Lomba pun akhirnya dimulai. Satu per satu peserta kontes masing-masing kelas dipanggil panitia untuk kemudian mulai berjalan di atas karpet merah. Melenggak lenggok bagai model professional. Peserta dipanggil sesuai urutan undian ketika technical meeting.
Aku dan Coco mendapat urutan akhir. Apes sekali kan! Dari 30 kelas mulai dari kelas X sampai kelas XII kami urutan terakhir. Udah dandannya dari pagi banget. Maju lombanya malah yang terakhir. Untungnya penata riasku sudah pro, jadi riasanku tidak luntur meskipun hari sudah menjelang siang.
Satu per satu peserta yang sudah berjalan di atas karpet merah selanjutnya menuju aula untuk mengikuti sesi Unjuk Kebolehan dan sesi Tanya Jawab dengan dewan juri. Sehingga di ruang tunggu semakin sedikit pesertanya. Selama menunggu dipanggil, aku benar-benar tidak tenang. Beberapa kali dilihat jam dinding yang ada di ruang tunggu. Aku merasa jarum jam hari itu bergerak sangat pelan. Kaki dan tanganku saking nervousnya sampai gemetaran.
Mungkin karena dia risih melihatku yang sangat nervous, akhirnya dia mengajakku bicara.
“Kamu kenapa? Nervous?” tanyanya sambil menunjuk kaki dan tanganku yang gemetaran
Aku jawab sambil kupaksakan untuk tersenyum.
“Hehehehe..iya. Aku nervous banget. Aku tuh ga PD”
Iseng-iseng aku bertanya padanya,
“Menurutmu bagaimana penampilanku hari ini?”
Dia dengan ekspresi cool nya hanya melirikku dan dengan enteng menjawab
“Biasa aja”
Sumpah ya..rasanya pingin aku timpuk kepala anak ini! Nyebelin banget! Iiihhhh...gemesss...
Aku kan butuh support. Butuh motivasi. Tapi dia malah begitu. Membuatku semakin pesimis. Memang aku yang salah, ngapain juga tanya cowok seperti Coco.
“Kamu tuh ga asyik banget ya? Padahal kan aku butuh support. Ya walaupun aku ga cantik seperti peserta yang lain, bohong dikit kenapa sih? Kamu malah jawabnya gitu. Coba yang jadi partnerku si Arsy. Pasti dia akan lebih suportif ketimbang kamu. Pasti dia bisa menyemangati aku” protesku panjang lebar karena sudah sangat sebal.
Waktu itu aku benar-benar marah padanya. Tak kuhiraukan peserta lain yang melihat ke arahku karena suaraku tadi memang lumayan keras. Dia sih sukanya menyulut emosiku. Dasar Coco jahat!
Kami pun akhirnya saling diam. Aku jadi malas mengajaknya bicara. Dia juga tampaknya lebih asyik membaca ketimbang mengajakku ngobrol. Jadilah kami berdua membisu selama menunggu dipanggil.
Akhirnya giliranku pun tiba. Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Kubuka resleting jaketku perlahan lalu kulepaskan jaketku. Aku taruh di kursi yang tadi kududuki.
Dia juga berdiri dari tempat duduknya lalu meletakkan buku yang dibacanya tadi di kursi yang diduduki. Dia merapikan setelan jas yang dipakainya. Merapikan rambutnya dengan melihat cermin panjang besar yang disediakan di ruang tunggu.
Aku juga merapikan gaunku. Lalu merapikan rambutku dan melihat riasanku. Jantungku berdetak semakin cepat. Aku nervous banget. Rasa-rasanya langkah kakiku sangat berat.
Kulihat dia melirikku lalu berjalan di sampingku.
“Peserta nomor 30 bersiap” kata salah seorang panitia yang bertugas memanggil para peserta.
“Baik”
Coco yang membukakan pintu ruang tunggu. Lalu kami berjalan perlahan menuju karpet merah. Tak bisa kusembunyikan rasa gugup dan nervousku. Tiba-tiba dia melihat ke arahku dengan lengannya diarahkan kepadaku. Memberi isyarat padaku untuk menggandeng lengannya. Aku pun melingkarkan tanganku pada lengannya dengan malu-malu. Lalu kami berjalan beriringan.
“Tak usah gugup. Kamu..cantik sekali hari ini”katanya padaku tiba-tiba tanpa melihat kearahku. Membuatku refleks menengok kearahnya.
Kata-katanya barusan benar-benar membuatku senang. Tak bisa kusembunyikan kebahagiaanku mendengar pujiannya padaku. Aku senyum-senyum sendiri setelah mendengar pujiannya padaku. Kami melenggang di atas karpet merah yang sudah digelar sepanjang lorong sekolah dari kelas-kelas kemudian berhenti di depan aula.
Kulihat siswa siswi kelas X sampai kelas XII semuanya tumpah ruah memenuhi sepanjang karpet merah digelar. Mereka berdiri di kanan kiri karpet tersebut. Sesekali kudengar suara-suara mereka yang memujiku ataupun memuji ketampanan Coco hari itu.
“Woooowww..cantiknya”kata beberapa cowok
“Cowoknya ganteng banget”kata beberapa cewek
Kulihat ke arahnya sesekali. Dia tersenyum. Aku jadi ikut tersenyum. Dalam hati aku berkata pada diriku sendiri, bahwa kalaupun aku tidak menang, aku tak masalah.
Bisa kulihat teman-teman sekelasku berkumpul menjadi satu memberi kami semangat. Kulihat Anti mengacungkan jempolnya kearahku. Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku memberi isyarat dan tersenyum pada teman-temanku.
Tiba di aula sekolah, kami dipersilahkan masuk oleh panitia.
“Mau gandengan tangan sampai kapan de?”tanya salah satu panitia padaku dan Coco.
Rupanya kami masih bergandengan tangan. Refleks aku lepaskan pegangan tanganku di lengannya. Kami benar-benar tidak sadar masih bergandengan tangan.
“Maaf kak”
Kakak panitia hanya tersenyum melihat kelakuan kami. Membuatku benar-benar malu.
Akhirnya aku dan Coco berjalan menuju kursi peserta. Di depan kami ada panggung kecil tempat Unjuk Kebolehan. Tak jauh dari panggung, duduk para juri yang menilai Kebolehan para peserta.
Saat aku duduk menunggu giliran, bisa kulihat masing-masing peserta berusaha menunjukkan kebolehannya dan kepandaiannya dalam menjawab pertanyaan juri. Pada sesi Unjuk Kebolehan ada yang menyanyi, menari, stand up comedy, dan masih banyak lagi. Bisa kulihat, mereka semua berbakat.
Di ruangan itu memang hanya peserta dan juri yang diijinkan masuk. Sementara penonton tidak boleh masuk. Sehingga mereka hanya bisa mengintip dari kaca jendela aula. Bentuk aula sekolahku mirip gedung teater dimana kursi penonton berundak ke bawah dengan panggung di bagian bawah.
Akhirnya tiba juga giliran kami. Yang pertama dipanggil adalah Coco. Dia maju ke atas pangung dengan penuh percaya diri.
“Peserta nomor 30A, silahkan memperkenalkan diri”kata Pak Willy yang juga guru olahragaku
“Peserta nomor 30A, nama Marco Reynand Valencio Kelas X.3”jawab Coco dengan penuh percaya diri.
Dewan juri memberikan beberapa pertanyaan untuk menguji kami dalam Uji Intelektualitas. Kulihat Coco dengan penuh percaya diri dapat menjawab semua pertanyaan juri dengan sangat mudah.
“Hari ni kamu mau menampilkan kebolehan apa?” tanya Bu Riska, juri lomba yang juga guru Seni.
“Saya ingin menunjukkan kebolehan saya memainkan alat musik bu”jawabnya dengan tenang. Tak nampak keragu-raguan dalam dirinya.
“Oke..silahkan tunjukkan kebolehanmu”kata Pak Iwan, guru musik kami mempersilahkan dia menunjukkan kebolehannya.
Dengan langkah penuh keyakinan, dia pun berjalan ke arah piano yang ada di panggung sebelah kanan. Dia duduk di kursi lalu mulai memainkan piano itu. Lagu yang dimainkannya sangatlah merdu. Tangannya sangat piawai memainkan piano. Semua peserta kontes dan para juri sangat menikmati pertunjukan musiknya. Awalnya aku tak tahu lagu apa yang dimainkan. Belakangan baru aku tahu dia memainkan lagu River flows in you karya Yiruma. Melodinya sangatlah indah. Aku dan penonton yang menyaksikan penampilannya seperti dibius kepiawaiannya memainkan tiap nada dalam piano itu. Sungguh merdu.
Terlepas dari sikapnya yang sangat cool bahkan menyebalkan, dia yang memainkan piano waktu itu, benar-benar seperti pangeran. Wajahnya yang tampan dibalut black suit, dia juga jago basket dan jago main piano . Membuat hatiku benar-benar meleleh.
Selesai memainkan piano, dia pun berdiri. Semua yang hadir di aula memberinya standing ovation. Ga nyangka permainan pianonya sebagus itu. Dia pun memberi hormat kepada juri dengan sedikit menundukkan kepalanya, kemudian turun panggung.
Sekarang tiba giliranku. Kakak panitia memberitahuku untuk segera bersiap menuju panggung. Aku pun beranjak dari kursiku. Menuruni tangga menuju ke panggung. Aku dan Coco sempat berpapasan di tangga.
“Semangat ya” bisiknya padaku ketika kami berpapasan.
Aku sempat mematung mendengar ucapannya barusan. Sampai tak sadar, kakak panitia menyuruhku segera turun ke panggung.
“Eh..iya kak, maaf”kataku pada kakak panitia yang menegurku.
“Peserta 30B silahkan memperkenalkan diri” ujar Bu Riska
“Emm.. perkenalkan..saya..peserta 30B. Nama saya…Viviane Mikaylafayza Putri”kataku dengan suara terbata-bata. Karena aku memang gugup.
“Jangan gugup, santai saja ya”kata Pak Willy menyemangatiku
“Baik pak”
Sama seperti sebelumnya, dewan juri satu persatu memberikan pertanyaan. Walaupun tak sePD Coco, tapi untungnya aku bisa menjawab semua pertanyaan itu.
“Kamu mau menampilkan kebolehan apa?”tanya pak Iwan
“Saya akan menyanyi pak”
“Oke..silahkan dimulai”Pak Willy mempersilahkan aku mulai
Aku menghela nafas panjang untuk mengusir perasaan nervous dan gugupku. Hari itu aku menyanyikan lagu dari Joy Enrique, How Can I Not Love You. Salah satu lagu kesukaanku. Lagu itu adalah soundtrack film Anna and The King. Mungkin tak banyak orang yang tahu. Karena penyanyinya tidak terlalu terkenal. Tapi aku suka lagunya. Liriknya sangat dalam. Berikut ini adalah beberapa penggalan lirik lagu itu,
Cannot touch, cannot hold
Tak bisa menyentuh, tak bisa mendekap
Cannot be together
Tak bisa bersama
Cannot love, cannot kiss
Tak bisa mencintai, tak bisa mencium
Cannot have each other
Tak bisa saling memiliki
Must be strong, and we must let go
Harus kuat, dan kita harus rela
Cannot say what our hearts must know
Tak bisa katakan yang hati kita harus tahu
How can I not love you?
Bagaimana mungkin aku tak mencintaimu?
What do I tell my heart?
Apa yang harus kukatakan pada hatiku?
When do I not want you here in my arms?
Kapan aku tak inginkanmu di sini dalam dekapku?
How does one walks away from all of the memories?
Bagaimana caranya seseorang begitu saja lupakan kenangan?
How do I not miss you when you are gone?
Bagaimana agar aku tidak merindukanmu saat kau tak ada?
Cannot dream, Cannot share
Tak bisa bermimpi, tak bisa berbagi
Sweet and tender moments
Saat-saat indah dan menyenangkan
Cannot feel how we feel
Tak bisa rasakan perasaan kita
Must pretend it's over
Harus berpura-pura semua tlah usai
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
cocoms
wow lagu favoritku juga
2022-11-15
1
Yani Cuhayanih
jreng jreng aku suka
2022-10-03
1
Miny Hafies Saputra
wow seru...
2022-01-22
1