Az Zahra wanita muda BERJUANG demi keluarganya, lika-liku kehidupan dijalani tanpa berkeluh kesah. Focus dirinya hanya pekerjaan Dan keluarganya, kisah percintaannya tidak selalu berjalan dengan indah. Tetapi dia tidak memikirkan itu semua, prinsipnya siapa yang memperjuangkannya maka dia akan BERJUANG untuknya.
Zahra hanya membuka hati bukan untuk memberikan cintanya, tetapi untuk memberikan kesempatan untuk lelaki yang mengatakan Cinta padanya. Cinta bukan sekadar retorika Dan kamuflase semata, tetapi pembuktian dengan versi dirinya.
Tak ada yang tau dengan siapa cinta itu akan berlabuh ditempat terakhir, bahkan pertemuan Zahra dengan seorang lelaki bernama Hassan Abraham menjadi titik balik dirinya. Hassan mampu meyakinkan Zahra bahwa Cinta sejati memang benar ada. Ikuti kisah selanjut dinovel ku yang kedua yuk 💞🌹💓💐🌸
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butiran Debu03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BHDJ-BAB-8-MENIKAHLAH DENGANKU ZAHRA!
Hassan meninggalkan Aria dan Abi karena dia mau kerumah Zahra, Hassan berpesan pada anak buah nya layani adik dan sepupu nya dengan baik selama dia belum kembali kemarkasnya. Hassan gelisah karena Zahra tidak mengangkat telpon nya, mobil Hassan melaju dengan cepat pikiran nya hanya Zahra.
Sepanjang jalan menuju rumah Zahra pikiran Hassan terus bergerillya, perasaan yang kalut kadang dia mentertawa kan diri nya sendiri. Dia takuti dan disegani musuh-musuh nya, tapi begitu lemah jika sudah menyangkut dengan Zahra. Hassan tidak bisa menutup mata, Cinta nya semakin hari semakin besar pada nya.
Karena Zahra menghargai nya semua yang dikatakan Hassan, Zahra selalu nurut nggak ada bantahan. Hassan tiba dirumah Zahra, terlihat sepi belum terlalu malam juga. Dia buru-buru mematikan mesin mobil nya dan ternyata Pagar nya dikunci, bel Hassan pencet sebanyak tiga kali tanpa jeda. Adelia keluar terkejut melihat Hassan.
"Yaa Ampun mas emang nya aku Doraemon yang punya pintu kemana aja" Adelia bicara sambil membuka gembok Pagar, Hassan tertawa kecil
"iyaa maaf dee, mas panik mbak mu ga angkat telpon mas" Hassan menggaruk tengguk nya walau tidak gatal
"yaa udah masuk mas, insya Allah mbak Zahra udah baikan mas. Udah shalat dan baca Qur'an juga, yaah walau masih menangis" Jelas Adelia, Hassan senang mendengar nya, mereka masuk bersama
"Loh kamu yank? kenapa kok wajah nya tegang gitu??" Zahra terkejut melihat Hassan, Hassan gemes lihat ekspresi wajah Zahra ingin rasa nya menerkam
"Check handphone kamu, berapa banyak aku menghubungi kamu sayang" Ucap Hassan menatap Zahra, Zahra mengambil handphone diatas nakas. Dia terkejut melihat misscall banyak sekali dari Hassan
"Maaf yank, aku ga pegang handphone sejak tadi. Ini aja aku baru keluar kamar, maaf yaa" Zahra mendekati Hassan lalu memeluk nya, Hassan langsung luluh lantak hati nya Zahra bersikap seperti ini pada nya yang buat Hassan semakin mencintai nya, dia cium kepala Zahra dan mengeratkan pelukan nya.
"udah ga apa-apa sayang, aku hanya khawatir kamu udah makan apa belum, kamu lagi apa. Itu yang aku khawatir kan" Ucap Hassan lembut, Zahra melepas pelukan nya
"Alhamdulillah udah yank, bi Asih yang masak. Kamu udah makan? Kalau belum mau makan disini?" Ucap Zahra, Hassan menatap Zahra sangat dalam lalu berkata
"MENIKAH LAH DENGAN KU ZAHRA!" Tegas Hassan dengan lantang, Zahra menarik nafas panjang karena Hassan sudah sering kali mengatakan nya.
"Aku belum siap yank, kalau kamu mau cari ce.." Hassan langsung mendarat kan telunjuk nya dibibir Zahra
"Siap ga siap kamu harus siap! Aku hanya mau menikah dengan kamu! Bukan dengan cewek mana pun!" Tegas Hassan, Adelia mendengar kan dengan tersenyum, Hassan berkata lagi "Kamu sayang dengan papa dan mama??" Tanya Hassan serius, Zahra menganggukkan kepala
"Nice! Buktikan kalau kamu benar menyayangi mereka! Ga akan ada yang berubah sayang, percayalah padaku! yang berubah hanya status kita yang Haram jadi halal!" Tegas Hassan dengan memegang kedua lengan Zahra, Zahra menatap kekasih nya, TAK ada keraguam dihati Zahra pada Hassan tapi entah kenapa dia takut dengan dirinya sendiri yang belum yakin bisa menjadi seorang istri
Hassan melanjutkan perkataan nya "Aku takut! sangat takut Zahra! jika aku sampai merusakmu sebelum kita halal, biar bagaimana pun setan terus menggoda kita! Please... Honey! Thinking about this!" Hassan berkata dengan suara yang lemah dan tertunduk, Zahra akhir nya bersuara
"Baik lah aku mau menikah dengan kamu, ada syarat nya" Hassan langsung menegakkan kepala nya dia tersenyum lebar, Adelia dan bi Asih turut senang mendengar nya
"katakan sayang apa syarat nya?? Humm, insya Allah aku penuhi Keinginan mu" Hassan sangat excited, Zahra menarik nafas pelan
"Aku ga mau ada pesta, ga mau digedung, walau aku tau kamu pasti mampu mewujudkan pernikahan impianku, tapi kondisi seperti ini tidak etis rasa nya kalau kita mengadakan pesta. Maaf yank itu syarat dari aku, aku masih sangat berduka" Zahra langsung menunduk, Hassan tersenyum lebar
"Aku penuhi Keinginan mu sayang!" Ucap Hassan dengan lembut, Zahra langsung memeluk nya "Terimakasih sayang" Jawab Zahra, Hassan mengangguk tersenyum
Hassan kembali kemarkasnya, melihat buruannya sudah babak belur. Hassan bisikkan ketelinga Arya "Hentikan dulu!" Arya menoleh lalu menganggukkan kepala, Abi mengikuti kedua nya. Mereka bertiga kembali keruangan Hassan, dia juga membelikan makanan untuk mereka berdua.
"Pasti kalian lapar, makan lah! Ada kabar baik yang ingin saya sampaikan pada kalian! Terutama Arya!" Tegas Hassan tersenyum melihat ekspresi kedua nya, Arya dan Abimana menatap Hassan
Setelah mereka selesai makan Hassan menceritakan tentang rencana pernikahan nya, Arya sangat senang Karena kabar ini yang selalu ditunggu nya. Bukan Salah Hassan tapi kakak nya yang selalu menolak, dengan berbagai macam alasan yang tidak masuk akal.
Ternyata kematian kedua orangtua nya membuka mata hati kakak nya, Allah sentiasa memberikan hikmah disetiap ujian tetapi banyak manusia tidak menyadari nya karena kurang nya rasa bersyukur.
Selama Hassan tidak datang kemarkasnya untuk mempersiapkan pernikahan nya, Hassan memerintahkan anak buah nya memberi makan buruan nya dua hari sekali itu balasan atas perbuatan mereka. Setelah itu akan ada balasan selanjut nya untuk mereka sesuai yang mereka perbuat.
Tidak ada persiapan yang banyak untuk pernikahan nya, biar bagaimana pun kabar bahagia ini harus diberitakan khusus nya para tetangga, sahabat dan keluarga terdekat agar tak terjadi fitnah dikemudian hari dan Zahra menyetujui keputusan Hassan.
Hassan mengajak Zahra, kedua adiknya Dan juga bi Asih kerumahnya. Selama menjalin hubungan dengan Hassan baru Kali ini Zahra Tau rumah Hassan, Zahra sangat terkejut begitu juga kedua adiknya. Adelia berkata
"Yaa Ampun ini mah bukan rumah tapi mansion! Kayak film-film yang sering aku tonton" Adelia berputar-putar, semua nya tersenyum lebar mendengar perkataan Adelia
"Kamu tinggal disini yaa dee setelah kami menikah, kamu juga Ar kalau mau bisa tinggal disini" Ucap Hassan, Aria menggelengkan kepala
"Ga mas cukup untuk saya melihat kalian bahagia, mas bisa jaga mbak Zahra Dan Adelia" Jawab Aria dengan tulus
"Aku benaran boleh tinggal disini mas?? Tapi kata mbak Zahra aku tinggal dirumah mbak Zahra aja" Ucap Adelia polos, Hassan menatap Zahra
"Kamu tinggal disini ini keputusan mas! Dan rumah mbakmu biar Arya tempati kalau perlu buat Arya!" Tegas Hassan, Arya terkejut Zahra tersenyum mendekati Arya
"iyaa mbak kasih untuk kamu, sama mobil juga. untuk menunjang pekerjaan kamu, mas Hassan udah bicara sama mbak. Apa lagi sekarang kamu udah kerja sama mas Hassan jadi butuh mobil, disini mobil banyak tuch!" Hassan tersenyum mendengar statement Zahra untuk membesarkan hati Arya, padahal Hassan Dan Zahra belum membicarakan Hal ini. Lagi-lagi membuat Hassan sangat dihargai, Arya langsung memeluk Zahra
Besok hari pernikahan mereka Hassan memberikan paper bag untuk Zahra dan Adelia untuk dipakai, sudah saat nya Hassan bersikap Tegas dengan Dua wanita yang berada Dalam naungan nya.
"Pakai ini besok, suka ga suka harus dipakai!" Tegas Hassan pada Zahra Dan Adelia, Arya tersenyum lebar melihatnya.
"Masya Allah! Aku suka mas! Makasih banyak yaa!" Zahra langsung memeluk Hassan, bukan hanya mengenai isi paper bag nya tetapi panggilan Zahra untuk dirinya. Hassan sangat senang, Zahra merubah panggilan untuk Hassan karena besok dia sudah menjadi suaminya.
Hari sudah malam, mereka semua masuk kamar. Zahra tidur satu kamar dengan Adelia dilantai Dua, besok baru Zahra dikamar lantai satu bersama Hassan. Hassan telah mempersiapkan mahar yang Zahra minta hanya seperangkat alat shalat dan mu'haf, Hassan memenuhi keinginannya.
Hari sudah menjelang pagi, akad nikah jam delapan pagi. Semua sudah siap, penghulu sudah datang Dan abang nya sudah tiba juga, firman berkata pada penghulu nya
"Saya yang akan menikahkan adik saya pak" Ucap nya dengan lantang, pak penghulu mempersilakan
"Hassan Abraham Khicada saya nikahkan dengan adik kandung saya, Az Zahra Sabrina Affadi binti Andi Affandi dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan uang sebesar 300 juta dibayar tunai!" Suara firman gemetar, airmata nya mengalir tanpa disadari nya. Hassan dengan satu tarikan nafas berhasil menyelesaikan nya tanpa kendala. Semua mengatakan sah.
"Sayang kini kamu telah sah menjadi istriku" Hassan mendatangi Zahra didalam kamar mereka, Zahra tersenyum menganggukkan kepala lalu mencium tangan suami nya. Hassan mencium kening istrinya lalu mencium bibirnya sangat dalam, Zahra sampai meremas dada bidang Hassan.
"mas udah nanti aja, kita temui mereka dulu diluar" Ucap Zahra lembut menahan dada bidang suami nya, Hassan menatap istrinya dihapusnya jejak ciuman mereka dibibir Zahra dengan jari Hassan lembut tapi menekan penuh gairah. mereka keluar dari kamar menemui keluarga dan sahabat-sahabat mereka.
Malam telah tiba semua orang telah terlelap dengan mimpi nya, hanya Dua orang yang masih berlelap. Hassan menunggu istri nya yang sedang berada ditoilet dalam kamar mereka, Zahra keluar Hassan menghampirinya ditatapnya lalu digendong nya bridal. Diletakan ketempat tidur dengan perlahan, Hassan mulai mencumbu istrinya Dan foreplay hingga Zahra terus mendesah Dan klimaks berkali-kali barulah Hassan melakukan penyatuan dengan Zahra
"Sakit sayang?" Tanya Hassan, Zahra menganggukkan kepala, Hassan mencium kening istrinya lalu kedua mata nya yang mengeluarkan airmata Karena menahan rasa sakit. Setelah istrinya sudah tenang. Hassan melanjutkan nya lagi, Zahra sudah bisa menikmati nya bahkan suara-suara desahan halal itu terus menggema hingga berjam-jam lamanya. Setelah selesai Hassan mencium istrinya lalu menyelimuti, dia menuju toilet membersihkan diri.
Bersambung