Sikap jutek, dan menyebalkan Coco sepertinya memang sudah mendarahdaging. Sering sekali dia mengeluarkan celetukan yang membuat aku sebal dan jengkel.
Aku inngat, saat itu di semester 2. 21 April 20XX. Sekolahku mengadakan perayaan hari kartini. Setiap siswa dan siswi memakai busana daerah. Ada yang memakai baju adat suku Bugis, suku Madura, baju abang none Jakarta, dan banyak lagi. Begitu juga denganku. Waktu itu aku memakai kebaya modern warna silver yang sudah kumiliki sejak lama. Salah satu kebaya kesukaanku. Menyesuaikan dengan konsep acara, maka rambutku yang biasanya diikat atau aku biarkan tergerai, khusus hari itu ku sanggul. Sanggulnya pun sanggul modern.
Hari itu, baik siswa maupun guru dan karyawan sekolah memakai baju adat. Anti memakai kebaya sama sepertiku. Kebaya modern warna soft pink itu tampak sangat pas di badan Anti yang tinggi dan langsing. Dengan sepatu high heels yang dipakainya, dia jadi tambah tinggi. Aku juga memakai high heels dengan hak yang tak terlalu tinggi, karena aku memang tak suka memakai high heels. Jika boleh memilih, aku akan memilih memakai sepatu sneakers atau sandal teplek daripada pakai high heels. Tapi karena konsep acaranya adalah busana daerah, aku tak mungkin memakai sepatu sneakers apalagi memakai sandal teplek.
Begitu memasuki kompleks sekolah, kulihat banyak siswa yang memakai busana adat. Para gadis terlihat cantik dan menawan dengan busana daerah yang mereka kenakan. Anak-anak putra juga terlihat tampan. Ada yang memakai busana adat jawa. Beskap lengkap dengan blangkon, kain jarik dan kerisnya. Tak lupa sandal selop. Ada juga yang memakai baju adat jawa timur, warisan gubernur Jawa Timur, Basofi Sudirman, yaitu baju basofi. Baju itu terdiri dari beskap atau jas hitam lengan panjang dengan kerah model koko, kain jarit yang dipakai melingkar sekitar pinggang, dilengkapi dengan udeng atau ikat kepala khas jawa timuran.
“Cewekk..”panggil beberapa kakak kelas XII IPS saat aku melintas di depan kelas mereka hendak berjalan ke kelasku. Beberapa ada yang bersiul ketika aku lewat.
“Suittt..suittt..”
Sejak aku menang juara 1 kontes prince and princess, kakak kelas sering sekali menggodaku atau bersiul ketika aku lewat. Membuatku semakin hari semakin risih. Aku semakin mempercepat langkahku menuju ke kelas.
Di lorong yang menghubungkan antara kelas XII dan kelas X, aku bertemu dengan Anti. Kami pun berjalan bersama ke kelas. Begitu memasuki kelas, Arsy seperti biasa, memuji-muji aku. Ga ada capeknya anak itu gangguin aku..
“Woww..wooowww…my lovely angel”seru Arsy sambil bertepuk tangan
“Apaan sih Ar..angel..angel..”kataku setengah sewot pagi-pagi sudah digangguin Arsy.
“Kamu tuh mau pakai baju model apa aja pasti kelihatan cantik ya Vi?”puji Arsy ketika melihatku memasuki kelas.
“Ga usah ngrayu deh..rayuanmu itu ga mempan tau.. Udah ga usah omong kosong kayak gitu”
“Kok kamu ga percaya sih omonganku?”protes Arsy
“Hei Co..kamu juga setuju kan dengan omonganku barusan?”tanya Arsy pada Coco.
Aku sempat kaget, kenapa Arsy bawa-bawa si Coco sih..Emang apa hubungannya dengan Coco?
Coco yang masih asyik ngobrol dengan Dedi kulihat agak kaget ketika namanya disebut-sebut si Arsy.
“Yang mana?”tanya Coco
“Ehhh..ni anak .. cakep-cakep kok lemot” Arsy lalu berjalan mendekati meja Coco
“Vivi cantik kan..bagaimana menurutmu? Benar kan omonganku” tanya Arsy sambil merangkul pundak Coco lalu menunjuk ke arahku
“Dia..biasa aja” jawab Coco enteng dengan muka datarnya.
Apa sih yang aku harapkan? Coco muji aku? Yang bener aja. Ga mungkin lah. Di depan teman-teman tak mungkin dia bakalan memujiku. Aku kan selalu "biasa aja" di mata cowok dingin itu.
“Rambutnya aneh” jawab Coco
Hah..emang rambutku anehnya dimana? Ini kan sanggul modern..Aku bingung mendengar perkataan Coco.
“Aneh gimana Co? cantik gitu kok?” tanya Arsy penasaran
“Kayak..ular kecil nggerombol”ejek Coco
Seisi kelas langsung tertawa mendengar ejekan Coco.
Apaaa? Ular? Bisa-bisanya dia menyamakan rambutku yang indah ini dengan ular. Membuatku rasanya sangat marah. Menyebalkan sekali!!!!
“Coco..Coco..kamu lucu banget ya.. Kalo rambut seperti itu mirip ular, berarti Vivi Medusa dong.. hahahaha.. itu namanya sanggul. Kamu ga tau sanggul? “jelas Arsy panjang lebar.
Dia hanya menggeleng. Sekelas tertawa lagi. Kata-katanya hari itu berhasil membuat mood ku langsung jelek. Seharian saat pelajaran pertama dan kedua, aku terus merasa jengkel.
Ular? Iya emang..rambutku mirip ular..ular piton..biar sekalian nyaplok kamu.. dasar cowok nyebelin..
"Udah ga usah cemberut terus" ucap Anti padaku.
Mungkin karena Anti tahu aku yang jengkel sama ucapan Coco makanya dia mencoba menghiburku.
"Kamu cantik kok"ucap Anti sambil tersenyum padaku.
"Makasih"
Tetapi tetap saja, kata-kata menghibur dari Anti tak berhasil membuatku baikan. Apalagi saat jam pelajaran Bahasa Indonesia itu aku malah ditunjuk bu Tanti untuk maju ke depan bersama Coco, membaca dialog drama yang ada di buku paket. Yang ditunjuk maju ke depan aku, Coco, Sisil, Ira, Doni, Anton dan Anti.
Akhirnya saat istirahat, aku langsung lari ke toilet, lalu kulepaskan sanggulku dan kubiarkan rambutku terurai. Aku jengkel banget sudah disebut Medusa..
Setelah itu, aku kembali lagi ke kelas.
“Loh Vi, sanggulnya kok dilepas?”tanya Anti kaget begitu melihat rambutku yang sudah tergerai.
“Iya Vi..kok dilepas? Bagus disanggul kayak tadi lho padahal..Kamu kelihatan anggun banget..kayak putri-putri Solo”ucap Arsy.
Dengan cemberut, aku jawab dengan keras setengah berteriak, “Iya..aku lepas..biar ga dikatain MEDUSA” aku melotot kearah Coco.
Dia malah melengos.
Aiisshh..menyebalkan! Dasar Cocoo menyebalkan!
Padahal tadi pagi aku udah PD banget.. Bundaku juga bilang aku cantik. Ayah juga bilang gitu. Ehh..malah dibilang medusa..Dasar Coco nyebelinnnn!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments