Keesokan harinya, akhirnya nona Nindi diijinkan pulang.
Seperti rencana semula Nona Nindi pulang ke rumah Tuan Darren lagi yang ada dikaki gunung. Namun kali ini bersamaku untuk mengakui semua kebohongan kami pada keluarga tuan Darren dan penduduk kota kecil itu.
Meski pada awalnya bibi Lisa sangat marah karena mereka tinggal bersama tanpa ikatan, namun akhirnya dia menyadari itu semua berawal karena intimidasinya agar kak Darren segera berumah tangga.
Dan hari ini, dengan mata kepalanya sendiri, bibi Lisa menyaksikan keponakan itu benar-benar menikah denganku.
Sore itu, dihadapan keluarga dekat kami, seorang Darren Alvaro telah meminta ayahku untuk melimpahkan semua tanggung jawab terhadap diriku padanya.
Kulihat wajah haru menyelimuti kedua orang tuaku itu. Kini semua kekhawatiran mereka tentang pendamping hidupku telah terjawab. Aku yang memang sudah tomboy dari kecil, membuat mereka was-was tentang masa depanku.
Bi Lastri bilang setelah kakak perempuan ku berumur lima tahun, ayah dan ibu memang menginginkan seorang anak laki-laki namun yang terlahir ternyata aku , seorang anak perempuan dengan tingkahnya mirip laki-laki.
Namun hal tersebut malah membuat Ayah, Ibu dan kakakku yang cantik dan feminim itu tak mempermasalahkan sikapku, mereka semua sangat menyayangiku, bahkan memanjakan ku. Semua kebutuhan dan keinginanku pasti terpenuhi.
" Apa kamu gugup?" suara itu membuatku mendongak saat dia meraih tanganku untuk memasangkan cincin pernikahan dijemari tanganku.
" Hmm...sedikit"menurutku justru wajah tampannya itu yang terlihat masih tegang meski ijab qobul sudah terlaksana beberapa saat yang lalu.
Beruntung aku masih sempat meminum obat agar perasaanku tenang saat berinteraksi dengannya.
Bayangkan saja, pada acara ini banyak sekali sentuhan dan kedekatan fisikku bersamanya. Dari kemarin obat itu selalu kuingat untuk membawanya, kalau tidak pesta pernikahan ini pasti akan bubar karena ulahku yang menendang pengantin pria saat dia menyentuh ku.
" Mulai sekarang kamulah yang akan menemani hidupku Shania, terimalah aku apa adanya..." ucap pria itu saat menggenggam jemariku setelah cincin terpasang dijari manis ku.
Kuambil cincin dan gantian kupasangkan dijemarinya.
"Apapun yang terjadi nanti, jika kita sedang ada masalah, tolong jangan sampai keluargaku mengetahuinya..."
Pria itupun tersenyum padaku.
" Baiklah istriku..." jawabnya singkat.
Panggilan itu membuatku kembali gugup.
Segera kualihkan pandangan saat tepuk tangan mengiringi resminya kami menjadi sepasang suami istri.
Beberapa saat kemudian para tamu undangan menikmati hidangan. Dan senyumku mengembang saat menemukan anggota tim twelve sedang berjalan memasuki halaman.
" Aku akan menemui teman-temanku..." bisikku pada tuan Darren saat kami masih dalam satu meja bersama keluarga besar kami.
Pria itu mengangguk seraya mengalihkan pandangannya pada sekelompok orang yang baru datang itu.
" Iya, nanti akan kususul ..." sahutnya kemudian.
Akupun beranjak dan menemui tim twelve itu.
" Selamat ya Shania...untuk sementara kami akan mengeluarkan mu dari sistem agar tidak mengganggu bulan madumu..." ucap pak Bram.
" Ah..iya terimakasih , saya akan menghubungi bila sudah siap bekerja kembali..." sahutku.
" Santai saja Shay...cukup beri oleh-oleh saat pulang bulan madu nanti ya..." ucap Jessy partner ku ditim empat itu.
" Hei...bukankah kamu juga belum sempat beli kado, kenapa malah minta oleh-oleh sih..." celetuk Leo dari tim dua.
" CK, jangan bilang-bilang dong? Dasar kucing hutan!! Maaf Shay, habisnya dadakan sih...bos Elhan juga nggak kasih ijin lama-lama buat ninggalin proyek besarnya itu.." Jessy menatap jengkel si Leo, yang dipanggilnya kucing hutan karena menurutnya Leo itu bukan singa karena tubuhnya kecil dan pendek.
" Tapi jangan khawatir, setelah proyek selesai beberapa hari lagi, akan ada kado besar yang kusiapkan apartemenmu deh..."ucap Jessy lagi.
Celotehan Jessy membuatku terkekeh, aku pasti akan merindukannya.
" Oh iya , apa proyek itu sudah ada hasilnya? Maaf ya aku tidak gabung..."ucapku kemudian.
Memang apartemen ku yang berada disebelah apartemen tuan Elhan sedang digunakan untuk mengerjakan proyek yang menurutku cukup gila oleh seorang pria dengan kebucinan tingkat akut demi mendapatkan hati istrinya. Siapa lagi tuan Elhan pada Nona Nindi...
" Santai saja Shania, proyek ini sudah hampir selesai kok....ah iya kami harus segera kembali, kalau tidak bakal uring-uringan lagi si bos..."
" Benar-benar keterlaluan anak tengil itu, dia sendiri tidak datang, malah mengekang kalian juga..."protesku.
"Siapa yang tengil...?" suara pria yang baru datang itu membuatku terlonjak.
Aku menoleh dan tersenyum samar saat kulihat semua temanku itu menahan tawa.
" Selamat tuan Darren, kami sebagai teman satu divisi dengan Shania ikut berbahagia semoga kalian selalu rukun dan banyak rejeki..."
" Banyak anak juga...aww?!!!"celetuk Leo yang kemudian dijitak oleh Kevin.
" Lha kan banyak anak banyak rejeki juga...!!" sahutnya sewot membuat semuanya tergelak.
" Ya udah kalau kalian sedang tergesa, paling tidak foto dulu ya, nanti makanannya dibawa pulang aja..." kuajak mereka menuju pelaminan untuk foto bersama.
" Ayok...biar bos Elhan nanti fotonya diedit diselipin aja...." seru Jessy bersemangat.
Kamipun berfoto berbagai pose, maksudnya satu pose resmi, lima pose konyol yang membuat tuan Darren tak berhenti tertawa meladeni tingkah tim Twelve. Dia tak tahu saja, bila kami sedang serius, tak ada yang bisa mengalihkan perhatian kami pada kasus yang sedang kami hadapi...
Hari menjelang malam, aku sudah berganti baju dengan gaun malam yang dikirimkan oleh tuan Elhan dulu.
Sebenarnya tuan Darren sudah menyiapkan semuanya termasuk gaun malam, namun aku bilang ingin menghargai pemberian dari bos ku itu.
Saat aku sudah siap untuk keluar menemui tamu, tuan Darren terlihat tidak suka dengan penampilanku.
" Kenapa? Terlihat jelek ya?" tanyaku padanya.
" Tidak, aku hanya kesal saja ...kenapa si Elhan memberimu baju yang terbuka seperti itu..."
" Apa anda malu dengan penampilan saya..." aku semakin tidak percaya diri karena memang sebelumnya tidak pernah memakai gaun malam seperti ini.
" Sudahlah ...ayo kita keluar..." sahutnya sambil menyerahkan lengannya padaku.
Dengan menghela nafas akupun menyambut lengannya itu dan menggandengnya.
Masih ada beberapa kerabat dekat yang meramaikan rumah sederhana milik suamiku ini.
Setelah malam mulai menjelang, rombongan keluarga nenek Marini akan segera kembali pulang.
Nona Nindi terlihat mendekat, membuat kami beranjak dari tempat kami berada menyambut tamu yang lain.
Tanganku sedari tadi masih saja berada dalam genggamannya. Tenang Shania kamu harus bisa mengendalikan diri.
" Ada apa Nindi? sepertinya kamu tergesa-gesa..." tanya tuan Darren.
" Ee..itu kak, aku ingin ikut dengan mereka kekota..."sahut nona Nindi ragu.
" Ngapain? Ketemu pria jelek itu lagi.."
Wanita cantik itu hanya cemberut, karena sepertinya tak diijinkan ikut rombongan.
" Tuan...nona Nindi ingin melihat keadaan tuan Elhan , dan tuan Elhan juga membutuhkan istrinya.."ucapku.
" Hei...kenapa kau memanggilku tuan!! Dan kau juga mengkhawatirkan pria lain! Panggil aku suamiku!!" tuan Darren mulai posesif pada wanita yang sekarang telah menjadi miliknya ini.
" Ah iya maaf suamiku..."dengan lirih aku menjawabnya. Tentang panggilan itu, kurasa kami harus membahasnya setelah ini, karena aku merasa tak nyaman.
"Kak Darren! Ingat ya , kak Shania bisa ilmu beladiri Lo, jadi janganlah galak seperti itu, bisa-bisa dia menendang bokongmu sampai bengkak..." sahut nona Nindi memperingatkan.
" Eh...kamu nggak akan melakukannya kan istriku?" tuan Darren menoleh kearahku, membuatku tersenyum simpul.
Sejenak kak Darren tampak berpikir.
" Baiklah Nindi, ikutlah dengan mereka ... tapi jaga ponselmu agar selalu aktif ya, biar aku selalu bisa menghubungi mu..."
" Iya-iya...lalu kapan kalian berangkat berobat..."
" Besok ...."
" Wah...rupanya kak Darren tak sabar untuk sembuh, biar cepat malam pertama ya..." nona Nindi menahan tawa sambil tutup mulutnya dengan tangan.
" CK...sana pergilah, bukankah kamu juga sudah nggak sabar bertemu bocah tengil itu!!!" sahutnya salah tingkah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Lisa Aulia
seharus nya judul novel ini bodyguard cantik😁😁😁😁😁
2021-07-08
4