Menjadi saksi pernikahan tuan Elhan dan nona Nindi dihadapan nenek membuatku termenung.
Akankah aku menikah dengan pria yang mencintaiku, sementara kondisiku seperti ini. Bagaimana aku harus berterus terang pada calon suamiku nanti, apakah dia akan menerimaku apa adanya.
Suara alat monitor hemodinamik dan saturasi yang terletak di dekat pembaringan nenek berbunyi panjang. Alat yang digunakan untuk mengetahui gelombang denyut jantung, tekanan darah, oksigen yang diserap tubuh, temperatur, frekuensi pernapasan telah menunjukkan tak ada lagi kehidupan itu seketika mengalirkan air mata dikedua pipiku.
Selamat jalan nenek...
Setelah acara pemakaman nenek Marini, aku kembali ke apartemen tempat tinggalku yang memang bersebelahan dengan tuan Elhan.
Masih banyak yang harus kuselesaikan, berhubung tuan Elhan baru saja menikah, dia pasti tak akan fokus pada pekerjaannya.
Untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang mengharuskan tuan Elhan meninggalkan pekerjaan, telah ada tim Twelve yang akan mengambil alih semua pekerjaan.
Setelah beberapa bulan bergabung dengan perusahaan tuan Elhan, aku didaulat untuk masuk dalam tim inti tersebut. Jadi mau tak mau, kami harus bisa menyelesaikan proyek meski tanpa campur tangan tuan Elhan.
Lalu bagaimana dengan kehidupan pribadiku? Dari awal aku memang tak terlalu peduli, namun sekarang setelah aku bertemu kembali dengan pria itu, aku akan berusaha mendapatkan status.
" Bip..bip.."
" Ya..." sahutku menjawab panggilan dari bos ku , siapa lagi kalau bukan tuan Elhan.
" Aku sudah mengirimkan file padamu untuk sistem keamanan Gianyar Hotel, kalian bisa melanjutkan sisanya...dua hari ini aku off"
" Baik....oh iya tuan, Selamat Ulang tahun bos..."
" Hmm ... terimakasih, kamu yang pertama mengingatnya .... "
" Apa kau ingin kusiapkan sesuatu? makan malam romantis mungkin?"
" Tak perlu kak...."
" Berhenti memanggilku kak !!!" protesku padanya.
" Ini salah satu permintaan dihari ulang tahunku, kenapa kamu pelit sekali"
" CK...baiklah, tapi hanya untuk hari ini saja..."
" Ya...ya...kakakku yang cantik..."terdengar pria itu terkekeh telah berhasil membuatku menyerah.
" Jadi apa yang kamu inginkan?"
" Bukan untukku, besok hari ulang tahun Nindi...tolong carikan liontin yang indah..."
" Hmm...baiklah, besok pagi kukirimkan padamu sebuah liontin lengkap dengan penyadap dan GPS didalamnya..."
" Kamu benar-benar terbaik kak ..." sahutnya sebelum kumatikan sambungan telfonnya.
Segera aku berselancar didunia maya untuk mencari model liontin dari berbagai toko perhiasan dan tak lama kemudian aku menemukan liontin yang cocok. Selain cantik , benda itu juga bisa dipasang berbagai chip tanpa merusak modelnya.
" Bip..bip.."
" Iya Jess...." sahutku pada temanku bernama Jessica yang berada dikantor pusat.
" Dimana posisimu sekarang?"
" Masih di MM, kenapa?"
" Syukurlah...kamu tau kan proyek N-16 ? Aku membutuhkan tandatangan bosnya dan stempel perusahaan segera..."
" Tapi aku sekarang juga dalam tugas mendesak Jess, aku tak bisa melemparkan ke sembarang orang, ini langsung dari tuan Elhan...."
" Tugas apa?"
" Menyiapkan hadiah untuk istrinya, aku sudah menemukannya, hanya saja barang itu harus siap besok pagi lengkap dengan alat keamanan yang terpasang didalamnya...."
" Mmm...biar aku yang ambil alih, Sha....aku jamin nanti malam barang itu sampai ditempatmu, jadi kamu punya waktu untuk mengeceknya. Soalnya tuan Jimmy sekarang posisinya juga di MM dan satu jam lagi akan pergi keluar negeri, jadi aku mohon kamu yang menyelesaikannya...."
" Hhh...baiklah, tapi tugasku tadi jangan sampai ada yang tau kamu yang menghandle Lo ya..."
" Okey Sha...kamu baik dan cantik deh...mmmuah, kukirimkan filenya ya..."suara centil diseberang membuatku mual.
" Kau membuatku eneg Jess..." lalu kututup sambungan telponnya setelah terdengar suara tawa dari seberang.
Segera kukirimkan gambar dan alamat toko perhiasan yang telah kucari tadi pada Jessica. Lalu akupun menerima file yang harus diprint untuk mendapatkan tanda tangan dan stempel dari tuan Jimmy.
Setelah merubah penampilan, rambut pendekku kusanggul kecil dan rapi, stelan blazer dan kacamata juga sudah siap, akupun melangkah ke tempat tuan Jimmy yang ditunjukkan Jessica .
Dan aku berusaha untuk tidak terkejut, saat mengetahui bahwa posisi tuan Jimmy ternyata berada digerai tuan Darren.
Akupun masuk kedalam, menemukan sepasang sahabat itu sedang berbincang dengan santainya.
" Selamat siang tuan Jimmy..."sapaku yang datang dari samping.
Mereka berdua menoleh kesamping tempatku berdiri.
" Ah iya nona Shania...mari duduklah....maaf ya, membuat anda harus tergesa kemari, sebentar lagi aku harus menemani isteri ku mengunjungi keluarganya..."sahut tuan Jimmy kemudian.
" Hmm...tidak masalah tuan, ini sudah tugas saya..." sahutku duduk disalah satu kursi berhadapan dengan mereka berdua.
Beruntung setelah itu tuan Darren menerima panggilan telefon, jadi aku tak khawatir dia tiba-tiba mengenaliku.
" Sebentar ya Jim, aku terima telefon dulu..." tuan Darren beranjak dari duduknya.
Tuan Jimmy mengangguk pada temannya itu dan mulai membuka berkas yang kubawa.
Hanya lima belas menit, semua berkas sudah lengkap dengan tanda tangan dan stempel yang memang sengaja dibawa oleh tuan Jimmy.
"Papi!! Kamu bohong ya...katanya bertemu teman pria, ternyata kamu berduaan dengan wanita ini!!!"
Tiba-tiba datanglah wanita tinggi dengan tubuh berisi dan perut buncit datang melabrak tuan Jimmy, namun tangannya menunjuk kearahku.
Aku yang ikut disebut sebagai pelakor, segera berdiri mengantisipasi kemarahan lanjutan dari wanita itu.
" Dan kamu pelakor, apa dia tak bilang kalo sudah punya anak istri, bahkan istrinya sedang hamil besar begini!!!" bentaknya.
Plaaak!!! Aiiiissh ...pipiku kena serangan mendadak, sampai kacamataku terjatuh dan pecah. Bagaimana bisa aku akan membalas wanita hamil yang sedang uring-uringan itu.
" Mami hentikan!!" tuan Jimmy berusaha menenangkan istrinya.
Aku hanya bisa mundur dan menjauh dari sepasang suami istri itu, agar tak melakukan hal bodoh seperti yang biasa kulakukan yaitu membalas perlakuan kasar yang telah kudapatkan tadi.
" Maaf nyonya Jimmy, anda salah paham...wanita ini kekasih saya, tadi saya kekamar mandi sebentar..." tiba-tiba tuan Darren menengahi kekacauan yang terjadi dengan berdiri disampingku.
Bahkan dia sempat melingkarkan lengannya dipinggangku. Aku menoleh padanya dan reflek kuinjak kakinya, tentu saja ulahku itu membuatnya meringis menahan sakit lalu melepaskan tangannya dariku.
" Huh...kalian pasti bersekongkol!!!" ucap wanita hamil itu seraya pergi dari tempat itu sambil menghentakkan kakinya diikuti oleh dua orang yang mendampinginya.
" Tunggu mami...maaf nona Shania! Darren...tolong nona Shania ya, aku harus pergi!!" tuan Jimmy terlihat bingung lalu tergopoh-gopoh pergi menyusul istrinya itu.
Akupun segera membereskan berkas yang masih berserakan dimeja.
" Nona...bibirmu berdarah..."
Aku menoleh pada saputangan yang diulurkan tangannya itu.
" Tidak perlu tuan, hanya luka kecil..." aku masih saja menunduk dan berkutat pada berkasku.
" Maafkan temanku, istrinya yang sedang hamil mungkin sedang sensitif...."
" Mmm...iya, saya mengerti. Kalau begitu saya permisi..."
"Tunggu nona Shania....ini kacamatamu...!" kulihat pria itu terbelalak seperti melihat hantu.
"Kau !!!" Tuan Darren yang mengejarku akhirnya melihat wajahku yang sebenarnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
syafridawati
aku mampur dengan like dan fav saling dukungbya di novel lelakimu makasih
2021-08-05
3