Markonah menemukan uang lima ribuan. Pas waktu itu di kantongnya hanya tinggal uang lima ribu. Jadi sekarang uang Markonah ada sepuluh ribu. Markonah bingung. Ini uang siapa? Haruskah aku bertanya? Pikirnya. Kalau aku harus bertanya, pada siapa? Tak ada orang di situ. Tak ada juga yang melihat kala Markonah memasukkan uang itu ke sakunya. Ke rumput yang bergoyang? Ah, itu cuma lagu.
Markonah melirik kiri dan kanan. Betul, tak ada orang. Hanya tampak tukang ojek dan tukang tambal ban nun jauh di sana. Tak mungkin mereka melihatku memungut uang itu, pikir Markonah. Ah sudahlah! Pikirnya lagi. Gunakan saja uang ini untuk hal-hal yang baik, pikiran Markonah berlanjut. Markonah lanjut berjalan.
Markonah tidak tahu. Ada dua malaikat yang melihat Markonah. Kedua malaikat tampak tersenyum melihat Markonah yang kebingungan. Kedua malaikat mengangguk-angguk. Tak ada suara di antara mereka. Tampaknya mereka berkomunikasi, namun hanya mereka yang tahu. Kalau istilahnya benar, berarti mereka berkomunikasi dengan telepati. Telepati? Nggak taulah. Belum pernah jadi malaikat soalnya.
Setelah saling tersenyum, salah satu malaikat menghilang. Tiba-tiba wujudnya tampak seperti manusia. Menjadi seorang anak lelaki berkaki buntung. Anak itu ada di balik pohon. Menampakkan dirinya kepada Markonah. “Mbak, minta Mbak..” anak itu memelas ke Markonah. Tangannya teracung dengan posisi meminta. Markonah teringat uang lima ribunya tadi. Haruskah kuberikan pada anak ini? Pikir Markonah. Tiba-tiba Markonah mendapat ide. Dirinya punya uang lima ribu sebelum menemukan uang lima ribu lagi. Uang lima ribu Markonah terdiri dari uang seribuan 2 lembar dan uang dua ribuan satu lembar. Benarkah lima ribu? Coba kita hitung sama-sama. Satu lembar uang dua ribuan dan 2 lembar uang seribuan. Berarti ada empat ribu. Bukan lima ribu. Oh ternyata uang seribunya ada 3 lembar.
Di rogoh Markonah uang seribuan itu. Diberikannya pada bocah tadi. Bocah itu tersenyum. Markonah melanjutkan perjalanan. Uangnya tinggal empat ribu. Benarkah empat ribu? Tunggu dulu, tadi Markonah menemukan uang berapa? Lima ribu. Sementara Markonah sebelumnya sudah punya uang lima ribu. Diberikan ke bocah tadi seribu. Berarti uang Markonah tinggal berapa? Betul! Sembilan ribu.
Kedua malaikat kembali berkumpul. Malaikat yang tadi menjadi bocah sudah kembali ke wujudnya sebagai malaikat. Tampak berkomunikasi, keduanya hanya tersenyum. Markonah tak tahu kalau dia sedang diamati. Markonah berjalan, tiba-tiba dia berhenti. Seorang lelaki tua tampak berjalan menuju Markonah. Pandangannya layu. Seperti tak punya harapan. Lelaki tua itu menatap Markonah. Markonah menatapnya balik. “Kenapa Pak?” tanya Markonah. Laki-laki tua itu tampak ingin menjawab. “Ah.. ah..” hanya suara itu yang keluar sambil tangannya memeragakan orang yang sedang makan. Rupanya dia bisu. Jari-jarinya menguncup mengarah ke mulut. Rupanya lelaki tua bisu itu belum makan seharian. Markonah meraba kantongnya. Dirogohnya sakunya. Ditariknya selembar uang. Uang dua ribuan. Diberikannya pada lelaki tua tadi. Lelaki tua itu tampak sumringah. Lelaki tua itu pun berlalu meninggalkan Markonah.
Nah, berapa uang Markonah sekarang? Mari kita hitung bersama. Markonah menemukan uang lima ribuan. Sebelumnya Markonah sudah punya uang lima ribu yang terdiri dari uang dua ribu satu lembar dan uang seribuan sebanyak tiga lembar. Seribu diberikan Markonah pada bocah dengan kaki buntung tadi. Uang selembaran dua ribu barusan diberikannya pada lelaki tua yang belum makan tadi. Berarti tinggal berapa uang Markonah? Wuih pusing… Yup betul, uang Markonah tinggal tujuh ribu.
Lelaki tua tadi menghilang. Wujudnya berubah kembali menjadi malaikat. Rupanya kedua malaikat tadi sudah sama-sama berubah. Yang satu tadi berubah menjadi bocah kecil berkaki buntung, sementara satu malaikat lagi tadi berubah menjadi seorang lelaki tua bisu yang belum makan. Keduanya kembali tampak berkomunikasi. Tak ada suara. Hanya telepati.
Hari sudah beranjak siang. Panas yang terik membuat Markonah kehausan. Tak hanya haus, Markonah juga lapar. Tapi uangnya tinggal tujuh ribu. Bisa beli apa dengan uang tujuh ribu? Markonah menghela nafas. Di depan tampak warung makan. Ada menu nasi campur dan es teh manis. Lumayan murah, hanya lima ribu sudah dapat keduanya. Dapat nasi campur dan dapat es teh manis. Markonah duduk di kursi warung. Dipesannya menu itu. Markonah makan dan minum. Lega. Lapar hilang demikian pula dahaga. Markonah membayar makan dan minumnya. Uang lima ribuan yang ditemukan tadi diserahkannya. Tinggal berapa uang Markonah? Duh, hitung lagi deh! Jadi begini, awalnya Markonah sudah punya lima ribu. Kemudian dia menemukan selembaran lima ribuan. Jadi sepuluh ribu. Sudah terpakai seribu untuk bocah berkaki buntung. Dua ribu untuk lelaki tua bisu yang belum makan. Lima ribu untuk makan nasi campur dan minum es teh manis. Berarti uang Markonah tinggal lima ribu. Benarkah? Salah! Uang Markonah sekarang tinggal dua ribu. Dua ribu yang terdiri dari dua lembar uang seribuan. Di raba Markonah uang itu. Dia kembali berjalan.
Kedua malaikat sekarang sudah berubah lagi. Menjadi seorang ibu dan seorang anak kecil. Keduanya baru turun dari angkot. Sang ibu tampak kebingungan. Melihat kiri-kanan dan meraba-raba kantongnya. Tasnya pun di bongkar. Tapi tetap saja dompet itu tak tampak. Rupanya ibu itu habis kecopetan. Dia bingung, dompetnya hilang. “Kenapa Bu?” tanya Markonah. “Ini lho Mbak, saya habis kecopetan. Padahal masih harus naik angkot sekali lagi Mbak. Mana uang tinggal seribu Mbak. Perlu uang dua ribu lagi Mbak” jawab si ibu. Rupanya ongkos angkot dua ribu seorang. Anak kecil di pangku jadi hanya bayar seribu. Total yang harus di bayar empat ribu. Si ibu hanya punya seribu. Markonah meraba kantongnya. Ditariknya uang seribuan dua lembar yang sisa tadi. Diberikannya ke si ibu. “Terimakasih Mbak. Mudah-mudahan Mbaknya dimurahkan rejekinya ya..” Ibu itu tersenyum. Sebuah angkot kosong datang. Ibu itu naik bersama anaknya. Markonah kembali berjalan. Tak dilihatnya kalau angkot itu perlahan-lahan menghilang.
Markonah merasa senang. Uang yang ditemukannya bisa digunakan untuk membantu banyak orang. Membantu bocah berkaki buntung. Membantu lelaki tua yang belum makan. Membantu seorang ibu dan anaknya yang habis kecopetan dengan memberikan tambahan uang angkot. Markonah lega. Uang itu dipakai untuk kebaikan. Markonah berjalan pulang. Kedua malaikat tampak berkomunikasi. Tapi kali ini dengan senyum. Lalu keduanya mengangguk-angguk. Keduanya pun menghilang.
Markonah melintas di sebuah gang sepi. Gang itu menuju rumahnya. Masih lega perasaan Markonah. Membantu banyak orang dengan berbuat kebajikan. Rumahnya sudah tampak. Markonah berjalan cepat-cepat. Hari sudah mulai mendung setelah seharian panas. Tiba-tiba kakinya menyentuh sesuatu. Di lirik Markonah ke bawah. Markonah kaget bercampur bingung. Di depan kakinya kini tampak uang lima ribuan. Bukan hanya satu tapi dua lembar.
Markonah menghela nafas panjang. Mau diapakan lagi uang ini? Pikirnya. Samar-samar tampak kedua malaikat tadi. Kali ini kedua malaikat itu tampak tertawa.
Membuat cerpen ini (Markonah dan Uang Lima Ribuan) merupakan pengalaman seru. Tidak hanya menuliskan atau mengetikkan saja tetapi juga harus berhitung. Kalau salah hitung nanti pembaca bisa protes.
Cerpen Karangan: Willy Sitompul Blog: http://www.willysitompul.blogspot.com Ini mungkin cerpen ke 4 saya di web ini. Semoga menarik untuk di baca. Follow saya di twitter @willysitompul untuk berkomunikasi atau memberikan saran dan masukan untuk cerpen-cerpen yang lebih baik ke depannya. Terimakasih.