"Pulang yuk, berasa nyamuk gue." keluh Abiyan, melihat kebucinan Devano dan Nora membuat jiwa jomblonya seketika meronta.
"Aish, kan lo sendiri yang ngajak kesini, lagian kenapa lu kesel si, kan gue yang jomblo. Elo kan bisa ajak Clara pacaran." Santuy Alfin.
"Udah, dari pada lo berdua gabut mending ikut kita jalan-jalan, ya gak tant?" tawar Devano, Nora kikuk terlebih hanya dia perempuan disini.
"Boleh, lagian gue juga jenuh di rumah." Kali ini Alfin bersua. Sedang Abiyan menunjukkan raut wajah kesalnya. "Ceh, pake wajah sok kesel, padahal asli lo seneng kan bisa jalan-jalan." celetuk Alfin.
"Emang kita mau jalan-jalan kemana?" tanya Nora, lantaran hari sudah mulai sore.
"Kemana aja, asal kamu seneng dan gak sedih lagi." ucap Devano, pandangannya sedari tadi tak teralihkan dari wajah cantik Nora.
Hya, tak ada yang bisa mengalihkan dunia Devano selain tante kesayangannya.
"Iyaaa ke hatimu aja gimana, eak." seru Abiyan, langsung mendapat pelototan tajam dari Devano.
Mendapat tatapan mematikan, Abiyan memasang ekspresi nyengir. "Aa aku cuma bercanda Dev." Serunya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Abiyan langsung duduk di samping Alfin.
"Dasar bocah, ayo katanya mau ngajak jalan-jalan." ucap Nora, setidaknya agar Devano tak lagi debat dengan Abiyan.
"Ayok, aku rela jadi nyamuk kalian deh, asal si sultan ngajak jalan gratis keliling dunia." Seru Abiyan, kini ia berubah antusias.
Sontak Alfin langsung menoyor kepala Abiyan, "Dasar lu, bengek."
"Kak Nora maunya kemana? London, jepang atau afrika?" tanya Abiyan.
Astaga, Nora gedek dengan kelakuan Abiyan dan Devano, konyol. Namun, tak bisa dipungkiri celotehan mereka berhasil membuatnya terhibur hari ini.
"Ke laut aja sana, lu!" omel Devano.
"Udah-udah, kapan berangkatnya kalo kalian debat terus."
***
Mereka pun pada akhirnya memutuskan pergi ke pantai, suasana sore emang lebih menyenangkan menikmati pemandangan senja. Sudah lama sekali Nora tak melihat pantai, selama ini dirinya selalu disibukkan dengan kerja dan kerja.
"Kenapa kita nggak satu mobil aja?" protes Nora, saat melihat Alfin dan Abiyan bukan ikut mobil mereka tapi malah menaiki motor.
"Kita juga bakal naik motor kaya mereka." sahut Devano, Nora pun tak bisa berkata apa-apa.
Toh yang mengajak mereka pergi, Devano.
Devano meraih ponsel di sakunya, "Hallo, emt Zi bawakan motorku dan dua helm ke persimpangan jalan dekat rumah." pinta Devano.
"Siap, Tuan." Sahut Zian di seberang sana.
Mobil Devano melesat, namun saat sampai di persimpangan jalan, Devano menghentikan mobilnya. Zian sudah sampai bersama rekannya membawa motor ninja milik Tuan mudanya dan tak lupa dua helm seperti permintaan Devano.
"Ayo turun." ajaknya, lalu lebih dulu keluar mobil. Dan dengan cepat Devano membukakan pintu mobil untuk Nora. Nora terkesiap, lalu detik berikutnya ia diam dan menurut.
Devano melempar kunci kepada orang suruhannya.
"Bawa mobil pulang Zi, dan bilang sama papa aku pergi sama tante." Ucap Devano, sesaat dua orang suruhannya itu saling pandang.
"Apa, udah sana."
"Siap Tuan."
Devano merapihkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Nora, gadis itu hanya terdiam. Lalu dengan sigap memakaikan helm tante kesayangannya.
"Begini kan cantik." Seru Devano, tangannya masih sibuk mengaitkan kancing helm milik Nora. Setelah itu, barulah Devano memakai helmnya sendiri.
"Siap tant? Ayo naik." Serunya saat ia sudah naik tapi justru Nora hanya mematung di tempat. Terkejut juga kagum akan sosok Devano yang selalu berhasil membuatnya tersenyum.
"Dev, kamu tu moodboster dikala aku sedih tau nggak? Sering-sering bikin aku senyum dengan tingkah konyol dan gombalanmu." Batin Nora.
Kata-kata itu hanya tertahan di hati, bagi Nora Devano adalah sosok yang sangat ia butuhkan. Saat Nora sedih, Dev menghiburnya. Saat Nora menangis, Dev memeluknya. Saat Nora kesal, Dev justru malah merayunya.
Nora naik ke atas motor milik Devano, lalu dengan cepat Devano melajukan motornya. Menyusul Alfin dan Abiyan yang sudah berangkat lebih dulu. Sesekali pemuda itu melirik Nora dari kaca sepionnya.
"Pegangan tant, ntar jatuh loh." Namun, bukan berpegang pada pinggang Devano, Nora justru pegangan di belakang tubuhnya.
Devano menambah kecepatan laju motornya, hingga berhasil membuat Nora memekik karena takut.
"Dev, aku belum mau mati ya, bisa gak pelanin dikit." omel Nora.
"Makanya pegangan, tant!"
"Ish, aku juga udah pegangan kali," kesalnya.
Lalu tangan kiri Devano meraih tangan Nora dan membawanya agar melingkar di perutnya.
"Pegangan tu gini tant, biar aman." Serunya dengan senyum menggoda, sumpah demi apapun, Nora ingin sekali mengumpatinya.
Namun, lagi-lagi Nora hanya bisa mengumpat di dalam hati.
"Dasar Devano, modus!" batin Nora, raut wajahnya kesal.
Motor melaju kencang, sesekali Devano mengulas senyum kala mendapati Nora semakin mengeratkan tangan yang melingkar di perutnya.
Devano memang sebucin itu, bahkan bukan sekali dua kali ia melirik Nora lewat spion.
"Tant, andai kamu tau! Kamu satu-satunya perempuan yang mengalihkan duniaku, jangankan untuk berpaling. Berhenti memikirkanmu saja aku tak bisa, peduli apa soal umur, aku sudah dewasa, aku bisa melindungimu dan mencintaimu ." gumam Devano, pelan.
"Tant?" panggil Devano namun tak ada jawaban.
Devano semakin melebarkan senyumnya kala Nora tertidur bersandar di bahunya. Dev mengurangi kecepatannya, agar tante kesayangannya itu aman dan nyaman.
Rupanya Nora tertidur di bahu Devano, dan itu yang membuat Dev sampai di pantai lebih lama. Karena bagi Dev, yang terpenting itu keselamatan Nora. Tak peduli, Jika kini Abiyan dan Alfin menyambutnya dengan menekuk wajahnya kesal karena terlalu lama menunggu Devano dan Nora.
"Sudah sampai ya, maaf aku ketiduran." ucap Nora saat terbangun, matanya berbinar kala menangkap hamparan pantai yang tak begitu jauh dari parkiran motor.
"Benar-benar, jadi nyamuk beneran kita. Demi apa coba?" gerutu Abiyan, sedangkan Alfin memilih abai, ia memang jarang mengeluh. Teman yang paling sabar saat menghadapi perdebatan konyol antara Abiyan dan Devano. Meski begitu, jika salah satu diantara mereka bertiga tidak ada? juga tidak akan seru.
"Udah sabar aja, salah sendiri nggak ngajak Clara, punya pacar dianggurin." omel Alfin, ia lebih memilih sibuk mencari sport untuk foto nanti.
"Lu berdua, foto gih. Gue rela deh jadi tukang fotonya." ujar Alfin.
"Nah itu, salah satu tujuan gue ngajak kalian jalan-jalan, dari pada meratapi nasib jomblo mending jadi tukang foto ya gak tant?" Dasar emang Devano gada akhlak.
"Dev, jangan gitulah sama temen. Kan kalian sahabat," ucap Nora, Devano langsung mengusap kepala Nora dengan lembut.
"Aku juga cuma bercanda tante, mereka temen-temen terbaik aku seantero kok." Mendengar ucapan Devano, Nora mengulas senyum.
"I know, Dev. Kamu orang yang baik." gumam Nora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
inayah machmud
devano pehatian banget sama tante nora. ..
2023-05-16
1
🍭ͪ ͩ𝕬𝖗𝖘𝕯✹⃝⃝⃝s̊S⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟
Karena senyuman Tante cantik.. ada lah segala y untuk mu y Dev...
2023-01-07
2
Wislan Thu Wislan
next thor
2022-08-17
0