Tertunda lagi

" Shania...bangun nak..."

Tepukan dipundak ku membuatku berulang kali mengerjapkan mata karena terasa masih dalam mimpi.

Semalam tidurku benar-benar lelap, seakan batere dalam tubuhku terisi penuh, hingga aku tak mau beranjak dari lelapku.

" Jam berapa ini Bu?"

" Jam tujuh, apa kamu tidak masuk kerja hmm...?"

Aku mulai menggeliat, melonggarkan otot-otot tubuhku yang kaku.

" Hari ini aku akan ambil cuti Bu, ..." sahutku sambil tersenyum.

Entah kenapa hari ini, moodku sedang baik. Rasanya ingin menikmati hidup sejenak, setelah setiap hari leherku terasa tegang karena harus konsentrasi dengan pekerjaan inti dan sampingan yang kukerjakan sekaligus.

" Sepertinya kamu sedang bahagia ya, apa ini ada hubungannya dengan pria kemarin?" ucap ibu sambil tersenyum senang.

Aku hanya nyengir, dan menggelengkan kepalaku.

" Ibu...Shania minta maaf tidak bisa menerima tuan Arkan ..."

" Kenapa....?" seketika wajah ibu berubah pias.

" Karena Shania akan menikah dengan pria lain..."ucapku malu.

" Eh...benarkah? Jadi selama ini kamu sudah punya pacar ? Kenapa tidak cerita sama ibu ? Lalu kapan dia akan kemari melamarmu ? A..apa dia akan membawa semua keluarganya ? Berapa orang Sha...?" Ibu terlihat bingung lalu menit kemudian mulai panik.

" Ibu...tenanglah....pertama dia harus bertemu dengan ibu dulu...Shania akan menghubunginya dulu...."

" Baiklah, sekarang mandilah...ibu mau menghubungi ibunya Arkan dulu ya..."ucap ibu sambil beranjak dari tempat tidurku.

Akupun mengangguk lalu mengambil ponsel untuk memberitahukan pada tuan Elhan bahwa hari ini aku ambil cuti.

Setelah mengirim pesan pada bos dan rekan satu timku, aku beranjak dari tempatku dan mengikuti perintah ibu untuk membersihkan diri.

Kurasa hari ini rencana pertemuan dengan Tuan Darren harus bisa, bagaimanapun aku akan menyelesaikan salah satu beban yang membuatku trauma ini.

Setelah mandi dan berganti pakaian, dengan langkah ringan aku menuju ruang makan.

" Lho ...katanya cuti, mau kemana kok sudah rapi gitu?" tanya ibu saat aku duduk didepan hidangan yang sudah tersaji dimeja makan.

" Shania ada perlu Bu..." sahutku sambil mengambil sandwich dan mulai memakannya.

" Tapi beneran kan kamu akan segera menikah? Siapa nama pria itu hmm? " dengan antusias ibu duduk disampingku.

Aku menahan tawa melihat tingkah ibu yang terlalu penasaran itu.

" Sabar dong Bu, Minggu ini ibu akan bertemu dengannya...doa'in lancar ya Bu...aku harus pergi sekarang..." akupun beranjak dan mencium kening ibu.

" Tentu saja, Shania... hati-hati ya..." sahut ibu melepas kepergian ku.

Dengan semangat aku masuk ke mobil dan melaju keluar halaman rumah besar nenek nya tuan Elhan itu.

Tak lama kemudian aku sudah berada di gerai milik tuan Darren di MM, mencari tempat yang nyaman lalu membuka laptop.

Kukirimkan pesan pada pria targetku itu.

" Tuan Darren , saya ingin bertemu, apa anda ada waktu ?"

Aku menghela nafas saat pesan itu terkirim.

Tak lama kemudian, dering ponselku membuatku bergidik melihat nama Darren tertera disana.

" Halo...." ucapku ragu

" Siapa ini ?"

" Shania...."

" Darimana kamu tau nomorku...?"

Aku tertawa kecil mendengar pertanyaan bodoh itu. Tentu saja tak sulit bagiku mendapatkannya, namun aku tak mau membuatnya jengkel ...

" Anda seorang pengusaha tuan, banyak orang yang bisa memberitahu saya berapa nomor anda..."

" Tapi ini nomor pribadiku..."ucapnya terdengar heran.

Eh... benarkah? aku bahkan memilihnya dengan acak...

" Maaf bila saya menghubungi nomor ini, mungkin orang yang memberikan nomor ini pada saya tidak sengaja...tolong jangan tanyakan siapa, karena saya tak bisa menjawabnya..." sahutku berkilah.

" Hhh...sudahlah, ada perlu apa?" suara tegas itu terdengar dari seberang.

" Saya berada di Mega Mall di gerai milik anda ..."

" Baiklah...saya memang sedang menuju kesana..." sahutnya sebelum menutup sambungan telfonnya.

Sambil menunggunya aku memeriksa beberapa email yang masuk dan memilahnya.

Tak lama kemudian, dering telefon kembali mengusikku.

Ada nama Kevin disana.

" Iya Kev...."

" Nona Nindi diculik, aku sedang mengejarnya. Tuan Elhan dan yang lain sedang menyusulku..."

" Apa!!!! "

" Kamu selidiki wanita bernama Anastasya...dia pernah bilang pada tuan Elhan akan mencelakai nona Nindi bila pernikahan mereka sampai batal..."

" Baik...terus kabari aku posisimu"

" Hmm..." sahutnya lalu menutup telfonnya, sepertinya dia sedang ngebut mengejar penculik nona Nindi.

CK ... tangan ini mulai gatal ingin ikut bertarung dengan para penjahat itu. Namun aku tak boleh egois, akan kuselesaikan tugasku secepatnya.

Segera kucari alamat Anastasya , seorang wanita yang rencananya akan dijodohkan dengan tuan Elhan.

Tak butuh waktu lama akupun menemukan alamat itu. Akupun bergegas membereskan barang-barangku dan memasukkanya dalam tas ransel yang selalu kubawa.

Setelah membayar ke kasir, kakiku melangkah dengan cepat menuju tempat parkir.

" Nona Shania..." suara itu membuatku tersadar bahwa aku telah membuat janji dengannya.

" Tuan Darren...saya mohon maaf, ada hal yang sangat penting yang harus saya kerjakan, sekali lagi mohon maaf, saya akan datang lain kali..." ucapku sambil menganggukkan badanku sebagai permintaan maaf.

" Hhh.. kamu ini, selalu saja tergesa-gesa, sebenarnya ada apa?"

" Maaf tuan, saya harus pergi sekarang..." aku harus segera menyelesaikan tugasku, karena menyangkut keselamatan nona Nindi.

" Tunggu!!" cekalan tangan ditanganku membuat reflek mataku menatapnya dengan tajam karena alarm ancaman dalam otakku langsung bekerja.

Mungkin teringat kejadian sebelumnya, dia segera melepaskan cekalannya, dan mengangkat kedua tangannya itu.

" Maaf...tapi aku tak akan mau menemuimu lain waktu bila alasanmu pergi kali ini tidak penting...!" ancamnya.

Waduh... bagaimana ini?

Aku harus berpikir keras untuk memberikan alasan yang pas, namun aku juga tak punya banyak waktu. Akhirnya kuputuskan untuk membuka diri sebagian...bagaimanapun dia sudah tau bahwa tuan Elhan yang merupakan atasanku adalah suami dari nona Nindi.

" Nona Nindi diculik..." ucapku datar.

" Apa!!! tidak mungkin...dia ada ditempat yang aman sekarang..." sahutnya tak percaya.

" Saya harus pergi sekarang, silahkan anda menghubungi orang rumah agar lebih yakin..." aku segera berbalik dan bergerak cepat menuju basement gedung itu.

Setelah sampai tempat parkir kupasang perlengkapan komunikasi ditelingaku yang tergabung dengan tim twelve.

Saat aku sedang berkutat dengan kabar terbaru pengejaran para penculik itu, tiba-tiba seseorang masuk kedalam mobil dan duduk dikursi depan mendampingi ku.

" Aku ikut denganmu..."

" Apa!!?" aku hanya menatap heran pada tuan Darren yang duduk disampingku itu.

" Cepatlah!! bukankah kamu akan ke tempat orang yang menculik Nindi??"

" Tidak, ada tuan Elhan dan beberapa orang sedang mengejarnya, saya akan ke tempat orang yang diduga otak dari penculikan itu..."

" CK...baiklah...cepatlah jalan!"perintahnya sambil menahan rasa paniknya.

Aku hanya bisa menipiskan bibir melihat tingkahnya itu.

Lalu mobil kecilku itu, melaju dengan kencang menuju apartemen yang ditinggali oleh nona Tasya, beruntung dia tidak sedang berada di rumahnya sendiri. Tentu saja dirumah besarnya itu ada banyak penjaga yang pasti akan merepotkan.

" Siapa kamu? " seorang wanita cantik keluar dari apartemen itu saat aku menekan bel.

Episodes
1 Suara itu
2 Semakin dekat
3 Kusebut namanya
4 Hari sialku
5 Firasat
6 Kesempatanku menipis
7 Bertemu dengan calon
8 Aku mau dia
9 Tertunda lagi
10 Penyelamatan
11 Pengakuan
12 Sidak
13 Kejutan
14 Keputusan
15 Melamar
16 Hari besarku
17 Menjadi istrinya
18 Saling Mengakui
19 Bukan honey moon
20 Bertemu temannya
21 Dengan syarat
22 Temukanlah aku
23 Jadi adiknya
24 Wanita yang disayanginya
25 Bukan Don Juan
26 Makan malam
27 Bukan mimpi
28 Masa lalu 1
29 Masa lalu 2
30 Berdamai
31 Berdebat
32 Dia telah kembali
33 Bertemu teman lama
34 Ingin bayi juga
35 Masih misteri
36 Ungkapan rasa
37 Mencari
38 Menemukanmu
39 Apa dia mengenaliku?
40 Bertemu kembali
41 Kisah Viona
42 Barista
43 Semakin rumit
44 Merasa nyaman
45 Dasar Ira!!!
46 Merekrut bala bantuan
47 Sudah direncanakan
48 Rencana reuni
49 Ternyata orang itu
50 Nyeri
51 Masih berusaha
52 Keluarga baru
53 Akting
54 Perjalanan
55 Semoga bertemu
56 POV Darren
57 Masih POV Darren
58 POV Darren End
59 Kisah Shakespeare
60 Sepertinya depresi
61 Menjaga hati
62 Bukan suamiku
63 Semua tentangnya
64 Semua tentangku
65 Aku adalah Shania
66 Semoga dia bahagia
67 Rencana besar
68 Wanita itu cantik sekali
69 Ungkapan
70 Masih menemaninya
71 Dasar pengkhianat!!!
72 Akhirnya bertemu
73 Bertaut Benang Merah
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Suara itu
2
Semakin dekat
3
Kusebut namanya
4
Hari sialku
5
Firasat
6
Kesempatanku menipis
7
Bertemu dengan calon
8
Aku mau dia
9
Tertunda lagi
10
Penyelamatan
11
Pengakuan
12
Sidak
13
Kejutan
14
Keputusan
15
Melamar
16
Hari besarku
17
Menjadi istrinya
18
Saling Mengakui
19
Bukan honey moon
20
Bertemu temannya
21
Dengan syarat
22
Temukanlah aku
23
Jadi adiknya
24
Wanita yang disayanginya
25
Bukan Don Juan
26
Makan malam
27
Bukan mimpi
28
Masa lalu 1
29
Masa lalu 2
30
Berdamai
31
Berdebat
32
Dia telah kembali
33
Bertemu teman lama
34
Ingin bayi juga
35
Masih misteri
36
Ungkapan rasa
37
Mencari
38
Menemukanmu
39
Apa dia mengenaliku?
40
Bertemu kembali
41
Kisah Viona
42
Barista
43
Semakin rumit
44
Merasa nyaman
45
Dasar Ira!!!
46
Merekrut bala bantuan
47
Sudah direncanakan
48
Rencana reuni
49
Ternyata orang itu
50
Nyeri
51
Masih berusaha
52
Keluarga baru
53
Akting
54
Perjalanan
55
Semoga bertemu
56
POV Darren
57
Masih POV Darren
58
POV Darren End
59
Kisah Shakespeare
60
Sepertinya depresi
61
Menjaga hati
62
Bukan suamiku
63
Semua tentangnya
64
Semua tentangku
65
Aku adalah Shania
66
Semoga dia bahagia
67
Rencana besar
68
Wanita itu cantik sekali
69
Ungkapan
70
Masih menemaninya
71
Dasar pengkhianat!!!
72
Akhirnya bertemu
73
Bertaut Benang Merah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!