NovelToon NovelToon
The Mask Painter

The Mask Painter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / spiritual / Iblis / hantu
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Asha Krajan

Odessa adalah pelukis topeng yang melanjutkan karir dari leluhur ayahnya.

Keluarganya memiliki sebuah toko topeng kecil yang buka di sebuah gang sepi yang jarang didatangi oleh pengunjung, pada awalnya Odessa tidak mengerti sama sekali mengapa keluarganya harus berjualan dan membuka toko di tempat yang sepi orang lewat.

Namun setelah Odessa mengambil alih bisnis itu, ia mengerti alasannya.

'Mereka' tidak menyukai tempat yang ramai.

Ya, yang Odessa layani sama sekali bukan manusia, melainkan 'mereka' jiwa yang tersesat atau pun arwah yang terjerat oleh masalah di bumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asha Krajan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Tugas Pertama

     Suara rintik hujan yang berisik menabrak payung dan atap mobil dengan bunyi nyaring, di antara kerumunan orang yang berjalan terburu-buru pada malam hari, gadis itu dengan mudah berjalan sembari menunduk melewati kerumunan orang dan berbelok ke dalam gang yang sepi dan gelap.

Beberapa orang memperhatikan dengan heran ketika gadis itu berbelok masuk ke dalam gang, mereka mencoba untuk menghentikannya, namun sudah terlambat karena gadis itu telah menghilang dalam kegelapan.

"Kemana perginya gadis itu? Menghilang begitu saja!"

"Aku heran apakah gadis itu tidak melihat berita baru-baru ini bahwa banyak kejahatan yang terjadi di gang itu…"

"Aku harap gadis itu baik-baik saja, ayo pulang."

Dua tiga orang berkerumun di depan gang, namun tidak ada yang berani masuk ke dalam gang itu sama sekali. Sang gadis—Odessa, berjalan dengan santai di sepanjang lorong gang yang sepi, gelap, dan berkelok itu. Lampu senter ponselnya menyala untuk menerangi jalannya di depan, tidak ada orang lain selain dia yang berjalan di gang ini dan hanya suara hujan yang mengikuti kemana langkahnya pergi.

Odessa menatap garis kuning polisi yang sedikit rusak dan tampak kotor di tanah dekat dinding gang, tulisan itu menunjukkan kalimat "Dilarang Melintas". Dalam diam Odessa membuka catatan di ponselnya mengenai kejadian yang telah terjadi di tempat ini, matanya yang terkena oleh cahaya ponsel bergerak dengan cepat membaca informasi yang ia dapatkan.

"Pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita terjadi di Gang 13 wilayah pinggiran kota A. Konon seorang perempuan yang menjadi korban pada awalnya di perkosa oleh sekelompok gangster di daerah sekitar dan dibunuh menggunakan senjata tajam dengan dua puluh kali bacokan di sekujur tubuh pada malam hari sepulang dari kerja kelompok … identitas terlampir, yah."

Odessa menatap seorang foto gadis yang berambut coklat muda terurai yang dapat diperkirakan masih berusia sekitar 16 hingga 19 tahun dengan senyuman manis dan foto seragam sekolah putih.

Langkah kaki Odessa berhenti di kelokan yang ke-empat, ia menoleh dan mendongak menatap seorang perempuan yang menghadap ke arahnya dengan menunduk, rambut sang gadis terjulur menutupi seluruh wajahnya, pakaian putih yang dikenakan bersimbah darah dan di beberapa anggota tubuhnya terdapat lubang yang menunjukkan belatung dan daging yang dikoyak secara paksa.

Kakinya yang melayang dan tidak menapak pada tanah menunjukkan identitasnya sebagai hantu, lebih tepatnya hantu penuh dendam karena warna pakaiannya yang hampir penuh oleh merah darah.

"Korban pemerkosaan itu … kamu, kan?" Odessa menatap gadis itu yang akhirnya mendongak ke arahnya, ketika kepalanya terangkat dan rambutnya yang tergerai sedikit terkulai ke samping, terlihat wajah gadis itu yang hancur dengan parah karena bekas bacokan menyilang. Mata gadis itu sepenuhnya putih menatap penuh kebencian kearah Odessa.

Gadis hantu bersimbah darah itu menggeram dengan suara melengking dan kasar seolah tenggorokannya telah di amplas, kuku tajam yang diubah setelah menjadi hantu pendendam terus memanjang hingga hampir dua puluh Sentimeter, gadis itu melayang maju dan mencoba menusuk Odessa dengan kuku tajamnya!

Odessa sedikit kaget ketika gadis hantu itu mulai menyerang tanpa sebab, ia menghindar ke samping ketika kuku gadis itu mencoba menusuknya, segera di dinding tempatnya berada tadi seketika memiliki bekas seperti tusukan paku. Payung Odessa terjatuh karena ia mencoba menghindar, ia terpaksa harus basah kuyup karena hujan untuk melindungi dirinya.

"Sial! Tunggu sebentar!" Odessa menghindari setiap serangan gadis hantu itu di tempat sempit, meskipun tubuhnya tidak akan terluka ketika tertusuk oleh kuku gadis hantu itu, tapi jiwanya mungkin akan terluka jika tertusuk. Area di gang sempit sedikit menyulitkan Odessa untuk menghindar, ia menginjak dinding samping dan melakukan lompatan di udara ketika gadis hantu itu mencakar semakin ganas.

"Tunggu sebentar Linn! Aku di sini bermaksud menolongmu!" Odessa menjadi cemas ketika suara gerakan gadis hantu itu—Linn menjadi semakin marah. Odessa menepis serangan tangan kiri dari Linn, namun matanya hampir saja tertusuk oleh kuku di tangan kanan Linn yang menyerang ke arahnya ketika ia lengah, kini kedua tangan Linn tidak dapat lagi bergerak karena dalam posisi kunci oleh Odessa.

"Pembohong! Penipu! Kamu hanya ingin mempekerjakan jiwaku, kan?!!" Hantu Linn meraung marah dan mencoba melepaskan tangannya yang ditahan, namun Odessa segera mengencangkan cengkeramannya dan menahan pergerakan Linn dengan erat.

"Tidak, apakah kamu tidak tahu toko topeng?" Odessa mencoba berbicara baik-baik dengan hantu Linn, ia berharap gadis hantu ini tahu sesuatu tentang toko keluarganya.

"Aku adalah penerus pemilik toko topeng itu … tenang dulu!" bentak Odessa, tubuhnya yang menjadi semakin basah membuat Odessa menjadi sedikit tidak sabar. Mendengar ucapan Odessa, Linn seketika berhenti melawan dan tampak diam berpikir, gerakan memberontaknya perlahan melemah dan tangannya akhirnya turun.

"Apakah kamu Odessa yang dikatakan hantu lain?" Linn menatap Odessa dengan mata putihnya, suaranya yang serak terdengar mengerikan di malam yang gelap. Odessa akhirnya melepaskan cengkeramannya pada tangan Linn begitu gadis hantu itu menurunkan perlawanannya, ia mengangguk mengiyakan, "Ya, aku adalah Odessa. Sang pelukis topeng."

Linn tampak berdiam cukup lama, ia yang awalnya penuh kebencian perlahan berubah menjadi seperti gadis yang tersesat. Linn mendongak menatap Odessa dengan raut wajah sedih, "Apakah kamu ingin menangkapku?"

"Yah, terpaksa. Itu yang harus aku lakukan, aku mendengar tentang keresahan di sekitar gang, banyak hantu yang melapor bahwa kamu mencelakakan beberapa manusia yang lewat melalui gang ini," jawab Odessa, ia mengeluarkan salinan topengnya dan alat lukis yang ia punya. Linn tampak mundur dan menutupi wajahnya ketika melihat Odessa mengeluarkan sebuah topeng putih polos dan sebuah peralatan cat.

"Aku tidak ingin kembali ke dunia bawah, aku harus menemukan gangster yang memperkosaku dan membalaskan dendam terlebih dahulu, jika tidak aku tidak bisa menerimanya." Linn menggelengkan kepalanya, ia menggeram rendah penuh kebencian dan dendam ketika mengingat wajah-wajah para gangster yang telah melakukan kejahatan kepadanya hingga mati.

Odessa menghela nafas dan menurunkan tangannya yang sudah ingin melukis, "Linn, aku tahu kamu tidak bisa menerimanya kecuali membalaskan secara pribadi. Tapi kamu tidak bisa berlama-lama di dunia, atau kamu akan kehilangan ingatanmu dan menjadi arwah pendendam yang tidak tahu arah. Ketika itu terjadi, mungkin bahkan kamu tidak bisa lagi mengingat wajah pembunuhmu dan jiwamu sudah terlambat untuk memasuki dunia bawah."

Odessa menatap Linn yang masih tetap keras kepala, ia mengetuk topeng putih polos yang belum ia lukis dengan kuasnya, "Aku tidak bisa membebaskanmu berkeliaran tanpa izin di sini. Apa yang harus aku lakukan…" Odessa berhenti sejenak dan berpikir, ia sedikit kasihan juga pada Linn yang penuh dendam, lagi pula ia juga tidak akan terima jika menjadi gadis hantu itu.

"Begini saja, katakan padaku apa yang ingin kamu lakukan begitu melihat mereka? Jika apa yang ingin kamu lakukan masuk akal, maka aku akan membantumu menemukan gangster itu." Odessa akhirnya hanya dapat menyuarakan pilihan terakhirnya. Mata putih Linn yang mati menjadi sedikit hidup, Linn mengangguk, "Aku memiliki sesuatu yang ingin aku lakukan pada mereka."

"Apa itu?" Odessa bertanya dengan lembut.

"Membunuh mereka."

"Tidak." Odessa menolak, ia menggelengkan kepalanya, "Membunuh manusia tanpa tenggat waktu ajalnya tiba kecuali karena kecelakaan mendadak akan melanggar hukum dunia bawah, kamu bisa dimasukkan ke neraka padahal kamu jelas tidak bersalah bukan?"

Linn sedikit kecewa, namun ia memikirkan kata kuncinya … jangan mati. Linn seketika mendongak begitu ia menyadarinya, "Apakah selama aku memberikan pukulan fatal namun tidak membuat mereka mati, kamu akan mengizinkanku?"

Odessa tahu Linn sepertinya memahami maksud dari perkataannya, ia tersenyum dan memiringkan kepalanya, "Kamu pintar."

"Benarkah?" Linn seketika menjadi berapi-api, "Kalau begitu aku ingin mencabik-cabik kejantanan mereka, apakah boleh?"

Odessa hampir tersandung ketika ia mendengar jawaban gadis hantu itu, ia terbatuk mencoba tenang dan mengangguk, "Ya, tentu saja boleh. Selama mereka tidak terbunuh." Odessa menyadari bahwa mata Linn yang kembali menjadi normal dari keputihan menyeramkan, hal itu menandakan bahwa dendam gadis itu mulai berkurang, kerja bagus.

Odessa berhenti dan mengetuk topeng di tangannya sembari tersenyum, "Jadi, apakah kamu setuju untuk di lukis dan masuk ke dalam topeng setelah kamu mencabik-cabik pembunuhmu?" Linn mempertimbangkannya, "Aku ingin melakukan satu hal lagi sebelum mau dilukis."

"Apa itu?"

Linn menatap Odessa dengan lembut, matanya mulai berkaca-kaca dan aura ganasnya mulai menghilang, "Aku ingin meminta maaf dan mengucapkan selamat tinggal pada ibuku sebelum aku pergi."

Odessa seketika berdiri tegak ketika melihat Linn yang mulai menangis darah, ia sejenak merasa terdiam. Namun Odessa perlahan mengangguk dan tersenyum, "Baiklah, kamu bisa melakukannya sebelum pergi."

"Jadi, setuju untuk di lukis?" Odessa termenung, mungkin hal yang ia tanyakan hampir sama dengan pertanyaan; setuju untuk pulang?

Linn menatap Odessa sejenak sebelum akhirnya mengangguk, "Tentu."

1
bbyylaa
Semangat author💘
A.K: Terima kasih bbyylaa! 🎉❤️🔥
total 1 replies
bbyylaa
sukakk banget sama konsep novelnya, underrated banget!!! semangat ya thorr
bbyylaa: ayooo thor semangat updatenyaa
A.K: Terima kasih banyak bbyylaa❤️🔥
total 2 replies
L K
hahahhaha tasnya ilang di gedung hotel
Setsuna F. Seiei
Tiap habis baca chapter pasti bikin aku pengen snack sambil lanjut baca!
A.K: Terima kasih telah berkomentar! komenmu membuat thor bersemangat deh!✨
total 1 replies
Desi Natalia
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
A.K: Terima kasih telah memberi dukungan! nantikan bab selanjutnya ya~😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!