Dua hari setelah kontes prince and princess, pentas seni pun diadakan di sekolahku. Sebuah panggung besar didirikan di salah satu sudut lapangan sekolahku. Dengan berbagai spanduk dan umbul- umbul bertuliskan Pentas Seni SMA S Kota M Tahun 20XX. Beberapa spanduk iklan dari sponsor acara juga nampak di sekitar panggung.
Berbagai stand makanan dan merchandise dijajakan dimana-mana. Pentas seni ini juga sangat meriah, karena menampilkan berbagai atraksi seni mulai dari seni tari, seni musik dan pertunjukan lainnya dari beberapa performance. Pengisi acara Pentas Seni tidak hanya dari sekolahku saja tetapi juga dari sekolah-sekolah lain di kotaku yang ikut menyemarakkan pentas seni ini. Dari SD sampai SMA se-kotaku. Makanya Pentas Seni kali ini benar-benar meriah. Peringatan setengah abad berdirinya sekolahku.
Oya, selama festival sekolah, kami tidak diwajibkan memakai seragam sekolah. Jadi kami bebas memakai kostum apapun ke sekolah. Tentu saja harus sopan dan rapi.
Saat pentas seni aku datang bersama Anti. Kami memang selalu bersama. Walaupun baru kenal di awal tahun ajaran baru, tapi aku dan Anti sudah sangat dekat. Aku merasa sangat cocok dengan kepribadian Anti. Kami sudah seperti saudara kandung. Bahkan keluarga kami juga dekat. Aku sering main ke rumah Anti. Begitu juga sebaliknya. Kadang hari Sabtu dan Minggu aku menginap di rumah Anti atau sebaliknya. Itu sebabnya kami jadi sangat dekat satu sama lain.
Kami selalu bersama seperti anak kembar, kemana-mana selalu bersama. Saking dekatnya aku dengan Anti sampai-sampai Coco menyebut kami lesbian. Kurang ajar memang anak itu!
Pentas seni berlangsung sangat meriah. Banyak anak yang memadati lapangan untuk menikmati penampilan pengisi acara pentas seni. Kulihat sesekali penonton ikut berjoget seiring penampilan band-band lokal yang sedang perform. Di sekitar jalan paving menuju lapangan, kulihat banyak anak yang mengantri membeli makan dan minuman ataupun sekedar berbelanja merchandise.
Karena Anti harus pentas akhirnya aku pun sendirian. Luntang lantung sendiri. Akhirnya kuputuskan masuk gedung sekolah saja. Karena acara pentas seni difokuskan di lapangan sekolah, maka keadaan di dalam sekolah lumayan sepi. Hanya tampak beberapa anak saja yang berada di sekolah. Aku memilih ke gedung sekolah B, gedung kelas XII. Kebetulan gedung itu baru saja direnovasi. Gedungnya sangat bagus. Sering dijadikan spot foto oleh anak-anak. Aku ke sana juga bermaksud mengambil foto selfi.
Sampai di tangga lantai dua, aku kaget karena ternyata Coco sudah di sana. Duduk sendiri di tangga. Penampilan Coco hari itu kelihatan beda. Dengan kemaja putih lengan panjang yang dilipatnya sampai ke siku, bisa kulihat kulitnya yang putih bersih. Dia tampil casual dengan celana jeans warna biru muda dan sepatu sneakers putih yang dipakainya. Mungkin dia juga kaget melihatku, karena waktu aku datang, dia seperti baru melamun dengan bertopang dagu. Dia hanya melirikku saat aku mendekatinya.
“Kamu ngapain disini? Ga liat pensi di lapangan?”
“Kamu sendiri? Mana Anti?”tanyanya balik
“Anti ikut perform, jadi aku sendirian”
“Sama”jawabnya
“Oo..Dedi juga perform?”Aku pun duduk disampingnya.
“Disini lumayan ya..ga terlalu rame”
Dia hanya mengangguk.
“Kamu kesini mau foto kan? Sini aku fotoin”ucap Coco tiba-tiba sambil menengadahkan tangannya.
“Heheehe..tau aja. Minta tolong fotoin ya”pintaku sambil kuserahkan hp ku padanya.
Dia pun mengambil posisi yang pas untuk memfotoku.
“1..2..3”
"Cekrek"
Hasil fotonya lumayan. Cuma ekspresi ajahku saja yang aneh. Aku juga bingung kenapa saat difoto ekspresiku malah seperti orang bengong.
“Ehm..makasih ya”kataku sambil tersenyum padanya.
“Ya”jawabnya singkat
“Sini..gantian aku fotoin..mana hp mu?”
Dia memberikan hp nya lalu duduk di dekat jendela.
“Siap..1..2..3”aku memberi aba-aba
Hasilnya? Ga usah tanya. Jelas bagus banget lah. Mau pose seperti apapun, yang namanya udah keturunan ganteng, tetep aja hasilnya bagus.
“Kamu model ya Co”tanyaku setelah melihat hasil bidikan fotoku sendiri di hp-nya
“Enggak”jawabnya dengan ekspresi datar.
Padahal dia hanya duduk santai dengan meletakkan satu tangannya di paha dan tangan satunya di antara kedua kakinya yang terbuka agak lebar. Dia juga ga senyum. Wajahnya kelihatan serius. Sok serius. Tapi bisa bagus gitu ya hasil fotonya..
Kukembalikan hp nya.
“Makasih ya”ucap Coco sambil tersenyum tipis.
“Iya..sama-sama”balasku.
BTW, ternyata dresscode kami sama lho. Nuansa putih. Waktu itu aku juga pakai jumpsuit putih dengan aksen bordir motif bunga di beberapa bagian. Padahal kami ga janjian tapi bisa couple-an gitu ya bajunya. Udah jodoh kali ya..hahahaha ngarep..
Cuma dari tadi, aku penasaran, asesoris coklat yang melingkar di pundaknya itu apa. Aku tak paham. Aku pun tak berani bertanya. Nanti dikira terlalu kepo. Horang kaya mah bebassss..
“Kamu masih mau disini, apa liat pensi? Soalnya Anti bentar lagi perform, aku mau lihat”
“Kita bareng aja..aku juga mau lihat Dedi perform” ucapnya tiba-tiba.
Kita? Coco bilang K I T A? Apa aku ga salah denger nih? Dia ngajak aku bareng? Ya Tuhan, Mimpi apa aku semalam ???? Hahahahaa…
“Ngapain bengong? Ayo!!!” ajaknya sambil menuruni tangga.
“Eh..iya”aku pun menyusul dia.
Kami berjalan beriringan menuju lapangan. Aku senang sekali, bisa berduaan dengan Coco seperti ini. Momen yang sangat langka. Apalagi dia yang ngajak duluan.
Sampai di lapangan, Anti belum perform. Kebetulan anak SMP sebelah sekolah yang baru perform. Solo guitar performance. Cewek itu keren sekali. Permainan gitar listriknya juga bagus. Udah ahli gitu.. Petikan gitarnya dan jari-jarinya bergerak sangat lihai. Keren banget. Apalagi outfit anak itu juga cewek banget. Kaos putih dipadu dengan jaket dan rok pendek warna army dan sepatu boots coklat. Siapa sangka dengan penampilannya yang cewek banget itu dia malah memainkan lagu rock dengan sangat bagus. Anak itu meng-cover sebuah lagu dari grup band rock Paramore yang berjudul Decode. Aku tahu lagu itu karena lagu itu adalah salah satu OST. film legendaris Twilight yang diperankan oleh Kristen Steward dan Robert Pattinson.
Sambil menunggu Anti dan Dedi perform, Coco mengajakku membeli minuman.
“Kayaknya mereka masih lama, kamu mau beli minum apa ga?”tanyanya padaku.
Karena aku ga haus, jadi aku memilih membeli cemilan.
“Aku beli cemilan aja lah..aku ga terlalu haus”
“Ya udah aku beli thai tea dulu”jawabnya
“Oke”
Waktu itu aku membeli cilok dan batagor. Sementara Coco membeli thai tea. Kami menikmati cemilan dan minuman sambil menunggu sahabat kami masing-masing perform. Karena aku sama dia memang jarang bicara, kami lebih banyak diam. Waktu aku tanya pun, jawabannya juga singkat. Dia memang ga banyak omong. Kadang dalam hati aku ingin sekali mengajaknya ngobrol, tapi aku takut kami tak sefrekuensi.
Di Pentas seni itu, Anti menyanyi. Suara Anti memang merdu. Terbukti dia beberapa kali mewakili sekolahnya yang dulu ikut lomba menyanyi. Dan hasilnya adalah beberapa piala sudah dia sumbangkan untuk sekolahnya. Anti sudah berpesan padaku untuk mengambilkan foto saat dia perform. Aku sih setuju saja. Tapi karena jarakku yang lumayan jauh, makanya hasil fotoku tidak terlalu bagus. Apalagi selama perform, Anti juga mondar-mandir terus.
Dibandingkan dengan diriku, Anti lebih tinggi. Dia juga cantik. Pandai menyanyi. Makanya waktu itu, aku mengusulkan dia jadi peserta kontes prince and princess kemarin. Tapi kenapa malah aku yang dipilih sih? Jelas-jelas Anti lebih baik dari aku. Tapi ya sudah lah. Toh aku juga pemenangnya, yeyeyeyeye…
Setelah perform, Anti menemuiku. Seperti dugaanku, begitu dia lihat hasil fotoku, dia langsung uring-uringan.
“Kok hasilnya banyak yang blur sih Vi?” protes Anti padaku
“Kamu sih mondar mandir mulu. Tempatku juga kan jauh. Besok lagi jangan mondar mandir gitu. Biar ga blur hasilnya”
“Tapi tadi suaramu bagus banget kok..TOP” kuacungkan jempolku pada Anti karena penampilannya tadi bagus banget.
Mendengar pujianku, dia ga jadi marah-marah lagi.
“Ya udah, kalo gitu traktir aku thai tea”bujuk Anti
Anti mah anaknya suka gitu. Aku iya-in aja lah supaya masalah cepat selesai.
“Injih ndoro (Baik nona)”
Mendengar aku memanggilkan begitu, Anti tertawa. Coco yang didekat kami juga cekikikan. Akhirnya aku belikan tuan putri thai tea kesukaannya dan tak lupa cilok pedas banget. Anti memang paling suka cilok pedas. Kalo aku sih ga terlalu suka makanan yang terlalu pedas. Aku suka yang sedang-sedang saja. Yang penting ada pedasnya dikit. Karena kalo aku nekat makan yang terlalu pedas, bisa-bisa besoknya aku harus ijin sekolah karena sakit perut.
Dedi waktu itu ikut band performance. Dedi kebagian pegang gitar. Aku sempat tanya sama Coco kenapa dia ga ikut main band bareng Dedi.
“Kamu ga ikut band-nya Dedi? Kamu kan pinter main piano”
“Ga”jawabnya
“Kenapa?”tanyaku karena penasaran.
“Males”
Okay..thank you. That’s it..I'm done. Jawaban yang singkat, jelas dan pastinya Coco banget. Males. Oke..oke..aku paham. Aku ga akan mendebatnya.
Saat menikmati penampilan band Dedi dkk, aku bertemu dengan Arsy dan beberapa temanku. Kami akhirnya ngumpul bareng. Mungkin karena sudah akrab denganku, Arsy dengan seenaknya tanpa ijin mencaplok cilok yang ada di tanganku.
“Hei Ar..jangan dimakan semua dong”
“Minta dikit napa”ucap Arsy tanpa rasa bersalah
“Dikit apanya..itu semua kamu ambil”
“Aku lapar Vi..kamu kan bisa beli lagi”
“Beli lagi? Itu tadi ngantrinya lama banget Ar..iihhhhh”
Tentu saja aku jadi kesal dan jengkel banget dengan kelakuan Arsy. Mana tadi antri ciloknya lumayan lama. Kupukul saja lengannya sampai dia mengaduh. Arsy yang kupukul malah ketawa- ketawa aja. Aneh memang anak itu..
Tapi yang lebih aneh, ya si Coco. Lagi-lagi dia melihatku dan Arsy dengan tatapan mata yang sulit aku pahami. Seperti jengkel, marah dan gimana gitu. Aneh pokoknya..
Dia juga buru-buru pamit, padahal Dedi masih belum selesai perform.
“Aku duluan ya”katanya pada kami.
“Kamu ga nungguin Dedi selesai perform?”
“Aku masih ada urusan” jawabnya kemudian meninggalkan aku, Anti, Arsy dan kawan-kawan.
Padahal sebelumnya dia baik-baik aja. Ya sudah lah.. Mungkin dia memang ada urusan mendadak.
Akhirnya aku dan Anti tetap di lapangan menikmati pentas seni. Sementara Arsy dan teman-temannya persiapan perform taekwondo. Arsy sejak SD sudah mengikuti ekstra taekwondo, dan sekarang dia pemegang sabuk hitam. Waktu itu, Arsy perform untuk sekalian mempromosikan ekskul taekwondo yang ada di sekolahku.
Waktu perform taekwondo, aku lihat Arsy memang sedikit berbeda dari kesehariannya yang kadang slengean dan usil. Dia jadi kelihatan macho gitu. Cowok banget pokoknya.. Tapi tentu saja, pujian itu takkan ku ucapkan langsung padanya. Bisa-bisa dia ke-GR-an. Lalu dia akan “menyerang”ku dengan rayuan-rayuan mautnya yang sering dilancarkan pada cewek-cewek seangkatanku yang jadi "sasaran"nya. No way..mending aku simpan pujian itu untukku sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Mari ani
keren.....tor
2021-09-09
1