Bab 6. Menggila

Keesokan harinya, saat mentari telah naik tinggi, tubuh Kinara bergerak pelan. Tubuhnya menggeliat dengan erangan tertahan menahan pening yang terasa.

" Ughh. " Kinara mengerang perlahan, berusaha bangun dari tidurnya sambil memijit keningnya yang memang terasa sangat pusing.

Kinara terhenyak melihat sekeliling, mendapati dirinya berada di sebuah kamar dengan nuansa yang mencekam.

Dinding dominasi cat warna hitam dan putih. ranjang dengan bed warna gelap. Terasa dingin dan membuat bulu kuduk meremang.

Sinar mentari masuk dari celah jendela dengan gorden hitam diseberang ranjangnya. Lantai marmer menambah aura dingin yang membuat bulu kuduk Kinara semakin meremang.

" Akh, sial. Aku harus secepatnya keluar dari tempat ini. Bisa mati sia - sia Aku di tempat ini, Awas Kau, Jef, Aku akan balas semuanya." Kinara berdecak marah sambil sesekali tangannya memijit pelipisnya.

Rasa pening masih menderanya. Kinara menyibak selimut tebal yang masih membelit tubuhnya dan Kinara berteriak tertahan sambil membekap mulutnya sendiri.

" Kurang ajar, siapa yang mengganti bajuku ? Oh no. " Kinara berdecak lagi dengan rasa marah karena merasa sudah dilecehkan.

Ingatannya melayang saat terakhir bersama Tuan Besar Alexander Moralez, "Oh, tidak."

Wajah Kinara bersemu merah mengingat dirinya yang terjatuh dan menimpa Tuan Besar Tuan Besar Alexander Moralez Arzallane.

Kinara menepuk - nepuk pipinya sambil menggeleng - gelengkan kepalanya berharap ingatan yang dianggapnya mesum hilang dari otaknya. Segera.

Dengan sekali hentak, Kinara bangun dari ranjang dan bergegas mencapai jendela besar di seberang ranjang. Tangan kecilnya berusaha membuka kait jendela dan wushhh ... angin bertiup dengan kencang.

Kinara menghela nafas panjang, mendapati dirinya berada di lantai cukup tinggi.

" Kemarin mereka membawaku ke ruangan bawah tanah, tapi kenapa sekarang aku ada di ruangan yang cukup tinggi, mana di bawah sungai besar lagi. Bisa mati sia - sia jika aku kabur lewat jendela ... ." Kinara berjalan mondar - mandir, sambil berpikir bagaimana cara kabur.

Tubuhnya masih sempoyongan. Tangan Kinara masih sering memijit pelipis tanda pening dikepalanya belum hilang.

Brukk.

Tubuh Kinara hampir terhempas ketika berpaling dan tidak memperhatikan seorang tinggi besar sudah menghadang langkahnya.

" Aww ... Kenapa ada tembok disini ? " Kinara meraba benda keras yang dipikirnya tembok. Rasa pening di kepala Kinara membuatnya tidak fokus dengan keadaan di sekelilingnya.

Tangan Kinara masih meraba - raba merasakan ada yang aneh dengan rasa keras benda yang dirabanya. Keras tapi nyaman di sentuh.

Kinara mengerutkan dahinya saat tanpa sadar menempelkan tubuh dan pipinya pada benda yang dipikirnya sebuah tembok keras. Terdengar bunyi sesuatu.

Deg ... deg ... deg.

" Kenapa tembok bisa berbunyi deg ... deg ... ." Kinara berujar bodoh sambil menekan - nekan benda yang dipikirnya tembok.

Kinara tampak terlihat seperti seorang bodoh.

" Sudah cukup memeluknya ? " Sebuah suara berat mengagetkan Kinara yang masih memeluk benda yang dipikirnya tembok.

" Ughhh ... ." Kinara meringis menahan pening yang semakin menderanya dan semakin memeluk erat, merasa nyaman dengan pelukannya.

" Sial. " Tubuh tinggi besar yang dipeluk Kinara mengejang sejenak, merasakan hawa panas dan desir aneh dalam aliran darahnya. Tubuhnya merespon cepat sejak tangan Kinara meraba dadanya.

Tapi beberapa detik kemudian.

" Menjijikan. "

Tiba - tiba dengan kasar Sang Tuan Besar Alexander Moralez menghempaskan tubuh Kinara dengan sekali hentak.

Tubuh kecil Kinara terhempas, Tapi beruntung tangannya dengan sigap menarik ujung jas sebagai pegangannya supaya tidak terjatuh.

Karena gerak reflek Kinara yang menarik ujung jas, akhirnya tubuh keduanya terhempas tepat diatas ranjang. Alexander Moralez juga kehilangan keseimbangan ketika tangan Kinara menarik ujung jasnya dengan keras.

Posisi yang mendebarkan karena tubuh mungil Kinara terhimpit badan besar Sang Tuan Besar.

Seperti tersengat listrik Alexander Moralez menekan tubuh Kinara dengan kekuatan penuh yang membuat Kinara menggeliat menahan berat badan Sang Tuan Besar.

" Ughh ... ." Kinara melenguh menahan berat badan diatasnya sekaligus merasakan sensasi aneh.

" Me ... nyingkirlah, Tuan. Be..rat. " Kinara berusaha melepaskan himpitan tindihan Alex Moralez dengan menggeliatkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.

" Si ... alan. Be ... rattt ... . Kau ... uu mau membunuh ... kuu ... ." Kinara masih berusaha melepaskan diri, menggeliat ke kanan kiri tapi tetap tubuh diatasnya tidak bergerak sama sekali.

Tubuh Kinara yang terus menggeliat menimbulkan sengatan listri pada tubuh tinggi besar yang ada di atas tubuhnya. Tubuh itu mengejang sesaat. Aliran darahnya memanas bersamaan miliknya yang mengeras.

Tuan Besar Alexander Moralez menatap tajam mata Kinara seperti menatap mangsa buruannya. Sudut bibirnya tersenyum jahat, dan ... .

" Uhmmmm ... ." Kinara kaget dan semakin berusaha mendorong tubuh Alexander Moralez. Kinara terus menggeliat dan berusaha melepaskan pagutan Tuan Besar Alexander Moralez yang tiba tiba mencecap bibirnya dengan rakus. Alexander Moralez benar - benar merasakan tubuhnya menggila. Reaksi dan sensasi yang belum pernah dirasakan seorang Alexander Moralez.

Lenguhan Kinara menambah aliran mengalir lebih kuat. Ada sensasi aneh yang membuat Tuan besar Alexander semakin menggila. Berkali - kali mencecap dan menggigit, menerobos masuk, membelit dan memainkan dengan lincah.

Tangan kokohnya mengurung wajah Kinara sehingga Kinara tidak dapat berontak.

Kinara masih berusaha menggeliat. Tetapi ternyata bukannya terlepas tetapi bagian lain seakin mengeras diantara kedua pahanya.

Kinara melotot kaget merasakan dirinya dalam bahaya. Dengan sekuat tenaga dan nafas yang tersengal - sengal diantara pagutan liar Sang Tuan Besar, Kinara meraba benda yang mengeras dan memuntirnya dengan jengkel.

" Awww ... . Kurang ajar. Wanita bodoh. " Alexander Moralez berteriak marah. Aset berharganya dipuntir Kinara.

Dengan sekali menghentak, Tuan Alexander Moralez melepaskan pagutannya. Matanya menatap kejam Kinara yang masih tersengal - sengal karena kehabisan nafas setelah sekian lama dicecap dengan liar.

Kinara bergidik ngeri saat tangannya menyentuh sesuatu tadi.

Tatapan mata Alexander Moralez sangat tajam penuh dengan kemarahan menatap Kinara yang masih shock, seakan ingin menelannya bulat - bulat.

" Kau ... merusak milikku. Kau harus bertanggung jawab. " Ujar Tuan Besar Alexander Moralez sambil menahan miliknya yang berdenyut. Sensasi aneh masih sulit dikendalikan, Otaknya liar ketika menatap tubuh dibawahnya yang hanya mengenakan kemeja putih besar miliknya.

Semburat merah muda tegak menantang dibalik kemeja yang dikenakan Kinara.

Dada yang masih turun naik dengan nafas yang memacu masih membuat milik Tuan besar berdenyut ngilu.

Untuk sekian menit tubuh mereka hanya diam. Hanya mata saja yang saling menatap, seakan saling menilai kekuatan masing - masing.

Kinara menatap tubuh berotot diatasnya dengan perasaan takut. Dirinya tadi reflek meraba dan memuntir kejantanan Sang Tuan Besar karena nafasnya hampir habis. Reflek untuk membela diri.

" Minggirlah, Tuan ! Anda sangat berat. Anda hampir membunuh saya ... . " ujar Kinara membela diri dengan semu merah dipipinya mengingat betapa sensasi aneh itu begitu nikmat. Apalagi ini adalah ciuman kedua Kinara.

" Ciuman keduaku. Akh, sialan. Nikmat apanya ? Tubuh besarnya menindih membuatku susah bernafas, tapi bibirnya manis sekali dan wangi tubuhnya membuatku nyaman ... Okh tidak, Aku tidak boleh tertarik dengannya. Dia monster yang menakutkan. " Kinara masih sibuk dengan pikirannya. Tanpa menyadari bahwa posisi tubuhnya membuat laki - laki di depanya menatapnya dengan liar.

Masih dengan menahan amarah, Tuan Besar Alexander Moralez menatap tubuh Kinara. Rasa marah dan miliknya yang mengeras membuat Sang Tuan besar menindih kembali tubuh Kinara dengan keras.

Kinara sontak kaget.

Alexander Moralez kembali mencecap dengan kasar bibir Kinara yang membengkak akibat ulahnya beberapa menit yang lalu.

Rasanya sangat manis. Tuan Besar semakin liar mencecap dan merasakan sensasi bibir manis mangsanya. Membelit tanpa ampun.

Tangan Alexander Moralez menjelajah tubuh Kinara, membelai dan merasakan halus kulit Kinara, menyelusup di balik kemeja putihnya.

Kinara gadis yang cantik dengan mata yang jernih, bibir mungil yang menggoda, hidung mancung dengan garis wajah yang enak dipandang.

Kulitnya yang halus sekalipun tidak pernah menggunakan produk kosmetik branded dengan rambut hitam panjangnya yang membuat sempurna kecantikannya.

Tuan Besar masih dengan liar mencecap semua bagian tubuh Kinara tanpa menyadari bahwa Kinara sudah terkulai lemas tanpa perlawanan lagi.

👉 Bersambung

👉 Jangan lupa rate, like, koment, gift n vote ya. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

waaaaaaaaooooooo kasar kali kau tuan🙄🙄🙄🙄🙄🙄

2021-10-30

23

🐊⃝⃟ Fina💕

🐊⃝⃟ Fina💕

haredang😂

2021-10-27

10

Go𝕡𝕙𝕒𝕟

Go𝕡𝕙𝕒𝕟

like

2021-10-19

7

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal cerita
2 Bab 2. Tertangkap
3 Bab 3. Cantik
4 Bab 4. Tertarik
5 Bab 5. Sensasi
6 Bab 6. Menggila
7 Bab 7. Mencoba Kabur
8 Bab 8. 25 Tahun Yang Lalu
9 Bab 9. Musibah
10 Bab 10. Masa Kelam
11 Bab 11. Masa Kelam
12 Bab 12. Masa Lalu
13 Bab 13. Terganggu
14 Bab 14. Tertembak
15 Bab 15. Wanita Bergaun Merah
16 Bab 16. Penemuan
17 Bab 17. Kisah Landak Jelek
18 Bab 18. Menahan Hasrat
19 Bab 19. Jauhkan kuman itu !
20 Bab 20. Salah Tangkap
21 Bab 21. Mencari Tahu
22 Bab 22. Masa Lalu Part 1
23 Bab 23. Masa Lalu Part 2
24 Bab 24. Kesenangan Yang Terganggu
25 Bab 25. Bagaimana Aku Harus Hidup ?
26 Bab 26. Kehebohan di pagi buta
27 Bab 27. Mencoba Mengingat
28 Bab 28. Dendam
29 Bab 29. Terpuruk
30 Bab 30. Jangan Sampai Terlambat
31 Bab 31. Han Liu vs Dokter Ryan Juville
32 Bab 32. Percakapan di Pagi Hari
33 Bab 33. Kinara
34 Bab 34. Kinara ( Part 2 )
35 Bab 35. Kinara ( Part 3)
36 Bab 36. Situasi Kacau
37 Bab 37. Pengorbanan dan Rahasia
38 Bab 38. Apakah Masih Ada Mujizat ?
39 Bab 39. Berusaha Mencari
40 Bab 40. Pergerakan Terselubung
41 Bab 41. Berjuang Untuk Hidup
42 Bab 42. Menjalani Terapi
43 Bab 43. Sadar
44 Bab 44. Pengorbanan
45 Bab 45. Kemarahan Tertahan
46 Bab 46. Rahasia Yang Mulai Terungkap
47 Bab 47. Senjata Makan Tuan
48 Bab 48. Penyusup
49 Bab. 49 Satu Bulan Setelahnya
50 Bab 50. Akhirnya
51 Bab 51. Mencoba Menawar
52 Bab 52. Belajar Berjalan
53 Bab 53. Kabur
54 Bab 54. Siksaan
55 Bab 55. Terbongkar
56 Bab 56. Kemarahan Besar
57 Bab 57. Pelarian
58 Bab 58. Pelarian (2)
59 Bab 59. Berada di Hutan
60 Bab. 60 Percakapan
61 Bab. 61 Bertahan
62 Bab. 62 Pembalasan
63 Bab. 63 Tempat Rahasia
64 Bab 64. Lorong Gelap
65 Bab 65. Keluar
66 Bab. 66 Tongkat Baseball
67 Bab 67. Lapar
68 Bab 68. Jatuh
69 Bab. 69 Bingung
70 Bab 70. Rasa Indah
71 Bab. 71 Misi Di Mulai
72 Bab. 72 Jatuh Lagi
73 Bab. 73 Bertemu
74 Bab. 74 Kemarahan
75 Bab 75. Tertangkap Kamera
76 Bab. 76 Sakit
77 Bab. 77 Jangan Bergerak Nona !
78 Bab. 78 Bruk !
79 Bab 79. Bertemu
80 Bab. 80 Sakit
81 Bab. 81 Serangan
82 Bab. 82 Panas
83 Bab. 83 Jangan !
84 Bab. 84 Terkepung
85 Bab. 85 Kemarahan Kinara
86 Bab. 86 Lemah
87 Bab. 87 Bodoh
88 Bab. 88 Penghianat atau Pecundang ?
89 Bab. 89 Kembali Ke Mansion
90 Bab. 90 Deg ... Deg ... .
91 Bab. 91 Deg Part 2
92 Bab. 92 Deg ( Part 3 )
93 Bab. 93 Merutuki Kebodohan
94 Bab. 94 Jatuh
95 Bab. 95 Terlihat Kacau
96 Bab. 96 Proyek
97 Bab. 97 Nilai Tukar
98 Bab. 98.
99 Bab. 99 Kacau
100 Bab. 100 Penyerangan
101 Bab. 101 Kunci
102 Bab. 102
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1. Awal cerita
2
Bab 2. Tertangkap
3
Bab 3. Cantik
4
Bab 4. Tertarik
5
Bab 5. Sensasi
6
Bab 6. Menggila
7
Bab 7. Mencoba Kabur
8
Bab 8. 25 Tahun Yang Lalu
9
Bab 9. Musibah
10
Bab 10. Masa Kelam
11
Bab 11. Masa Kelam
12
Bab 12. Masa Lalu
13
Bab 13. Terganggu
14
Bab 14. Tertembak
15
Bab 15. Wanita Bergaun Merah
16
Bab 16. Penemuan
17
Bab 17. Kisah Landak Jelek
18
Bab 18. Menahan Hasrat
19
Bab 19. Jauhkan kuman itu !
20
Bab 20. Salah Tangkap
21
Bab 21. Mencari Tahu
22
Bab 22. Masa Lalu Part 1
23
Bab 23. Masa Lalu Part 2
24
Bab 24. Kesenangan Yang Terganggu
25
Bab 25. Bagaimana Aku Harus Hidup ?
26
Bab 26. Kehebohan di pagi buta
27
Bab 27. Mencoba Mengingat
28
Bab 28. Dendam
29
Bab 29. Terpuruk
30
Bab 30. Jangan Sampai Terlambat
31
Bab 31. Han Liu vs Dokter Ryan Juville
32
Bab 32. Percakapan di Pagi Hari
33
Bab 33. Kinara
34
Bab 34. Kinara ( Part 2 )
35
Bab 35. Kinara ( Part 3)
36
Bab 36. Situasi Kacau
37
Bab 37. Pengorbanan dan Rahasia
38
Bab 38. Apakah Masih Ada Mujizat ?
39
Bab 39. Berusaha Mencari
40
Bab 40. Pergerakan Terselubung
41
Bab 41. Berjuang Untuk Hidup
42
Bab 42. Menjalani Terapi
43
Bab 43. Sadar
44
Bab 44. Pengorbanan
45
Bab 45. Kemarahan Tertahan
46
Bab 46. Rahasia Yang Mulai Terungkap
47
Bab 47. Senjata Makan Tuan
48
Bab 48. Penyusup
49
Bab. 49 Satu Bulan Setelahnya
50
Bab 50. Akhirnya
51
Bab 51. Mencoba Menawar
52
Bab 52. Belajar Berjalan
53
Bab 53. Kabur
54
Bab 54. Siksaan
55
Bab 55. Terbongkar
56
Bab 56. Kemarahan Besar
57
Bab 57. Pelarian
58
Bab 58. Pelarian (2)
59
Bab 59. Berada di Hutan
60
Bab. 60 Percakapan
61
Bab. 61 Bertahan
62
Bab. 62 Pembalasan
63
Bab. 63 Tempat Rahasia
64
Bab 64. Lorong Gelap
65
Bab 65. Keluar
66
Bab. 66 Tongkat Baseball
67
Bab 67. Lapar
68
Bab 68. Jatuh
69
Bab. 69 Bingung
70
Bab 70. Rasa Indah
71
Bab. 71 Misi Di Mulai
72
Bab. 72 Jatuh Lagi
73
Bab. 73 Bertemu
74
Bab. 74 Kemarahan
75
Bab 75. Tertangkap Kamera
76
Bab. 76 Sakit
77
Bab. 77 Jangan Bergerak Nona !
78
Bab. 78 Bruk !
79
Bab 79. Bertemu
80
Bab. 80 Sakit
81
Bab. 81 Serangan
82
Bab. 82 Panas
83
Bab. 83 Jangan !
84
Bab. 84 Terkepung
85
Bab. 85 Kemarahan Kinara
86
Bab. 86 Lemah
87
Bab. 87 Bodoh
88
Bab. 88 Penghianat atau Pecundang ?
89
Bab. 89 Kembali Ke Mansion
90
Bab. 90 Deg ... Deg ... .
91
Bab. 91 Deg Part 2
92
Bab. 92 Deg ( Part 3 )
93
Bab. 93 Merutuki Kebodohan
94
Bab. 94 Jatuh
95
Bab. 95 Terlihat Kacau
96
Bab. 96 Proyek
97
Bab. 97 Nilai Tukar
98
Bab. 98.
99
Bab. 99 Kacau
100
Bab. 100 Penyerangan
101
Bab. 101 Kunci
102
Bab. 102
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!