Keputusan

" Apa maksudmu mengirimkan gaun malam untukku!!!"

Setelah ibu menunjukkan perlengkapan pesta untuk acara pernikahan ,aku segera menelfon orang yang mengirimkannya padaku. Tentu saja saat itu ibu sudah beranjak pergi dari hadapanku.

" Itu rekomendasi Tante Rosi, apa sudah kamu coba kak?"

" Kamu ini membuat ibuku semakin berharap banyak padaku..." ucapku dengan kesal.

" Memang sudah waktunya kak...tapi sekali lagi aku ingin memastikan apa kamu benar-benar bersedia menikah dengan tuan Darren yang seperti itu?"

Sejenak aku terdiam dan mencerna kembali kalimatnya itu.

" Hmm...iya, paling tidak dia akan membuatku aman dari pertanyaan apa aku masih perawan...?"

" CK... kamu berpikir terlalu jauh, banyak sekali pria sehat diluar sana yang tak mempermasalahkan hal itu..."

" Tapi aku pasti merasa bersalah pada pria yang mau menerimaku apa adanya itu..."

" Baiklah...tapi kamu harus membawanya berobat Lo ya, aku ingin pernikahan kalian normal dan banyak anak...aku akan membuatkan taman bermain super canggih, jadi kamu dan Nindi akan bermain bersama anak-anak sepuasnya..." sepertinya tuan Elhan mulai berkhayal.

" Hei ...bangunlah dari mimpi!!" ucapku kemudian.

Gelak tawa terdengar dari ujung telepon.

" Kalau begitu aku tunggu kedatangan kalian besok...."

" Hmm.... terimakasih telah memikirkanku..."

" Kita ini saudara kak ... "

Sambungan telepon kami akhirnya terputus.

Semua kejadian hari ini membuatku termenung, bila benar aku akan menikah dengan tuan Darren apakah aku harus berterus terang padanya tentang masa lalu kami? Bagaimana reaksinya nanti ?

Tidak..tidak...sebaiknya jangan memikirkan hal yang lain dulu, dokter Reyna selalu mengingatkanku tentang kecemasan yang berlebihan akan membuat trauma yang kualami semakin menyiksa.

Keesokan harinya, aku sudah bersiap saat sebuah mobil masuk kehalaman rumah besar.

Terdengar sambutan hangat dari luar pada pria yang berniat menjemputku itu.

" Eh...tuan Darren...silahkan masuk, Shania sudah siap dari tadi kok...." suara bibi Lastri terdengar sangat renyah.

" Oh ...iya bi, terimakasih..." sahut pria itu.

Memang aku sudah terbiasa siap tepat waktu, tapi dasar bi Lastri suka sekali sok akrab dengan targetnya jadi terlihat akulah yang menunggunya.

Sebelum bi Lastri masuk, aku segera keluar setelah berpamitan pada ibu.

" Shania pergi dulu ya Bu..."

" Iya, hati-hati...jangan berdebat terus ya...buatlah dia selalu rindu padamu dengan sikap yang manis..." ucap ibu mantap.

Aku hanya bisa tersenyum hambar menjawab petuah ibu itu.

Sikap yang manis? Beruntung ibu tidak tahu aku pernah menendang perutnya, menginjak kakinya, menyikutnya....

" Cepat sana keluar, jangan sampai dia menunggu lama..."ucap ibu seraya mendorongku pelan.

Aku segera berjalan keluar dari paviliun ibu dan menemuinya saat tuan Darren telah sampai di teras.

" Kita pergi sekarang...." ucapku sambil melewatinya begitu saja.

Terdengar di belakangku tuan Darren pamit pada bi Lastri.

" Maaf...membuatmu menunggu..." ucap tuan Darren saat mobil yang dikemudikannya mulai meninggalkan halaman.

" Jangan hiraukan ucapan bi Lastri, saya baru saja siap kok...oh iya kita ke RS Kasih Ibu..."

" Eh... benarkah?"

" Kenapa?"

" Kukira Elhan membawanya ke rumah sakit yang lebih besar..."

" Tuan Elhan tak mau ambil resiko, jadi membawa istrinya ke rumah sakit terdekat dan mengirim tim medis dari rumah sakit keluarganya kesana..."

" Oh..."

Hanya itu yang diucapkannya.

Sungguh beruntung nona Nindi, suaminya begitu menyayanginya. Bagaimana ya rasanya diperlakukan seperti itu?

" Apa yang kamu lamunkan? " suara itu membuyarkan lamunanku.

Aku menoleh pada pak supir itu.

" Ah tidak...tidak ada..."

" Hmm...kukira kamu akan kembali mengajakku menikah..." ucapnya sambil tertawa kecil.

" Saya lelah, mungkin menerima perjodohan dengan pria asing akan lebih menantang..." kilahku ingin tahu bagaimana reaksinya.

" Begitu ya..!?! Kamu terlalu menganggap sebuah pernikahan hanyalah sesuatu yang sepele...."

" Jadi anda sendiri memuja sebuah pernikahan, hingga diumur hampir tiga puluh tahun tak berani melakukannya..." ledekku padanya.

" CK..kamu benar-benar menyelidiki privasiku..."

" Sudah kubilang, saya punya semua data tentang anda..."

" Kamu tak ada bedanya dengan Elhan!!!" ucapnya sambil membelokkan kemudinya karena telah sampai dirumah sakit tujuan kami.

Tuan Darren terlihat tergesa saat aku memberitahu ruangannya.

Saat hampir sampai, terlihat dua penjaga yang berada didepan pintu .

" Maaf tuan ...anda dilarang masuk.." ucap salah satu bodyguard itu.

" Apa maksudmu!!!" tuan Darren terus berusaha masuk.

"Tak apa John...aku yang membawanya kemari..."ucapku yang kemudian membuat penjaga itu memberi jalan pada pria yang terlanjur emosi itu

Braaakk!!!! dengan kasar tuan Darren membuka pintu ruang rawat inap itu.

Terlihat nona Nindi tersentak saat tuan Darren akhirnya menemukannya.

" Elhan...!!! Kamu benar-benar keterlaluan!!!" suara kak Darren menggelegar diiringi dengan pukulan kearah Elhan..

Bhuuakkk....

Aku dan dua bodyguard tadi berusaha melerai dua pria kekanakan itu.

" Ada apa ini kak?" tanya Nona Nindi pada tuan Darren yang sedang menatap tuan Elhan dengan tajam sambil menahan amarah.

"Tanyakan saja pada pria brengsek itu!!! Aku sudah mencarimu kemana-mana, dia malah sengaja menyembunyikan mu dariku!!!"nafas tuan Darren terengah-engah saat mengucapkannya.

" Dengar ya tuan Darren yang terhormat, dari awal sudah kubiarkan kamu menjaga Nindi, tapi kenapa kau sampai lengah dan membuatku hampir kehilangan dirinya!!!" tuan Elhan juga tak kalah marah pada tuan Darren.

Kedua pria itu terlepas dari orang-orang yang menahannya lalu kembali saling pukul.

" Hei... sudahlah, bukankah semua sudah selesai...berhenti kataku!!!!"nona Nindi mulai histeris.

" Aww...sakiiit..." tiba-tiba nona Nindi memegang perutnya sambil merintih kesakitan, menarik perhatian mereka

Dan tentu saja berhasil...

" Nindi!! Kamu kenapa? apa perutmu sakit...?" tuan Darren mendekatinya dengan wajah cemas.

Sedangkan tuan Elhan segera memencet tombol untuk memanggil perawat.

Tanpa bicara keduanya membantunya naik ke tempat tidur pasien. Tak lama kemudian seorang dokter wanita datang dan memeriksa keadaan pasiennya itu...

Sementara itu aku dan dua bodyguard tadi memilih menunggu diluar, untuk memberi ruang pada dokter untuk memeriksa kondisi nona Nindi.

" Memangnya pria tadi siapa Shania..? Kenapa dia berani memukul tuan Elhan ..."

" Mungkin dia calon suamiku, John ..." sahutku malas.

" Hah!! jangan bercanda Shania...beneran kamu mau nikah? sejak kapan kamu..." kalimat menggantung dari Jack membuatku terkekeh.

" Kalian berdua kenapa ? Apa cewek seperti ku tidak pantas menikah? "

" Bukan begitu Shania, kami akan kehilangan teman seperti mu, karena pasti pria pemarah itu tak akan mengijinkan kamu berteman dengan kami..."

" Tenang saja Jack, aku akan tetap berteman dengan kalian, bukankah kalian tahu bagaimana aku mengecoh lawan, kalau cuma suami saja tak akan bisa mengekang ku..." ucapku pada kedua bodyguard plontos itu.

Beberapa saat kemudian tuan Elhan menelfonku agar aku masuk dan bergabung dengan mereka.

" Nindi, kenalkan ini Shania, seorang wanita yang sudah terlatih secara militer dan sudah lama bekerja sama denganku... Shania adalah tangan kananku, kurasa akan cocok dengan tuan Darren dan dia bersedia menikah dengannya.."

" CK ... Nindi, beberapa hari yang lalu tiba-tiba wanita ini berkata bahwa aku akan kembali menjadi pria normal dan gilanya dia bersedia menemani ku berobat keluar negeri bahkan bersedia menikah denganku karena perintah si Elhan..." kak Darren mencoba curhat pada adiknya setelah dipermalukan oleh Elhan.

" Kakak, nona Shania wanita yang cantik, kalian pasti cocok deh...." sahut nona Nindi tersenyum simpul.

Memang pantas nona Nindi menjadi pendamping tuan Elhan, selain cantik dia juga baik.

" Bagaimana kami bisa cocok, lihatlah dia seperti robot yang dikendalikan oleh Elhan..."kak Darren melirikku yang berdiri tegak disamping tuan Elhan.

" Kakak cobalah mengerti, aku juga ingin kak Darren tetap berusaha untuk sembuh, dan berumah tangga untuk mendapatkan keturunan...bukankah kalian bisa saling mengenal lebih dulu..."

" Tapi..."

" Tuan Darren bila anda memang tidak bersedia untuk menjadikan saya sebagai istri, saya tidak keberatan bila setelah anda berhasil sembuh kembali, anda bisa segera menceraikan saya..."sahutku kemudian.

" Hah!! Apa kau bilang? Kenapa kau begitu patuh pada Elhan? Kau ini seorang wanita Shan, kau harus menjaga harga dirimu!!" tuan Darren beranjak mendekatiku.

" Saya sudah menjaga harga diri saya, bila melakukan terapi pada itu anda saat berstatus sebagai seorang istri..."

Kulihat nona Nindi menahan tawanya saat mendengar pernyataanku itu.

Apalagi melihat wajah tuan Darren menjadi merah padam dan hanya bisa mengerutkan dahi.

" Tuan Darren.. saya sudah menghubungi dokter spesialis diluar negeri, kalian berdua bisa pergi kapan saja..." ucap tuan Elhan dengan santai.

Sejenak ruangan menjadi hening, Nona Nindi memperhatikan tiga orang di hadapannya dengan bergantian.

Tuan Darren mulai menghela nafas.

" Baiklah Shania, besok kita menikah...tapi ada syaratnya, setelah menikah denganku, kau harus patuh padaku saja bukan orang lain, termasuk dia.."Tuan Darren melirik Elhan dengan ekor matanya.

Nona Nindi mengusap airmatanya, terlihat haru dengan keputusan Tuan Darren itu.

Episodes
1 Suara itu
2 Semakin dekat
3 Kusebut namanya
4 Hari sialku
5 Firasat
6 Kesempatanku menipis
7 Bertemu dengan calon
8 Aku mau dia
9 Tertunda lagi
10 Penyelamatan
11 Pengakuan
12 Sidak
13 Kejutan
14 Keputusan
15 Melamar
16 Hari besarku
17 Menjadi istrinya
18 Saling Mengakui
19 Bukan honey moon
20 Bertemu temannya
21 Dengan syarat
22 Temukanlah aku
23 Jadi adiknya
24 Wanita yang disayanginya
25 Bukan Don Juan
26 Makan malam
27 Bukan mimpi
28 Masa lalu 1
29 Masa lalu 2
30 Berdamai
31 Berdebat
32 Dia telah kembali
33 Bertemu teman lama
34 Ingin bayi juga
35 Masih misteri
36 Ungkapan rasa
37 Mencari
38 Menemukanmu
39 Apa dia mengenaliku?
40 Bertemu kembali
41 Kisah Viona
42 Barista
43 Semakin rumit
44 Merasa nyaman
45 Dasar Ira!!!
46 Merekrut bala bantuan
47 Sudah direncanakan
48 Rencana reuni
49 Ternyata orang itu
50 Nyeri
51 Masih berusaha
52 Keluarga baru
53 Akting
54 Perjalanan
55 Semoga bertemu
56 POV Darren
57 Masih POV Darren
58 POV Darren End
59 Kisah Shakespeare
60 Sepertinya depresi
61 Menjaga hati
62 Bukan suamiku
63 Semua tentangnya
64 Semua tentangku
65 Aku adalah Shania
66 Semoga dia bahagia
67 Rencana besar
68 Wanita itu cantik sekali
69 Ungkapan
70 Masih menemaninya
71 Dasar pengkhianat!!!
72 Akhirnya bertemu
73 Bertaut Benang Merah
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Suara itu
2
Semakin dekat
3
Kusebut namanya
4
Hari sialku
5
Firasat
6
Kesempatanku menipis
7
Bertemu dengan calon
8
Aku mau dia
9
Tertunda lagi
10
Penyelamatan
11
Pengakuan
12
Sidak
13
Kejutan
14
Keputusan
15
Melamar
16
Hari besarku
17
Menjadi istrinya
18
Saling Mengakui
19
Bukan honey moon
20
Bertemu temannya
21
Dengan syarat
22
Temukanlah aku
23
Jadi adiknya
24
Wanita yang disayanginya
25
Bukan Don Juan
26
Makan malam
27
Bukan mimpi
28
Masa lalu 1
29
Masa lalu 2
30
Berdamai
31
Berdebat
32
Dia telah kembali
33
Bertemu teman lama
34
Ingin bayi juga
35
Masih misteri
36
Ungkapan rasa
37
Mencari
38
Menemukanmu
39
Apa dia mengenaliku?
40
Bertemu kembali
41
Kisah Viona
42
Barista
43
Semakin rumit
44
Merasa nyaman
45
Dasar Ira!!!
46
Merekrut bala bantuan
47
Sudah direncanakan
48
Rencana reuni
49
Ternyata orang itu
50
Nyeri
51
Masih berusaha
52
Keluarga baru
53
Akting
54
Perjalanan
55
Semoga bertemu
56
POV Darren
57
Masih POV Darren
58
POV Darren End
59
Kisah Shakespeare
60
Sepertinya depresi
61
Menjaga hati
62
Bukan suamiku
63
Semua tentangnya
64
Semua tentangku
65
Aku adalah Shania
66
Semoga dia bahagia
67
Rencana besar
68
Wanita itu cantik sekali
69
Ungkapan
70
Masih menemaninya
71
Dasar pengkhianat!!!
72
Akhirnya bertemu
73
Bertaut Benang Merah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!