Dengan keras Alexander menggigit tangan seorang yang masih dengan kokoh mencekal tubuhnya.
Alhasil bukannya terlepas, tetapi sebuah pukulan ditengkuknya yang Alexander dapat. Pukulan tersebut membuat tubuh kecil Alexander terhuyung dan jatuh pingsan.
" Bawa bocah itu ke markas ! " Suara dingin masih dengan penutup wajah berujar memerintah. Sesekali tanganya menekan dada kirinya.
" Jangan tinggalkan jejak apapun ! Lakukan dengan bersih ! " Lanjutnya lagi, sebelum jatuh pingsan. Darah merembes dengan cepat dari balik kemeja biru muda yang dikenakannya.
" Cepat bawa Tuan Billy ke markas ! "
" Bersihkan lokasi tanpa meninggalkan jejak apapun ! " perintahnya lagi.
Rombongan mobil bergegas meninggalkan lokasi masuk ke dalam hutan.
Duarrr.
Sebuah ledakan terdengar keras. Kobaran api dan asap menghitam membumbung ke angkasa.
***
Tuan Albert Arzallane tewas pada sebuah kecelakaan mobil di tikungan jalan H di kota Z bersama sopirnya. Tidak diketahui pasti penyebab kecelakaan. Dugaan sementara karena selib ban yang mengakibatkan hilang kendali sehingga mobil terguling dan meledak seketika. Jenasah ... .
" Hahahaha ... . " Suara tawa kepuasan terdengar begitu kencang di sebuah villa di pinggir kota Z.
Sebuah tangan meremas surat kabar Harian Kota yang memuat berita kecelakaan Albert Arzallane pagi itu.
" Akhirnya, setelah sekian lama menunggu kematianmu Albert hahahaha... . Aku puas. Apalagi Kau perempuan keparat Leona, rasakan hahahaaha... . " Tawa puas tidak berhenti dari sudut bibir seorang berperawakan kurus tinggi. Wajahnya menyeramkan dengan bekas luka goresan melintang dari sudut pelipis kiri ke pipi kanannya.
Senyum puas masih tercetak jelas di wajahnya.
" Akan Aku buat keturunanmu membayar semua kesakitan yang sudah menimpaku dan keluargaku. Kau dan semua keturunanmu akan merasakan hal yang sama. Itu semua balasan perbuatanmu, Albert. " ujarnya lagi.
Tangan kurusnya menggebrak meja dengan kekuatan penuh.
Suara nafasnya terdengar kasar dan penuh amarah.
Sesekali dari sudut bibirnya mengepulkan asap nikotin.
Beberapa botol minuman keras tergelatak dimana - mana.
" ****** sialan ! Pake mulut dan tanganmu ! " Perintahnya marah kepada seorang wanita yang sedang setengah mati diantara kakinya untuk memberikan kepuasan.
Sesekali tangannya menjabak kasar rambut sang wanita.
Sang wanita sudah kepayahan karena sudah beberapa jam melakukan oral tanpa jeda.
" Bodoh, lakukan dengan benar. " dengan tidak sabaran kakinya menendang wanita tersebut hingga terjungkal.
" Ampun, Tuan, Saya tidak sanggup. Saya lelah, biarkan saya istirahat sejenak. " wanita itu berujar pelan dengan takut. Tubuh mulusnya meringkuk lemas.
" Bibir saya sudah kebas, Tuan. " imbuhnya lagi.
Wanita cantik dengan kulit kuning langsat meringkuk tak berdaya di sudut sofa. Nafasnya memburu.
Rambut ikal panjangnya sudah berantakan karena cengkraman Laki - laki pemakainya.
" Istirahatlah di neraka sana, perempuan bodoh !" ujar laki - laki itu sambil menarik pelatuk dan mengarahkan ke dada perempuan tersebut. Seketika tubuhnya meluruh, tidak bergerak lagi.
Dorr.
" Hans ! Bersihkan ! " perintahnya kepada anak buahnya.
Tangan kurusnya menarik resleting celana, dan bergegas keluar dari ruangan.
" Siapkan yang lain ! "
Laki - laki yang dipanggil dengan Hans, masuk dan menyeret tubuh telanjang yang sudah tak bernyawa itu keluar ruangan. Membawa ke sudut ruangan lain dan melemparkan dari jendela ke arah kolam buaya dibawahnya.
Mengerikan. Sadis. Satu kata yang pantas untuk laki - laki pimpinan The Black Hole tersebut.
***
Di tempat lain, di bagian terdalam di sebuah villa lain, tampak tubuh Alexander kecil menggigil ketakutan. Alexander di sekap di sebuah ruangan bawah tanah.
Ruangan gelap dengan penerangan cahaya bulan. Dinding yang lembab dan dingin.
" Mommy ! Daddy ! " Alexander histeris dalam bayangan mimpinya. Tubuhnya menggigil ketakutan.
Seorang penjaga membuka pintu ruangan dan ... .
Byurrr.
Penjaga itu menyiram Alexander dengan seember penuh air dingin.
Tubuh Alexander menegang dan kemudian menggigil.
" Dasar bocah ... mengganggu saja. "
" Jangan sampai sakit, Lery ! " Sebuah suara dari seorang teman penjaga mengingatkan.
" Lusa akan dijual ke Tuan Aljendro. Lumayan harga tinggi untuk keturunan Arzallane. Hahaha ... . " lanjutnya lagi.
Dengan menggerutu tak karuan laki - laki yang dipanggil Lery memanggil temannya, sesama penjaga, " Minta maid untuk membersihkan dan mengobatinya. Tuan Aljendro tidak suka barang kotor. "
***
Satu minggu kemudian.
" Ini pesanan Anda, Tuan. Barang bagus keturunan Arzallane. Asli. " Suara seseorang menyerahkan tubuh Alexander ke arah seorang pria kurus tinggi dengan wajah yang menyeramkan.
Tubuh kecil Alexander dalam ikatan di dorong mendekat ke arah Pria Kurus tersebut.
Pria yang dipanggil Tuan Aljendro memperhatikan tubuh Alexander. Menilai dari paras dan fisiknya.
" Lumayan. " ujar laki - laki itu menilai.
Sekalipun masih berusia 6 tahun, Alexander Moralez adalah seorang anak yang berparas ganteng, wajah yang bersih dengan mata yang jernih. Terlihat pintar dan gesit.
" Lumayan. Tidak buruk. " Aljendro tersenyum licik.
" Kerjamu bagus, Billy. " Aljendro tersenyum memuji.
" Terima kasih, Tuan. Bagaimana dengan pembayarannya ? " Billy Soarez bertanya dengan senang. Berharap hadiah besar yang sudah dijanjikan Aljendro akan menjadi miliknya dengan segera.
" Uangmu akan ku kirim segera Billy. "
" Tapi ... . " Aljendro menjeda kalimatnya.
" Tapi kenapa, Tuan ? " tanya Billy Soarez bingung.
Aljendro tersenyum licik.
" Tenanglah, Billy ! Uangmu akan ku transfer tapi bukan ke rekeningmu tapi ke neraka ... . Hahahha ... . "
Suara tertawa keras terdengar bersamaan bunyi pelatuk yang ditarik.
Dorrr.
Tubuh Billy Soarez langsung jatuh terkapar bersimbah darah.
" Kau bodoh, Bill. Aku tidak percaya kepada siapapun termasuk dirimu. Apalagi Kau juga bagian dari keluarga Arzallane. " Kaki kurus Aljendro menendang tubuh Billy Soarez yang sudah terkapar bersimbah darah.
" Bereskan dengan bersih ! Dan bawa bocah itu bersama kita. Kita pulang sekarang ! "
Sekali lagi tubuh Alexander kecil menegang. Matanya melotot ketakutan. Ketiga kalinya, Alexander melihat pertumpahan darah di depan matanya secara langsung.
Wajah Alexander kecil pucat pasi. Tangannya mengepal keras. Bayangan Mommy dan Daddynya ditembak melintas dalam benaknya.
" Akhhhhhhh ... tidak !! " Alexander Moralez menjerit histeris.
Aljendro tertawa terbahak - bahak.
" Aku puas. Aku puas, Albert Arzallane. Hahahaha ... . " Aljendro tertawa senang melihat hasil kerjanya.
***
" Tuan ! Tuan Alex ! " Han Liu mencoba menepuk bahu Tuan Besarnya dengan takut.
Nampak Alexander Moralez menggigil ketakutan. Wajahnya pucat pasi dengan keringat sebiji jagung diseluruh wajah dan tubuhnya. Nafas Alexander Moralez Arzallane nampak tersengal - sengal.
" Tuan ! " Han Liu mencoba menepuk bahu Tuannya dengan sedikit lebih keras untuk menyadarkan Alexander Moralez Arzallane.
" Akhhh ... . " Alexander Moralez mengerang dalam mimpinya.
Wajahnya memucat.
Alexander Moralez tersentak ketika dirasakan sebuah tamparan keras dipipinya. Matanya memerah tiba - tiba.
" Kau cari mati, Han ? " Tiba - tiba Alexander Moralez meraih krah kemeja Han Liu dan mencekik leher Han Liu seketika ketika kesadarannya kembali.
" Ampun, Tuan. Sejak tadi saya berusaha membangunkan Anda, Tuan. Sepertinya Anda sedang bermimpi la ... gi ta ... di Tu... an. " Han Liu menjelaskan perlahan, dan mencoba mengurai cekikan pada lehernya.
Alexander Moralez Arzallane menatap Han Liu dengan marah.
Matanya tajam nampak memerah. Cekikan di leher Han Liu semakin mengeras.
👉 bersambung
👉 Tetap dukung author dengan vote, like, rate and coment positif ya. Terima kasih 😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Devi Handayani
itu nasibnya kanaya bagaimana🙄🤔🙄🙄
2023-01-29
1
❦𝓜𝓲𝓼𝓼⋆૮ყƭ૨α☆࿐ཽ༵༒🎯™
jajak baca...
nasib..nasib..wkwkk
2022-07-02
4
Nasi Kaput
udah like.
mampir baik thor.
2021-11-24
13