Bertemu temannya

Saat matahari mulai beranjak naik, kami melanjutkan perjalanan menuju rumah temannya kak Darren yang katanya seorang chef itu.

Sydney mempunyai sistem kendaraan umum terpadu, meliputi bis, kereta dan feri yang dikelola pemerintah dan monorail plus light rail (trem) yang dikelola swasta.

Kendaraan umum populer digunakan para pekerja atau komuter di sini karena biaya parkir mobil di dalam kota sangat mahal. Jadi di jam-jam sibuk, pagi hari sebelum jam 9 dan sore hari sekitar jam 5, bakal terlihat orang-orang berjas hitam berimpitan dan bergelantungan di kereta, bis atau feri. Kalau jalan-jalan di kota dengan kendaraan umum pada hari kerja, lebih baik hindari jam-jam sibuk ini. 

Hari itu kami memilih naik kereta, karena lebih nyaman serta bebas makan dan minum , tidak seperti bila naik bis.

Dengan perut kenyang, dan pemandangan alam yang indah yang syahdu itu membuatku beberapa kali menguap.

" Bersandarlah dibahuku bila mengantuk...." ucapan itu membuatku menoleh kesamping.

" Tidak, terima kasih..."

" Perjalanan kita hampir satu jam lagi baru sampai Lo..."

" Ya, tak apa.." aku tau dia hanya mengujiku, apa aku berani minta rebahan padanya atau tidak.

Kudengar helaan nafasnya.

" Shania...apa kamu kecewa dengan diriku yang sebenarnya?" ucapnya dengan nada pelan.

Apa yang harus aku jawab sekarang? Memang semua tak sesuai dengan rencanaku semula, namun aku sama sekali tidak kecewa dengannya.

Aku kembali menoleh kearah pria yang duduk sambil bersedekap disampingku itu.

" Kak Darren..." ucapku padanya.

Diapun ikut menoleh dan mata kami saling menatap.

" Aku tak pernah merasa kecewa dengan dirimu ataupun pernikahan kita...namun kadang ada perasaan tak mengenalmu gitu ...."

Mendengar ucapanku itu, senyumnya mulai mengembang.

" Syukurlah...yang penting jangan sampai ada rasa penyesalan dan kedepannya kita akan menghadapinya bersama...jadi bolehkah aku menggenggam tanganmu?"

" Eh ...apa!?!?" sahutku terkejut.

" Lihatlah ... hampir semua pasangan ditempat ini duduk sambil berpelukan...bahkan yang dekat pintu itu berciuman sebelum berpisah dengan pasangannya tadi...aku yang duduk dengan istri sah ku dari tadi berjauhan seperti sedang bertengkar saja..." gerutunya dengan wajah cemberut.

Owalah ... jadi rasa iri hati yang sedari tadi dirasakannya, pantesan nada bicaranya seperti ABG labil.

" Makanya jangan kamu ambil obatku..."sahutku kemudian.

" Hhh...sudahlah ... lupakan ucapanku tadi.." sepertinya dia beneran ngambek deh, kedua tangannya semakin mendekap dirinya sendiri, menurunkan topinya dan pura-pura tidur.

Baiklah Shania, apa kamu masih saja keras kepala dan menuruti egomu. Bukankah dia sudah berusaha, lalu mana usahamu sekarang!!

Hhh....kenapa sulit sekali hanya berdekatan dengannya, menurutku jauh lebih mudah ikut misi penyamaran gembong narkoba deh....

Dengan perlahan akhirnya aku berhasil menggeser dudukku mendekatinya, dengan menahan nafas akupun mulai menyandarkan kepalaku di lengannya.

Ya Tuhan....jantungku berdebar kencang hanya dengan bertindak konyol seperti ini. Sudahlah aku tak peduli jika dia meledekku lagi.

Kupejamkan mata, karena tak siap dengan reaksi selanjutnya.

Tak lama kemudian, terasa pergerakan lengan tempatku bersandar itu. Sempat menahan nafas saat dia memutar lengannya hingga terselip melingkari pinggangku dan mendekatkan tubuhnya hingga kami semakin dekat.

" Kosongkan pikiranmu, nikmati apapun yang terjadi diantara kita...." bisiknya setelah mengecup ujung kepalaku.

" Mmm...." aku tak berani membuka mataku, aku hanya meresapi ucapannya itu, menekan aliran darahku agar tak bergejolak dan merusak suasana.

Dan ternyata , akupun akhirnya benar-benar terlelap.

Sayup-sayup terdengar berisik suara langkah kaki, membuat mataku perlahan terbuka. Tercium aroma asing dari tempatku bersandar, dan saat kesadaran ku terisi penuh, aku tersentak dan seketika kutegakkan tubuhku hingga kepalaku terantuk dagu seseorang lalu reflek kedua tanganku mendorong keras pria yang sedang mengaduh itu.

Aku berdiri dan mataku menatap nanar pria yang terjatuh dari kursi penumpang.

Beberapa orang yang seperjalanan dengan kami otomatis melihat keributan yang kutimbulkan.

Sementara aku tak dapat berucap apapun, kak Darren segera berdiri dan membersihkan tubuhnya dari debu.

Wajahnya terlihat kesal , dan aku harus siap dengan segala yang terjadi selanjutnya.

Dia mendekat dan menatapku tanpa ekspresi.

" Tak apa, aku yang lengah karena ikut tertidur..." ucapnya sambil menarik tubuhku dan mengecup keningku dengan sayang.

Kemudian dia menuntunku duduk kembali.

" Maaf...." ucapku setelah kembali tenang.

Kuperhatikan orang-orang yang sempat melihat tontonan gratis akibat ulahku tadi kembali seperti semula.

" Kurasa kita hanya perlu terus mengulanginya, agar terbiasa...."

"Dan apalagi yang akan kuperbuat padamu, aku tak tahu...."sahutku dengan nada menyesal.

" Sudah kubilang aku akan menanggung resikonya, yang penting kamu tak ketergantungan dengan obatmu lagi..."

Beberapa saat kemudian kami sampai pada tujuan kami. Sebuah stasiun di Martin Palace.

Setelah kak Darren mengajakku berjalan dari stasiun , dia mengajakku berbelok kearah sebuah taman.

" Tempat apa ini? Bukankah kamu akan menemui temanmu? Ini indah sekali..."

"Royal Botanical Garden, salah satu taman yang sangat indah dan asri, yang terletak di Mrs Macquaries Road, Sydney, Australia..."sahut kak Darren.

The Botanic Gardens terletak menghadap Farm Cove, di timur Sydney Opera House, Circular Quay dan Macquarie Street. Di sisi selatan, terdapat Cahill Expressway dan di sisi timur, Art Gallery Road. Luasnya 30 hektare.

Untuk menuju tempat ini tipsnya memang dengan menaiki kereta, turun di Martin Palace, stasiun yang paling dekat. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.

Setelah beberapa saat menikmati pemandangan yang begitu menyejukkan mata, kamu kembali berbelok pada sebuah tempat makan di daerah itu.

" Kak, aku masih kenyang..." ucapku padanya.

" Kita akan bertemu dengan temanku..."

" Oh..." akupun mengangguk mengerti.

" Wellcome to the Botanic House..." sapa seorang pelayan pada kami.

"Good afternoon, we want to meet Mr. Luke, we have an appointment for this afternoon.."

" Excuse me, in whose name? I will tell Mr. Luke.."

"I'm Darren from Indonesia.."

"Ok please have a seat.."

Tak lama kemudian, kami dipersilahkan masuk ruangan dengan tulisan chef eksekutif tertempel didepan pintu itu.

Setelah pintu terbuka, seorang pria Asia menyambut kak Darren dengan sangat ramah.

" Hei ..Darren, kamu sudah sampai rupanya, bukankah aku bilang akan menjemputmu ..."

Kedua pria itu berpelukan melepas rindu.

" Tak apa Luke, aku hanya menguji ingatanku setelah empat tahun tak berkunjung ke sini..." sahut kak Darren bangga.

" Yeah...kamu terlalu sibuk sampai melupakan ku, oh iya... ternyata kamu benar-benar datang berdua..."

" Kenalkan...Shania istriku...."

" Hai Mrs. Darren...anda cantik sekali, kenapa bisa mau dengannya..." ucap Luke sambil mengulurkan tangannya padaku.

" Hei... kamu meremehkan ku, Luke!!!" kak Darren sewot mendengar kalimat temannya itu

Aku membalas uluran tangannya dengan singkat.

" Senang bertemu dengan anda , Mr. Luke..."sahutku dengan tertawa kecil.

" Well, aku akan menjamu kalian dengan menu special Lunch...ayo ikutlah denganku..."

Tuan Luke mengajak kami menuju dapur terbuka dengan meja bar yang langsung menghadap pada dapurnya yang begitu bersih itu.

Sambil beraksi dia menjelaskan tentang menu yang dibuatnya.Tentu saja aku pasti asing

memahami istilah-istilah kuliner yang diucapkannya itu.

Pan-fried fish fillets, authentic turmeric, galangal,

tomato sauce, tempura saltbush (gf)

Twice cooked master stock chicken, egg noodles, steamed vegetables, plum sauce.

Selain makanan, dia juga menyuguhkan minuman dan pencuci mulut yang begitu menyegarkan.

Lychee pudding, fresh seasonal fruit,

coconut sponge, tapioca (vg, gf)

Vietnamese coconut cake, almond cookies,

raspberry ice cream.

" Katanya masih kenyang...?" ledek kak Darren disampingku melihatku menyantap makanan yang memang sangat lezat itu.

" Ini semua, gara-gara temanmu itu...kalau begini caranya aku bisa gendut dalam sehari.." sahutku.

Tak bisa kupungkiri, semua menu yang ada didepanku membuat otak dan perutku tak sejalan. Meski perutku masih kenyang, namun otakku memaksanya untuk menerima semua hidangan didepanku itu.

" Darren...!!!" seru seorang gadis bule yang sangat cantik baru saja datang dan menghampiri kami, membuat aku dan kak Darren menghentikan makan dan menoleh pada sumber suara itu.

" Oh...hai... Emily...." kak Darren berdiri ketika gadis itu mendekat.

Serta merta gadis itu berhambur kepadanya, dan memeluknya begitu erat.

Terpopuler

Comments

Tini Yulianti

Tini Yulianti

Suka banget sama karya mu thor.... Lope lope pokoknya.

2021-12-01

2

lihat semua
Episodes
1 Suara itu
2 Semakin dekat
3 Kusebut namanya
4 Hari sialku
5 Firasat
6 Kesempatanku menipis
7 Bertemu dengan calon
8 Aku mau dia
9 Tertunda lagi
10 Penyelamatan
11 Pengakuan
12 Sidak
13 Kejutan
14 Keputusan
15 Melamar
16 Hari besarku
17 Menjadi istrinya
18 Saling Mengakui
19 Bukan honey moon
20 Bertemu temannya
21 Dengan syarat
22 Temukanlah aku
23 Jadi adiknya
24 Wanita yang disayanginya
25 Bukan Don Juan
26 Makan malam
27 Bukan mimpi
28 Masa lalu 1
29 Masa lalu 2
30 Berdamai
31 Berdebat
32 Dia telah kembali
33 Bertemu teman lama
34 Ingin bayi juga
35 Masih misteri
36 Ungkapan rasa
37 Mencari
38 Menemukanmu
39 Apa dia mengenaliku?
40 Bertemu kembali
41 Kisah Viona
42 Barista
43 Semakin rumit
44 Merasa nyaman
45 Dasar Ira!!!
46 Merekrut bala bantuan
47 Sudah direncanakan
48 Rencana reuni
49 Ternyata orang itu
50 Nyeri
51 Masih berusaha
52 Keluarga baru
53 Akting
54 Perjalanan
55 Semoga bertemu
56 POV Darren
57 Masih POV Darren
58 POV Darren End
59 Kisah Shakespeare
60 Sepertinya depresi
61 Menjaga hati
62 Bukan suamiku
63 Semua tentangnya
64 Semua tentangku
65 Aku adalah Shania
66 Semoga dia bahagia
67 Rencana besar
68 Wanita itu cantik sekali
69 Ungkapan
70 Masih menemaninya
71 Dasar pengkhianat!!!
72 Akhirnya bertemu
73 Bertaut Benang Merah
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Suara itu
2
Semakin dekat
3
Kusebut namanya
4
Hari sialku
5
Firasat
6
Kesempatanku menipis
7
Bertemu dengan calon
8
Aku mau dia
9
Tertunda lagi
10
Penyelamatan
11
Pengakuan
12
Sidak
13
Kejutan
14
Keputusan
15
Melamar
16
Hari besarku
17
Menjadi istrinya
18
Saling Mengakui
19
Bukan honey moon
20
Bertemu temannya
21
Dengan syarat
22
Temukanlah aku
23
Jadi adiknya
24
Wanita yang disayanginya
25
Bukan Don Juan
26
Makan malam
27
Bukan mimpi
28
Masa lalu 1
29
Masa lalu 2
30
Berdamai
31
Berdebat
32
Dia telah kembali
33
Bertemu teman lama
34
Ingin bayi juga
35
Masih misteri
36
Ungkapan rasa
37
Mencari
38
Menemukanmu
39
Apa dia mengenaliku?
40
Bertemu kembali
41
Kisah Viona
42
Barista
43
Semakin rumit
44
Merasa nyaman
45
Dasar Ira!!!
46
Merekrut bala bantuan
47
Sudah direncanakan
48
Rencana reuni
49
Ternyata orang itu
50
Nyeri
51
Masih berusaha
52
Keluarga baru
53
Akting
54
Perjalanan
55
Semoga bertemu
56
POV Darren
57
Masih POV Darren
58
POV Darren End
59
Kisah Shakespeare
60
Sepertinya depresi
61
Menjaga hati
62
Bukan suamiku
63
Semua tentangnya
64
Semua tentangku
65
Aku adalah Shania
66
Semoga dia bahagia
67
Rencana besar
68
Wanita itu cantik sekali
69
Ungkapan
70
Masih menemaninya
71
Dasar pengkhianat!!!
72
Akhirnya bertemu
73
Bertaut Benang Merah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!