Abiyan dan Alfin langsung menghampiri Devano, yang tengah berjalan memasuki area sekolah, saat berjalan menuju kelas, Karin mengejar tiga cowok tampan itu lalu dengan cepat berdiri di depan sembari merentangkan tangannya.
"Stopp, Dev!" Pekik Karin dengan napas tersengal, Abiyan dan Alfin saling tatap.
"Kita duluan ya, Dev! Kayaknya ada yang mau ngamuk, hihi." cengir Abiyan.
Devano menghembuskan napas kasar, menatap ke arah Alfin dengan kode agar Alfin tak ikut pergi.
"Sorry banget, Dev! gue tau lo mau cerita soal tante lo, tapi bentar deh gue kebelet, nanti kesini lagi." Sebelum Abiyan mengajaknya pergi, Alfin telah lebih dulu kabur.
"Damn, temen luckn*t lo pada!" geram Devano, ia menatap Karin datar.
"Ada apa? Lima menit." Devano melihat jam di pergelangan tangannya, memberi waktu pada Karin.
"Jadi dia siapa Dev, kenapa kamu senyum-senyum sama dia, haa?" Kesal Karin.
Karin memang cantik, tak ayal banyak siswa mengejarnya, namun langkahnya salah memilih mengejar Devano yang jelas-jelas tidak menyukai wanita seusianya, baginya wanita yang menarik itu hanyalah tante Nora, hya hanya Nora Lee.
"Bukan urusan kamu!" jawab Devano ketus, "Waktumu sudah habis, jangan coba-coba menggangguku!" ujar Devano melangkah pergi, bukan Karin jika ia menyerah.
Karin mengejar Devano lagi, hingga para siswa-siswi menatap mereka.
Bahkan ada yang terang-terangan memberi semangat kepada Karin untuk mengejar cinta Devano.
"Cehh! Berhenti menggangguku."
Karin tak menggubris ucapan Devano, ia trus melangkah mengikuti Devano ke kelas, hingga ketika jarak mereka sudah dekat, Karin berhasil mencekal pergelangan Devano, hingga cowok itu mematung di tempat.
"Cieee, uwuuu! eeiyyyyy! So sweet." pekikan para siswi histeris melihat mereka.
Namun terhenti kala Devano menghempaskan tangan Karin dengan kasar, "Berhenti menggangguku, Karin! atau kamu akan menyesal!" ucap Devano penuh penekanan, lalu pergi.
Devano memasuki kelas, terlihat Abiyan dan Alfin menatapnya penuh rasa salah.
"Dev, lo gapapa kan?" tanya Alfin.
"Temen gada akhlak ya kalian!" ujar Devano, lalu memilih mengeluarkan buku, mengabaikan dua temannya.
Merasa ucapan Devano ada benarnya, karena tadi Abiyan dan Alfin meninggalkan Devano sendiri dalam menghadapi Karin, kedua sahabat Dev itu saling tatap dengan wajah merasa berasalah.
"Sorry, Dev. Gue beneran kebelet tadi." ucap Alfin, lalu duduk di hadapan Devano.
Abiyan juga meminta maaf, merasa bersalah karena tadi mereka kabur meninggalkan Devano.
"Ngomong-ngomong cantik juga ya, tante lu!" goda Abiyan, Devano langsung menatapnya tajam.
"Cuma gue yang berhak bilang dia cantik, lu pada cari aja cewek lain. Gue kaga' suka milik gue jadi pusat perhatian." Kesal Devano, ia hendak bangkit namun mengurungkan niatnya lagi, sebab Ibu guru sudah sampai di dalam kelas.
"Pagi anak-anak, kali ini Ibu akan memperkenalkan murid baru di kelas kalian, Ayo Clara, perkenalkan namamu." pinta bu guru.
Clara mengangguk, "Selamat pagi, Aku Aruna Clara, pindahan SMA Dirgantara. Clara membungkuk hormat sebagai salam perkenalan.
"Clara, kamu duduk di sebelah Devano, ya!" pinta bu guru sembari menunjuk kursi tepat di samping Devano, Clara mengangguk setuju.
Devano berdecak sebal, saat ia lebih suka dengan kesendirian kini harus dihadapkan dengan satu wanita lagi, padahal bagi Devano ia sudah terlalu pusing menghindari Karin.
***
Pelajaran pun dimulai, Devano memilih fokus, mengabaikan Clara yang sesekali meliriknya bingung.
Dan saat ibu guru melangkah pergi, Devano bangkit menghampiri Abiyan.
"Lo pindah tempat!" titahnya kepada Abiyan, sahabatnya itu masih melongo, bingung.
"Lo duduk sama Clara, gue duduk sini sama Alfin." Setelah paham, Abiyan menurut.
"Oke, tapi lo maafin gue kan?" tanya Abiyan sebagai syarat sebelum melangkah ke meja Devano.
Devano mengangguk sebagai syarat, dan langsung duduk bersisihan dengan Alfin.
"Kenapa, lo juga gak suka sama Clara?" tanya Alfin.
Lagi, Devano hanya mengangguk sebagai kode.
**
"Hay, Gue abiyan! Panggil aja Aby." Abiyan tersenyum mengulurkan tangan kepada Clara.
"Gue Clara, Aruna Clara! Ngomong-ngomong temen lu aneh, iyakan?" ucap Clara to the point, ternyata Clara melirik Devano bukan karena suka, tapi karena penasaran akan sikap aneh Devano.
"Dia, nggak begitu suka cewek di Sekolah!" Jawab Abiyan, Clara pun mengangguk-angguk paham.
Ia tampak berfikir sejenak, lalu mengulas senyum.
"Biar ku tebak, ia sudah punya kekasih dan kekasihnya itu tidak ada di Sekolah ini." bisik Clara kepada Abiyan.
Abiyan menautkan kedua alisnya heran, sebagai sahabat ia bahkan tidak tau soal asmara Devano. Yang Aby tahu, Devano sedang dekat dengan tante-tante yang mengantarkannya sekolah tadi pagi.
"Cowok kalo udah punya cewek, minimal gebetan ia akan cenderung cuek, bahkan cueknya kebangetan sama cewek lain, itu kalo type cowok setia, kalo type playboy jangan nanya." Clara menyeringai lebar. "Fix, temen lo itu setia!" tegas Clara, memandang Devano sekilas.
"Lo kayaknya tau banget ya soal tipe-tipe cowok!" Abiyan menghela nafas.
***
Saat sedang istirahat, tiga cowok itu sedang asyik makan bersama di Kantin, juga Clara yang ikut bersama Abiyan. Karin yang melihat itu pun kesal, lalu menghampiri mereka.
"Dev, lo bilang gak mau deket-deket sama cewek! Tapi kenapa lo biarin tu cewek duduk disini, hmm!" Karin menunjuk Clara dengan dagunya, wajahnya penuh emosi.
Devano diam, ia enggan menanggapi ucapan Karin yang terkesan over, padahal ia dan Karin tak memiliki hubungan apa-apa.
"Dev!!!! Devano Aldeva!" pekik Karin kesal.
"Brakkk!" Suara gebrakan meja, bukan dari Devano atau teman-temannya, melainkan itu Clara.
"Bisa diem nggak, berisik! Memang kenapa kalo aku duduk disini, ha??? Aku pacarnya Abiyan jelas aku duduk disini sama mereka." tegas Clara.
Devano dan Alfin langsung menatap tajam Abiyan, meminta penjelasan ucapan Clara.
"Iya kan, By?" Clara mengedipkan mata sedikit, kode agar Abiyan mengikuti sandiwaranya.
"Cehhh!" Karin berdecih, langsung pergi dengan raut wajah kesal.
Beruntung kantin sedang ramai, sehingga tak ada yang memperhatikan perdebatan kecil tadi.
***
"Pulang sekolah, kalian ke apartemen gue! Dan lo Clara, lo harus ikut." Devano bangkit, disusul Alfin, melangkah ke pemilik kantin untuk membayar makanannya juga teman-temannya.
Tinggalah Abiyan dan Clara saling tatap, "Sorry, By! Gue gada maksud bikin malu lo dengan ngaku-ngaku sebagai pacar lo tadi, gue kebawa emosi sama siapa tuh cewek tadi namanya?" jelas Clara menunduk.
Abiyan tersenyum, "Gapapa, nanti kalo Alfin dan Devano nanya, bilang aja kalo kita beneran pacaran." pinta Abiyan, kini gantian Clara yang menautkan alisnya, heran!
"Why?" tanya Clara, Abiyan mengulas senyum.
Ada debar aneh saat ia bersama Clara, entah itu apa. Namun, ia enggan menelisik perasaannya, terlebih Clara baru ia kenal hari ini.
"Gak papa, biar guenya kaga' jadi bahan bullyan Devano terus." alibi Abiyan.
Clara terkekeh mendengar alasan Abiyan, "Oke, gue bantu lo! gue bakal bilang ke mereka, kalo kita beneran pacaran!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
inayah machmud
karin posesif padahal bukan siapa 2nya devano...
2023-05-16
1
Nur Cahaya
baru tahu ini novel thor
2023-01-18
1
𝐀⃝🥀Alyyaaa🥑⃟🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
wkwk😭🤣dia punya gw kali vann🤣
2023-01-09
3