" Duduk dan diamlah ! Jahitanmu terbuka, Al. " Dokter Ryan Juville menekan tubuh Alexander Moralez untuk duduk kembali di ranjang.
" Cepatlah, Landak jelek ! Aku tidak nyaman di sini. " Alexander Moralez menekan suaranya karena marah dan tidak sabaran.
Landak jelek adalah panggilan Alexander Moralez kepada Dokter Ryan Juville. Keduanya bersahabat sejak kecil bersama dengan Han Liu.
Alexander Moralez memanggil Dokter Ryan Juville Landak jelek itu dikarenakan ketika Ryan Juville kecil dulu senang sekali memelihara binatang landak mini. Kemana - mana Ryan Juville selalu membawa binatang kesayangannya. Sampai suatu hari Ryan Juville menyukai seorang gadis kecil dan mengungkapkan perasaannya versi anak- anak ternyata gadis itu sangat membenci hewan landak. Gadis itu selalu memanggil Ryan Juville itu Landak jelek. Karena penampilan Ryan Juville dulu sangat berbanding terbalik dengan sekarang. Berkacamata tebal dengan rambut belah tengah yang selalu berminyak dengan pomade dan hanya sibuk dengan buku - bukuyang seharusnya tidak dibaca anak - anak.
" Kau penasaran dengan gadis itu, hmm. Menarik. " senyum Dokter Ryan Juville mengembang.
" Brengsek. Aw... . " Alexander Moralez memaki.
Tangan Dokter Ryan Juville menekan luka di bahu kiri Alexander Moralez karena jengkel.
" Sabarlah, Al ! Kau seperti orang yang baru jatuh cinta saja. Biasanya juga hanya mainan saja. " lanjut Dokter Ryan Juville lagi.
Bughhh.
Alexander Moralez memukul perut Dokter Ryan Juville.
" Kau gila, dude. Hahaha... . " Dokter Ryan Juville tertawa mengejek sambil memegang perutnya.
Darah merembes dari perban di bahu kiri Alexander.
" Jika lukamu terbuka lagi, kupastikan bahwa bahumu akan tidak bisa bergerak selamanya. " Dokter Ryan Juville marah menghadapi Alexander Moralez, pasien keras kepalanya.
" Jangan mengulur waktu Landak jelek, cepatlah ! " ucap Alexander Moralez tak sabaran.
" Ok. Ok. Diam dan tenanglah !Aku akan membuka jahitanmu dan mengulangnya. "
" Dokter gila ! " Alexander Moralez marah.
" Hahaha ... Diamlah ! Lukamu terbuka, Al. " Dokter Ryan dengan cekatan membersihkan darah dan luka yang sedikit terbuka. Membalutnya lagi sehingga tertutup.
" Kalau Kau bukan sahabatku, sudah ku keluarkan isi kepalamu, Landak jelek. " Alexander Moralez memaki perlahan karena lukanya berdenyut ngilu.
" Jangan banyak digerakan, Al !Lama - lama ku ikat Kau ditiang listrik ! Baru juga sadar, sudah cari perempuan. Dasar. " Dokter Ryan Juville ikut menggerutu.
Alexander Moralez melangkah tak peduli, keluar ruangan untuk kembali ke mansion utama.
Sebelum mencapai pintu, Alexander Moralez berbalik, " Kau juga ikut Landak jelek. Atau ijin praktekmu ku cabut. "
Dokter Ryan Juville hanya mendengus jengkel. Langkah kakinya mengekor kemana Alexander Moralez pergi.
Bayangan nikmat yang sudah direncanakan buyar seketika.
" Bisa - bisa wanitaku kabur gara - gara Alexander. Waktu bersenang - senangku habis untuk mengurusnya. Akh. " Dokter Ryan membatin frustasi.
Ketiganya melangkah cepat menuju lift dan sampai ke rooftop Rumah Sakit.
Sebuah helikopter sudah siap untuk membawa Alexander Moralez, Han Liu dan Dokter Ryan Juville kembali ke mansion utama di kota XY.
Perjalanan menuju kota XY mencapai 1 jam. Alexander Moralez bergegas menuju kamar utama.
Kriekkk.
Bunyi pintu dibuka perlahan. Alexander Moralez mengernyitkan kening. Matanya meneliti ruangan dengan cermat, tapi Alexander Moralez tidak menemukan gadis itu.
Tangan Alexander Moralez mengepal, memukul pintu. Dengan tidak sabaran Alexander Moralez menghampiri ranjang yang terasa dingin.
Seorang maid tiba - tiba masuk dan menghampiri Alexander Moralez, " Selamat pagi Tuan, Maaf Tuan, apakah ada yang bisa saya bantu ? "
Alexander Moralez melirik dengan sengit ke arah maid.
" Dimana gadis itu, Lucy ? " Alexander Moralez bertanya tak sabar.
Maid yang dipanggil hanya menunduk hormat.
" Maaf, Tuan. Siapakah gadis yang Tuan maksud ? " Maid bertanya kembali dengan menundukkan kepala.
" Bodoh, mana gadis itu ? " Alexander Moralez berteriak.
" Hahahaaha... . " tawa meledek Dokter Ryan Juville terdengar. Langkahnya memasuki ruangan. Dengan senyum mengejek Dokter Ryan Juville menghampiri Alexander Moralez.
" Dia ada di ruangan lain, Dude. " bisik Dokter Ryan Juville sambil berlari menghindar ketika sebuah tinju akan diarahkan Alexander Moralez ke perut Dokter Ryan Juville.
" Kekanakan. " Alexander Moralez membalas dengan ketus.
" Jangan marah, Dude ! Ayolah Al, ikut aku ! " Dokter Ryan Juville mengajak Alexander Moralez meninggalkan ruangan menuju ruangan lain.
" Tapi ingat jangan memaksanya ! Dia belum sadar. " Suara Dokter Ryan Juville mengingatkan.
Keduanya melangkah pergi menuju bangunan di samping rumah utama, Bangunan yang menjadi menara pemantau.
Dokter Ryan Juville dan Alexander Moralez menuju lift dan naik sampai ke lantai 21.
Bangunan menara pemantau ini hanya sebuah bangunan tinggi dengan satu kamar disetiap lantai dan dibiarkan kosong. Ruang bawah tanah khusus untuk ruang eksekusi , khusus untuk bermain ala Alexander Moralez.
Bangunan dengan tangga berputar sampai ke puncak menara. Sedangkan lift dibangun khusus untuk Sang Pemilik sampai ke lantai teratas.
Lantai teratas terdiri dari satu kamar utama dan sebuah ruangan khusus Alexander Moralez.
Ting.
Bunyi lift terbuka, sampai lantai teratas bangunan.
Dengan tak sabar Alexander Moralez melangkah keluar lift menuju pintu untuk memasuki sebuah ruangan.
Tampak seorang gadis masih tergeletak tak sadarkan diri di atas ranjang. Wajahnya masih pucat. Selang infus menembus pergelangan tangan kanannya.
Beberapa luka masih terbalut perban dengan sempurna.
Alexander Moralez mengamati wajah pucat gadis itu.
" Bagaimana kondisinya, Ryan ? " tanya Alexander Moralez sambil menghampiri sisi ranjang.
" Gadis itu jatuh dari ketinggian. Beberapa tulangnya patah, sepertinya kepalanya pun bermasalah. Akan lebih baik kalau di bawa ke Rumah Sakit untuk ct scan kepala dan beberapa tulang yang patah. Tapi kondisi gadis itu cukup stabil. "
Alexander Moralez nampak berpikir sejenak.
" Pindahkan semua peralatan Rumah Sakit yang dibutuhkan ke ruangan ini ! " ujarnya lirih.
" Kau gila, Al ? " suara Dokter Ryan Juville terdengar kaget.
" Kau punya dua telinga, Landak jelek ? " Alexander Moralez membalas bertanya pertanyaan Dokter Ryan Juville.
Dokter Ryan Juville hanya menepuk jidatnya. Menghadapi Tuan Besar memang harus ekstra sabar dan yess boss.
" Baik, Tuan Besar. Sesuai permintaan Anda. " Dokter Ryan menunduk hormat, melangkah keluar ruangan.
***
Di villa lain, dua orang sedang bergumul saling mengejar kenikmatan masing - masing.
Jacuzzi air panas semakin panas membakar dengan lenguhan - lenguhan kenikmatan.
Nampak seorang wanita setengah baya dengan gerakan erotis terus memuaskan keinginannya.
Sudah cukup lama, dan nampak Alland Norman sudah kewalahan menghadapi stamina wanita itu.
" Nyonya ... akh ... . " suara Alland Norman sudah meracau tak jelas ketika bibir merah wanita itu mengulum miliknya dengan penuh kenikmatan.
Permainan semakin liar, dan tak sabar Alland menarik tubuh wanita itu dalam gendongannya.
Alland Norman bangkit dan meraih tubuh wanita itu seperti koala. Sambil melangkah menuju ranjang di sisi kanan, Alland menghempaskan tubuh wanita itu dan menindihnya untuk menyelesaikan permainan.
Ronde demi ronde sudah menghabiskan seluruh tenaganya. Dengan sedikit brutal, Alland menghentak kasar berkali - kali sampai wanita itu menjerit.
Sampai setengah jam keduanya sama - sama mengejang nikmat, saling mencekeram menyalurkan kenikmatan.
" Kau nikmat sekali, Alland. Aku puas. " ucap wanita itu sambil mengelus dada Alland Norman.
" Terima kasih Nyonya, Senang bekerjasama dengan Anda. " ucap Alland Norman sambil meremas pinggul wanita itu.
" Jangan lupa janjimu, Alland ! Kau harus segera temukan gadis itu ! "
" Baik, Nyonya. " ucap Alland Norman sambil bergerak bangun, meraih celana dan kemejanya.
" Saya keluar dulu, Nyonya. " pamit Alland Norman setelah mengenakan pakaiannya.
Wanita itu hanya mengibaskan tangan kanannya dan memejamkan mata.
Senyum puas tercetak jelas di sudut bibirnya.
" Kau akan rasakan akibatnya, Stewartz. Rasa yang sama yang akan Kau terima. Sesuatu yang akan membuat hidupmu hancur. Satu - satu akan Ku hancurkan, " suara wanita itu lirih sebelum matanya terpejam menuju mimpi.
👉 bersambung.
👉 Tolong tetap dukung author dengan rate, like, coment positif dan votenya Terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
weeeeh enak tu alland dapat bonus dari nyonya🤣🤣🤣🤣🤣
2021-10-31
2
༆ 𝒋𝒆𝒓𝒆𝒎𝒊𝒂 ✰
lanjut thor😎
2021-09-13
5
V'marbe
semagat thorr ❤
2021-09-09
4