Seper sekian detik tubuh Kinara meluncur dari ketinggian, terhempas lagi di derasnya air sungai.
Ternyata lorong itu berakhir di balik air terjun. Hanya karena jatuh dan terpleset, akhirnya tubuh Kinara terhempas di derasnya arus sungai.
Tubuh Kinara terombang ambing di derasnya arus sungai. Kesadarannya sudah hilang.
Tubuh Kinara terhempas ke kanan dan ke kiri, terombang - ambing membentur bebatuan.
***
Dibagian lain di sebuah Villa di tengah hutan di Pulau Larangan, tampak seorang dokter berjas putih turun dari helikopter.
Rasa jengkel dan marah Dokter Ryan Juville masih tercetak jelas di wajah gantengnya. Malam indahnya harus diinterupsi sang Tuan Besar yang entah karena apa lagi.
Dokter Ryan Juville berjalan menghentak menyalurkan kejengkelannya.
Kaki panjangnya dengan cepat memasuki ruangan tempat Alexander Moralez dibaringkan.
Dokter Ryan menghela nafas panjang, membuang kejengkelannya pada sang boss sekaligus sahabatnya. Mengetuk pintu kamar dan memasuki sebuah ruangan yang besar dengan dominasi warna hitam.
" Kenapa dia ? " dengan wajah frustasi Dokter Ryan Juville meletakkan tas dokternya di meja kecil di samping ranjang dan meraih stetoskop untuk megecek kondisi Alexander.
" Luka tembak di bahu tapi sepertinya peluru dilapisi racun. " Han Liu menjawab dengan terus memperhatikan tangan Dokter Ryan Juville yang sedang menyuntikan sesuatu ke tubuh Alexander Moralez.
Dokter Ryan Juville mengambil pisau bedah dan menyobek sedikit kulit untuk memperdalam dan melebarkan sayatan supaya dapat mempermudah mengambil peluru. Ternyata peluru cukup dalam menyobek daging di bahu kiri Alexander Moralez.
Kemudian Dokter Ryan Juville dengan cekatan dan hati - hati mengeluarkan peluru dari bahu kiri Alexander.
Mengamati sejenak peluru kecil yang nampak aneh di ujungnya. Dengan hati - hati Dokter Ryan menaruh peluru di tempat khusus untuk diteliti di laboratorium nantinya.
Bekas peluru pada daging terasa janggal. Warna kebiruan dengan serbuk hitam yang mulai memudar.
Kening Dokter Ryan Juville mengkerut.
" Tunggu! Apa itu, Dokter Ryan ? " suara Han Liu terdengar menginterupsi pembedahan yang dilakukan Dokter Ryan Juville. Tangan Han Liu menunjuk bekas biru dan serbuk warna hitam yang mulai memudar.
" Kau sangat teliti, Han. Aku tidak tahu apa ini. Tapi sepertinya ini peluru yang dibuat khusus, Han. "
Tangan terampil Dokter Ryan Juville dengan cepat membersihkan luka bekas peluru dan melakukan pembedahan lagi untuk membersihkan serbuk hitam yang masih menempel di bagian dalam pada bahu Alexander Moralez.
" Tubuh Alexander masih panas. Sepertinya peluru dilapisi sesuatu. Berikan peluru itu pada Dokter Zelline untuk cek laborat, Han. Lebih baik pindahkan Alexander ke Rumah Sakit Pusat. Dia perlu penanganan yang serius dan alat khusus. Alexander juga perlu rotgen pada tulang bahunya. Apakah Alexander mengalami dislokasi pada bahunya atau tidak ? Apalagi serbuk itu sepertinya sangat berbahaya. Alexander demam cukup tinggi, sepertinya serbuk itu sudah bekerja. " ucap Dokter Ryan kepada Han Liu.
Han Liu mengamati peluru kecil dengan bagian kulit luar yang sedikit aneh dengan lapisan tipis yang masih sebagian melekat.
Orang awam yang tidak biasa dengan pistol dan peluru akan mengalami kesulitan mengenali jika peluru yang menembus bahu kiri Alexander terlapisi serbuk aneh.
Han Liu mengamati peluru yang di lapisi seperti lem dengan titik - titik hitam yang melekat di seluruh permukaan peluru.
" Lapisan aneh. " Han Liu mengkerutkan dahi berpikir dengan keras.
Seperti tersambar petir Han Liu segera meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.
" Selamat malam, Tuan Braxton. "
" Halo Mr. Han. Apa kabar ? Lama tidak ada kabar. " Tuan Lens Braxton menjawab panggilan.
" Ada angin apa menghubungi saya, Mr. Han ? " lanjut Lens Braxton.
" Saya membutuhkan bantuan Anda, Tuan Braxton. "
" Saya membutuhkan informasi detail tentang sebuah peluru. Sedikit aneh karena ada serbuk hitam yang tertinggal pada bekas tembakan." lanjut Han Liu.
" Kirimkan gambarnya, Mr. Han ! "
" Ok. Segera saya akan mengirimkan gambar setelah saya menutup panggilan. Dan ... terima kasih atas bantuan Anda, Tuan Braxton. "
" Senang bekerjasama dengan Anda Mr. Han." jawab Lens Braxton diplomatis.
Han Liu menutup panggilan dari ponselnya.
Lens Braxton adalah seorang detektif sekaligus mafia dunia bawah yang biasa menangani semua perputaran di pasar gelap. Lens Braxton akan mudah mendapatkan informasi tentang apapun.
Tidak banyak yang tahu jika seorang Lens Braxton memiliki kekuasaan yang sangat besar di dunia pasar gelap. Orang hanya mengenal Lens Braxton sebagai seorang pengusaha yang memiliki beberapa pabrik mesin produksi di pinggiran kota Q.
Beruntung Han Liu mengenal Lens Braxton. Karena dengan kekuasaan Lens Braxton di dunia bawah memudahkan Han Liu untuk mencari tahu segala informasi tentang apapun, pembunuh kelas kakap atau sekedar mencari senjata ilegal bisa didapatkan dengan mudah. Apalagi peluru aneh yang sempat bersarang di bahu kiri Alexander Moralez.
Han Liu bertemu dengan Lens Braxton saat mereka masih anak - anak. Ketika sama - sama berada di negara J, disekap oleh kawanan Mafia Elite dan melarikan diri dari perdagangan anak kala itu.
Jika Han Liu diselamatkan oleh Ayah Alexander, Tuan Albert Arzallane. Sedangkan Lens Braxton diselamatkan oleh Lerry Braxton yang akhirnya mengangkat Lens Braxton menjadi anak angkatnya dan menyandang nama Braxton dibelakang namanya.
Lens Braxton akhirnya meneruskan perusahaan ayah angkatnya, Braxton corp, yang bergerak dalam pembuatan mesin - mesin produksi.
Lens Braxton mengamati gambar yang dikirimkan oleh Han Liu. Wajahnya mengeras dengan rahang yang dikatupkan rapat.
" Peluru jenis ini adalah milik Soarez, paman Alexander Moralez. " Lens Braxton mengerutkan dahinya.
" Tidak mungkin, Soarez sudah mati dua puluh lima tahun lalu. " ujar Lens Braxton.
" Tidak mungkin ada dua Billy Soarez. Peluru jenis ini hanya diproduksi khusus untuk Billy Soares. "
***
Kembali kepada kondisi Alexander Moralez yang masih terbaring lemah dengan kondisi tubuh yang mulai demam tinggi lagi.
" Bawa Alexander ke Rumah Sakit Pusat, Han ! Waktunya tak banyak. Saya takut Alexander tidak bisa bertahan. Ada hal yang mengkhawatirkan dari lapisan serbuk yang menempel di peluru itu. Semoga tidak seperti yang saya takutkan." Dokter Ryan Juville menginterupsi Han Liu yang sedang merenung dan berpikir.
" Maaf. " jawab Han Liu ketika sadar sudah membuang sekian menit.
" Kita pergi sekarang ! " lanjut Han Liu.
" George, siapkan helikopter. Kita ke Rumah Sakit Pusat. " lanjut Han Liu.
***
Di kota lain, di sebuah rumah mewah.
" Bagaimana Bos ? Semua sudah beres. Keparat itu sedang bersenang - senang dengan putri Stewartz. Rencana berhasil. Tidak masalah bukan jika mengumpankan putri Stewartz. Kita akan membuat mereka saling membunuh. Dan kita akan mengambil keuntungan dari semuanya. Hahaha... ." sebuah suara dari seorang lelaki tambun bertubuh pendek menyeringai puas.
" Hancurkan keturunan Arzallane, tanpa kecuali ! " ucap seorang perempuan bergaun merah.
Senyum culasnya tersungging.
" Alexander Moralez Arzallane akan menjadi mesin pembunuhku. Budakku yang setia, hahahahaa ... ." perempuan bergaun merah itu tertawa puas.
" Hahaha ... ." Pria tambun pendek itu juga tertawa berderai.
Dari arah pintu, seseorang datang menghampiri ke arah sofa, membungkuk sejenak untuk memberi hormat.
" Maaf, Nyonya Boss. Anak buah saya di kota V memberitahukan jika Alexander Moralez tertembak semalam oleh Ocean Blue dan saat ini keadaannya sedang memburuk. " seorang melaporkan dengan hormat.
Wanita bergaun merah mengkerutkan dahinya.
" Bagaimana mungkin Alexander tertembak di kota V ? Sedangkan katamu, Mac, Alexander sedang bersama dengan Aliana malam itu. Mac, Kau bisa jelaskan ! "
👉 bersambung
👉 Tetap dukung author dengan vote, like, rate and coment positif ya. Terima kasih 😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
rumit dan mengerikan... 😳😳😳😳
2021-10-31
4
ᴍʀ. ᗪᵉᒪᗩY
lanjut thor
2021-09-03
7