap Rayyan dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia seolah bisa melihat kebohongan di mata Rayyan. "Baiklah," balas Danu dengan tidak percaya. "Jika rencanamu gagal, ayah tidak akan segan-segan untuk mengambil tindakan seperti tadi."

Rayyan hanya mengangguk, tidak berani menatap mata ayahnya. Ia merasa tertekan dan terancam. Ia tahu bahwa ia harus segera bertindak, sebelum semuanya terlambat.

Danu menoleh dan menatap Rayyan dengan tatapan yang tajam dan menusuk. "Jangan mengecewakanku, Rayyan," ucap Danu memperingatkan. "Kau tahu apa yang akan terjadi jika kau melakukannya."

Rayyan hanya mengangguk, lalu berbalik dan meninggalkan ruang tengah. Ia merasa sesak dan tidak nyaman berada di dekat ayahnya. Ia tahu bahwa ia harus segera mencari cara untuk keluar dari permainan ini, sebelum ia kehilangan segalanya. Ia harus melindungi Aira, meskipun itu berarti ia harus mengkhianati ayahnya sendiri.

*

Rayyan kembali ke rumahnya dengan perasaan hancur. Di sepanjang perjalanan, bayangan mobil yang menghantam Dimas terus berputar di kepalanya. Meski dendam telah lama mengakar dalam hatinya, ia tak pernah menginginkan kematian Dimas. Pembunuhan itu melampaui batas yang ia tetapkan sendiri.

Saat mobilnya memasuki halaman rumah, lampu temaram seolah menambah kelam suasana hatinya. Ia menghela napas panjang, mencoba meredakan gejolak emosi dalam dirinya. Setelah memarkirkan mobil, Rayyan keluar dan melangkah menuju pintu masuk.

Di dalam rumah, keheningan menyambutnya. Rayyan berjalan menuju tangga, lalu tanpa sadar mendongak ke arah kamar Aira.

Tiba-tiba, Rayyan tersentak kaget. Aira berdiri tepat di belakangnya, wajahnya memerah karena amarah yang tertahan. Rayyan menatapnya dengan tatapan datar, berusaha menyembunyikan perasaan bersalah yang mulai menghantuinya.

"Ada apa?" tanya Rayyan dengan suara yang terdengar lebih dingin dari biasanya.

Aira maju selangkah, mendekati Rayyan dengan tatapan menantang. "Bagaimana bisa kau melakukan itu?" tanyanya dengan suara bergetar. "Bagaimana bisa kau membunuh Dimas?"

Rayyan memalingkan wajahnya, tak mau menatap mata Aira yang penuh dengan kekecewaan dan kemarahan. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan," jawab Rayyan dengan nada acuh tak acuh.

"Jangan berbohong padaku!" bentak Aira. "Aku tahu semuanya. Aku tahu kau yang membunuh Dimas."

Rayyan terdiam. Ia tahu bahwa Aira tidak akan percaya padanya. Ia tahu bahwa Aira hanya akan percaya dengan apa yang ia tahu saja.

"Tidurlah," ucap Rayyan dengan nada lelah. "Atau aku akan mengurungmu di gudang."

"Gudang tempat kau menyiksa Dimas?" sindir Aira dengan tatapan sinis. "Apa kau akan menyiksaku juga?"

Rayyan mengepalkan tangannya, berusaha menahan amarahnya. "Itu bukan urusanmu," ucap Rayyan dengan nada membentak. "Jangan ikut campur urusanku."

Rayyan berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Aira yang berdiri mematung di tempatnya. Ia tidak ingin berdebat dengannya. Ia tidak ingin menjelaskan apa pun. Ia hanya ingin melarikan diri dari kenyataan yang ada.

"Pembunuh!" teriak Aira dengan suara yang memilukan. Air matanya mengalir deras di pipinya. "Kau adalah seorang pembunuh!"

Rayyan menghentikan langkahnya, namun ia tidak berbalik. Ia hanya berdiri diam, membiarkan Aira mencaci makinya. Ia tahu bahwa ia pantas mendapatkan semua itu.

Tanpa Aira ketahui, Rayyan menyiksa Dimas bukan hanya karena ia telah mengkhianati Aira, tetapi juga karena ia adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian adiknya. Dendam telah membutakan hatinya, membuatnya melakukan tindakan yang tak bisa dimaafkan.

Rayyan melanjutkan langkahnya, meninggalkan Aira yang menangis seorang diri. Ia tahu bahwa ia telah kehilangan Aira. Ia tahu bahwa ia telah menghancurkan hidupnya sendiri. Namun, ia tidak bisa berhenti. Ia harus menyelesaikan rencananya. Ia harus membalas dendam atas semua yang telah terjadi.

Bersambung...

Jangan lupa beri dukungan gratis kalian hanya dengan Like, Komen, dan Subscribe... Tengkyu 🥰🥰🥰

1
Rita Anugrahima
seruuu thor, di tunggu update y😊
Annvita: maaciw.../Kiss/
komen terus disetiap bab ya ya/Smirk/
total 1 replies
Annvita
Ala Moh../Doge/
Annvita
komen dong woey.../Whimper/
Annvita
kalian serius diemin aku kayak gini? /Left Bah!/
Annvita
komennya ges... komen/Chuckle/
Annvita
eit eit eit.... komennya jangan lupa ditinggal disini ya .../Hey//Hey/
Annvita
Novel yang buagus banget... hati-hati loh Rayyan dari benci bisa loh jadi cinta UPS....

guys baca juga ini seru buanget loh... apalagi mantan suami Aira, nanti sadar dan ngejer ngejer lagi tu mantan bini... hoho
Annvita
jangan lupa tinggalkan komentar kamu gesss . /Determined//Determined//Determined/
Bé tít
Tertinggal sama ceritanya, cepat update author!
Annvita: jangan lupa komen disetiap bab nya ya.../Smile/
total 1 replies
Amanda
Buat mood pembaca semakin bagus!
Annvita: maacih /Kiss/
total 1 replies
Cleopatra
Seru banget, aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya!
Annvita: jangan sampe kelewat ya.../Bye-Bye/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!