Menjadi istrinya

Hampir pukul sembilan malam, para tetangga masih saja bercengkrama meramaikan halaman rumah ini. Mungkin karena tradisi daerah sini memang seperti itu.

"Masuklah dulu, kamu terlihat lelah..."

Seperti mendapat angin segar, aku mengangguk dan segera meninggalkan keramaian.

Meskipun hanya acara keluarga yang sederhana, tubuhku terasa sangat lelah hingga aku tak sanggup lagi menahan diri saat melihat tempat tidur.

Tanpa memperdulikan apapun, seketika tubuhku ambruk dan langsung lelap dalam tidur.

Tidur nyenyak ku kembali terusik, saat kurasakan kakiku terasa digerakkan.

Seketika mataku terbuka, kakiku bergerak dan refleks tubuhku segera berdiri tegap sambil meraih hiasan tembaga yang ada dinakas sebelah tempat tidur, menatap tajam orang yang mengganggu lelapku dan mengarahkan hiasan itu tembaga kearahnya.

Sementara itu orang yang mengganggu lelapku itu terbelalak menatap benda didepan matanya, sambil mengangkat kedua tangannya.

Tangan kirinya masih memegang sepatu, yang ternyata milikku.

" Ma...maaf, aku hanya mau melepas sepatumu..." ucapnya kemudian.

Kuhela nafas setelah sadar bahwa orang itu adalah tuan Darren, pria yang baru sehari menjadi suamiku. Hampir saja aku membuatnya babak belur.

" Maaf, saya selalu refleks bila merasa terancam..."ucapku seraya duduk di tepi tempat tidur dan membuka sepatuku yang satunya.

" Seharusnya aku sudah terbiasa...."ucapnya sambil terkekeh.

Kulihat waktu menunjukkan pukul sebelas lebih.

" Apa mereka baru saja pulang ?"

" Hhmm...iya, masyarakat disini memang seperti itu, bila ada acara mereka akan meramaikan rumah itu sampai tengah malam...gantilah bajumu..." sahutnya sambil menyerahkan sepasang baju tidur padaku.

" Rasanya lengket semua, aku mau mandi..."

" Tidak ada water heater, tunggulah sebentar kupanaskan air dulu...."

Akupun mengangguk dan memperhatikannya keluar dari kamar tidur kami.

Rasanya seperti dirumah ibu, semua kebutuhanku dia yang menyediakan.

Selesai membersihkan diri, saat kubuka pintu kamar mandi kulihat pria itu sudah terlelap. Dia pasti lebih kecapekan karena telah bertindak konyol, menyiapkan sebuah acara pernikahan dalam waktu satu hari saja.

Keesokan paginya, aku terbangun lebih dulu. Pertama kali membuka mata sempat bingung karena berada ditempat asing dan ketika aku menoleh seorang pria dengan dengkuran halus terlelap disampingku.

Beberapa saat kuperhatikan pria itu, seorang pria yang pernah membuatku cinta pandangan pertama, sekaligus memberi luka yang sangat dalam pada hari yang sama.

Sekarang kami dipertemukan kembali bahkan dalam sebuah pernikahan. Takdir Tuhan memang tak bisa ditebak, mungkinkah Tuhan akan kembali memisahkan karena kami telah menikah tanpa perasaan cinta.

Aku beranjak dari tempat tidur dan berjalan keluar. Udara sejuk pegunungan segera menerpaku.

Kuusap jemari tanganku yang sudah terselip sebuah cincin pernikahan. Kemarin saat aku melihat cincin ini pertama kali, aku langsung tersenyum karena paham dengan apa yang ada dalam cincin ini.

Sebuah alat lacak sudah terpasang, dengan sekejap aku langsung mengetahuinya, karena akupun sering memasangnya. Pasti ini ulah tuan Elhan.

Pertanyaannya, untuk apa dia melakukannya.

Seperti mendengar pikiranku, panggilan telepon dari tuan Elhan membuatku tersenyum.

" Halo..."

" Selamat pagi pengantin baru..."

" Apa yang kau lakukan dengan cincin pernikahanku??"

" CK...menyebalkan, kenapa kau langsung tau!!!"suara sewot terdengar dari seberang.

" Apa tujuannya...?"

" Waktu kak Darren memintanya aku juga heran,saat kutanya, alasannya karena dia khawatir padamu kak, setidaknya dia akan selalu merasa dekat denganmu, tak kusangka dia pria itu romantis juga he..he.."sahut si tengil itu.

" Semua itu gara-gara dia pernah ikut aku dalam perjalanan ke tempat nona Nindi diculik waktu itu..."

" Yah ...paling tidak dia berniat baik padamu kak, sebenarnya aku menelfonmu untuk memberitahu tentang hal itu, masalahnya dia hanya memberiku satu cincin bukan sepasang, jadi cincin untuknya tidak bisa kupasang juga..."

" Apa dia tak berpesan agar kamu tak memberitahuku hmmm?"

" Tentu saja dia melarang ku, tapi aku kan tak bisa berjanji untuk berkhianat padamu kak..he..he.."

" Dasar!! Oh iya, biasanya nona Nindi memasak apa untuk sarapan...?" tanyaku.

" Apa ya? Istriku itu suka sekali memasak, aku sih suka apapun yang dibuat olehnya, apalagi kalau bisa sepiring berdua..."

" Huh!! kamu sama sekali tak membantu...." ucapku sebelum memutus sambungan telefon dari bosku itu.

Baiklah Shania, sekarang lebih baik kamu periksa ada bahan apa saja yang ada didalam kulkas.

Kulangkahkan kakiku menuju dapur, lalu kucari bahan yang bisa kuolah. Ada beras, sayuran , daging, telur, udang beku, bumbu dapur juga lengkap.

Masalahnya sekarang, aku sama sekali tak pernah memasak kecuali mie instan tentunya.

Kucoba membuka laman internet, dan mengetik, masak sederhana bagi pemula dalam waktu singkat.

Kukeluarkan sayuran dan mengupas beberapa. Namun baru beberapa detik tanganku sudah tergores pisau dua kali. Tentu saja luka seperti itu tak berarti bagiku, namun aku semakin bingung bagaimana harus melanjutkan kegiatanku itu.

" Selamat pagi..."

Saat masih berkubang dalam wastafel untuk membersihkan darah dari jariku yang terluka untuk sekian kalinya, suara dari balik punggungku itu membuatku tersentak.

" Oh...iya selamat pagi..."

" Kenapa?" ucapnya saat mendekat dan meraih telapak tangan tanganku dengan cepat melebihi reaksi yang biasanya kulakukan.

Aku hanya diam tanpa ekspresi, aku yakin semua yang terlihat olehnya akan menjelaskan semuanya.

" Duduklah...biar aku yang melanjutkan..." ucapnya sambil menarik laci dan mengambil sesuatu.

Akupun menurut dan duduk dikursi makan yang bersebelahan dengan dapur kecil itu.

Kemudian dia menghampiriku dan kembali menarik jemariku yang terluka lalu menempelkan plester ditiga tempat yang berbeda.

" Maaf...aku tak terbiasa dengan dapur.."

" Tak apa, lain kali kita bisa masak bareng...namun pagi ini aku yang akan memasaknya, mau makan apa hmmm?"

" Boleh pasta..."

" Mmm ...baiklah, kamu belum ambil beras kan ?"

" Belum..."

" Baiklah tunggu sebentar..." ucapnya sambil berdiri dan melanjutkan pekerjaan dapurnya.

Pria itu berdiri membelakangiku, dengan lincah melakukan semua kegiatan dengan rapi seakan memang sangat terlatih dan paham tentang memasak.

Tak lama kemudian, bau harum tumisan daging cingcang membuat perutku mulai bersuara minta segera diisi.

Setelah selesai, dua porsi pasta lengkap sudah terhidang dihadapan kami.

" Cobalah...aku jarang membuatnya..." ucapnya setelah meletakkan satu porsi pasta yang terlihat menggiurkan itu.

Tanpa basa-basi aku segera mencobanya, dan benar sesuai dengan ekspektasi ku, pasta ini enak sekali seperti yang pernah kucoba saat bertugas di Italia.

" Ini enak...dari mana kamu belajar memasak? "

" Sejak kedua orang tuaku meninggal, aku harus bisa menggantikan mereka demi adikku, jadi aku sudah terbiasa ..."

" Aku harus banyak belajar darimu kak...." ucapku tanpa menyadari bagaimana aku memanggilnya.

Baru setelah pria itu tertegun, aku menghentikan makanku.

" Bolehkah aku memanggilmu kakak saja ?" tanyaku.

" Kenapa ?"

" Rasanya lebih merasa terlindungi saja..."

" Hmm...baiklah, oh iya nanti tolong persiapkan perjalanan kita untuk nanti sore ya..."

" Kita jadi pergi ke Belanda ?" tanyaku kemudian.

Sepertinya dia memang ingin segera pergi untuk mengobati kekurangan yang ada pada dirinya. Padahal sebenarnya aku masih ingin berlama-lama dengannya seperti ini. Jika nanti dia telah sembuh, bagaimana denganku? Bukankah aku pernah bilang bila dia sembuh dia boleh mengakhiri pernikahan ini.

" Kamu pikir aku akan menuruti perintah si Elhan ? Tidak, kita tidak ke Belanda tapi ke Australia menemui temanku seorang chef disana, kami berencana membuka sebuah resto ... jadi sekalian kita liburan saja..."

Hatiku mengembang mendengarnya, ternyata dia tak mau berobat, syukurlah.

" Baiklah, aku akan menyiapkan semuanya..." sahutku dengan senang.

Terpopuler

Comments

syafridawati

syafridawati

like mampir kak

2021-08-11

3

lihat semua
Episodes
1 Suara itu
2 Semakin dekat
3 Kusebut namanya
4 Hari sialku
5 Firasat
6 Kesempatanku menipis
7 Bertemu dengan calon
8 Aku mau dia
9 Tertunda lagi
10 Penyelamatan
11 Pengakuan
12 Sidak
13 Kejutan
14 Keputusan
15 Melamar
16 Hari besarku
17 Menjadi istrinya
18 Saling Mengakui
19 Bukan honey moon
20 Bertemu temannya
21 Dengan syarat
22 Temukanlah aku
23 Jadi adiknya
24 Wanita yang disayanginya
25 Bukan Don Juan
26 Makan malam
27 Bukan mimpi
28 Masa lalu 1
29 Masa lalu 2
30 Berdamai
31 Berdebat
32 Dia telah kembali
33 Bertemu teman lama
34 Ingin bayi juga
35 Masih misteri
36 Ungkapan rasa
37 Mencari
38 Menemukanmu
39 Apa dia mengenaliku?
40 Bertemu kembali
41 Kisah Viona
42 Barista
43 Semakin rumit
44 Merasa nyaman
45 Dasar Ira!!!
46 Merekrut bala bantuan
47 Sudah direncanakan
48 Rencana reuni
49 Ternyata orang itu
50 Nyeri
51 Masih berusaha
52 Keluarga baru
53 Akting
54 Perjalanan
55 Semoga bertemu
56 POV Darren
57 Masih POV Darren
58 POV Darren End
59 Kisah Shakespeare
60 Sepertinya depresi
61 Menjaga hati
62 Bukan suamiku
63 Semua tentangnya
64 Semua tentangku
65 Aku adalah Shania
66 Semoga dia bahagia
67 Rencana besar
68 Wanita itu cantik sekali
69 Ungkapan
70 Masih menemaninya
71 Dasar pengkhianat!!!
72 Akhirnya bertemu
73 Bertaut Benang Merah
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Suara itu
2
Semakin dekat
3
Kusebut namanya
4
Hari sialku
5
Firasat
6
Kesempatanku menipis
7
Bertemu dengan calon
8
Aku mau dia
9
Tertunda lagi
10
Penyelamatan
11
Pengakuan
12
Sidak
13
Kejutan
14
Keputusan
15
Melamar
16
Hari besarku
17
Menjadi istrinya
18
Saling Mengakui
19
Bukan honey moon
20
Bertemu temannya
21
Dengan syarat
22
Temukanlah aku
23
Jadi adiknya
24
Wanita yang disayanginya
25
Bukan Don Juan
26
Makan malam
27
Bukan mimpi
28
Masa lalu 1
29
Masa lalu 2
30
Berdamai
31
Berdebat
32
Dia telah kembali
33
Bertemu teman lama
34
Ingin bayi juga
35
Masih misteri
36
Ungkapan rasa
37
Mencari
38
Menemukanmu
39
Apa dia mengenaliku?
40
Bertemu kembali
41
Kisah Viona
42
Barista
43
Semakin rumit
44
Merasa nyaman
45
Dasar Ira!!!
46
Merekrut bala bantuan
47
Sudah direncanakan
48
Rencana reuni
49
Ternyata orang itu
50
Nyeri
51
Masih berusaha
52
Keluarga baru
53
Akting
54
Perjalanan
55
Semoga bertemu
56
POV Darren
57
Masih POV Darren
58
POV Darren End
59
Kisah Shakespeare
60
Sepertinya depresi
61
Menjaga hati
62
Bukan suamiku
63
Semua tentangnya
64
Semua tentangku
65
Aku adalah Shania
66
Semoga dia bahagia
67
Rencana besar
68
Wanita itu cantik sekali
69
Ungkapan
70
Masih menemaninya
71
Dasar pengkhianat!!!
72
Akhirnya bertemu
73
Bertaut Benang Merah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!