Stuck With My First Love
Hari pertama masuk sekolah, semua siswa disambut dengan upacara penyambutan siswa baru. Wajah-wajah baru calon penghuni SMA terbaik di sekolah berbaris rapi di lapangan sekolah. Hari itu, aku jadi salah satu siswa baru. Perasaanku campur aduk. Senang tapi juga takut. Penasaran akan seperti apa hari-hari yang aku lalui di sekolah ini. Maklum saja hanya sedikit teman satu sekolahku yang diterima di SMA favorit di kotaku. Tak banyak yang aku kenal di antara semua siswa baru di lapangan ini.
“Hai, namamu siapa?” sapa seorang gadis padaku
“Oh, hai..namaku Vivi”
“Kenalan yuk..namaku Anti”sapa gadis itu dengan senyum tersungging di wajahnya. Aku pun menjabat tangannya. Dan kamipun akhirnya berteman.
Hari itu, aku berkenalan dengan seorang gadis cantik. Namanya Anti. Dia alumni SMP favorit di kotaku. Dari yang aku lihat, gadis ini adalah gadis yang cukup populer di kalangan siswa baru. Karena hampir semua siswa mengenal gadis ini. Mungkin karena sikapnya yang ramah dan supel membuat dia memiliki banyak kenalan. Belakangan baru aku tahu dia adalah salah satu mayoret di grup drumband SMP nya dulu. Pantas saja dia cukup terkenal.
Selesai upacara, semua siswa baru masuk ke kelas masing-masing. Aku dan Anti berjalan beriringan. Karena siswa baru yang lumayan banyak, dan lorong menuju kelas-kelas kalah lebar dengan banyaknya siswa yang berjalan, membuat kami sedikit berdesak-desakan. Sempat ketika berjalan menyusuri lorong sekolah menuju kelas, segerombolan anak cowok jalan menyerobot antrian.
“Minggir..minggir..”teriak mereka sambil tertawa-tawa.
Kerumunan mereka memenuhi jalan. Membuat Anti menyenggol badanku. Lalu badanku menyenggol seseorang di sampingku.
“Aduh…”
Kepalaku menabrak bahu seseorang. Aku pegang dahiku yang kesakitan.
“Maaf ya”
Aku buru-buru minta maaf. Kutatap sosok di sampingku yang kutabrak tadi. Wowww..cowok cakep. Ganteng banget.
“Hmmm..”jawabnya
“Makanya hati-hati” katanya dengan ekspresi datar
What??helloooo…emang aku sengaja nabrak dia?
Aku benar-benar tidak terima dituduh seperti itu. Bisa-bisanya dia menuduh aku seperti itu. Jujur saja aku jadi kesal.
Sabarrrr...sabarrrrr!!!! Aku pun menghela nafas panjang.
“Iya” jawabku kemudian sambil tersenyum.
Dia…jalan begitu saja. Sumpahhh, Aku jengkel banget. Ya ampun, cakep-cakep tapi sombongnya minta ampun. Dasar cowok sombong! Wajahnya aja yang cakep tapi sikapnya minus.
“Kamu tak apa-apa?” tanya Anti padaku.
“Iya..”jawabku menahan kekesalan.
Aku dan Anti pun berjalan beriringan menuju kelas. Ternyata cowok itu juga masuk kelas yang sama denganku.
Dialah Coco. Cowok keturunan Cina-Jawa. Secara penampilan, kulitnya putih seperti kebanyakan keturunan Cina lainnya. Matanya tidak terlalu sipit. Rambutnya hitam dan lurus. Tingginya 183 cm. Berat badannya pun ideal. Dia pemain basket di sekolah. Good Looking. Smart juga. Dengan fashion brand ternama yang dikenakannya membuatnya semakin terlihat cool. Ganteng maksimal.
Awalnya di kelas X, kami tidak pernah saling sapa. Maklum saja, lingkungan pergaulan kami berbeda. Dia anak orang kaya. Sementara aku anak orang biasa. Kami memang hanya teman biasa. Jarang sekali bagi kami berbicara satu sama lain. Bahkan kesan pertamaku pada dia sangatlah buruk. Aku nilai dia anak yang sombong, sok cool (walaupun memang cool). Sebulan pertama sekolah, aku dan dia tak pernah berbicara. Hanya sesekali aku mencuri pandang melihat dia. Karena dia memang cakep. Hahahaha…
*
*
*
*
Pernah satu ketika, waktu itu Bu Rina, guru Biologi kami berhalangan hadir tetapi ada tugas yang harus dikumpulkan. Karena di buku paket tidak ada/ tidak lengkap penjelasannya, akhirnya aku dan teman-teman sekelas memutuskan pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku. Aku dan Anti, sahabat baikku juga pergi ke perpustakaan. Begitu juga dengan dia dan Dedi, sahabat baiknya.
Sesampainya di perpustakaan, kami mencari-cari buku yang sesuai untuk mengerjakan tugas dari bu Rina. Kebetulan kursi yang tersisa untuk mengerjakan tugas, hanya tersedia 4 kursi. Akhirnya aku, Anti, Coco dan Dedi duduk di kursi itu. Aku duduk berhadapan dengan Coco. Anti berhadapan dengan Dedi.
“Tugas bu Rina ini gimana kalo kita bagi berempat? Kalian mau ga?”ajak Anti
“Boleh juga”kataku sambil melirik ke arah Coco dan Dedi
“Ehmm..boleh..boleh”jawab Dedi setuju
Sementara dia…hanya menggangguk-angguk saja.
“Gimana Co? Kamu mau ga?”tanya Dedi sambil merangkul pundak temannya itu.
“Boleh”jawabnya singkat
“Ya sudah, kalian yang mencari buku tambahan ya..Aku sama Dedi akan coba mencari jawaban yang kira-kira ada di paket” ujar Anti membagi tugas.
Aku dan Coco kebagian mencari buku tambahan untuk mencari jawaban yang tidak ada di buku paket. Kami berjalan beriringan menuju deretan rak-rak buku. Mencari pada deretan buku-buku Biologi yang ada di sana. Awalnya memang susah. Dengan begitu banyak buku, kami harus membolak-balik buku. Mencari yang bisa kami jadikan referensi.
Apalagi rak bukunya tinggi. Kadang buku yang aku cari ada di rak atas. Tapi tanganku tidak sampai. Aku sampai harus berjinjit untuk meraihnya.Ketika sudah kutemukan buku yang aku inginkan, aku tarik buku itu perlahan-lahan. Buku itu hampir kuraih, sayang sekali beberapa buku disampingnya juga ikut tertarik dan hampir menimpaku. Aku pun refleks memejamkan mata. Pasrah jika buku-buku itu menimpaku.
Tapi ada yang aneh. Buku-buku itu tidak jadi jatuh. Tak ada satupun buku yang menimpa kepalaku. Kubuka mataku perlahan-lahan. Sepasang tangan dari belakangku dengan sigap berhasil menangkap buku-buku itu. Ketika aku menoleh, Coco ternyata sudah di belakangku, dengan kedua tangannya penuh buku. Dia menatap ke arahku. Mata kami saling berpandangan selama beberapa detik.
Deg..deg..deg..
Jantungku tiba-tiba berdegup sangat kencang.
Sumpah demi apa, kejadian itu benar-benar aneh. Bisa-bisanya kami bertatapan seperti itu. Membuat jantungku berdetak sangat kencang. Ada apa ini? Kenapa Aku jadi deg-degan gini?
Sebuah fakta yang aku temukan adalah anak itu ternyata tinggi banget. Sementara aku..pendek. Walaupun di antara anak-anak putri, aku tergolong tinggi. Tapi ketika berdiri berhadapan dengan Coco, aku sadar aku pendek. Aku sadar itu karena aku harus mendongakkan kepalaku saat melihat wajahnya waktu itu.
Kupandangi Coco yang merapikan buku-buku kembali ke tempatnya. Karena jarak kami yang sangat dekat, bisa kucium aroma tubuhnya yang wangi.
“Makasih ya?”
“Hemm..” jawabnya dengan ekspresi muka datar.
“Makanya kalo ga nyampe jangan dipaksain”katanya, tetap dengan ekspresi datar sambil mengembalikan buku-buku tadi ke tempatnya.
“iya.."
Aku kesal mendengar kata-katanya yang ketus dan terdengar menyebalkan.
Ketika dia berjalan menjauh kembali ke meja kami, aku sadar dia sangatlah tampan. Ganteng banget. Walaupun sikapnya sangat cool dan cuek.
Aku malu sekali ketika dia menengok ke arahku tepat saat aku memukul-mukul kepalaku sendiri, karena berpikir yang tidak-tidak tentang ketampanan Coco. Aku pun tersenyum padanya. Sementara dia..datar aja. Yah.. Begitulah dia.
Kami pun segera kembali ke kursi kami masing-masing. Kami mengerjakan tugas bersama-sama. Sesekali aku mencuri pandang padanya. Dalam hati aku benar-benar mengagumi makhluk ciptaan Tuhan yang sangat indah ini. Rambutnya yang hitam dan lurus berpadu dengan kulitnya yang putih bersih. Bulu matanya yang lentik dan hidungnya yang mancung. Benar-benar seperti pangeran. Dia sangat tampan.
Ketika tak sengaja dia juga memandang ke arahku, aku menunduk. Aku malu jika sampai ketahuan mencuri pandang padanya. Aku akui sejak saat itu aku mulai jatuh hati padanya. Pada cowok sombong muka datar. Yang walaupun sombong, mau menolongku waktu itu. Membuat jantungku deg-degan setiap kali kami bertatapan.
Aku dengar dia udah punya gebetan. Vanya. Anak kelas sebelah. Dari yang aku dengar, dia yang mulai menyukai Vanya. Tapi Vanya yang ga mau. Bener apa enggak cerita itu, aku juga ga tau.
Anehnya sejak kejadian di perpustakaan itu, kami jadi sering bertatapan. Awalnya kan cuma aku yang melihatnya dari kejauhan. Maklum aja, mejaku dengannya berseberangan. Dia di deret pertama tengah. Aku deret kedua agak ke kiri. Dekat pintu kelas. Jadi kalo melihat dari kejauhan, harusnya aku ga ketahuan. Namun akhir-akhir ini, aku sering ketahuan. Sial sekali.
Ketika aku lihat dia dari tempat dudukku, dan dia sedang ngobrol santai dengan Dedi. Kebetulan duduknya menghadap ke kiri, karena Dedi duduk di sebelah kirinya. Sering aku merasa dia mengarahkan tatapannya ke arahku dan bukannya ke Dedi. Seakan-akan dia melihat ke arahku.
Setiap kali kejadian itu terjadi, aku pasti langsung salah tingkah. Entah itu tiba-tiba ngajak ngobrol Anti. Atau ngajak ngobrol Bima dan Satria yang duduk di belakangku. Atau langsung menunduk pura-pura nulis di buku. Pokoknya serba salah tingkah. Aku malu jika sampai ketahuan mencuri pandang padanya.
Kebetulan kami mengikuti ekskul yang sama yaitu PMR. Setiap kali latihan PMR, Aku sempatkan mencuri-curi pandang. Sehingga kadang apa yang disampaikan kakak senior kelas XI yang jadi pemateri tidak aku dengarkan. Untungnya ada Anti yang rajin mencatat materi kakak senior, sehingga aku tidak pernah ketingggalan materi. Aku senang kami sekelas dan mengikuti ekskul yang sama, sehingga aku bisa menatapnya dan jadi secret admirer nya.
Setiap kali dia tersenyum atau tertawa saat bersama dengan teman-temannya, membuatku ikut senang. Walaupun itu bukan denganku. Karena memang dia anaknya pemilih. Dia suka pilih-pilih teman. Tidak semua teman kelasku yang diajak ngobrol. Termasuk aku. Itu sebabnya aku nilai kami tidak selevel.
Anti, sahabat baikku, sering menggodaku. Mengatakan bahwa seleraku terhadap cowok itu aneh. Anti juga sebenarnya tidak terlalu mendukungku yang menyukai Coco sebelah pihak. Menurut Anti, seharusnya cowok yang mengincar cewek. Bukan malah sebaliknya. Menyukai cowok yang belum tentu suka pada kita itu nanti akan sangat menyakitkan. Itu yang selalu disampaikan Anti padaku. Tapi yang namanya perasaan bukan kita yang ngatur. Mau gimana lagi, aku sudah terlanjur suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Surabaya Honda
Good interesting Thor 😊🙏
2023-11-17
1
Yani Cuhayanih
Jadi mesam mesem akoh inget jaman SMA .jd nostalgilaan ceritanya neh flash back masa lalu hahahaha .laaanjuut thor
2022-10-03
1
re
Mulai
2022-08-20
1