Kamu Masih Ada
“Berhenti mengejarku, Gib.” Bunga yang digenggaman Gibran jatuh begitu saja. Seolah ada tamparan hebat yang mengenai badannya. “Kenapa?” Rena mendongak. “Aku gak mau, kamu terjatuh sama orang yang sal
0
0
Musim
Lima belas hari lagi. Jantungku semakin berdebar tanganku mulai berkeringat setiap kali melihat susunan tanggal tanggal di kalender yang menggantung tegak lurus di tembok kamarku. Suara kerumunan manu
0
0
Aku Bukan Tujuan Pulangmu
Malam perlahan ditelan bulan pertanda hari semakin larut, jam sudah menunjukan pukul 22.00 WIB. Risha yang saat itu masih berkutat dengan komputer di depannya air mukanya terlihat sangat serius seakan
0
0
Aku Bahagia Melihatmu Bahagia
Tidak tahan dengan ini semua, aku langsung berlari meninggalkan kerumunan yang membuat sesak. Toilet adalah tempat yang tepat, di sana aku bisa menangis sepuas-puasnya tanpa khawatir ada yang memperha
0
0
Sekerat Dosa Bawa Luka
“Ibu tidak menyukainya, dia penyakitan Arlan.” Suara itu memekik telinga. Ratu mengepalkan tangannya menahan rasa sesak di dada. Ia memukul dadanya mencoba menghilangkan luka disana. “Itu ibunya bukan
0
0
Aku Hanya Mencintainya
“Aku berharap kau lah jodohku, aku berharap hanya kau milikku” Pagi yang cerah, aku berangkat sekolah untuk pertama kalinya di musim panas. Langit biru, awan-awan putih menggantung di langit. Kurapika
0
0
Tabir Afeksi
Deburan ombak terdengar karena hempasan keras angin malam. Dingin mulai menyergap tubuh yang kira ringkih. Isakan kecil terdengar samar-samar. Jangkrik pun ikut menyuarakan kepedihan. Hanya langit yan
0
0
Seseorang
Hari itu akhirnya datang. Hari dimana seseorang kembali lagi setelah berkali-kali datang dan menghilang sesukanya. Seseorang yang telah mengunci hatiku tanpa mau tahu rasa sakitku. Tanpa pernah sekali
0
0
Penantian Najmi
Jika cinta adalah suara, gendang telingamu akan pecah. Jika cinta adalah anestesi, detak jantungmu seketika terhenti. Jika cinta adalah plasma, kubiarkan darahku mengalir di tubuhmu. Darahku, darahmu.
0
0
Maaf
Namaku Anggita, kini aku duduk di bangku SMK, kini aku sudah dewasa. Entah mengapa aku baru merasakan penyesalan sekarang, setelah bertemu salah seorang anak kecil (anak indigo) yang berbicara kepadak
0
0
Membuang Hati
Bisakah aku memohon kepada Tuhan agar kita bisa bersama? Bisakah kita menjalani cinta ini tanpa adanya sebuah penghalang? Bisakah kata ‘seandainya’ yang kini kita dambakan terwujud? Tapi inilah takdir
0
0
Hujan dan Mie instan (Part 2)
Diiringi angin yang makin menusuk, suap demi suap mie kumakan, dan kuuyup kuahnya. Kehangatannya mengalahkan dinginnya angin yang berhembus. benar katamu, mie instan kuah, rasa ayam bawang kesukaanmu,
0
0
Hujan dan Mie instan (Part 1)
Banyak orang bilang, menyantap mie instan di malam hari apalagi dalam kondisi cuaca yang dingin, merupakan sebuah kenikmatan sederhana yang tak bisa dijelaskan, dan aku tahu hal itu, sudah sekian lama
0
0
Seperti Dulu, Saat Nanti
Piiip…!! Suara klakson panjang sebuah mobil memecah deru kendaraan yang lalu lalang siang itu. Mobil itu pun berhenti tepat di hadapanku. Dari balik riben kaca mobil samar-samar tampak dua orang berad
0
0
Bintang di Sampingku
Dingin malam kala itu semakin marasuk ke dalam tubuhku yang sedang terduduk sendiri sambil berselimut. Heningnya malam pada saat itu juga mewakili perasaanku dikarenakan tidak ada kabar sama sekali da
0
0
Deposito Lara
Dia bilang, meski langit menghitam aku akan tetap menjadi surya untuknya. Dia bilang, meski tanah mengering aku akan tetap menjadi tirta baginya. Hidung lancipnya memayungi mataku dari teriknya mataha
0
0
Musim Semi Yang Terkubur
Jepang, 2010. Saat itu, tepat pada Bulan Maret aku melihatnya. Di bawah pohon sakura yang sedang mekar, dia duduk sambil membaca buku. Wajahnya yang manis, pesonanya yang anggun dengan potongan rambut
0
0
Dari Ujung Pandang ke Makassar
Ujung Pandang sebuah tempat romansa kita hidup berkisah, aku berusaha menemuimu diantara riuhnya kota ini yang sekarang suduh berkembang pesat. Tampak beda saat dulu dimana kita selalu mendapati satu
0
0
Basa Basi Penyelamat Jiwa
Setelah tiba, Aku berjalan di jembatan yang dipenuhi kawula muda. Sebagian berkumpul bersama, ada juga yang berpacaran; semua penuh suka cita dan canda tawa. Kulewati perlahan, sesekali mereka memperh
0
0
Gadis Pendiam yang Sering Menyesal
Dahulu kala, hiduplah seorang anak perempuan yang cantik jelita. Dia adalah seorang anak dari saudagar kaya. Rumahnya pun juga berdekatan dengan istana, bahkan, ia selalu bertemu dengan pangeran dan r
0
0