Bab 14. Tertembak

Seper sekian detik tubuh Kinara meluncur dari ketinggian, terhempas lagi di derasnya air sungai.

Ternyata lorong itu berakhir di balik air terjun. Hanya karena jatuh dan terpleset, akhirnya tubuh Kinara terhempas di derasnya arus sungai.

Tubuh Kinara terombang ambing di derasnya arus sungai. Kesadarannya sudah hilang.

Tubuh Kinara terhempas ke kanan dan ke kiri, terombang - ambing membentur bebatuan.

***

Dibagian lain di sebuah Villa di tengah hutan di Pulau Larangan, tampak seorang dokter berjas putih turun dari helikopter.

Rasa jengkel dan marah Dokter Ryan Juville masih tercetak jelas di wajah gantengnya. Malam indahnya harus diinterupsi sang Tuan Besar yang entah karena apa lagi.

Dokter Ryan Juville berjalan menghentak menyalurkan kejengkelannya.

Kaki panjangnya dengan cepat memasuki ruangan tempat Alexander Moralez dibaringkan.

Dokter Ryan menghela nafas panjang, membuang kejengkelannya pada sang boss sekaligus sahabatnya. Mengetuk pintu kamar dan memasuki sebuah ruangan yang besar dengan dominasi warna hitam.

" Kenapa dia ? " dengan wajah frustasi Dokter Ryan Juville meletakkan tas dokternya di meja kecil di samping ranjang dan meraih stetoskop untuk megecek kondisi Alexander.

" Luka tembak di bahu tapi sepertinya peluru dilapisi racun. " Han Liu menjawab dengan terus memperhatikan tangan Dokter Ryan Juville yang sedang menyuntikan sesuatu ke tubuh Alexander Moralez.

Dokter Ryan Juville mengambil pisau bedah dan menyobek sedikit kulit untuk memperdalam dan melebarkan sayatan supaya dapat mempermudah mengambil peluru. Ternyata peluru cukup dalam menyobek daging di bahu kiri Alexander Moralez.

Kemudian Dokter Ryan Juville dengan cekatan dan hati - hati mengeluarkan peluru dari bahu kiri Alexander.

Mengamati sejenak peluru kecil yang nampak aneh di ujungnya. Dengan hati - hati Dokter Ryan menaruh peluru di tempat khusus untuk diteliti di laboratorium nantinya.

Bekas peluru pada daging terasa janggal. Warna kebiruan dengan serbuk hitam yang mulai memudar.

Kening Dokter Ryan Juville mengkerut.

" Tunggu! Apa itu, Dokter Ryan ? " suara Han Liu terdengar menginterupsi pembedahan yang dilakukan Dokter Ryan Juville. Tangan Han Liu menunjuk bekas biru dan serbuk warna hitam yang mulai memudar.

" Kau sangat teliti, Han. Aku tidak tahu apa ini. Tapi sepertinya ini peluru yang dibuat khusus, Han. "

Tangan terampil Dokter Ryan Juville dengan cepat membersihkan luka bekas peluru dan melakukan pembedahan lagi untuk membersihkan serbuk hitam yang masih menempel di bagian dalam pada bahu Alexander Moralez.

" Tubuh Alexander masih panas. Sepertinya peluru dilapisi sesuatu. Berikan peluru itu pada Dokter Zelline untuk cek laborat, Han. Lebih baik pindahkan Alexander ke Rumah Sakit Pusat. Dia perlu penanganan yang serius dan alat khusus. Alexander juga perlu rotgen pada tulang bahunya. Apakah Alexander mengalami dislokasi pada bahunya atau tidak ? Apalagi serbuk itu sepertinya sangat berbahaya. Alexander demam cukup tinggi, sepertinya serbuk itu sudah bekerja. " ucap Dokter Ryan kepada Han Liu.

Han Liu mengamati peluru kecil dengan bagian kulit luar yang sedikit aneh dengan lapisan tipis yang masih sebagian melekat.

Orang awam yang tidak biasa dengan pistol dan peluru akan mengalami kesulitan mengenali jika peluru yang menembus bahu kiri Alexander terlapisi serbuk aneh.

Han Liu mengamati peluru yang di lapisi seperti lem dengan titik - titik hitam yang melekat di seluruh permukaan peluru.

" Lapisan aneh. " Han Liu mengkerutkan dahi berpikir dengan keras.

Seperti tersambar petir Han Liu segera meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

" Selamat malam, Tuan Braxton. "

" Halo Mr. Han. Apa kabar ? Lama tidak ada kabar. " Tuan Lens Braxton menjawab panggilan.

" Ada angin apa menghubungi saya, Mr. Han ? " lanjut Lens Braxton.

" Saya membutuhkan bantuan Anda, Tuan Braxton. "

" Saya membutuhkan informasi detail tentang sebuah peluru. Sedikit aneh karena ada serbuk hitam yang tertinggal pada bekas tembakan." lanjut Han Liu.

" Kirimkan gambarnya, Mr. Han ! "

" Ok. Segera saya akan mengirimkan gambar setelah saya menutup panggilan. Dan ... terima kasih atas bantuan Anda, Tuan Braxton. "

" Senang bekerjasama dengan Anda Mr. Han." jawab Lens Braxton diplomatis.

Han Liu menutup panggilan dari ponselnya.

Lens Braxton adalah seorang detektif sekaligus mafia dunia bawah yang biasa menangani semua perputaran di pasar gelap. Lens Braxton akan mudah mendapatkan informasi tentang apapun.

Tidak banyak yang tahu jika seorang Lens Braxton memiliki kekuasaan yang sangat besar di dunia pasar gelap. Orang hanya mengenal Lens Braxton sebagai seorang pengusaha yang memiliki beberapa pabrik mesin produksi di pinggiran kota Q.

Beruntung Han Liu mengenal Lens Braxton. Karena dengan kekuasaan Lens Braxton di dunia bawah memudahkan Han Liu untuk mencari tahu segala informasi tentang apapun, pembunuh kelas kakap atau sekedar mencari senjata ilegal bisa didapatkan dengan mudah. Apalagi peluru aneh yang sempat bersarang di bahu kiri Alexander Moralez.

Han Liu bertemu dengan Lens Braxton saat mereka masih anak - anak. Ketika sama - sama berada di negara J, disekap oleh kawanan Mafia Elite dan melarikan diri dari perdagangan anak kala itu.

Jika Han Liu diselamatkan oleh Ayah Alexander, Tuan Albert Arzallane. Sedangkan Lens Braxton diselamatkan oleh Lerry Braxton yang akhirnya mengangkat Lens Braxton menjadi anak angkatnya dan menyandang nama Braxton dibelakang namanya.

Lens Braxton akhirnya meneruskan perusahaan ayah angkatnya, Braxton corp, yang bergerak dalam pembuatan mesin - mesin produksi.

Lens Braxton mengamati gambar yang dikirimkan oleh Han Liu. Wajahnya mengeras dengan rahang yang dikatupkan rapat.

" Peluru jenis ini adalah milik Soarez, paman Alexander Moralez. " Lens Braxton mengerutkan dahinya.

" Tidak mungkin, Soarez sudah mati dua puluh lima tahun lalu. " ujar Lens Braxton.

" Tidak mungkin ada dua Billy Soarez. Peluru jenis ini hanya diproduksi khusus untuk Billy Soares. "

***

Kembali kepada kondisi Alexander Moralez yang masih terbaring lemah dengan kondisi tubuh yang mulai demam tinggi lagi.

" Bawa Alexander ke Rumah Sakit Pusat, Han ! Waktunya tak banyak. Saya takut Alexander tidak bisa bertahan. Ada hal yang mengkhawatirkan dari lapisan serbuk yang menempel di peluru itu. Semoga tidak seperti yang saya takutkan." Dokter Ryan Juville menginterupsi Han Liu yang sedang merenung dan berpikir.

" Maaf. " jawab Han Liu ketika sadar sudah membuang sekian menit.

" Kita pergi sekarang ! " lanjut Han Liu.

" George, siapkan helikopter. Kita ke Rumah Sakit Pusat. " lanjut Han Liu.

***

Di kota lain, di sebuah rumah mewah.

" Bagaimana Bos ? Semua sudah beres. Keparat itu sedang bersenang - senang dengan putri Stewartz. Rencana berhasil. Tidak masalah bukan jika mengumpankan putri Stewartz. Kita akan membuat mereka saling membunuh. Dan kita akan mengambil keuntungan dari semuanya. Hahaha... ." sebuah suara dari seorang lelaki tambun bertubuh pendek menyeringai puas.

" Hancurkan keturunan Arzallane, tanpa kecuali ! " ucap seorang perempuan bergaun merah.

Senyum culasnya tersungging.

" Alexander Moralez Arzallane akan menjadi mesin pembunuhku. Budakku yang setia, hahahahaa ... ." perempuan bergaun merah itu tertawa puas.

" Hahaha ... ." Pria tambun pendek itu juga tertawa berderai.

Dari arah pintu, seseorang datang menghampiri ke arah sofa, membungkuk sejenak untuk memberi hormat.

" Maaf, Nyonya Boss. Anak buah saya di kota V memberitahukan jika Alexander Moralez tertembak semalam oleh Ocean Blue dan saat ini keadaannya sedang memburuk. " seorang melaporkan dengan hormat.

Wanita bergaun merah mengkerutkan dahinya.

" Bagaimana mungkin Alexander tertembak di kota V ? Sedangkan katamu, Mac, Alexander sedang bersama dengan Aliana malam itu. Mac, Kau bisa jelaskan ! "

👉 bersambung

👉 Tetap dukung author dengan vote, like, rate and coment positif ya. Terima kasih 😎

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

rumit dan mengerikan... 😳😳😳😳

2021-10-31

4

ᴍʀ. ᗪᵉᒪᗩY

ᴍʀ. ᗪᵉᒪᗩY

lanjut thor

2021-09-03

7

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal cerita
2 Bab 2. Tertangkap
3 Bab 3. Cantik
4 Bab 4. Tertarik
5 Bab 5. Sensasi
6 Bab 6. Menggila
7 Bab 7. Mencoba Kabur
8 Bab 8. 25 Tahun Yang Lalu
9 Bab 9. Musibah
10 Bab 10. Masa Kelam
11 Bab 11. Masa Kelam
12 Bab 12. Masa Lalu
13 Bab 13. Terganggu
14 Bab 14. Tertembak
15 Bab 15. Wanita Bergaun Merah
16 Bab 16. Penemuan
17 Bab 17. Kisah Landak Jelek
18 Bab 18. Menahan Hasrat
19 Bab 19. Jauhkan kuman itu !
20 Bab 20. Salah Tangkap
21 Bab 21. Mencari Tahu
22 Bab 22. Masa Lalu Part 1
23 Bab 23. Masa Lalu Part 2
24 Bab 24. Kesenangan Yang Terganggu
25 Bab 25. Bagaimana Aku Harus Hidup ?
26 Bab 26. Kehebohan di pagi buta
27 Bab 27. Mencoba Mengingat
28 Bab 28. Dendam
29 Bab 29. Terpuruk
30 Bab 30. Jangan Sampai Terlambat
31 Bab 31. Han Liu vs Dokter Ryan Juville
32 Bab 32. Percakapan di Pagi Hari
33 Bab 33. Kinara
34 Bab 34. Kinara ( Part 2 )
35 Bab 35. Kinara ( Part 3)
36 Bab 36. Situasi Kacau
37 Bab 37. Pengorbanan dan Rahasia
38 Bab 38. Apakah Masih Ada Mujizat ?
39 Bab 39. Berusaha Mencari
40 Bab 40. Pergerakan Terselubung
41 Bab 41. Berjuang Untuk Hidup
42 Bab 42. Menjalani Terapi
43 Bab 43. Sadar
44 Bab 44. Pengorbanan
45 Bab 45. Kemarahan Tertahan
46 Bab 46. Rahasia Yang Mulai Terungkap
47 Bab 47. Senjata Makan Tuan
48 Bab 48. Penyusup
49 Bab. 49 Satu Bulan Setelahnya
50 Bab 50. Akhirnya
51 Bab 51. Mencoba Menawar
52 Bab 52. Belajar Berjalan
53 Bab 53. Kabur
54 Bab 54. Siksaan
55 Bab 55. Terbongkar
56 Bab 56. Kemarahan Besar
57 Bab 57. Pelarian
58 Bab 58. Pelarian (2)
59 Bab 59. Berada di Hutan
60 Bab. 60 Percakapan
61 Bab. 61 Bertahan
62 Bab. 62 Pembalasan
63 Bab. 63 Tempat Rahasia
64 Bab 64. Lorong Gelap
65 Bab 65. Keluar
66 Bab. 66 Tongkat Baseball
67 Bab 67. Lapar
68 Bab 68. Jatuh
69 Bab. 69 Bingung
70 Bab 70. Rasa Indah
71 Bab. 71 Misi Di Mulai
72 Bab. 72 Jatuh Lagi
73 Bab. 73 Bertemu
74 Bab. 74 Kemarahan
75 Bab 75. Tertangkap Kamera
76 Bab. 76 Sakit
77 Bab. 77 Jangan Bergerak Nona !
78 Bab. 78 Bruk !
79 Bab 79. Bertemu
80 Bab. 80 Sakit
81 Bab. 81 Serangan
82 Bab. 82 Panas
83 Bab. 83 Jangan !
84 Bab. 84 Terkepung
85 Bab. 85 Kemarahan Kinara
86 Bab. 86 Lemah
87 Bab. 87 Bodoh
88 Bab. 88 Penghianat atau Pecundang ?
89 Bab. 89 Kembali Ke Mansion
90 Bab. 90 Deg ... Deg ... .
91 Bab. 91 Deg Part 2
92 Bab. 92 Deg ( Part 3 )
93 Bab. 93 Merutuki Kebodohan
94 Bab. 94 Jatuh
95 Bab. 95 Terlihat Kacau
96 Bab. 96 Proyek
97 Bab. 97 Nilai Tukar
98 Bab. 98.
99 Bab. 99 Kacau
100 Bab. 100 Penyerangan
101 Bab. 101 Kunci
102 Bab. 102
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab. 109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1. Awal cerita
2
Bab 2. Tertangkap
3
Bab 3. Cantik
4
Bab 4. Tertarik
5
Bab 5. Sensasi
6
Bab 6. Menggila
7
Bab 7. Mencoba Kabur
8
Bab 8. 25 Tahun Yang Lalu
9
Bab 9. Musibah
10
Bab 10. Masa Kelam
11
Bab 11. Masa Kelam
12
Bab 12. Masa Lalu
13
Bab 13. Terganggu
14
Bab 14. Tertembak
15
Bab 15. Wanita Bergaun Merah
16
Bab 16. Penemuan
17
Bab 17. Kisah Landak Jelek
18
Bab 18. Menahan Hasrat
19
Bab 19. Jauhkan kuman itu !
20
Bab 20. Salah Tangkap
21
Bab 21. Mencari Tahu
22
Bab 22. Masa Lalu Part 1
23
Bab 23. Masa Lalu Part 2
24
Bab 24. Kesenangan Yang Terganggu
25
Bab 25. Bagaimana Aku Harus Hidup ?
26
Bab 26. Kehebohan di pagi buta
27
Bab 27. Mencoba Mengingat
28
Bab 28. Dendam
29
Bab 29. Terpuruk
30
Bab 30. Jangan Sampai Terlambat
31
Bab 31. Han Liu vs Dokter Ryan Juville
32
Bab 32. Percakapan di Pagi Hari
33
Bab 33. Kinara
34
Bab 34. Kinara ( Part 2 )
35
Bab 35. Kinara ( Part 3)
36
Bab 36. Situasi Kacau
37
Bab 37. Pengorbanan dan Rahasia
38
Bab 38. Apakah Masih Ada Mujizat ?
39
Bab 39. Berusaha Mencari
40
Bab 40. Pergerakan Terselubung
41
Bab 41. Berjuang Untuk Hidup
42
Bab 42. Menjalani Terapi
43
Bab 43. Sadar
44
Bab 44. Pengorbanan
45
Bab 45. Kemarahan Tertahan
46
Bab 46. Rahasia Yang Mulai Terungkap
47
Bab 47. Senjata Makan Tuan
48
Bab 48. Penyusup
49
Bab. 49 Satu Bulan Setelahnya
50
Bab 50. Akhirnya
51
Bab 51. Mencoba Menawar
52
Bab 52. Belajar Berjalan
53
Bab 53. Kabur
54
Bab 54. Siksaan
55
Bab 55. Terbongkar
56
Bab 56. Kemarahan Besar
57
Bab 57. Pelarian
58
Bab 58. Pelarian (2)
59
Bab 59. Berada di Hutan
60
Bab. 60 Percakapan
61
Bab. 61 Bertahan
62
Bab. 62 Pembalasan
63
Bab. 63 Tempat Rahasia
64
Bab 64. Lorong Gelap
65
Bab 65. Keluar
66
Bab. 66 Tongkat Baseball
67
Bab 67. Lapar
68
Bab 68. Jatuh
69
Bab. 69 Bingung
70
Bab 70. Rasa Indah
71
Bab. 71 Misi Di Mulai
72
Bab. 72 Jatuh Lagi
73
Bab. 73 Bertemu
74
Bab. 74 Kemarahan
75
Bab 75. Tertangkap Kamera
76
Bab. 76 Sakit
77
Bab. 77 Jangan Bergerak Nona !
78
Bab. 78 Bruk !
79
Bab 79. Bertemu
80
Bab. 80 Sakit
81
Bab. 81 Serangan
82
Bab. 82 Panas
83
Bab. 83 Jangan !
84
Bab. 84 Terkepung
85
Bab. 85 Kemarahan Kinara
86
Bab. 86 Lemah
87
Bab. 87 Bodoh
88
Bab. 88 Penghianat atau Pecundang ?
89
Bab. 89 Kembali Ke Mansion
90
Bab. 90 Deg ... Deg ... .
91
Bab. 91 Deg Part 2
92
Bab. 92 Deg ( Part 3 )
93
Bab. 93 Merutuki Kebodohan
94
Bab. 94 Jatuh
95
Bab. 95 Terlihat Kacau
96
Bab. 96 Proyek
97
Bab. 97 Nilai Tukar
98
Bab. 98.
99
Bab. 99 Kacau
100
Bab. 100 Penyerangan
101
Bab. 101 Kunci
102
Bab. 102
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab. 109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!