Bab 18. Menahan Hasrat

Senyum puas tercetak jelas di sudut bibirnya.

" Kau akan rasakan akibatnya, Stewartz. Rasa yang sama yang akan Kau terima. Sesuatu yang akan membuat hidupmu hancur. Satu - satu akan Ku hancurkan, " suara wanita itu lirih sebelum matanya terpejam menuju mimpi.

Alland Norman keluar dari ruangan dengan senyum licik yang tercetak di sudut bibirnya.

" Aku akan membalas semuanya Alexander Moralez. Apapun akan kulakukan untuk menghancurkanmu Alexander Moralez, " batin Alland Norman.

***

Di tempat lain di sebuah ruangan di menara pemantau di tengah hutan.

Kinara masih tergeletak tak sadarkan diri. Wajahnya masih pucat pasi dengan denyut yang melemah.

Sebuah infus menusuk pergelangan tangannya dan alat bantu pernafasan sudah terpasang sempurna.

Alexander Moralez mengamati wajah pucat Kinara.

Tangan kokoh Alexander Moralez membingkai wajah Kinara. Menghela nafas perlahan dengan berat.

" Permisi, Tuan. " Han Liu masuk ke dalam ruangan.

Membungkuk perlahan. " Makan siang sudah siap, Tuan. Apakah Anda akan makan siang sekarang ? "

Alexander Moralez hanya meggeleng perlahan.

" Han ... ."

Han Liu mengangkat wajahnya, mengernyitkan kening sejenak karena tidak biasa Tuan besarnya ini lebih sering menjeda kalimatnya.

" Iya, Tuan. "

" Carikan informasi tentang gadis ini. Aku tunggu satu jam lagi. "

" Satu jam, Tuan ? " tanya Han Liu. Ada nada protes terselip dalam pertanyaannya.

Alexander Moralez menatap tajam Han Liu.

" Baik, Tuan. " Han Liu memperbaiki kalimatnya.

" Kau keberatan, Han ? Kalau Kau sudah tidak suka bekerja padaku tinggal bilang Han. "

Han Liu mengernyitkan kening.

" Baik, Tuan. Saya akan ke

mengerjakan sekarang, " ucap Han Liu sambil melangkah ke sudut ruangan dan meraih ponselnya.

" Kau, mau memata - mataiku, Han ? Mengapa masih duduk disitu ? " tanya Alexander Moralez tak suka.

" Maaf, Tuan. Saya undur diri. " pamit Han Liu.

Han Liu sedikit merasa jengkel, niat hati ingin melihat Kinara lebih dekat tetapi ternyata Tuan besarnya Alexander Moralez mengusirnya keluar ruangan.

Alexander Moralez hanya mengibaskan tangan kanannya.

" Hhmm. "

Han Liu keluar ruangan dengan wajah dingin. Rasa jengkel terselip diujung hatinya.

" Aku juga ingin melihat kondisi gadis itu. Tuan Alexander ... ikh. " Han Liu membatin kesal.

Entah perasaan apa yang menyelinap di hati Han Liu, yang jelas rasa penasaran yang besar yang membuatnya bernyali besar untuk mendatangi menara pemantau tanpa dipanggil terlebih dahulu.

Sekalipun Han Liu dan Alexander Moralez tumbuh bersama dan bersahabat, Han Liu tetap membatasi dirinya untuk menjaga sikapnya sebagai seorang bawahan.

Rasa sungkan dan hormat kepada Sang Tuan Besar menjadi sesuatu yang mutlak yang akan membatasi dirinya untuk tetap bersikap sewajarnya seorang Sekretaris kepada Sang Tuan Besar Alexander Moralez Arzallane.

Di dalam ruangan, nampak Alexander Moralez masih membelai wajah Kinara.

" Kamu harus mati. Tapi tidak dengan cara seperti ini. Kamu harus mati di tanganku langsung. " ucap Alexander sarkas sambil mencekik leher Kinara.

Wajah Kinara semakin pucat. Nafasnya tersengal dan denyut nadinya melambat.

Han Liu yang masih berdiri di depan pintu, berbalik untuk menutup pintu. Tetapi pandangan matanya membuat Han Liu kembali menerobos masuk ruangan dan mendorong tubuh Alexander Moralez yabg sedang mencekik leher Kinara.

Pergumulan terjadi antara Alexander Moralez dan Han Liu. Saling pukul dan tendang.

" Han ! " Suara bariton Alexander Moralez menggelegar marah untuk menghentikan serangan Han Liu.

Seperti disambar petir, Han Liu menarik diri dari pergulatan sengit. Membenarkan ujung krah kemeja dan jas hitamnya.

" Maaf, Tuan. " ucap Han Liu perlahan. Han Liu juga merasa kaget mengapa dirinya bisa seberani itu menyerang Tuan Besarnya hanya karena melihat Alexander Moralez mencekik seorang gadis.

Biasanya Han Liu hanya diam, tanpa bereaksi melihat apapun yang akan dilakukan Alexander Moralez atas diri para wanita mainannya.

Perasaan Han Liu menjadi bergolak. Jantungnya berdebar dengan sangat kencang. Wajahnya memerah menahan perasaannya. Sebuah rasa aneh yang berkecamuk dalam dadanya.

" Maafkan saya, Tuan ! Saya tidak bermaksud menyerang Anda, hanya rasa kasihan. Gadis itu masih sekarat Tuan. Nanti jika gadis itu sudah sadar Tuan bisa melakukan apapun. " ucap Han Liu bernegosiasi untuk mengulur waktu dengan nafas yang masih memburu akibat perkelahian singkat tadi.

" Sembuhlah, Kinara ! Dan aku akan membawamu keluar dari tempat ini. " batin Han Liu.

Alexander Moralez membuka jasnya dan menggulung lengan kemejanya.

" Pergilah, Han ! Apapun yang kulakukan atas gadis ini, Dia adalah milikku. Mengerti ? Kau harus tahu batasanmu, Han. " ucap Alexander Moralez tegas.

Han Liu hanya mengangguk perlahan. Hatinya tidak tenang untuk meninggalkan gadis itu bersama Tuan besarnya.

" Saya undur diri, Tuan. Jika membutuhkan sesuatu, Anda bisa menghubungi saya. " ujar Han Liu hormat. Langkah kakinya membawa Han Liu keluar ruangan.

" Semoga Kau dilindungi Dewi keberuntungan, Kin. " batin Han Liu menutup pintu.

Di dalam ruangan, Alexander Moralez mengamati wajah Kinara yang masih pucat. Alat bantu pernafasan sudah terpasang kembali setelah sempat terlepas akibat ulah Alexander Moralez beberapa menit yang lalu.

Pandangan Alexander Moralez menatap tajam wajah Kinara, hingga menyusuri lekuk leher yang sedikit memerah akibat tangan kokohnya yang mencekik leher Kinara tadi.

Alexander Moralez menyentuh leher Kinara.

Sebuah sensasi aneh tiba - tiba membangkitkan miliknya.

" Oh no, " Alexander Moralez menarik tangannya. Meremas rambutnya dengan frustasi.

" Gadis bodoh, menyentuhmu dalam kondisi begini saja mengapa bisa membangkitkan keinginananku ? Oh no. " Alexander Moralez mengumpat frustasi.

Miliknya sudah tegang. Tubuhnya menahan hasrat untuk dipuaskan.

Biasanya Alexander Moralez akan meminta Han Liu mencarikan wanita seperti biasanya. Sekedar bermain. Tapi kali ini rasanya lain, Alexander Moralez merasa sangat enggan mencari wanita untuk memuaskan hasratnya.

Dengan frustasi, Alexander Moralez menuju walk in closet dan bersolo karier menyelesaikan ketegangan miliknya di bawah guyuran air dingin.

Satu jam kemudian, Alexander Moralez keluar dari walk in closet dengan handuk putih yang melilit dipinggangnya.

Sebuah handuk kecil Alexander gunakan untuk mengeringkan rambutnya.

Alexander Moralez berjalan menghampiri ranjang.

Sebuah lenguhan meluncur lagi dari bibir pucat Kinara.

" Akh, " Kinara mengaduh kesakitan, mencoba menggerakan tangannya.

Tapi tidak berhasil.

Alexander Moralez mendekati sisi ranjang dan menyentuh ujung tangan Kinara.

Kinara masih memejamkan mata. Jarinya bergerak sebentar. Kinara merasakan ada seseorang yang sedang menggegam tangannya.

Wangi sabun yang maskulin menyerbak memasuki hidungnya.

Kinara merasakan tangan dingin yang menyentuhnya membuatnya merasa nyaman.

" Akh. " Sekali lagi Kinara mengerang kesakitan. Kinara merasakan suaranya tercekat di kerongkongan.

Kinara merasakan seperti ratusan jarum sedang menusuk setiap bagian tubuhnya. Seluruh tubuhnya sakit.

" Akh. " Kinara mengerang lagi dan kegelapan menghampirinya.

Dengan gelagapan Alexander Moralez menggegam tangan Kinara. Ada kepanikan di ujung hatinya ketika melihat gadis itu mengerang kesakitan dan tak sadarkan diri lagi.

Tangan Alexander Moralez meraih interkom di atas nakas, " Han panggil Dokter Ryan kemari ! "

👉 bersambung.

👉 Tolong tetap dukung author dengan rate, like, coment positif dan votenya Terima kasih 🙏

Terpopuler

Comments

Jeng Anna

Jeng Anna

Dia dendam sama Stewartz dan Moralez? Ibunya Kirana kah ya

2022-12-03

0

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

tadi dicekik waktu pingsan bingung dasar aneh kau al😴😴😴😴😴

2021-10-31

3

🐊⃝⃟ Fina💕

🐊⃝⃟ Fina💕

mulai ada rasa

2021-10-27

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal cerita
2 Bab 2. Tertangkap
3 Bab 3. Cantik
4 Bab 4. Tertarik
5 Bab 5. Sensasi
6 Bab 6. Menggila
7 Bab 7. Mencoba Kabur
8 Bab 8. 25 Tahun Yang Lalu
9 Bab 9. Musibah
10 Bab 10. Masa Kelam
11 Bab 11. Masa Kelam
12 Bab 12. Masa Lalu
13 Bab 13. Terganggu
14 Bab 14. Tertembak
15 Bab 15. Wanita Bergaun Merah
16 Bab 16. Penemuan
17 Bab 17. Kisah Landak Jelek
18 Bab 18. Menahan Hasrat
19 Bab 19. Jauhkan kuman itu !
20 Bab 20. Salah Tangkap
21 Bab 21. Mencari Tahu
22 Bab 22. Masa Lalu Part 1
23 Bab 23. Masa Lalu Part 2
24 Bab 24. Kesenangan Yang Terganggu
25 Bab 25. Bagaimana Aku Harus Hidup ?
26 Bab 26. Kehebohan di pagi buta
27 Bab 27. Mencoba Mengingat
28 Bab 28. Dendam
29 Bab 29. Terpuruk
30 Bab 30. Jangan Sampai Terlambat
31 Bab 31. Han Liu vs Dokter Ryan Juville
32 Bab 32. Percakapan di Pagi Hari
33 Bab 33. Kinara
34 Bab 34. Kinara ( Part 2 )
35 Bab 35. Kinara ( Part 3)
36 Bab 36. Situasi Kacau
37 Bab 37. Pengorbanan dan Rahasia
38 Bab 38. Apakah Masih Ada Mujizat ?
39 Bab 39. Berusaha Mencari
40 Bab 40. Pergerakan Terselubung
41 Bab 41. Berjuang Untuk Hidup
42 Bab 42. Menjalani Terapi
43 Bab 43. Sadar
44 Bab 44. Pengorbanan
45 Bab 45. Kemarahan Tertahan
46 Bab 46. Rahasia Yang Mulai Terungkap
47 Bab 47. Senjata Makan Tuan
48 Bab 48. Penyusup
49 Bab. 49 Satu Bulan Setelahnya
50 Bab 50. Akhirnya
51 Bab 51. Mencoba Menawar
52 Bab 52. Belajar Berjalan
53 Bab 53. Kabur
54 Bab 54. Siksaan
55 Bab 55. Terbongkar
56 Bab 56. Kemarahan Besar
57 Bab 57. Pelarian
58 Bab 58. Pelarian (2)
59 Bab 59. Berada di Hutan
60 Bab. 60 Percakapan
61 Bab. 61 Bertahan
62 Bab. 62 Pembalasan
63 Bab. 63 Tempat Rahasia
64 Bab 64. Lorong Gelap
65 Bab 65. Keluar
66 Bab. 66 Tongkat Baseball
67 Bab 67. Lapar
68 Bab 68. Jatuh
69 Bab. 69 Bingung
70 Bab 70. Rasa Indah
71 Bab. 71 Misi Di Mulai
72 Bab. 72 Jatuh Lagi
73 Bab. 73 Bertemu
74 Bab. 74 Kemarahan
75 Bab 75. Tertangkap Kamera
76 Bab. 76 Sakit
77 Bab. 77 Jangan Bergerak Nona !
78 Bab. 78 Bruk !
79 Bab 79. Bertemu
80 Bab. 80 Sakit
81 Bab. 81 Serangan
82 Bab. 82 Panas
83 Bab. 83 Jangan !
84 Bab. 84 Terkepung
85 Bab. 85 Kemarahan Kinara
86 Bab. 86 Lemah
87 Bab. 87 Bodoh
88 Bab. 88 Penghianat atau Pecundang ?
89 Bab. 89 Kembali Ke Mansion
90 Bab. 90 Deg ... Deg ... .
91 Bab. 91 Deg Part 2
92 Bab. 92 Deg ( Part 3 )
93 Bab. 93 Merutuki Kebodohan
94 Bab. 94 Jatuh
95 Bab. 95 Terlihat Kacau
96 Bab. 96 Proyek
97 Bab. 97 Nilai Tukar
98 Bab. 98.
99 Bab. 99 Kacau
100 Bab. 100 Penyerangan
101 Bab. 101 Kunci
102 Bab. 102
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1. Awal cerita
2
Bab 2. Tertangkap
3
Bab 3. Cantik
4
Bab 4. Tertarik
5
Bab 5. Sensasi
6
Bab 6. Menggila
7
Bab 7. Mencoba Kabur
8
Bab 8. 25 Tahun Yang Lalu
9
Bab 9. Musibah
10
Bab 10. Masa Kelam
11
Bab 11. Masa Kelam
12
Bab 12. Masa Lalu
13
Bab 13. Terganggu
14
Bab 14. Tertembak
15
Bab 15. Wanita Bergaun Merah
16
Bab 16. Penemuan
17
Bab 17. Kisah Landak Jelek
18
Bab 18. Menahan Hasrat
19
Bab 19. Jauhkan kuman itu !
20
Bab 20. Salah Tangkap
21
Bab 21. Mencari Tahu
22
Bab 22. Masa Lalu Part 1
23
Bab 23. Masa Lalu Part 2
24
Bab 24. Kesenangan Yang Terganggu
25
Bab 25. Bagaimana Aku Harus Hidup ?
26
Bab 26. Kehebohan di pagi buta
27
Bab 27. Mencoba Mengingat
28
Bab 28. Dendam
29
Bab 29. Terpuruk
30
Bab 30. Jangan Sampai Terlambat
31
Bab 31. Han Liu vs Dokter Ryan Juville
32
Bab 32. Percakapan di Pagi Hari
33
Bab 33. Kinara
34
Bab 34. Kinara ( Part 2 )
35
Bab 35. Kinara ( Part 3)
36
Bab 36. Situasi Kacau
37
Bab 37. Pengorbanan dan Rahasia
38
Bab 38. Apakah Masih Ada Mujizat ?
39
Bab 39. Berusaha Mencari
40
Bab 40. Pergerakan Terselubung
41
Bab 41. Berjuang Untuk Hidup
42
Bab 42. Menjalani Terapi
43
Bab 43. Sadar
44
Bab 44. Pengorbanan
45
Bab 45. Kemarahan Tertahan
46
Bab 46. Rahasia Yang Mulai Terungkap
47
Bab 47. Senjata Makan Tuan
48
Bab 48. Penyusup
49
Bab. 49 Satu Bulan Setelahnya
50
Bab 50. Akhirnya
51
Bab 51. Mencoba Menawar
52
Bab 52. Belajar Berjalan
53
Bab 53. Kabur
54
Bab 54. Siksaan
55
Bab 55. Terbongkar
56
Bab 56. Kemarahan Besar
57
Bab 57. Pelarian
58
Bab 58. Pelarian (2)
59
Bab 59. Berada di Hutan
60
Bab. 60 Percakapan
61
Bab. 61 Bertahan
62
Bab. 62 Pembalasan
63
Bab. 63 Tempat Rahasia
64
Bab 64. Lorong Gelap
65
Bab 65. Keluar
66
Bab. 66 Tongkat Baseball
67
Bab 67. Lapar
68
Bab 68. Jatuh
69
Bab. 69 Bingung
70
Bab 70. Rasa Indah
71
Bab. 71 Misi Di Mulai
72
Bab. 72 Jatuh Lagi
73
Bab. 73 Bertemu
74
Bab. 74 Kemarahan
75
Bab 75. Tertangkap Kamera
76
Bab. 76 Sakit
77
Bab. 77 Jangan Bergerak Nona !
78
Bab. 78 Bruk !
79
Bab 79. Bertemu
80
Bab. 80 Sakit
81
Bab. 81 Serangan
82
Bab. 82 Panas
83
Bab. 83 Jangan !
84
Bab. 84 Terkepung
85
Bab. 85 Kemarahan Kinara
86
Bab. 86 Lemah
87
Bab. 87 Bodoh
88
Bab. 88 Penghianat atau Pecundang ?
89
Bab. 89 Kembali Ke Mansion
90
Bab. 90 Deg ... Deg ... .
91
Bab. 91 Deg Part 2
92
Bab. 92 Deg ( Part 3 )
93
Bab. 93 Merutuki Kebodohan
94
Bab. 94 Jatuh
95
Bab. 95 Terlihat Kacau
96
Bab. 96 Proyek
97
Bab. 97 Nilai Tukar
98
Bab. 98.
99
Bab. 99 Kacau
100
Bab. 100 Penyerangan
101
Bab. 101 Kunci
102
Bab. 102
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!