Alexander Moralez Arzallane menatap Han Liu dengan marah.
Matanya tajam nampak memerah. Cekikan di leher Han Liu semakin mengeras.
" Tu...ann ! " Suara Han Liu mulai melemah. Matanya melotot. Nafasnya mulai tersengal - sengal.
Seperti tersengat listrik, Alexander Moralez Arzallane melepaskan cekikakannya pada leher Han Liu.
Han Liu terbatuk - batuk, mencari udara segar dengan gelagapan. Rasanya maut sudah tampak jelas di matanya tadi.
Han Liu, menunduk hormat sambil sesekali tangannya mengelus lehernya dengan pelan. Beruntung nyawanya tidak hilang.
" Pergilah, Han ! Biarkan Aku sendiri. " Suara Alexander Moralez terdengar lirih sembari mengibaskan tangan kanannya untuk meminta Han Liu keluar ruangan.
Alexander Moralez Arzallane menghela nafas berat. Kakinya melangkah ke arah balkon yang menghadap hutan.
Rumah utama merupakan sebuah mansion besar dan mewah di tengah hutan yang dipinggirnya mengalir sungai berarus deras. Sungai yang mengalir mengelilingi sisi pinggir hutan membatasi dengan perkampungan penduduk. Sungai itu juga membelah hutan tepat dipinggir mansion, menganak cabang dan kembali mengalir ke pinggir di sepanjang tepi hutan.
Mansion mewah dan terlindung di tengah hutan yang tidak sembarang orang bisa masuk karena harus memiliki kartu akses khusus yang diberikan sebagai tanda ijin masuk.
Mansion mewah dengan arsitektur klasik dengan pilar - pilar besar. Tampak dari luar seperti bangunan kerajaan di masa lampau.
Beberapa patung tinggi menjulang di taman depan.
Satu - satunya akses masuk ke dalam hutan adalah jembatan di atas sungai yang dijaga ketat oleh anak buah Keluarga Arzallane.
Mata Alexander Moralez Arzallane menerawang menatap gelapnya malam. Alexander Moralez tampak menghela nafas berat, bayangan gelap dari masa lalu di masa kanak - kanaknya sering menghantuinya.
Gigi Alexander bergemeletuk, rahangnya mengeras. Rasa marah dan dendam membuncah dalam hatinya. Sisi buruk yang terbangun karena masa kanak - kanak yang kelam membuat Alexander Moralez sering hilang kendali.
Tangan kokohnya meremas pinggang gelas wine yang sedang ada dalam genggamannya.
Darah merembes perlahan bersamaan dengan hancurnya gelas kaca dalam genggamannya.
Alexander Moralez Arzallane menutup matanya perlahan. Nafasnya memburu sejak tadi menandakan gejolak emosi yang sedang berusaha ditahannya.
Alexander menghela nafas kasar dan kemudian tangan kirinya merogoh saku celananya. Meraih benda pipihnya.
" Aku butuh mainan, Han. "
Alexander Moralez Arzallane tampak frustasi. Entah apa penyebabnya.
***
Di ruangan lain tampak beberapa wanita dengan dandanan cantik sudah berdiri berjajar rapi.
Sosok dingin Alexander Moralez Arzallane menuruni tangga dan mengamati beberapa wanita yang disediakan Han Liu untuknya. Hanya dengan sekali pandang, keinginannya untuk bermain menguap begitu saja. Rasa jijiknya kembali kambuh.
Alexander Moralez Arzallane tampak menegang, Rasa jijik dan marah naik begitu saja dalam kepalanya hingga tangan kokohnya menarik seorang wanita cantik yang berpakaian sexy ke arah ruangan didekatnya.
Tanpa melihat siapa yang ditariknya, Alexander meraih seorang yang paling dekat dari tempatnya berdiri. Menarik seorang wanita cantik bergaun merah dengan belahan tinggi diatas pahanya.
Alexander Moralez menarik gadis tersebut yang ternyata adalah seorang artis papan atas. Alexander Moralez menghempaskan tubuh wanita itu dengan kasar masuk ke ruangan lain.
Alexander melangkah ke sofa dan duduk dengan angkuh.
Alexander menatap wanita tersebut dengan pikiran kacau. Bayangan kelam yang menjadi sisi terburuk dalam hidupnya meluncur dalam ingatannya.
Bahkan ingatannya akan Kinara melompat muncul dalam benaknya secara bersamaan.
Alexander menarik nafas berat. Mata tajamnya menatap tubuh wanita dihadapannya seperti menatap seekor kelinci buruan.
Aliana Stewartz, seorang artis papan atas dengan lekuk tubuh yang sempurna. Kecantikannya pun seperti puteri bangsawan, berkulit putih mulus, dengan kaki jenjang yang sexy.
Aliana Stewartz sangat mencintai Alexander Moralez Arzallane sejak masa kuliahnya. Aliana selalu mencari cara untuk bisa menarik perhatian Alexander Moralez Arzallane. Namun niat hati tidak pernah tercapai.
Dengan penuh percaya diri Aliana Stewartz membuka sedikit gaun dibagian bahunya, Melenggak - lenggok di depan Alexander Arzallane yang nampak duduk di sofa di tengah ruangan dengan bertopang kaki.
Kaki jenjang Aliana nampak sexy dengan gaun belahan tepat dipaha atasnya. Gaun merah yang terbuka bagian depannya menampilkan belahan dada Aliana yang bulat sempurna. Pose yang sangat menantang bagi setiap laki - laki yang menatapnya
Tanpa rasa malu, Aliana naik ke atas pangkuan Alexander.
Alexander Moralez nampak tegang. Bukan karena tertarik dengan kemolekan tubuh wanita didepannya atau gerakannya yang mulai menggoda, tapi Alexander Moralez mulai merasa jijik. Penyakitnya kambuh. Rasa mual sudah bergolak diperut sixpacknya.
Tangan Aliana Stewartz meraba kemeja Alexander Moralez dan mencoba membuka kancing teratasnya.
Aliana Stewartz begitu memuja sosok Alexander Moralez Arzallane. Apapun akan Aliana lakukan untuk bisa menarik perhatian Sang Tuan Besar. Termasuk merendahkan dirinya demi bisa naik ke atas ranjang seorang Alexander Moralez.
Seperti saat ini, Aliana tanpa sungkan dan canggung mulai menyentuh bagian tubuh Alexander.
Aliana Stewartz berasal dari keluarga bangsawan di kota Q yang sangat menjunjung tinggi nilai kehormatan bagi seorang perempuan. Bahkan dengan kecerdasan dan kecantikan yang sempurna seorang Aliana Stewartz dapat menjadi artis wanita papan atas tanpa skandal negatif. Aliana Stewartz sangat dipuja kaum adam.
Berbeda dengan nilai moral yang sangat dijunjung tinggi keluarga Stewartz, Aliana mulai melancarkan aksinya dengan berani. Hatinya sudah tertutup dengan cinta buta sehingga Aliana mulai mengabaikan kehormatannya sebagai putri keluarga Stewartz.
Keluarga Stewartz dipandang sebagai bangsawan terhormat. Sehingga tidak banyak yang tahu jika sosok bangsawan sekelas Aljendro Stewartz yang dikenal publik sebagai bangsawan yang terhormat dengan nilai - nilai kesusilaan yang tinggi ternyata adalah seorang mafia kelas kakap dan memiliki sisi buruk yang sangat mengerikan.
Dengan bibir merah yang menantang, Aliana mencoba mencumbu Alexander Moralez.
Alexander Moralez menatap Aliana dengan dingin dan menepis wajah Aliana dengan kasar.
Tangan kanannya menarik rambut Aliana hingga kepala Aliana tertarik ke belakang.
Aliana Stewartz mengerang kesakitan.
" Akh ... sakit Al ... . "
" Perempuan murahan, " Alexander Moralez menghempas tubuh Aliana dengan sekali hentakan.
Tubuh Aliana terdorong membentur meja kaca. Bibirnya meringis menahan sakit. Pinggul Aliana berdenyut ngilu.
" Al ... aku mencintaimu. Mengapa Kau tega mendorongku ? Aku hanya ingin bersamamu dan membuatmu senang, " Aliana mulai merajuk dengan wajah polosnya.
Aliana tahu persis karakter seorang Tuan Besar Alexander Moralez Arzallane. Bahkan dengan sifat psikopatnya yang kadang muncul dengan sangat mengerikan, tetapi bagi Aliana itu menjadi hal yang sangat menantang. Rasa cintanya menutup matanya bahwa seorang yang ada di depannya adalah seorang Psikopat sekaligus ketua mafia yang sadis dan harus dijauhi.
Alexander Moralez Arzallane menatap dingin wajah wanita dihadapannya.
" Kau ingin membuatku senang? " Sebuah senyum smirk tercetak disudut bibir Alexander Moralez Arzallane.
Tangannya bertepuk tiga kali. Dari arah pintu muncul seorang laki - laki tinggi besar dengan tato penuh diseluruh tubuhnya. Dengan bertelanjang dada pria itu masuk dan mendekati Aliana.
" Buatlah pertunjukan yang bagus Dude ! "
Aliana terkejut melihat seorang laki - laki mendekatinya dengan tatapan menjijikan.
Aliana Stewartz nampak ketakutan. Pria berbadan besar itu mendekatinya dan mulai menyentuh tubuh Aliana yang sedikit tersingkap gaunnya.
" Buatlah hiburan yang menyenangkan Dude ! " Alexander memerintah lagi dengan dingin. Tangan kirinya menggoyang gelas wine berulang kali.
Nampak Aliana mulai meringkuk ketakutan dan berteriak minta tolong. Aliana menangis sejadinya dan berteriak histeris ketika seorang pria berbadan besar itu mulai menjamah tubuhnya dan mulai melecehkannya.
Dengan tangan besarnya, pria tersebut dapat mencekal kedua tangan Aliana, menariknya ke atas dan mulai menikmatinya.
Tubuh mulusnya terekspos dengan sempurna.
Alexander Moralez hanya menatap dingin Aliana yang masih memohon dan meronta untuk bisa melepaskan diri.
Pria berbadan besar itu mulai menikmati tubuh Aliana dengan kasar.
" Akh, lepppasskan. Alex, ple...ase help me !! " Aliana berteriak kesakitan ketika dengan kasar pria tersebut mulai menggagahinya.
Aliana gelagapan. Tubuhnya menegang dengan sempurna di lantai. Ketakutan dan rasa sakit menjalar di seluruh tubuh Aliana.
Hentakan demi hentakan kasar membuat Aliana terkulai lemas tanpa perlawanan lagi.
Alexander Moralez menelan salivanya ketika anak buahnya mencapai puncak. Rasa jijik yang sudah bergolak di dalam perutnya memicu seorang Alexander Moralez meraih pistol dibalik saku jasnya, menariknya pelan dan melepaskan tembakan tanpa bersuara.
Tubuh pria itu luruh ke lantai dengan bersimbah darah.
" Menjijikan. " umpat Alexander Moralez pelan.
👉 bersambung
👉 Tetap dukung author dengan vote, like, rate and coment positif ya. Terima kasih 😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Taryumi 2003
kasian banget dude .terlalu kejam Alexander..
2025-03-10
0
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
waaaaaaaduuuuuuuh mengerikan sekali😲😲😲😲😲
2021-10-31
7
꧁ LᴏVᴇ ꧂
like
2021-09-24
8