“Aku berharap kau lah jodohku, aku berharap hanya kau milikku”
Pagi yang cerah, aku berangkat sekolah untuk pertama kalinya di musim panas. Langit biru, awan-awan putih menggantung di langit. Kurapikan baju berwarna putih abu-abu yang menjadi kebanggaan setiap siswa. Melangkah menuju bangunan berlantai 2. Sekolahanku saat ini sangat elit dan mahal. Bukan karena aku kaya. Tapi karena aku diberikan kecerdasan oleh tuhan yang membuatku bisa sekolah di sini secara gratis. Semua siswi baru berlari, entah apa yang mereka lakukan. Namun, aku tahu bahwa akan terjadi sesuatu musibah yang menimpa.
“Hai anak baru!” Teriak Pria berparas tampan. “Iya kak.” “Kau ini budek, apa enggak denger sih. Cepet ke lapangan.” Aku mengangguk. “Berhenti!” Aku berbalik badan, “Siapa namamu?” “Tari, kak.” “Oh ya sudah, masuk sana.”
Aku melangkah meninggalkan lelaki itu. Entah kenapa aku kesal sendiri dibuatnya dengan pria itu. Kulihat para kawanku sudah berdiri di depan tiang bendera. Karena aku telat, aku dihukum. Disuruh mencari bunga mawar. Setelah aku mendapatkan bunga mawar tersebut. Aku disuruh menyatakan cinta pada kakak senior, ternyata lelaki itu adalah kakak-kakak tadi yang memarahiku. Dengan menunduk aku menyatakan cinta padanya. Aku berharap pengakuanku itu diabaikan olehnya. Ternyata dia malah menerimaku menjadi pacar. Aku mengira dia hanya bermain-main.
Semenjak kejadian itu, aku dengan kak Dave dekat. Walaupun kedekatan kami sebatas hubungan kakak adik. Jika ada kesulitan aku selalu meminta bantuan padanya.
Hampir 3 tahun lebih hubungan kami. Entah kenapa semakin lama, aku semakin nyaman dengannya. Orangtuaku orang yang tak mampu. Mereka sering bertengkar di depanku. Membuat Hati ini merana. Puncaknya saat kelulusan tiba. Mereka bercerai membuat aku mengurung diri berhati-hati di rumah. Namun, karena bujuk rayu kak Dave aku bangkit kembali. Dia menyuruhku untuk kuliah. Karena prestasi di sekolah sangat bagus. Kak Dava menyayangkan aku untuk berhenti melanjutkan pendidikan.
Seminggu kemudian aku melamar di semua universitas di kota. Dan izin tuhan, aku mendapatkan beasiswa. Yang disayangkan, universitas itu ternyata berada di kota besar. Yang biaya hidupnya sangat mahal. Sedangkan orangtuaku, tak mampu membayarnya pasti. Aku sedih dan menangis. Kak Dave yang tak melanjutkan kuliahnya dan malah bekerja. Mau membiayaiku, awalnya aku menolak, tapi dia tetap memaksa. Akhirnya, kak Dava bekerja di kota tempatku menimba ilmu. Untuk membiayai sekolahku.
Setiap hari dia selalu setia menjemput dan mengantarku ke kampus. Membuat aku semakin jatuhnya cinta padanya. Aku berjanji hanya akan selalu bersamanya saat suka dan duka. Tak akan berpaling hanya semenit.
Di kampus, karena wajahku yang cantik. Banyak sekali anak kampus yang mendekatiku. Namun, aku cuek. Karena cintaku hanya pada Kak Dava. Hingga suatu hari terjadi, saat kakak Dava pulang ke kotaku. Saat sebuah janji untuk kembali seakan sirna. Sorenya, setelah hampir 24 lebih aku tak melihatnya. Sebuah kabar buruk tiba-tiba datang.
Kak Dava, lelaki kurus dan tampan itu ternyata mengalami musibah ketika ia pulang ke kampung halaman kami. Untuk menjenguk orangtuanya. Lelaki itu mengalami kecelakaan hingga ia langsung meninggal di tempat.
Hatiku terasa perih. Tak ada semangat hidup yang bisa aku lakukan. Semangatku adalah Kak Dava. Hidupku hanya untuk Kak Dava. Bagaimana aku hidup jika lelaki itu meninggalkann.
Tamat
Cerpen Karangan: Aisyah Nurul Aini