Dahulu kala, hiduplah seorang anak perempuan yang cantik jelita. Dia adalah seorang anak dari saudagar kaya. Rumahnya pun juga berdekatan dengan istana, bahkan, ia selalu bertemu dengan pangeran dan raja. Hubungan si perempuan itu dengan keluarga kerajaan sangat dekat sekali. Nama perempuan cantik itu adalah Eliza. Eliza adalah gadis pendiam, cuek dan selalu tak tersenyum pada sembarang lelaki.
Dalam kehidupan sehari-hari, Eliza selalu ditemani temannya yang sangat setia menemaninya sejak kecil. Nama temannya adalah Frey. Frey juga tak kalah cantik dibanding Eliza, namun mereka tidak pernah bertengkar hanya gara-gara kecantikan itu. Dan juga, Frey adalah kebalikan dari Eliza, ia sangat aktif berbicara dan selalu tersenyum pada siapapun. Mereka berdua sangat dekat sekali, mereka selalu bermain bersama setiap harinya.
Suatu hari, di kerajaan mengadakan sebuah perlombaan pacu kuda. Eliza diundang oleh keluarga kerajaan untuk menonton bersama dengan keluarga kerajaan. Eliza pun mau menerimanya asalkan ia boleh mengajak Frey. Akhirnya keluarga kerajaan menyetujui Frey untuk ikut bergabung bersama.
Eliza duduk disamping pangeran dan Frey duduk disamping Eliza. Sebenarnya Eliza tak mau duduk didekat pangeran, karena Eliza sangat pemalu sekali kepada laki-laki. Karena perasaan Eliza yang tak tenang sama sekali karena duduk disamping pangeran, akhirnya Eliza meminta Frey untuk bertukar tempat duduk.
Selama pertandingan itu berlangsung, pangeran selalu menawarkan hidangan pada Eliza. Tapi Eliza tak mau menerimanya, karena dia pemalu. “Ayolah Eliza, paling tidak ambillah satu buah jeruk ini” ucap pangeran membujuk Eliza. “Tidak pangeran, saya tidak mau, tawarkan saja itu pada teman saya” kata Eliza yang sebenarnya tak ingin berkata seperti itu. “Baiklah jika kamu tidak mau. Frey, apakah kamu mau mengambil satu buah jeruk ini?” ucap pangeran dengan nada yang tak pasti. “Terimakasih pangeran” kata Frey seraya mengambil buah jeruk itu.
Setelah pertandingan itu selesai, Eliza pulang ke rumah dan berpisah dengan Frey. Ia duduk didekat jendela sambil melihati pohon buah mangga yang baru ia tanam di halaman belakang rumahnya. Ia merenung dan menyesal karena tidak menerima tawaran dari pangeran. Ia gelisah tak karuan, karena sebenarnya Eliza sangat menyukai pangeran dalam diamnya selama ini. Hanya pangeran lah yang selalu ia cintai.
Jika Eliza bertemu dengan pangeran, ia pasti akan mengalihkan perhatiannya dan berpura-pura untuk tak melihat pangeran. Semua itu karena hati Eliza ragu, hatinya belum mampu untuk mendengar pernyataan pangeran jika Eliza mengungkapkan perasaannya. Ia selalu hidup dalam penyesalan. Tapi sekarang Eliza berharap suatu saat pangeran pasti akan menjadi miliknya. Karena pangeran satu-satunya harapan yang ia punya saat ini.
Suatu hari, keluarga kerajaan beserta rakyat sedang berkebun untuk melengkapi semua kebutuhan sebelum musim dingin tiba. Eliza dan Frey ditugaskan untuk memetik buah gruei yang berada ditengah-tengah semak belukar. Buah gruei adalah salah satu buah yang sangat enak sekali dan jika satu kali memakannya, bisa tahan lapar selama lima jam kedepan.
Eliza memetiknya dengan sangat hati-hati karena ia takut akan terkena duri. Plash.. tangan Eliza sudah berdarah terkena duri. “Frey tolong.. tanganku berdarah” mintanya pada Frey. “Tolong! Tolong! Ada yang terluka disini! Eliza terluka!” teriak Frey meminta pertolongan sambil berusaha menghentikan pendarahan di tangan Eliza.
Kemudian, pangeran dan raja datang untuk menolong Eliza. “Eliza kamu tidak apa-apa?” tanya pangeran. “Tanganku sakit” ucap Eliza lemas. Pangeran pun langsung menggendong Eliza dan diturunkannya ia dibawah pohon yang rindang. Eliza terduduk diam, sedangkan Frey duduk disamping Eliza karena tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Pangeran pun memegang tangan Frey dan dihisapnya darah itu dan dibuang ke tanah.
“Kamu sudah baik-baik saja?” tanya pangeran dengan raut wajah yang khawatir. Eliza hanya mengangguk dan kemudian menunduk tak berani menatap mata pangeran yang begitu dekat dengannya. “Seharusnya kamu lebih hati-hati lagi” ucapnya meneruskan.
Dihari-hari selanjutnya, pangeran selalu mengajak Eliza berbicara. Namun Eliza hanya menjawabnya dengan kata-kata yang sedikit dan terkesan cuek. Ia tidak berani banyak kata karena ia itu pemalu. Bahkan sekarang keluarga kerajaan selalu berkunjung ke rumah Eliza untuk bertemu dengan Eliza.
Keluarga kerajaan dan keluarga Eliza menjadi semakin akrab dan dekat. Semua itu membuat kepercayaan diri Eliza sedikit demi sedikit muncul dan saat Eliza sudah siap, ia akan mengungkapkan perasaannya pada pangeran.
Esoknya, Eliza akan menemui pangeran di hutan dan akan mengungkapkannya disana. Eliza berjalan sambil membawa baju yang ia jahit sendiri untuk pangeran. Di baju itu, tertulis, Pangeran harapanku.
Sampai di hutan, ia menjatuhkan baju yang ia bawa dan ia terduduk lemas. Dilihatnya pangeran sedang meminang Frey, teman dekatnya. Eliza menangis dalam diammnya. Ia pulang dengan penuh rasa kekecewaan pada dirinya sendiri.
Sekarang ia sadar, sifat malu yang ia punyai juga membawa kerugian. Sebuah kerugian yang besar. Lalu Eliza berdiri di ujung tebing sambil berkata dalam hati,
‘Aku begitu bodoh, seharusnya aku bisa mengungkapkan perasaanku pada pangeran lebih cepat. Sekarang aku menyesal karena tak pernah menjawab pertanyaan pangeran dengan kata-kata yang banyak. Aku menyesali semua yang pernah aku perbuat. Kini, pangeran telah hilang. Yang berarti, harapanku juga hilang’.
Sejak saat itu, rakyat disana tidak tahu kemanakah si Eliza pergi. Bahkan keluarganya dan keluarga kerajaan juga mencarinya dimana-mana tapi tidak menemukannya.
Sang pangeran pun juga berusaha mencarinya di hutan, ia menemukan sebuah baju yang lusuh. Pangeran itu melihati baju itu dan ditemukannya tulisan yang Eliza buat. “Eliza… kamu tidak melakukan apapun kan? Apakah kamu melihat aku sedang bersama Frey disini? Kamu pasti melihatnya, jadi kamu salah paham. Saat itu aku sedang berlatih untuk meminangmu Eliza… kamu.. tidak.. melakukan hal itu kan….?”
Hal itu, kematian.
Bahkan, roh Eliza melihat pangeran dari kejauhan.. ia menyesal. Ia menyesali semuanya.
Cerpen Karangan: Sevilla E. Azzahra Blog / Facebook: meniliksolo.wordpress.com / Sevilla E. Azzahra Hai! Namaku Sevilla. Sekarang, aku menjadi mahasiswa di Solo. Mari berteman denganku. Ketuk saja DM IG-ku di @sevilla.docx atau email-ku sevilla.elza[-at-]gmail.com Mari berteman untuk membangun relasi, hihi.