Setiap kali latihan PMR, kami selalu duduk di deret belakang. Dia dan teman baiknya Dedi. Sementara aku dengan Anti, sahabat baikku di kelas X. Setiap kali latihan, kami berempat selalu berkumpul bersama. Saat ekskul ini, sering dia mengusili aku. Menarikku agar duduk di dekatnya. Kadang saking jengkelnya karena dia menarik tanganku terlalu keras hingga aku jatuh, aku pun mengejar dia. Sementara itu, dia yang tak mau tertangkap olehku, akan memilih berlari menjauhi aku. Jadilah kami kejar-kejaran.
“Sini kamu Co..jangan lari”
“Hehehehe..”
“Hei Vi..Coo..udah lari-larinya, dilihatin adek kelas lho”ucap Arman mengingatkan.
“Si Coco tu lho usil banget..aku cuma mau menuntut balas”jawabku
Dia yang kukejar malah tertawa cengengesan. Membuatku semakin jengkel. Langkah kakinya memang lebih lebar dari aku, sehingga aku selalu gagal menangkapnya. Ketika aku sudah menyerah, dia akan dengan sendirinya mendekatiku.
“Dah capek ya?”tanyanya sambil mengacak-acak rambutku
“Hisshhhh..Coco..awas ya”ancamku pada Coco sambil kurapikan rambutku.
Kebetulan kami juga menjadi pengurus PMR. Aku menjadi bendahara PMR dan dia menjadi Koordinator Lapangan. Hal ini menjadikan intensitas pertemuan kami menjadi sangat sering. Setiap kali rapat PMR, kami selalu duduk berdekatan.
*
*
*
Ketika awal-awal di kelas XI, biasanya kami pengurus PMR, akan berkeliling ke kelas X untuk mempromosikan kegiatan PMR kami.
Waktu itu, sedang rapat pengurus PMR membahas pembagian personil untuk sosialisasi ke kelas X. Dani, ketua PMR periodeku memulai memimpin rapat.
“Jadwal sosialisasi kapan sih?” tanya Dani
“Hari Selasa”jawab Nisa, wakil ketua PMR periodeku
“Gimana kalo kita bagi aja 4 kelompok pengurus yang sosialisasi PMR?” usul Arman, Koordinator Kegiatan PMR
Semua pengurus mengangguk tanda setuju.
“Boleh juga tuh”jawab Dani
“Kalau begitu, siapa yang mau sosialisasi kelas X.1 sampai X.3 ?”tanya Nisa
“Aku aja ga papa..sama..Yo? sama kamu ya?”kata Denise sambil mengajak Aryo. Mereka berdua adalah sekretaris PMR.
“Ya ga papa” jawab Aryo
“Oke… terus kelas X.4 sampai X.6?” tanya Nisa lagi
Aku sebenarnya baru mencatat sesuatu di buku rapat PMR, jadi aku tidak terlalu memperhatikan. Tiba-tiba pergelangan tangan kananku dipegang Coco dan diangkat ke atas. Dia juga mengangkat tangan kanannya.
Semua orang menatap kearah kami lalu tersenyum.
“Ooo.. Coco sama Vivi ya?”tanya Nisa sambil senyum-senyum melihat dia memegang pergelangan tanganku.
“Iya”jawab Coco lugas
Aku bingung. Linglung tiba-tiba diajak angkat tangan oleh Coco.
Jantungku juga tiba-tiba berdegup kencang saat dia menggenggam pergelangan tanganku seperti itu.
“Kamu mau ga Vi?”tanya Arsy memastikan. Arsy juga bendahara PMR, sama sepertiku.
Coco melihat kearahku, memberi isyarat supaya aku setuju dengan ide nya sambil tersenyum.
“Eh..iya” kataku terbata-bata.
“Hahahaha..ga usah pakai pegangan tangan juga kali”goda Arman pada kami berdua
“Iya ah..biasa aja”kata Arsy. Wajah Arsy waktu itu kelihatan kecut banget. Entahlah.
Segera kutarik tanganku dari pegangan tangannya.
“Apaan sih kamu?”tanyaku pada Coco lirih sambil kupukul pelan bahunya.
Dia hanya tersenyum.
Aku kan malu diliatin temen-temen. Dasar si Coco!
Kejadian itu adalah kali pertama dia memegang pergelangan tanganku. Membuatku salah tingkah dan malu di depan teman-teman. Tetapi Aku juga senang. Hehehehe…
*
*
*
*
Hari sosialisasi PMR pun datang. Aku masuk ke kelas-kelas yang telah ditentukan, berdua dengan dia. Setiap memasuki kelas X, pasti banyak yang menyoraki kami. Entah kenapa. Jujur aku tak paham sama sekali. Apakah karena penampilan dia yang mempesona adik-adik kelas yang cewek ataukah karena penampilanku yang mempesona adik-adik kelas cowok. (Kepede-an!!) Ataukah karena Aku berdua dengan dia ke kelas-kelas. Sumpah aku bingung dibuatnya. Tapi begitulah sambutan di setiap kelas yang kami masuki.
“Cieeee…ciieeee…suuuiiittt…ssuuuiitttt” sorak adik-adik kelas
“Kak, namanya siapa kak?”teriak adik-adik kelas cewek kepada dia
“Kak, boleh kenalan ga kak?”teriak adik-adik kelas cowok padaku
Begitulah rata-rata reaksi adik kelas ketika melihat kami berdua. Membuatku risih juga. Mengingatkanku kejadian yang sering aku alami karena kakak kelas XII yang sering menggodaku.
“huff..”Aku menghela nafas sesaat setelah meninggalkan kelas X kedua yang aku masuki
“Kamu kenapa? Capek?” tanyanya
“Ah..ga papa! Aku cuma risih aja liat kelakuan adik-adik kelas tadi”kataku sambil cemberut
“Lha kan bagus..siapa tau mereka jadi tertarik ikut PMR” katanya dengan enteng
“Kamu ga risih digituin sama adik-adik kelas?”tanyaku penasaran
“Ga lah..seneng malah”jawabnya enteng membuatku terkejut
Aku menghentikan langkahku begitu juga dengan dia.
“Kok malah seneng?”tanyaku tambah penasaran
“Berarti kan banyak yang ngefans sama Aku”katanya sambil tersenyum bangga
Iiihhh…dasar!!!Aku tak percaya dengan yang barusan kudengar.
“Co..sini deh”kataku sambil kuberi isyarat untuk mendekat
“Apa?” tanyanya
“Aku bisikin sini” kataku lagi sambil meminta dia mendekat
Ketika dia sudah mendekat, aku bisikan sesuatu ditelinganya
“Dasar..genit”bisikku, lalu aku berlari meninggalkan dia
“Apa? Awas kamu Vi!” tak terima dengan yang aku katakan, dia juga lari mengejarku.
Jadilah kami saling kejar-kejaran seperti anak kecil yang berebutan mainan.
Aku hentikan langkahku setelah tiba di depan kelas X ketiga yang harus aku masuki. Dia menangkapku dan memukul kepalaku. Lalu dia masuk ke dalam kelas X seolah tak terjadi apa-apa. Aku cemberut di luar sambil mengelus kepalaku yang dipukulnya. Kemudian aku masuk menyusulnya. Sama seperti sebelumnya, begitu kami masuk berdua adik-adik kelas jadi histeris.
“Cieee..ciiieeee…suuiittt…ssuutiittt”teriak seisi kelas pada heboh
Aku dan Coco meminta ijin kepada guru yang sedang mengajar.
“Permisi Bu Indri, kami dari PMR mau mempromosikan kegiatan kami, apakah diperbolehkan bu?”
“Oh ya..silahkan”jawab Bu Indri memberi ijin.
“Terimakasih bu”ucap Coco pada bu Indri. Lalu aku dan Coco berdiri di depan kelas menghadap ke arah adik kelas.
“Minta perhatiannya sebentar ya adek-adek”ucap Coco mengawali perkenalan.
“Perkenalkan nama saya Marco dan ini rekan saya Vivi”ucap Coco memperkenalkanku dan dirinya sendiri.
Suasana kelas saat itu ramai sekali. Mereka berisik. Kami jadi tidak bisa memperkenalkan diri. Suasana semakin tak terkendali saat Coco mulai memperkenalkan diri. Cewek-cewek terutama yang paling antusias.
"Kak Marco"
"Minta nomor hp ny dong kak"
"Kakak dah punya pacar apa belum?"
"Jadi pacarku mau ga kak?"
Seperti itulah keributan yang dibuat Coco di kelas X terakhir yang aku masuki. Tiba-tiba ada seorang anak yang berinisiatif mengingatkan teman-temannya.
“Heeiii..jangan berisik teman-teman..ayo kita dengarkan dulu yang ingin disampaikan kakak-kakak ini”katanya bijak
Akhirnya suasana kelas menjadi lebih tenang, Aku dan Coco bisa melanjutkan memperkenalkan diri dan mempromosikan kegiatan PMR kami.
“Terimakasih..minta waktunya sebentar ya adek-adek sekalian”ucap Coco
“Iya kakak”jawab adek kelas hampir serempak sambil senyum-senyum.
“Perkenalkan kami dari pengurus PMR ingin memperkenalkan ekskul PMR kami” lanjut Coco
Kali ini Coco yang mempromosikan kegiatan PMR kami.
Sepintas kuperhatikan, anak tadi yang mengingatkan teman-temannya, wajahnya ganteng juga. Badannya juga tinggi dan tegap. Penampilannya mirip oppa-oppa dalam drama korea kesukaanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments