Satu per satu kelompok dipanggil untuk jurit malam. Kelompok Anti dipilih lebih dulu daripada kelompokku.
“Hati-hati ya An”kataku pada Anti
“Hei Ded..ingat lho ya..aku titip Anti” ucapku pada Dedi
“Ya..ya..ya..”jawab Dedi dengan nada seperti malas berdebat denganku.
Anti dan kelompoknya akhirnya diberangkatkan. Di lapangan tiinggal beberapa kelompok lagi termasuk kelompokku.
Seorang kakak senior memberitahu kami, yang kebelet pipis supaya ke toilet dulu.
“Yang mau ke toilet, silahkan lho ya..jangan ditahan karena dijalan nanti tidak ada toilet lho” ucap kak Dewa, kakak seniorku.
Aku dan Coco berdiri hampir bersamaan.
“Kamu juga mau ke toilet, Co?” tanyaku
“Iya”jawabnya singkat
“Bareng deh..aku juga mau ke toilet”
"Aku temenin Vi"ucap Arsy padaku
"Ga mau ah..nanti kamu malah nakut-nakutin aku lagi"
"Ga mau ya udah"dengus Arsy setelah kutolak tawarannya.
"Salam aja Vi"
"Salam apaan?"tanyaku bingung dengan ucapan Arsy
"Salam buat mbak kunti"goda Arsy membuat aku kesal banget ditakut-takuti begitu.
"Iiihh..tuh kan mbak kun lagi disebut-sebut..udah ah"
Aku dan Coco akhirnya berjalan berdua ke toilet yang letaknya di dalam kompleks sekolah. Sebelumnya kami ijin panitia dulu. Kami mendekati kak Dewa yang berdiri tak terlalu jauh dari kelompok kami.
“Maaf kak, ijin ke toilet ya?”Aku yang minta ijin kak Dewa.
“Berdua?”tanya kak Dewa melihat Coco disampingku.
“Saya juga ijin kak, ke toilet”ucap Coco
“Oke..jangan lama-lama. Kalian kelompok berapa?”tanya kak Dewa
“Kelompok 5”jawabku dan Coco bersamaan.
Aku refleks menoleh kearahnya karena kami menjawab pertanyaan kak Dewa bersamaan.
“Ya sudah..cepetan. Sebentar lagi kelompok kalian yang jalan”ucap kak Dewa
“Baik kak”
Akhirnya kami berdua berjalan berdua menyusuri jalanan menuju kompleks sekolah. Jujur saja, suasana lorong sekolah yang gelap gulita membuatku sedikit takut. Hanya sedikit cahaya yang terlihat di ujung lorong, entah dari ruangan mana. Tapi suasana mencekam dan sedikit angker membuat bulu kudukku bergidik ngeri.
“Gelap banget sihh..berasa uji nyali aja”ucapku untuk mengurangi rasa takutku.
“Kenapa? Takut?”tanya Coco enteng
“Ya jelas lah..gelap gini”jawabku ketus.
“Tadi katanya ga takut”
“Itu kan gara-gara si Arsy..masak iya aku pegang tangan dia..ogah lah..jiijay”jawabku membuat Coco tertawa lirih.
Kami menyusuri sepanjang lorong menuju kelas-kelas. Toilet memang letaknya agak jauh. Sampai di toilet, hanya ada lilin yang menjadi penerang ruangan. Kebetulan toilet putra dan toilet putri bersebelahan. Kami pun masuk ke toilet.
Suasana sekolah saat itu benar-benar sunyi. Hanya suara tetesan air keran yang jatuh ke dalam bak mandi yang bisa kudengar. Lilin kecil yang ada di salah satu bagian bak mandi, nyalanya tak terlalu terang namun lumayan menerangi toilet. Tidak gelap gulita seperti suasana kelas-kelas yang benar-benar gelap.
“Tok..tok..tok..”
Jantungku langsung deg-degan ga karuan. Masak iya ada hantu di sekolah? Aku benar-benar takut. Aku merinding seketika itu juga. Bulu kudukku juga langsung berdiri mendengar suara ketukan pintu tengah malam.
“Si..si..siapa diluar?”tanyaku dengan terbata-bata
“Udah belum?”ternyata Coco yang mengetuk pintu.
“Ya ampun Co, ngagetin aja..iya bentar”teriakku dari dalam toilet karena kaget.
Setelah selesai dengan urusan di toilet, aku segera keluar. Karena kesal, aku spontan memukul lengan Coco sekeras-kerasnya sampai dia mengaduh.
“Aduhhh..kenapa mukul?”tanya Coco sambil memegangi lengannya. Tapi aku tak perduli. Salah sendiri ngangetin gitu..Gimana ga kaget, tengah malam ada suara ketukan pintu. Mana lilinnya nyalanya kecil banget..Aku kan jadi takut.
“Jantungku rasanya mau copot tau”ucapku dengan kesal
Dia sepertinya kesal karena dia hanya diam lalu meninggalkan aku sendiri.
“Eh Co..tungguin”
Aku segera berlari menyusul dia dan berjalan disampingnya. Dia yang diam seperti itu membuatku jadi merasa bersalah.
“Sakit ya?”tanyaku menyesal sudah memukulnya tadi. Dia sama sekali ga merespon.
“Maafin ya..aku tadi cuma refleks aja..abisnya tiba-tiba kamu ngetuk pintu. Aku kan kaget. Bayangin coba, tengah malam gini tiba-tiba ada yang ngetukin pintu, apa ga horror? Aku kan jadi takut. Maaf ya?”kataku
“Hmmm”jawabnya.
Oke fix..dia marah. Cowok sensitive banget! Dipukul gitu aja marah..Dasar!!
Kami kembali ke lapangan tepat waktu. Kelompokku langsung dipanggil karena ini adalah giliran kelompokku yang jalan. Kami pun berbaris menjadi 1 banjar.
Kami berjalan sepanjang jalan menuju gerbang sekolah. Kebetulan lampu jalanan malam itu menyala, sehingga menerangi jalan. Kami berhenti di depan dua kakak senior yang berdiri sebelum gerbang sekolah.
“Yak..silahkan salah satu menyiapkan barisannya”
Titan yang kebetulan berdiri paling depan, maju ke depan lalu membariskan kami.
“Siap grak!”
“Luruskan!..Lurus!”
“Lapor kak, kami dari kelompok 5 siap melaksanakan perintah”ucap Titan dengan nada suara yang tegas. Anak itu cocok juga jadi pemimpin, padahal biasanya anak itu suka bercanda. Sama seperti si Arsy.
“Laporan saya terima.. Kembali ke tempat”
“Siap..kembali ke tempat”
Titan kembali lagi ke depan barisan kami. Kakak senior itu kemudian berjalan ke sebelah kanan kami, lalu memberi aba-aba.
“Pimpinan saya ambil alih, hadap kanan..grak”
Kami pun hadap kanan dengan serempak. Ini PMR apa pramuka ya? Baris berbarisnya gini banget.. Mungkin karena kak Arum yang berdiri di depan kami kebetulan juga senior pramuka yang kami temui saat latihan pramuka, jadinya aura baris berbarisnya pramuka jadi ikut terbawa.
“Udah de’ santai aja..ini bukan pramuka kok” ucap kak Arum seakan mampu membaca apa yang ada dalam pikiran kami.
“Oke..saya jelaskan ya..jadi kalian setelah keluar gerbang sekolah, silahkan kalian jalan ke timur sampai kalian menemukan kakak senior yang berjaga di sana. Ikuti arahan mereka dan jangan sampai berpencar. Yang putra dibagi tiga tempat ya..ada yang di depan, tengah dan belakang, jadi bisa jagain yang putri. Kalian paham?”
“Iya kak..paham” jawab kami hampir bersamaan.
“Ingat ya, jangan ribut-ribut, ini dah malam..jangan mengganggu warga sekitar. Dan jangan lupa banyak-banyak berdoa. Semoga kalian sukses”
“Terimakasih kak”
“Oke..silahkan lanjutkan perjalanan. Ga usah laporan! Yang putra langsung pindah posisi ya..”
Coco dan Arsy langsung menempatkan diri. Karena Coco yang paling tinggi dan paling besar, maka dia ditempatkan di tempat belakang. Aku di depannya karena Nisa, Lily dan Intan tak ada yang mau jalan paling belakang. Akhirnya aku mengalah.
Kami berjalan mengikuti instruksi kak Arum tadi. Untung saja lampu-lampu kota di sepanjang kanan dan kiri trotoar menyala semua. Sehingga jalanan tengah malam itu terlihat terang. Jalanan sudah sangat sepi. Tidak ada satupun kendaraan yang melintas. Suasana benar-benar tenang dan damai. Karena pasti semua orang sudah terlelap dalam tidur. Ahhh..kasurku..aku jadi merindukannya malam ini.
Setelah bertemu salah seorang kakak senior, kami diarahkan untuk menyebrang ke sisi jalan yang lain. Di sana sudah ada kakak senior yang lain juga. Kami diarahkan melewati jalan kecil di belakang perumahan penduduk. Jalan kecil yang cukup untuk satu mobil itu sangat gelap karena tak ada penerangan. Kami diminta mengikuti jalan kecil itu sampai bertemu dengan kakak senior lain lagi.
Kami berjalan dalam satu barisan berbanjar. Suasana di belakang perumahan penduduk lumayan creepy. Sedikit menakutkan. Karena disamping jalan kecil itu, yang sebelah kiri adalah tembok perumahan penduduk sementara sebelah kanan adalah hamparan sawah yang luas yang tentu saja tanpa penerangan. Hanya cahaya rembulan yang kali ini menjadi penolong kami menyusuri jalan kecil menuju tujuan kami.
Kami berjalan lumayan jauh. Sampai kami bertemu seorang kakak senior. Kakak itu mengarahkan kami untuk belok kanan dan mengikuti jalan kecil itu terus sampai ke hutan bamboo.
“Kok jalannya gelap gini sih?”keluh Intan yang memang penakut.
“Kalo terang namanya jalan-jalan, bukan jurit malam”jawab Arsy ketus.
Aku hanya tersenyum mendengar kata-kata Arsy. Karena memang benar. Namanya juga jurit malam. Memang untuk uji nyali. Untungnya suasana malam ini ditemani cahaya bulan purnama. Coba kalo bulannya ga ada..aku pasti juga takut. Sama seperti saat di sekolah tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments