Anna and The King adalah salah satu film romantis terbaik menurutku. Film itu bercerita tentang seorang raja Thailand yang jatuh cinta pada seorang guru dari Inggris. Awalnya mereka saling membenci namun lambat laun muncul benih-benih cinta diantara keduanya. Perbedaan budaya dan latar belakang tak menjadi halangan saat cinta mulai hadir di antara keduanya. Mereka saling mencintai. Tetapi kemudian keadaan memaksa mereka harus saling melupakan cinta mereka. Mereka pun berpisah. Sad ending memang. Tapi kisah cinta mereka benar-benar membekas dalam hatiku.
Selesai menyanyi di hadapan juri, akupun undur diri. Setelah memberikan hormat kepada juri, aku kembali ke kursiku. Rasanya benar-benar lega. Sudah menyelesaikan tahapan demi tahapan lomba. Pak Willy, Bu Riska dan Pak Iwan, segera menuju panggung, begitu aku turun panggung. Mereka memuji semua bakat dan kebolehan peserta. Juri memberitahu kami untuk kembali ke kelas masing-masing, sambil menunggu juri memilih 3 pasangan terbaik.
Begitu semua juri undur diri, dan para peserta kembali ke kelas satu per satu, aku pun memejamkan mataku lalu meregangkan tubuhku. Kutarik tanganku ke atas sejauh-jauhnya. Persis seperti orang yang bangun tidur.
“Akhirnya selesai juga”kataku dengan perasaan lega
Ketika tanganku akan ku kembalikan ke posisi semula, tak sengaja tanganku menyentuh kepala Coco. Aku pun segera membuka mata dan meminta maaf padanya
“Eh..maaf ya, hehehee ga sengaja”
Kulihat dia mengelus-elus kepalanya lalu melirik ke arahku. Aduhh..jangan menatapku seperti itu. Aku bisa meleleh. Dia ganteng banget walaupun saat marah seperti itu.
Kami pun berjalan kembali ke kelas. Anti yang sudah menungguku di pintu keluar segera menghampiriku. Kugandeng tangan Anti lalu kuajak dia ke ruang seni.
“Ayo ke ruang seni, fotoin aku di sana”
Ruang seni sekolahku memang instagramable. Desain ruangannya yang indah dengan pajangan beberapa karya seni yang bagus-bagus. Ruang itu sering dijadikan spot foto oleh anak-anak di SMA ku. Mumpung penampilanku hari ini lain dari biasanya, aku ingin mengabadikan momen ini di ruang seni.
Ketika kami sampai di sana, ruangan masih ramai dengan beberapa kontestan yang juga berfoto di sana. Aku dan Anti menunggu sampai suasana benar-benar sepi. Sebelumnya beberapa kontestan sudah terlebih dahulu foto di sana. Akhirnya kuberikan hp ku pada Anti.
“Siap ya..1..2..3.. “ Anti memberiku aba-aba.
"Cekrek.."
Hasil foto Anti sangat bagus. Aku suka.
Ketika kami akan mengambil foto untuk yang kedua kalinya, terdengar ada suara yang kukenal sedang masuk ruangan. Ketika aku menengok, ternyata benar dugaanku. Coco dan Dedi juga masuk ruang seni.
Ngapain sih dia harus kesini segala? Aku kan malu kalo diliatin pas difoto.. Akhirnya aku memilih pergi dari ruang seni. Kutarik tangan Anti dan menariknya keluar ruangan.
“Hei..ga jadi foto lagi?”tanya Anti.
“Aku malu”
Aku hanya tersenyum saja ketika berpapasan dengan Coco dan Dedi.
“Udah selesai Vi fotonya?” tanya Dedi melihat aku buru-buru keluar ruangan. Coco hanya melirik saja.
“Eh..iya..kalian foto saja, aku dah selesai kok. Duluan yah..daahhh” kataku sambil melambaikan tangan pada mereka.
Aku akhirnya tak jadi foto lagi. Gara-gara Coco dan Dedi yang juga ada di ruang seni. Aku memilih kembali ke kelas saja bersama Anti. Tak lupa kuambil jaketku di ruang tunggu untuk menutupi tubuhku. Maklum saja karena gaunku saat itu model off shoulder. Aku malu jika harus keluyuran dengan memperlihatkan bagian dadaku yang terbuka. Lagian juga jika aku tak pakai jaket bisa-bisa aku masuk angin.
Tiba di kelas, aku bertemu dengan Arsy dan teman-teman. Arsy berkali-kali memujiku bahwa hari itu aku sangat cantik. Untung saja aku tak terlalu menghiraukan rayuan gombal playboy satu itu. Sampai-sampai teman-teman yang lain menggoda Arsy, dengan mengatakan jangan-jangan Arsy suka padaku.
“Wooww..my angel!!! bidadari yang turun dari kayangan”canda Arsy ketika melihatku memasuki kelas.
“Apaan sih kamu Ar?”
“Beneran…kamu caaannnttiiikkkk bbbaaangggettttt” seru Arsy dengan ekspresi yang meyakinkan.
“Iya Vi, kamu beneran cantik banget. Paling cantik malah..ya ga temen-temen ?”ujar Ella meyakinkan apa yang dikatakan Arsy.
“Iya..iyaa..”sahut teman-teman yang lain membuatku semakin tersipu malu.
“Pasti nanti kita pemenangnya”ujar Arsy yakin
“Ah..kamu bisa aja”jawabku sambil menepuk bahu Arsy
“Eh..Man, tolong fotoin dong aku sama Vivi” pinta Arsy kepada Arman, sambil memberikan Hp miliknya kepada Arman.
“Modus emang kamu Ar” sahut Arman sambil menggerutu
Arsy lalu duduk di sampingku dan kami pun berfoto bersama. Kebetulan aku dan Arsy memasang ekspresi yang sama saat di foto. Kami sama-sama manyun.
"Wahh..mata dan bibir kalian mirip banget..pasti kalian berjodoh nih"goda Arman saat memperhatikan hasil fotonya di hp Arsy.
"Ga mungkin ah..masak aku disamain sama playboy ini"
Aku tak terima dibilang mirip sama Arsy. Sementara Arsy malah senyum-senyum aja dibilang mirip denganku.
"Apa iya Man? Coba lihat" Arsy mendekati Arman dan ikut memperhatikan hasil foto kami.
"Eh iya..beneran mirip" kata Ella dan Fenda yang juga ikut nimbrung.
Aku jadi kesal dibilang mirip dengan Arsy.
"Ayo Vi..foto lagi" Arsy mengajakku foto lagi.
"Ga ah"
"Satu lagi aja..pelit amat sih" rengek Arsy padaku.
Sebenarnya aku malas foto lagi. Tapi daripada Arsy ngoceh-ngoceh ga jelas, aku pun berfoto lagi dengan dia. Kali ini aku dan Arsy membuat tanda hati dari tangan kami berdua. Tepat saat aku berfoto dengan Arsy, Coco masuk kelas sambil merapikan rambutnya. Anehnya dia berjalan sambil melirik padaku dan Arsy. Pandangan mata yang sulit aku artikan.
“Wahhh Co..kamu ganteng banget hari ini” puji Ella
Dia hanya tersenyum tipis.
“Kelas kita pasti menang”ujar Arman penuh keyakinan
“Belum tentu..semua kontestan juga bagus-bagus kok” sahut Coco sambil menuju kursinya
Kemudian aku dan teman-teman ngobrol lagi membahas pentas seni 2 hari lagi. Teman-teman tampak bersemangat melihat pentas seni. Karena memang itu adalah acara puncak perayaan Ulangtahun Sekolah. Coco juga asyik ngobrol dengan Dedi dan beberapa teman-teman cowok. Lalu kulihat Coco beranjak lagi dari kursinya ditemani Dedi.
Sampai di ambang pintu, sekali lagi dia melirik ke arahku dan Arsy dengan ekspresi wajah yang tak bisa kupahami. Apa-apaan sih anak ini? Kenapa dia selalu melihatku dengan wajah jutek seperti itu? Kenapa aku merasa dia sedang marah? Tapi kenapa musti marah? Apa salahku? Aku benar-benar tak mengerti dengan sikap Coco hari itu.
*
*
*
*
Menjelang siang, para juri sudah selesai memberikan penilaian. Para peserta kontes dan semua siswa berkumpul di aula, tempat Unjuk Kebolehan. Pak Willy sebagai ketua dewan juri memberikan sambutannya. Aku sebenarnya tidak berharap menang, tapi mendengar sambutan Pak Willy yang lumayan panjang, membuat aku tidak sabaran. Aku jadi penasaran.
“Berdasarkan kriteria penilaian tadi, maka dengan ini Bapak bacakan nama-nama pemenang kontes prince and princess 20XX SMA S Kota M…”
Penonton mulai ribut..suasana menjadi ramai..
“Peringkat ketiga dengan skor 15720, diraih oleh …. “suara Pak Willy semakin tinggi diiringi suara drum membuat jantungku berdegup kencang. Penonton juga ikut tegang.
“Kelas XI.7” teriak Pak Willy disambut sorak sorai kelas XI.7 yang ada di ruangan.
“Okee..tenang-tenang..Bapak bacakan pemenang selanjutnya”ujar Pak Willy menenangkan penonton.
“Peringkat kedua dengan skor 16250, diraih oleh ….” Sekali lagi suara Pak Willy meninggi
“Kelas XII.IPA.1” teriak Pak Willy disambut sorak sorai kelas XII.IPA1
“Berikutnya, yang paling kita tunggu-tunggu.. Peringkat pertama dengan skor total 16350 poin, diraih oleh….”
Aku deg-degan sekali mendengar pengumuman ini. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya aku ikut kontes semacam ini.
“Kita pasti menang” ucap Arman lirih membuatku semakin deg-degan
“Kelas….X.3..”teriak Pak Willy
Yyyeeyyyyyyy…aku menangggg.. Aku tak percaya ini, aku menang! Aku dan Coco pemenangnya!
Tanpa sadar aku langsung melompat dari tempat dudukku. Teman-teman juga bersorak gembira. Kami pemenangnya. Aku dan Coco. Aku senang sekali. Kulihat Coco juga senang. Kami pun naik ke panggung untuk menerima piala. Kami berdiri berdampingan. Kulihat dia tersenyum ketika menerima piala dari Pak Arya, Kepala Sekolah kami.
Meskipun hanya senyum tipis tapi Coco memang benar-benar tampan. Kami menjadi juara pertama prince and princess sekolah. Kontes pertama yang kumenangkan bersama dengan cowok cool yang ganteng banget itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Miny Hafies Saputra
mana tak de pic nya ke...
2022-01-22
2