NovelToon NovelToon
Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja harus menjadi pengasuh 3 anak CEO nakal yang tiba-tiba sangat lengket padanya?

Rosetta, seorang gadis cantik yang berusia 19 tahun, adalah putri seorang bupati yang memiliki keinginan untuk menjalani hidupnya sendiri. Namun ayahnya telah membuat keputusan sepihak untuk menjodohkan Rosetta dengan seorang pria tuatua bernama tuan Bramasta, yang memiliki usia dan penampilan yang tidak menarik. Rosetta sangat enggan dengan keputusan ini dan merasa bahwa ayahnya hanya menggunakan dia sebagai alat untuk meningkatkan karir politiknya.

Hingga puncaknya Rosetta memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sisi lain ada Zein arga Mahatma, seorang bussiness man dan single parents yang memiliki tiga anak dengan kenakalan di atas rata-rata. Karena kebadungan anak- anaknya juga tak ada yang sanggup untuk menjadi pelayan di rumah nya.

Dalam pelarian nya, takdir mempertemukan Rosetta dan ketiga anak Zein yang nakal, bagaimana kah kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter : 01

Terlihat seorang gadis cantik dengan masih memakai gaun tidurnya berusaha melarikan diri dari rumahnya yang megah. Mata bulatnya menyapu ke sekililing arah, tampak sekali waspada. Setelah di rasa aman, dia mulai melongok ke bawah, dari atas balkon kamarnya yang berada di lantai dua, ia melihat di bawahnya sepi lalu mulai mengeluarkan sebuah tali yang dia buat sendiri dari kain yang diikat satu persatu. Rosetta dhiyaksa nama gadis cantik itu, sudah sangat yakin pelarian nya ini akan berjalan mulus. Ia sudah belajar tutorialnya dari youtube, bagaimana cara kabur dari rumah dengan sukses, dan Rosetta sangat optimistis dengan rencananya ini.

Sebelum semua yang terjadi sekarang, Rosetta adalah gadis periang yang tahun ini akan menginjak usia ke sembilan belas. Dia adalah putri seorang bupati di kota tempatnya tinggal saat ini. Yang membuat nya sampai nekat melakukan ini adalah karena ayahnya, tuan dhiyaksa membuat sebuah keputusan sepihak yang sangat membuat nya syok sampai tidak bisa berkata- kata, yaitu sebuah perjodohan.

Dan yang paling membuat nya hampir ingin mati berdiri adalah, ayahnya berniat menjodohkan dirinya dengan seorang pria tua yang lebih pantas untuk menjadi kakeknya.

Rosetta ingat, pagi itu suasana di rumahnya tak seperti biasanya yang hangat dan penuh canda tawa, semuanya tampak tegang. Di meja makan setelah sarapan ayahnya membuat pengumuman secara sepihak, rencana pernikahannya yang bahkan dia sendiri tak tahu dengan tuan Bramasta, seorang pria tua kenalannya di dunia politik yang namanya sudah di kenal luas dan sangat di hormati di bidangnya.

Rosetta ingat bagaimana ayahnya dengan tampang tidak merasa bersalah mendekati nya dengan senyuman.

"Sissy, ini kesempatan yang baik untuk mu," ucap ayahnya berusaha meyakinkan. "Kau tahu menjadi istri seorang politisi akan sangat menguntungkan, bukan hanya untuk mu tapi juga untuk papa. "

Mendengar penjelasan tak masuk akal itu, Rosetta tentu meradang. Dia tahu ada sebab lain kenapa ayahnya begitu menginginkan ia menikah dengan tuan bramasta, yaitu demi kelancaran karir nya di bidang politik kedepan nya, dan Rosetta tahu dia hanya di jadikan alat oleh ayahnya. Hatinya sontak bergemuruh tidak terima. "Aku tidak mau papa! aku bukan barang yang di perdagangkan!" balasnya saat itu dengan tegas menolak. Lalu ketegangan antara Rosetta dan ayahnya berlanjut hingga sore hari, hingga puncaknya Rosetta mengambil keputusan spontan-- melarikan diri.

"Enak saja aku harus menikah dengan pria tua yang umurnya mungkin hanya menghitung hari, mana botak pula, " gerutu Rosetta, kesal jika mengingat kembali soal perjodohan secara sepihak itu. Bukan hanya soal tampang dan usia yang membuat Rosetta sangat enggan-- tapi juga dia tidak pernah ingin menjadi bagian dari dunia politik yang penuh aturan dan kepura-puraan. Dia ingin menjalani hidupnya dengan cara yang ia pilih sendiri, bukan berdasarkan keputusan orang lain.

Dengan gerakan hati- hati, Rosetta mulai berusaha turun dari balkon kamarnya yang berada di lantai dua ini, menggunakan untaian tali yang terbuat dari kain tadi, yang ujungnya ia ikat erat di bilah besi balkon nya. Rosetta tak ingin melihat ke bawah, sebisa mungkin ia menghindari tatapan kesana, karena sebenarnya Rosetta takut ketinggian, tapi demi rencananya kabur ini ia berusaha melawan fobia nya itu, biarlah daripada dia harus menghabiskan masa mudanya menjadi istri kesekian pria tua yang mempunyai tampang cabul itu.Hiyyy! jika mengingat kembali pertemuan nya dengan tuan bramasta sore tadi dia jadi merinding sendiri. Melihat wajah cabul nya yang seperti siap menerkam, membuat bulu kuduk Rosetta berdiri.

"Fyuuuh! " Rosetta membuang napas lega begitu kakinya yang di lapisi sendal tidur tipis mulai menapaki tanah dan dia pun mendarat sempurna sesuai yang di harapkan nya.

"Yeay akhirnya merdeka!" saking senangnya Rosetta berteriak riang, untungnya dia pun sadar dan langsung menutup mulut, takut suaranya terdengar yang lain.

"Huh, untung saja! " Rosetta mengusap dadanya pelan, gadis berambut ikal sepinggang itupun mulai melanjutkan pelariannya, sebisa mungkin ia berjalan mengendap- ngendap sampai menuju pagar taman belakang yang tak terdapat penjagaan. Meski gelap, Rosetta berusaha melawan ketakutan nya dan dia pun berhasil keluar dari rumahnya dengan mulus.

"Yes! " dia mengancungkan tangannya ke udara, merasa sepenuhnya bebas. Kali ini tak ada lagi kekangan dari ayahnya, dia akan hidup seperti merpati yang bebas dari sangkar.

"Let's go Sissy, semangat menjelajahi dunia luar! " ujarnya dengan begitu semangat.

*

*

*

Sedangkan di belahan dunia lain, di waktu yang berbeda tepatnya di sebuah mansion megah dan mewah, tampak tiga orang wanita berpakaian pelayan berlarian kesana- kemari berusaha menghindari tembakan kelereng yang mengarah mengikuti mereka.

"Aaaaa, tuan muda tolong berhenti, kami menyerah, kami menyerah! " ujar ketiga nya dengan spontan serempak. Wajah mereka sudah belepotan oleh tepung dan coklat, seragam kerja mereka pun tak kalah kotor, terkena noda tomat busuk dan cat warna- warni di sekitar nya.

"Hahaha rasakan ini! " tawa riang dua bocah laki-laki tampan menggema. Keduanya membawa mainan tembakan yang di arahkan ke ketiga pelayan wanita itu.

"Alvaro, kau cegat mereka di sana!" teriak salah satunya yang paling tua.

"Baik kakak! " di sahuti oleh yang muda.

"Kak Alaska! " suara gadis kecil yang menggemaskan terdengar.

"Kau siap Chiara?! "

"Siap! " kata bocah perempuan berkepang dua itu. Lalu keduanya berdiri tepat di depan ketiga pelayan wanita itu akan berhenti, dengan membawa seember air cucian piring yang di tambah bubuk cabai hingga berwarna merah. Alaska mulai menghitung, menatap adiknya Chiara. Mereka sudah sering melakukan ini pada pengasuh mereka sebelumnya, hingga dengan hanya dengan tatapan mereka sudah mengerti dan bersama melemparkan isi ember ke arah ketiga pelayan wanita itu.

Byurrrr!

"Arrrggghhh! " lengkingan suara teriakan pun terdengar heboh, ketiga pelayan itu seperti ikan yang kehabisan air, terkapar- kapar di lantai.

"Mataku, mataku pedih!! " kata mereka kompak.

"Hahaha rasakan itu! " Alvaro, Alaska dan Chiara, ketiga anak itu berkumpul untuk mentertawakan Sirkus gratis yang ada di depan mereka.

Sampai tiba-tiba suara langkah kaki yang terdengar keras mendekat, menghentikan tawa mereka. Alvaro menarik adik- adiknya untuk berdiri di belakangnya, sedangkan para pelayan yang terkapar di lantai segera bangkit berdiri.

Sosok tegap dan tinggi menghampiri mereka, dia adalah Zein Arga Mahatma, pria tampan ayah dari ketiga anak- anak itu tampak tercengang melihat keadaan rumah yang lebih mirip seperti kapal pecah.

"Tuan Zein, akhirnya anda datang. " Salah satu pelayan segera bersimpuh.

"Ada apa ini? " suara beratnya berujar dingin.

"Tuan Zein kami menyerah, kami menyerah merawat anak- anak mu! " kata salah satunya yang lebih terdengar seperti jeritan pengampunan.

"Iya kami berhenti, kami sudah tidak sanggup!" mereka bertiga kemudian bersiap untuk pergi.

"Tunggu, bagaimana dengan gaji kalian?"

"Tidak apa- apa, tidak di gaji tuan. Anggap saja sodaqoh dari kita, untuk me rukiyah anak- anak itu. Mereka bukan seperti anak- anak manusia, hiiih! " jerit mereka Bergidik ngeri serempak lalu berlari terbirit-birit begitu saja seperti baru habis dari rumah hantu.

Rahang Zein mengeras, lalu ia berbalik dengan tatapan tajam mengarah pada anak-anak nya. "Katakan pada papa, apalagi keonaran yang kalian lakukan ini?! "

*

*

Hai, hai kembali ke karya baru author, jangan lupa dukung ya teman- teman, terimakasih 😇🥰

1
Dancingpoem
🥰🥰🥰🥰🥰
beybi T.Halim
awal yang memacu adrenalin ..,dengan anak2 yg luar biasa pintar 😊
Harwanti Jambi
Haha jodoh tak pernah salah jalan
Dancingpoem: betul 👍
total 1 replies
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
apa itu Zein, benih cinta kah/Shy/
Dancingpoem: hahahaha
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
🤦🏼‍♀️🤦🏼‍♀️
Dancingpoem: hahaha/Joyful/
total 1 replies
tutiana
Luar biasa
Dancingpoem: terimakasih untuk rating 5 nya/Determined/
total 1 replies
Moh Rifti
up
Nikma: Permisi kakak Author ..

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir novel aku juga ya 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
Helen@Ellen@Lenz
lanjut thor biar seru 💪💪
Helen@Ellen@Lenz: iya pasti dong
Dancingpoem: siappp, smoga tetap setia ya ngikutin cerita nya/Smile/
total 2 replies
Moh Rifti
next
Moh Rifti
/Determined//Determined//Determined/
Moh Rifti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Helen@Ellen@Lenz
sy doakan moga jln cerita yg authur buat moga sukses ya dan dilimpahi rezeki bt ceritanya
Dancingpoem: Aamiin MasyaAllah terharu sekali komentar nya kak, semoga kk juga sehat selalu ya sekeluarga Aamiin 🥺😇🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!