Pagi itu di rumah besar terjadi keributan, pasalnya semalam Zain mengunjungi apartemen Nora, tapi saudara kembarnya itu menghilang dengan meninggalkan secarik kertas. Kenia yang mendengar kaburnya Nora marah, mendiamkan suaminya karena menurut Kenia, Shaka sudah keterlaluan.
Kenia tahu, Nora adalah gadis yang keras kepala dan tidak seharusnya Shaka tetap egois memaksakan kehendaknya demi kepentingan bisnis.
"Ma, tolong jangan buat papa semakin pusing! Papa yakin, Nora pasti kembali! Anak itu hanya menggertak kita." Shaka mencoba mengajak Kenia bicara.
Zain bingung, harus seperti apa. Papanya memang salah dalam hal ini, terkesan memanfaatkan Nora untuk kepentingan bisnisnya.
"Wajar Nora pergi, papa sekarang berubah, mama kecewa!" Lagi Kenia hanya berkata kecewa, kecewa akan sikap Shaka yang berubah arogan dan egois.
Shaka menghela nafas kasar, "Terus papa mesti gimana, apa mama pikir mudah jadi papa, ini sudah jadi resiko pembisnis! Dulu, dulu aku gak pernah berfikir akan ada fase seperti ini, anakku kabur! Tapi aku juga gak bisa menolak perjodohan itu, gimana nasib perusahaan kita?"
"Mama lebih rela hidup sederhana dari pada harus kehilangan Nora!" Kenia bangkit, berjalan menuju kamar dan mengunci pintu.
Zain masih diam, enggan berkomentar.
"Zain, cari Nora sampe ketemu dan bawa pulang!" ucap Shaka kemudian berlalu.
Satu-satunya orang yang mungkin tahu keberadaan Nora adalah Devano, tapi Zain bingung, Devano mana yang Nora kenal. Menghembuskan napas, lalu mengusap wajah kasar.
**
Sementara itu, Nora sibuk membersihkan apartemen Devano. Dari mulai menyapu, dan mengepel. Namun bukan hilang penatnya, ia masih begitu bosan meski sudah menyibukan diri.
Nora berfikir sejenak, lalu terlintas ide di benaknya untuk memasak.
Nora membuka kulkas, melihat tak ada bahan yang akan ia gunakan, Nora memutuskan pergi ke supermarket terdekat. Setelah selesai belanja beberapa kebutuhan memasak, ia kembali. Nora akan membuat dimsum kali ini. Setelah menyiapkan beberapa bahan yang akan digunakan, dan meletakkannya di dapur, mulailah ia berkutat.
Tak butuh waktu lama bagi Nora, dimsum spesial buatannya pun sudah jadi. Lengkap dengan saus juga mayonise. Namun, lagi ia menghela napas kala berharap Devano akan datang kesini, bukankah tadi Dev ke sekolah tak membawa mobil?
**
Jam pelajaran telah usai, Devano menunggu dua sahabatnya serta Clara di parkiran.
Melihat ekspresi Devano, Abiyan seketika mendelik bersembunyi dibalik badan Clara, sementara Alfin menghela nafas kasar, kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dev, jadi kita ke apartemen lo?" tanya Alfin, Devano hanya mengangguk.
Mereka pun pergi bersama dalam satu mobil.
Saat di perjalanan, suasana canggung dan hening bahkan Abiyan dan Clara masih enggan membuka suara. Hanya Alfin yang sesekali mengajak Devano mengobrol, namun Devano menanggapinya dengan cuek.
Sampailah di parkiran gedung menjulang tinggi, apartemen elite milik Devano.
Satu persatu dari mereka turun dari mobil, Devano berjalan lebih dulu. Masuk ke dalam lift dan menekan tombol dimana lantai apartemennya berada.
Ting!
Lift terbuka, tinggal beberapa langkah kaki, mereka sampai di apartemen Devano. Namun, ada yang membuat teman-temannya heran, kenapa Devano menekan bel pintu milik apartemennya sendiri?
Ting! Pintu terbuka, Nora terkejut bukan main kala mendapati Devano datang tak sendiri, ada tiga orang di belakangnya.
Devano memberi isyarat kepada Nora agar masuk ke dalam kamar. Sementara tiga temannya di belakang berhasil dibuat melongo.
"Masuk," titah Devano. Abiyan, Alfin dan Clara pun melangkah masuk, rasa penasaran menyelimuti ketiganya.
Devano membawa mereka ke ruang tamu, lalu beranjak ke dapur melihat isi kulkas. Bibirnya seketika melengkung ke atas.
Devano kembali membawa beberapa camilan dan minuman dingin, "Minum dulu." ujarnya kemudian berlalu.
Devano melangkah menuju kamar Nora,
"Tant?" panggilnya sembari mengetuk pintu kamar.
Ceklek, Nora membuka pintu. Sejenak kedua netra itu bertatapan. Jika bukan karena ini apartemen milik Devano, mungkin Nora akan menampilkan wajah dinginnya.
"Iya, Dev?"
"Aku mau ngomong," Seru bocah itu kemudian nyelonong masuk ke dalam kamar.
Nora menghela nafas kasar, "Ngomong aja, kenapa meski masuk!" gerutu Nora, mau tak mau iya menghampiri Devano dan duduk di sebelahnya.
Tanpa Nora tau, Devano mengulas senyum tipis, nyaris tak terlihat.
"Ngomong apa, Dev?" tanya ulang Nora,
"Keluar gih te, ada temen-temen aku. Tapi, tante ganti baju dulu..." Devano menjeda ucapannya.
Nora semakin menautkan alisnya, heran.
"Pakai yang lebih tertutup, aku nggak mau temen-temen nakalku itu ngeliat tante pake baju terbuka!" titahnya telak.
"Astaga Dev, baju kaya gini kamu bilang terbuka?" Sumpah demi apapun Nora dibuat gedek dengan sikap Devano. Namun, ia bisa apa selain menuruti? ia hidup diatas kuasa Devano sekarang, hanya demi mencari perlindungan sementara, paling tidak sampai ia benar-benar terhindar dari perjodohan luckn*t itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
inayah machmud
si brondong devano posesif banget ke tante nora. ..🤭🤭🤭
2023-05-16
1
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
Mantap Dev.. sampai baju aja km perhatiin
2023-01-06
2
Amin_Rosyid
aku juga mau dimsum nya dong Tante 🤭
2022-10-14
0