Waktu itu, ketika sekolahku berulangtahun yang ke 50tahun, seperti biasa, diadakan festival sekolah. Ada berbagai macam lomba diadakan. Mulai dari lomba classmeeting, lomba menghias kelas, kontes prince and princess sekolah, dan puncaknya adalah pentas seni yang dikuti beberapa sekolah di kotaku.
Saat lomba classmeeting, kelas kami masuk final lomba basket. Coco menjadi salah satu pemain yang ikut serta. Dia jadi kapten tim basket kelasku. Walaupun keringat bercucuran dan rambutnya jadi lepek, tapi aura kegantengannya justru semakin jelas. Kelihatan maskulin sekali. Cowok banget lah. Apalagi badannya yang sangat atletis, aduhhh…bikin jantung berdegup ga karuan.
Belum lagi jika tak sengaja perut sixpack nya tersibak dari balik jersey basket nya saat berebut bola dengan tim lawan, mau pingsan rasanya.. Aduhhh…aduhhh..surga dunia.
Sepanjang permainan, supporter kedua kelas yang bermain, yang didominasi cewek-cewek terdengar sangat histeris.Termasuk aku tentunya. Apalagi saat dia berhasil mencetak angka. Jerit histeris cewek-cewek supporter benar-benar membuat suasana heboh. Ramai sekali. Kami seakan menggila pada hari itu.
Ketika dia bermain basket, sisi lain dirinya terlihat jelas. Selain dia yang sangat fokus, serius dan konsentrasi tinggi, dia pasti akan tersenyum lebar ketika berhasil mencetak angka. Senyum yang sangat jarang diperlihatkan dalam kesehariannya. Karena dia memang cool dan cuek banget.
Itu sebabnya, aku sangat menikmati pertandingan basket yang diikutinya. Mulai dari penyisihan grup, perempat final, semifinal dan final aku pasti tak pernah absen menyaksikan pertandingan basketnya.
Pertandingan 4 x 10 menit itu berlangsung 1 jam lamanya dikarenakan kejar mengejar nilai diantara kedua tim. Dan akhirnya pemenang lomba basket classmeeting ini diraih kelasku..Yyyeeeeyyyy…
Skor akhir pertandingan 86 : 76 selisih 10 poin.
*
*
*
*
“Siapa nih yang mewakili kelas kita kontes prince and princess?” tanya Arman, ketua kelasku ketika musyawarah di kelas
“Kita harus pilih yang memenuhi kriteria kalo pingin menang”jawab Ella teman sekelasku
“Emang kriterianya apa aja?” tanya Arsy
“Sebentar ya, aku baca dulu”jawab Arman, yang mengikuti Technical Meeting Festival Sekolah sambil membolak-balik juknis lomba yang dibagikan panitia.
Teman-teman berharap tahun pertama kami di sekolah, kami bisa ikut menyemarakkan festival sekolah. Dan berharap juga bisa menang. Walaupun saingannya lumayan berat. Kelas XI dan kelas XII pasti lebih berpengalaman dibandingkan kami yang baru kelas X. Tapi itu tak menyurutkan semangat kami untuk menang.
“Kriterianya 3 B : Brain, Beauty, Behaviour” jawab Arman setelah membaca kriteria penilaian lomba
"Dah berasa ikut Miss Universe aja kriteria penilaiannya 3 B" canda Fenda
"Iya..ya"sahut teman-teman yang lain
“ Masak prince kriterianya Beauty, harusnya Handsome dong” canda Bima
Sekelas langsung terbahak-bahak mendengar candaan Bima. Karena menurutku perkataan Bima ada benarnya juga.
“Oke, berarti kita harus pilih cowok dan cewek yang memenuhi kriteria itu” ujar Ella menenangkan keadaan
“Aku usul, gimana kalo prince nya… si Coco. Lalu Princess nya…si Vivi” usul Fenda sambil menunjuk ke arahku dan Coco
Weeeh..kok aku yang diusulkan? Apa-apaan ini?
Aku kaget mendengar usulan Fenda. Aku dan Coco sempat berpandangan. Sepertinya dia juga tak menyangka akan diusulkan Fenda.
“Iya..iya..aku setuju”jawab beberapa teman yang lain. Teman-teman bergantian melihat kearahku dan Coco.
Aku merasa semakin terpojok, karena banyak yang setuju.
“Jangan aku dong teman-teman.. aku kan pemalu. Aku ga pernah ikut lomba kayak gituan. Jangan aku ya..pliiissss!!!” kataku sambil mengatupkan kedua tanganku di depan wajahku. Memohon kepada teman-teman agar aku tak dipilih lomba.
“Anti aja ya?” kataku sambil menunjuk kearah Anti.
“Heh..kok aku?”Anti kaget.
“Kamu kan pernah jadi mayoret”
Aku akui aku tak pernah mengikuti lomba/kontes kecantikan sebelumnya. Walaupun banyak yang bilang wajahku cantik dan body ku seperti model. Tapi Ayahku tak pernah setuju aku ikut kontes- kontes kecantikan seperti itu.
Menurut ayah, kecantikan fisik tak ada artinya jika tak diimbangi dengan inner beauty. Makanya ayahku lebih memilih aku ikut les privat pelajaran/les music/les menyanyi ketimbang ikut kontes kecantikan yang ujung-ujungnya hanya menonjolkan kecantikan fisik saja.
Tiba-tiba Arsy menawarkan diri menjadi kontestan prince,
“Boleh tidak aku mengajukan diri menjadi prince school mewakili kelas kita?” usul Arsy.
Arsy adalah teman sekelasku yang dijuluki playboy. Penampilannya sih lumayan, walaupun tidak setampan Coco. Anaknya ramah. Asyik juga. Tapi kalau sudah sama anak cewek dia termasuk tipe yang perhatian. Karena itu banyak yang salah paham dengan perhatian Arsy. Makanya dia sering dijuluki buaya darat. Saking banyaknya cewek yang sudah jadi pacarnya.
“Gimana teman-teman, kita punya empat kandidat nih?” tanya Arman
“Kita voting aja gimana?”usul Ella
Teman-teman pun setuju. Akhirnya diadakan voting untuk memilih prince and princess school 20XX. Kandidatnya aku, Anti, Arsy dan Coco.
Kami berempat berdiri berjejer di depan kelas. Masing-masing siswa memberikan suaranya dengan menuliskan satu nama kandidat prince dan satu nama kandidat princess di selembar kertas. Kami berempat juga diberi kesempatan ikut memberikan suara kami. Saat itu, aku memilih Coco sebagai kandidat prince dan Anti sebagai kandidat princess.
Setelah semua siswa memberikan suaranya, Ella yang menuliskan hasilnya di papan tulis, sementara Arman yang membacakan hasil voting teman- teman. Satu per satu kertas suara dibuka dan ditulis di papan tulis. Setiap kali namaku disebut, badanku rasanya lemas. Aku terus berdoa semoga bukan aku yang terpilih.
Hasil voting pun keluar. Yang menjadi kontestan prince and princess school mewakili kelasku adalah …. Aku dan Coco. Hiks..hiks..(;_;)
Jujur rasanya aku mau menangis waktu itu. Kenapa harus aku? Aku kan ga PD. Harus melenggang di catwalk bak model di depan banyak orang. Aku benar-benar ga PD.
*
*
*
*
Ketika hari perlombaan tiba, aku benar-benar nervous. Tak pernah sekalipun aku ikut kontes seperti ini. Ketika diantar ayah dan bunda ke salon, aku rasa-rasanya mau mengundurkan diri saja. Tapi karena teman-teman sudah mempercayakan padaku, mau tidak mau aku HARUS mau.
Ketika dirias di salon, penata riasku berkali-kali memuji kecantikanku. Aku hanya bisa tersenyum saja mendengar pujian mereka. Bundaku juga hanya tersenyum. Sedangkan ayah nampak tak suka. Karena ayah memang tak setuju aku ikut kontes itu. Tapi karena bunda berhasil membujuk ayah, akhirnya ayah setuju. Kata bunda, ini bisa jadi pengalaman berharga untukku, diusiaku yang masih muda.
Sampai di sekolah, suasananya sudah sangat ramai. Karena memang festival sekolah selama 1 minggu ini, benar-benar dimanfaatkan siswa siswi di sekolahku untuk bersenang-senang. Mumpung tidak ada pelajaran. Jadi kami bisa bebas selama 1 minggu ini. Semua kelas mempersiapkan kelas semeriah mungkin. Sekolah juga dihias dengan sangat indah. Spanduk dan baliho besar di pasang di depan sekolah. Sementara itu bendera umbul-umbul dipasang sepanjang jalan dari gerbang sekolah sampai masuk ke lapangan sekolah. Perayaan festival sekolah memang selalu meriah setiap tahunnya.
Ketika aku turun dari mobil, Anti sudah menunggu di tempat parkir. Aku memang sengaja menghubungi Anti untuk menungguku di tempat parkir, karena ketidakPDanku dengan penampilanku hari itu. Walaupun bunda berkali-kali menyemangatiku bahwa aku sangat cantik dan pasti menang, tapi tetap saja aku tidak PD.
Konsep kontes kali ini adalah international look. Jadi aku memakai gaun putih panjang. Riasanku pun dibuat flawlesss, karena bunda memang tidak setuju jika aku terlalu banyak riasan. Hanya rambutku saja yang dibuat sedikit bergelombang.
Setelah berpamitan pada ayah dan bunda, aku dan Anti berjalan ke kelas. Karena gaun yang aku pakai sedikit terbuka di bagian dada, maka aku menutupinya dengan memakai jaket.
Mulai dari tempat parkir, lorong sekolah sampai ke ruang tunggu peserta kontes, aku merasa setiap pasang mata melihat kearahku. Entah itu kakak kelas maupun teman seangkatanku memandang kearahku. Beberapa kali, kakak kelas cowok yang berpapasan dengan aku dan Anti memanggil- manggil namaku. Membuatku semakin nervous. Aku benar-benar tidak PD.
Sampai di ruang tunggu, Anti berpamitan padaku. Karena memang hanya peserta lomba yang diijinkan berada di ruang tunggu. Saat aku masuk ruang tunggu itu, kulihat sudah banyak berkumpul perwakilan masing-masing kelas. Mereka semua terlihat sangat elegan dan anggun. Cantik-cantik semua. Sementara yang cowok juga terlihat tampan dengan tuxedo ataupun setelan jas yang mereka kenakan.
Begitu aku masuk ruangan, aku merasa mereka semua memandang kearahku. Lagi-lagi aku tambah nervous. Peserta cewek saling berbisik satu sama lain. Sementara peserta cowok memandang ke arahku dan memanggil-manggil namaku. Beberapa bahkan ada yang bersiul ketika aku melewati mereka.
Tiba-tiba pandangan mataku tertuju pada sosok pria tampan yang duduk di pojok ruang tunggu. Duduk santai dengan menyilangkan kakinya sambil membaca buku. Dia mengenakan setelan jas dan celana hitam dengan kemeja putih. Ya ampun Coco ganteng banget.. Rasa-rasanya aku meleleh melihat ketampanannya waktu itu.
Begitu kakak kelas cowok peserta kontes heboh dengan kehadiranku, dia barulah menoleh ke arahku. Dia baru sadar aku datang. Aku pun tersenyum padanya. Aku berjalan ke arahnya lalu duduk disampingnya.
“Kamu udah lama datangnya?”tanyaku padanya begitu duduk disampingnya
“Belum lama”jawabnya singkat
Dia melirik padaku lalu bertanya,“Kenapa pakai jaket? sakit?”
Tumben dia perhatian. Ga biasanya dia begitu padaku. Karena malu kedengaran yang lain, aku pun berbisik padanya,
“Aku malu. Belum pernah pakai gaun seperti ini”jawabku lirih
“Ooo”jawabnya singkat
Mau seperti apapun, Coco tetaplah Coco. Super cool dan cuek.
Supaya aku tidak nervous, aku pun memberanikan diri mengajaknya ngobrol. Karena kalo diam aja, aku akan nervous terus.
“Kamu nanti akan nunjukin bakat apa waktu sesi Unjuk Kebolehan? Main basket?”
Dia masih asyik membaca tanpa melihat ke arahku lalu menjawab
“Rahasia”dengan ekspresi cool
Aku ga percaya, bisa-bisanya dia jawab seperti itu. Aku kan partnernya. Iiihhh..gemes banget deh dengan kelakuannya.
“Kamu sendiri mau ngapain?”tanyanya masih tanpa melihat padaku
“Sama…RAHASIA” jawabku ketus lalu kupalingkan wajahku.
Aku sebal karena tadi aku tanya baik-baik, dia malah ga mau jawab. Aku balas dong..Rasain! Salah sendiri, kenapa tadi aku tanya malah jawabannya ngeselin dan nyebelin gitu..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Mari ani
lagi pilih ni nemu bacaan ,eh..pas d bag part awal ,e...sepeti ngulsng memori aja langsung cus duduk manis nyimak sambil senyum2 sendiri keinget sama yang dulu
2021-09-08
1