Rianti Kalila Zahra. Nama yang cantik, secantik orangnya. Dialah sahabat baikku. “Saudara kembar” ku. Banyak yang bilang, kami seperti pinang dibelah kapak, hahahaha..
Memiliki seseorang yang satu frekuensi dan satu spesies tentu membuat kita sangat nyaman satu sama lain. Aku bisa menjadi diriku apa adanya. Begitu juga dengan dia. Kadang kami sering bertengkar karena perbedaan pendapat. Tapi kami selalu bisa rujuk kembali seakan tak pernah ada masalah diantara kami.
Tetapi dibandingkan dengan diriku, Anti memang lebih dewasa. Dia dapat dengan mudah mengendalikan emosinya. Mungkin karena aku anak tunggal, jadi sifatku yang cenderung egois, lebih dominan. Berbeda dengan Anti yang anak kedua dari tiga bersaudara. Mungkin aku mengingatkan Anti pada adiknya yang bungsu.
Karena kami sangat dekat, maka aku juga tahu perjalanan cinta Anti dari sejak di SMP sampai di SMA. Anti memang terbuka padaku mengenai banyak hal. Kami bisa terbuka dan bercerita tentang semua hal. Termasuk percintaan kami.
Karena Anti anak yang populer di SMP nya dulu, banyak cowok yang terang-terangan naksir bahkan “nembak” Anti. Anti beberapa kali sempat ganti pacar selama di SMP. Saat mendengar cerita masa lalunya, aku sampai geleng-geleng sendiri. Gadis selembut Anti rupanya punya catatan rapor yang panjang dengan cowok. Beda dengan diriku.
Walaupun aku juga dekat dengan banyak cowok dan beberapa kali ada yang “nembak” aku, tapi karena aku merasa belum cukup umur maka selama di SMP aku tak pernah pacaran. Walaupun yang “nembak” aku juga lumayan banyak sih, tapi karena aku hanya menganggap mereka teman, maka aku tolak mereka satu per satu.
Dulu sempat ada yang karena kutolak, lalu dia marah, dia mengancamku.
“Cinta ditolak, dukun bertindak” kata-kata ancamannya waktu itu.
Sebagai anak ingusan yang belum siap pacaran, mendengar ancaman seperti itu tentu aku sangat ketakutan. Aku sampai mengadu pada Ayahku tentang masalah ini. Tapi ayah menenangkan aku, dan mengatakan,
“Selama kita rajin beribadah dan dekat dengan Tuhan, maka jangan takut dengan ancaman seperti itu. Orang yang seperti itu pasti orang yang tidak beragama”ucap Ayah padaku.
Mungkin karena waktu itu aku masih kecil, maka aku percaya saja dengan ucapan Ayah. Dan kata-kata Ayah berhasil membuatku lebih berani dan percaya diri.
Selama di SMP, Anti pernah berpacaran dengan seorang cowok. Namanya Randy. Menurut Anti, Randy adalah pacar pertama sekaligus cinta pertamanya. Hubungan mereka sangat baik. Anti dan Randy saling menyayangi satu sama lain. Menurutku mereka berdua sangat mirip, secara penampilan mereka terlihat mirip satu sama lain. Randy yang masih keturunan bule karena kakeknya orang Australia, memiliki perawakan yang tinggi. Wajahnya juga tampan. Gurat kebule-bulean masih nampak di wajahnya.
Awalnya hubungan mereka baik-baik saja. Bisa kulihat Anti sangat menyayangi Randy. Karena pancaran matanya saat menceritakan Randy benar-benar berbeda. Auranya pun berbeda. Karena dia selalu tersenyum saat menceritakan kisahnya bersama Randy.
Namun, kisah indah diantara mereka berubah seketika setelah papa Randy dipindah tugaskan ke Melbourne. Terpaksa Randy dan keluarganya harus ikut pindah papanya. Perpisahan mereka meninggalkan bekas yang mendalam di hati Anti. Karena Randy meninggalkannya saat dia sudah sangat menyayangi Randy.
Dan saat menceritakan perpisahannya, Anti sampai menitikkan airmatanya. Aku seperti bisa merasakan kesedihan Anti. Waktu itu, aku sampai ikut menangis bersama Anti. Mereka berpisah saat kenaikan kelas VIII SMP.
Setelah kepergian Randy, Anti segera menemukan pengganti Randy. Dia pacaran dengan lelaki lain. Anti sempat berganti pacar beberapa kali. Namun menurut Anti, posisi Randy di hatinya takkan pernah tergantikan oleh siapapun, dan sampai kapanpun juga. Bagi Anti, Randy adalah cowok idamannya. Yang benar-benar sesuai dengan impiannya selama ini. Secara penampilan dia ganteng, tinggi, dan proporsional. Sifat Randy yang selalu memanjakan dan menjaga Anti membuat Anti sangat menyayangi Randy.
Ketika di kelas X, selama aku berkutat dengan peranku sebagai secret admirer Coco, Anti pernah dekat dengan beberapa cowok. Selain teman seangkatan, ada juga kakak kelas dan senior kami di PMR. Dan salah satu yang paling dekat adalah kak Ilham, sepupuku.
Dari yang kulihat, kak Ilham memang sepertinya menaruh hati pada Anti. Bahkan sejak kami kelas X. Karena dia sangat suka mengorek informasi tentang Anti. Bahkan saat itu, kak Ilham membujukku untuk memberikan nomor Anti.
“De’, bagi nomornya Anti dong?”tanya kak Ilham suatu hari saat main ke rumahku.
“Buat apa? Pasti kak Ilham mau gangguin Anti kan? Ogah..aku ga sudi ngasih nomornya Anti sama kakak, nanti kakak teror lagi?”
“Apaan sih teror-teror? Orang cuma pingin kenalan doang”sungut kak Ilham
“Ogah..sekali ogah tetep ogah”
“Ya ampun de’, pelit amat sih sama kakak”
“Biarin”
“Huhhh..dasar adek durhaka emang kamu tuh ya”
“Kalo mau nomornya, minta sendiri dong. Yang gentle dong jadi cowok. Kalo berani, minta sendiri”
“Okeh..siapa takut”
Aku langsung mencibir kepercayaan diri kak Ilham yang biasanya memang super duper PD. Tetapi jika sudah berhadapan dengan gadis yang disukainya, dia mendadak jadi pemalu. Entah kenapa dia selalu seperti itu.
Tapi aku akui kak Ilham memang paket komplit. Ketua PMR yang berwibawa, disegani teman-temannya, walaupun kadang slengean dan banyak bercanda. Tapi kalo sudah menyangkut hal yang serius, dia bisa benar-benar berubah 180o. Dia bisa membedakan kapan harus bercanda kapan harus serius.Secara penampilan, kakak sepupuku ini juga lumayan. Dengan tinggi badan 180 cm dan berat badan 70 kg. Tubuhnya terlihat proporsional.
Wajahnya yang lumayan good looking dan pembawaannya yang asyik membuatnya gampang bergaul. Anaknya juga humoris jadi bisa mencairkan suasana.
Karena aku sangat menghormati privasi Anti makanya aku tak sembarangan memberikan nomor Anti. Meskipun kak Ilham adalah sepupuku sendiri.
Kedekatan kak Ilham dan Anti mulai terjalin setelah mereka sama-sama menjadi panitia OPAB. Kebetulan saat penjelajahan mereka berada di pos yang sama. Dari pengakuan teman-teman yang satu pos dengan keduanya, aku tahu bahwa di sana kak Ilham mulai PDKT dengan Anti. Karena sepanjang acara, kak Ilham selalu bersama Anti. Saat menunggu peserta yang datang pun keduanya malah asyik bercanda berdua.
Sejak saat itu, kulihat mereka semakin intens bertemu. Anti juga sering bercerita padaku tentang kak Ilham. Jadi aku tahu benar, perjalanan cinta keduanya. Sampai akhirnya, suatu hari Anti menelponku.
“Vi, aku mau cerita sesuatu”ucapnya di telpon
“Mau cerita apa? Tumben nada bicaramu ga seperti biasanya”
“Aku mau cerita, tapi kamu harus janji ga boleh marah ya? Janji?”
“Cerita apaan sih? Bikin penasaran deh”
“Janji dulu”
“Iya..iya..aku janji..cepetan cerita”
“Ehmm..itu..barusan..kak Ilham telpon aku”
“Biasanya juga dia telpon..terus apanya yang special dari telpon kak hamster?”
Hamster adalah panggilan kesayanganku pada kak Ilham.
“Kak ilham tadi ngajakin jalan”
“Iya..Terusss?”
“Karena aku juga lagi bete di rumah, akhirnya aku iyain aja ajakan kak Ilham”
“Oke..selanjutnya?”
“Ehmm..beneran lho jangan marah?”
“Hissshh..kan tadi aku dah janji..ayo lanjutin ceritanya..jangan gantung gitu dong kalo cerita”
“Iya..iya..aku lanjutin ceritanya..tadi kami ya biasalah jalan-jalan, terus nongkrong di café El-Mo”
“Kamu kalo cerita muter-muter terus, aku tutup lho ya telponnya”ancamku pada Anti karena aku mulai ga suka.
“Iya..iya..jangan ngambek dong”
“Abis kamu sih, ceritanya muter-muter terus dari tadi”
“Oke aku lanjutin deh..nah, tadi pas di El-Mo..kak Ilham..ehmm..kak Ilham..itu..”
“Iya..kak Ilham ngapain?”
“Kak Ilham “nembak” aku”
“Apaaa?”teriakku tak percaya
“Tuh kan kamu marah”
“Kak Ilham apa? Nembak kamu?”
“Iya”
“Terus kamu jawab apa?”
“Aku..belum jawab”
“Lho? Kenapa?”
“Aku bingung mesti jawab apa?”
“Ya udah jawab sesuai perasaanmu aja..kalo kamu suka, ya udah terima aja..kalo kamu ga suka, kan tinggal tolak..kenapa mesti bingung?”
“Dia kan kakakmu? Aku ga mau hubungan kita jadi terpengaruh gara-gara ini”
“Ya ampun An..ga usah bingung lagi..aku ga marah kok..seneng malah..akhirnya kalian bisa jadian. Dari dulu kan aku pingin kalian jadian”ucapku tulus
“Beneran?”
“Ya iyalah..”
“Tapi kenapa setiap kak Ilham deketin aku, kamu kayak ga rela gitu”
“Hahahahaha..Anti..Anti..kalian berdua itu dua orang penting dalam hidup aku..aku cuma ga mau kak hamster mempermainkan kamu. Makanya aku seperti itu..tapi karena semakin kesini aku lihat kak hamster serius sama kamu..ya udah, aku sih ga masalah”
“Jadi kamu ga keberatan kalo aku jadian sama kak Ilham?”
“Ga..aku seneng banget malah”
“Oke..makasih ya Vi”
“Iya..baik-baik sama kak hamster ya..kalo dia macem-macem bilang aja..biar aku kasih pelajaran”
“Hahahaha..iya..iya”
Setelah menelponku, akhirnya Anti menelpon kak Ilham untuk memberikan jawabannya. Karena Anti juga suka kak Ilham, makanya Anti menerima kak Ilham menjadi pacarnya. Sejak saat itu mereka pun pacaran. Dan aku adalah supporter utama mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments