Sampai di sekolah suasananya masih lumayan sepi. Tetapi ruangan kelas sudah lumayan banyak yang dinyalakan lampunya, jadi suasana sekolah tidak semencekam sebelum kami jurit malam. Sampai di dalam kompleks sekolah, kakak senior kami memberitahu kami bahwa anak putri bisa tidur di kelas X.3 – X.6 sementara anak putra tidur di X.7-X.10
Aku memilih tidur di kelasku saja. Di sana aku bertemu Anti dan kami tidur di meja kursi kami. Karena lelah kami segera menyandarkan kepala kami di meja. Aku juga sudah ngantuk banget. Aku tertidur dengan pulas. Aku bangun saat mendengar adzan subuh.
Acara selanjutnya adalah senam pagi. Kami dikumpulkan di lapangan tenis. Kak Prita yang menjadi instruktur senam. Gerakan senamnya lumayan mudah namun bisa menghilangkan pegal-pegal di tubuh.
Setelah senam, acara dilanjutkan sarapan pagi. Untuk acara ini, untungnya dibuat santai. Kami bebas makan di manapun. Menu sarapan pagi itu adalah soto. Segarnya kuah soto berpadu dengan panasnya nasi. Aroma kuah soto juga sangat menggoda. Membuat perut keroncongan. Kami mengambil satu mangkok berisi soto.
Aku makan bersama dengan Anti. Kebetulan Coco dan Dedi duduk tak jauh dari kami.
“Eh Ded, makasih ya udah jagain Anti”ucapku pada Dedi yang semalam sudah kutitipi untuk menjaga Anti.
“Ya..sama-sama”jawab Dedi
“Aku denger dari Coco, semalam kamu takut sampe jerit-jerit ya Vi?”tanya Dedi
Ihhh..dasar..masak aib aku dibuka-buka ke sahabatnya sih? Ga perasaan banget..nyebelin!
“Apaan sih Co? Cerita-cerita sama Dedi segala”ucapku kesal
Kulihat Coco malah menyenggol-nyenggol badan Coco. Dan Dedi malah ketawa-ketawa aja.
“Pindah yo An..males aku disini..bikin nafsu makan hilang” ajakku pada Anti
Aku ajak Anti duduk menjauh dari Dedi dan Coco. Dari tempatku, aku sempat menatap ke arah Coco. Aku marah dan jengkel banget. Arsy malah yang datang bergabung denganku. Kali ini dia tak mengungkit masalah jeritanku semalam. Kalau dia sampai buka mulut soal semalam, aku pukul dia..
Selesai makan, semua junior dikumpulkan ke lapangan tenis lagi. Kali ini acara penutupan OPAB. Upacara penutupan berjalan sangat singkat. Dalam hati aku bersyukur karena acara tidak sampai siang, jadi aku bisa segera pulang, mandi air panas lalu tidur di kasurku yang empuk.
Selesai upacara penutupan, kami tidak langsung dibubarkan. Kami yang awalnya menghadap ke barat, diperintahkan untuk balik kanan menghadap ke timur. Setelah itu kami diposisikan dalam keadaan istirahat, dengan kedua tangan kami dibelakang.
Kakak panitia satu per satu membentak kami dan memarahi kami. Semua kesalahan kami dibeberkan.
“Kalian tahu tidak apa kesalahan kalian?”
Kami para junior semua diam dan menunduk.
“Kenapa diam? Jawaaabbb deee’”teriak kakak senior
“Maaf kak, tidak tahu”jawab salah seorang dari kami
“Kenapa kalian tidak tahu? Kesalahan kalian banyak, kalian tidak sadar kesalahan kalian apa?”teriak kakak senior yang lain.
“Tidak kak”
“Dengarkan baik-baik kesalahan kalian”
Satu per satu kakak senior cowok dan cewek bersahut-sahutan membeberkan kesalahan kami. Kami semua hanya terdiam. Mau membela diri juga percuma. Makanya kami memilih diam daripada dapat hukuman.
“Satu, tidak disiplin..tidak tepat waktu..bikin acara molor”
“Saat acara kalian malah asyik ngobrol, itu namanya tidak menghormati orang lain de’? tau tidak?”
“Kalian juga rame terus sepanjang acara”
“Makan malam kemarin juga banyak yang tercecer..itu namanya mubazir de”
“Kalian ga kasihan orang yang sudah capek-capek nyiapin makan malam kemarin. Kalian itu cuma makan, kalian ga perlu masak, atau nyuci..tinggal makan doang. Malah dibiarin berceceran..mubazir de’..mubazir”
“Kakak capek de..dari kemarin juga belum istirahat..kalian enak bisa tidur, kami panitia belum ada satupun yang tidur..itu semua buat siapa? Buat kalian de’? lalu ini balasan dari kalian? nyesek rasanya de’ ga dihargain semua jerih payah kami”
Salah seorang kakak senior bahkan sampai menangis saat memarahi kami. Membuat beberapa temanku yang cewek juga ikut menangis.
“Ga cowok ga cewek..kalian semua sama aja..ga punya perasaan. Ga tau caranya menghargai orang lain” ucap kakak senior sambil menangis tersedu-sedu.
“Kalian punya hati ga sih de? Mereka sampai menaangis gara-gara kalian” tunjuk seorang kakak senior putra ke arah kakak senior putri yang menangis tadi.
Sekarang ganti kakak senior putra yang memarahi kami.
“Kenapa menunduk? Angkat kepalamu?”perintah kakak senior pada salah seorang teman cowokku sesama junior
“Kamu kan yang dari kemarin ngajak ribut terus? Kenapa diam?”
“Udah berasa jadi jagoan ya? Kalau mau jadi preman ga usah ikut PMR..kami ga butuh preman seperti kalian”
Satu per satu kata dilontarkan kakak senior membuat hatiku campur aduk antara sedih, marah, jengkel karena semakin lama kata-kata yang diucapkan semakin tidak enak didengar.
Tapi kemudian, salah seorang kakak senior putra mendekati dan mencoba menenangkan kakak senior yang sejak tadi marah-marah. Entah kenapa, tiba-tiba kedua kakak senior itu malah berantem. Mereka berkelahi di depan kami. Wajah keduanya tampak memerah karena marah. Suasana menjadi tak terkendali. Suara kakak senior putri yang menjerit-jerit melihat adegan itu semakin menambah runyam keadaan.
Beberapa senior putra ikutan melerai perkelahian. Mereka memegangi kedua kakak senior tadi. Sementara kami, hanya bisa melihat saja. Kami bingung harus bagaimana dengan situasi seperti itu.
“Sudah..sudah..hentikan. Apa begini yang namanya senior? Kalian harusnya jadi contoh yang baik untuk adek-adek junior kalian. Malah berantem”ucap kak Ilham menengahi.
“Ga ada gunanya memarahi mereka..mereka juga bukan anak kecil lagi yang harus diingatkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan”
“Tapi Ham..”
Kak Ilham mendadak bijaksana. Ga biasanya..
“Pimpinan saya ambil alih..siap grak”
Kami pun berganti posisi dari posisi istirahat, menjadi posisi siap sempurna.
“Setelah saya bubarkan..silahkan kalian pulang dan renungkan semua kesalahan kalian tadi”
“Bubar barisan….jalan”
“P..M..R..Jaya!” Kami langsung balik kanan sambil mengucapkan yel-yel PMR kami seiring langkah kami balik kanan.
“Byurrrrrrrr….”
Tiba-tiba beberapa ember air mengguyur kami para junior.
“Yeyeyyyeyeyeyee”teriak kakak senior senang melihat kami semua basah kuyup.
Rupanya tadi semua hanya sandiwara. Drama. Sialan…kakak senior bener-bener ya.. Aku sampai hampir ikut menangis gara-gara kejadian tadi. Tapi semuanya hanya sandiwara. Kami semua tertipu. Kena prank kakak senior.
Kulihat semua teman-temanku basah kuyup karena guyuran air seember yang diberikan kakak senior di belakang barisan kami tanpa kami sadari karena terlalu fokus mendengarkan semua ocehan kakak senior. Beberapa temanku yang cewek yang tadi ikut menangis karena dimarahi, kulihat kini dipeluk kakak senior putri. Sambil sesekali meminta maaf karena sudah membuat beberapa diantara kami menangis.
Sungguh acara 2 hari ini sangat berkesan bagiku. Menyenangkan. Walau kadang ada kesal dan jengkelnya juga, tapi overall acara OPAB ini sangat seru. Membuatku semakin semangat mengikuti PMR dan aku juga ingin menjadi senior PMR tahun depan.
Akhirnya kami semua pulang dalam keadaan baju yang sebagian masih basah kuyup. Dan saat sampai di pintu gerbang, aku sempat melihat Coco yang pulang bersama gebetannya Vania. Aku hanya bisa memandangi mereka berdua. Cemburu? Emang aku siapanya? Aku ga ada hak untuk cemburu. Karena aku hanya secret admirer-nya. Yang mencintainya dalam diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Naura ZA Aprilita
vusualnya thor
2022-01-20
1
Chintia Bella Syuhada Habiebie
maaf ka ko kaya cerita ya percakapan nya jarang bgt
2021-12-19
1