Tuan Besar Alexander masih dengan liar mencecap semua bagian tubuh Kinara tanpa menyadari bahwa Kinara sudah terkulai lemas tanpa perlawanan lagi.
" Akh , sial. Dasar gadis lemah. " Dengan marah Tuan Besar Alexander Moralez bangkit dari atas tubuh Kinara.
Tuan Besar Alexander Moralez membingkai perlahan wajah Kinara yang pucat. Jengkel karena hasratnya tidak tersalurkan, Tuan Besar Alexander Moralez menghempaskan wajah Kinara ke samping. Menampar pipinya untuk menyadarkan Kinara. Tetapi Kinara tetap tak bergeming.
Kinara tak sadarkan diri lagi.
Tuan Besar menatap tajam tubuh Kinara, rahangnya mengeras dengan gigi gemletuk.
Biasanya jika sudah dalam posisi seperti ini Tuan Besar Alexander akan segera membunuh mangsanya, atau bermain - main dengan tubuh para wanitanya, menguliti, memotong atau apapun yang membuat moodnya kembali bangkit.
Sang Tuan Besar masih menahan amarahnya, tangannya hanya menampar pipi Kinara untuk menyalurkan hasratnya yang tidak tuntas. Mengepal dengan marah dan bergegas keluar ruangan.
Tuan Besar Alexander Moralez beranjak dari ranjang dan berjalan keluar dengan tergesa dan perasaan marah.
Brakkk.
Suara hempasan pintu terdengar keras menandakan sang penutup pintu sedang marah.
***
Di dalam kamar, sudut mata Kinara membuka perlahan. Dengan waspada Kinara memperhatikan sekitar.
Tidak sia - sia dulu Kinara belajar drama dengan penuh penjiwaan sehingga ketika Kinara berpura - pura tak sadarkan diri, Tuan Alexander Moralez tidak menyadarinya.
Kinara masih tak bergerak, ia memastikan tiap sudut ruangan dengan mata terpicing.
Mengelus perlahan bekas tamparan tangan besar sang Tuan Besar. Terasa ngilu ujung bibirnya, sepertinya sedikit sobek. Untung Kinara berhasil menahan diri untuk tidak menjerit, walau sangat sakit tamparan tangan besar Tuan Alexander.
" Awas saja. Aku akan balas. " Kinara mendesis marah. Otaknya cepat berpikir bagaimana cara keluar dari tempat ini.
Dirasa aman dan tidak ada cctv, Kinara beranjak dari ranjang, menuju sebuah pintu sepertinya menuju kamar mandi yang terhubung dengan deretan lemari pakaian.
" Wow ... . " Kinara berdecak kagum. Pakaian bermerk tergantung rapi. Sepertinya sang empunya sangat fashionable dan sangat mencintai barang mahal. Gaun - gaun mahal dengan berbagai ukuran dan warna, lingerie dengan berbagai bentuk dan warna yang membuat bulu kuduk Kinara meremang, membayangkan jika dirinya memakai salah satu yang kurang bahan.
" Menjijikan. "
Kinara menggeleng - gelengkan kepala berulang kali. Menepis pikiran mesum yang tiba - tiba meloncat keluar.
Bulu kuduk Kinara meremang.
" Sadar Kin ! Ayo cari cara keluar dari tempat ini ! " Kinara menepuk - nepuk pipinya untuk mengusir pikiran mesum yang baru saja melintas dalam otaknya.
" Ayo kabur Kin ! Mumpung Tuan Besar pergi. " Kinara menyemangati dirinya sendiri.
Kinara terus mengaduk dengan cepat dan tidak menemukan apa yang dicari.
" Rasanya tidak mungkin kabur dengan kemeja putih transparan seperti ini. " Kinara membatin sambil memperhatikan kemeja kebesaran yang dipakainya.
" Semua gaun kurang bahan dan menjijikan, " pikir Kinara.
Beranjak ke lemari yang lebih besar, Kinara tergesa mengaduk lagi deretan Jas dan kemeja.
" Haishh ... susah sekali cari. " mulut Kinara tak berhenti mengomel.
" Akh akhirnya. " Kinara tersenyum senang menemukan diantara deretan kemeja dan jas. Sebuah jumper warna hitam di sudut lemari dan sebuah celana jeans pendek. Saat mengambil tangannya menyentuh sesuatu dan menekannya perlahan.
Suara berderit perlahan terdengar. Kinara melihat di dalam lemari sebuah pintu terbuka, entah menuju kemana.
Kinara dengan cepat mengganti kemeja longgar yang dikenakannya dengan jumper dan sebuah celana jeans pendek.
Dengan penasaran Kinara segera masuk ke dalam lemari dan menutup kembali lemari dari dalam. Kemudian dengan hati - hati Kinara mulai memasuki pintu sempit dengan lorong gelap.
Ceklek.
Pintu tertutup otomatis setelah seluruh tubuhnya di tangga teratas dari lorong tersebut.
Lorong nampak gelap dan sangat menakutkan.
Beruntung di dalam lemari ada senter yang sempat Kinara ambil.
Dengan mata terpincing, Kinara mencoba menajamkan matanya diantara gelapnya lorong dibawahnya.
Kinara melangkah hati - hati menuruni tangga sempit.
" Sepertinya tangga ini menuju ruangan bawah tanah. " gumam Kinara sambil terus menuruni tangga. Tangga nampak melingkar dengan tembok batu kali yang terasa sangat mencekam.
Bunyi gema langkah Kinara membuat bulu kuduknya meremang.
Cahaya lampu senter tak cukup membantunya, karena nyalanya mulai meredup.
Dengan tergesa Kinara berjalan cepat menuruni tangga tapi tanpa disadari Kinara, tangga batu diujung ternyata bercabang dua, Kinara terperosok jatuh. Tubuh kurusnya terperosok meluncur bebas sampai di sebuah ruangan sempit yang lembab.
Tubuh Kinara terhempas di dinding batu. Kepalanya membentur dinding, dan menyebabkan darah mengalir dari pelipisnya.
Dengan pelipis yang masih berdenyut perih, Kinara bangun dari jatuhnya. Mencoba meneliti tempat apakah ini.
Dinding batu yang lembab, gelap tanpa ada seberkas cahaya apapun, dan suara gemuruh seperti aliran air terdengar dari kejauhan.
Kinara semakin menajamkan matanya mencoba melihat di tempat gelap.
" Rasanya mustahil bisa keluar dari tempat ini. " Kinara menghela nafas berat menahan rasa sakit dipelipisnya.
Tangan Kinara berusaha menghidupkan kembali senter yang masih dipegangnya. Nyala redup masih tersisa.
Sudah beberapa waktu langkah kaki Kinara belum mencapai ujung lorong.
Kinara mencoba mengarahkan nyala senter ke depan, berharap masih bisa menerangi lorong gelap di depannya.
Semakin gelap dan lembab. Bunyi gemuruh semakin kencang terdengar.
" Akh ... . "
Kinara menjerit ketakutan saat seekor binatang menabrak kepalanya.
Akh bukan seekor tapi ternyata sekumpulan kelelawar terbangun akibat langkah Kinara yang menggema di dalam lorong gelap.
Kinara cepat berjongkok dan menutupi kepalanya dengan tangan.
Tubuhnya gemetar ketakutan. Yah, Kinara memang phobia dengan kelelawar.
Ingatan Kinara kembali saat kecil yang membuatnya sangat takut akan kelelawar. Waktu itu Kinara dibawa Jefri Arkanzaz menyeberangi sungai dan membawanya ke dalam celah gua batu diantara aliran sungai.
Sungai di tepi hutan dipinggir perkampungan tempat Kinara tinggal memang mempunyai celah celah tersembunyi seperti gua.
Sungai Neva membatasi perkampungan Kinara dan Hutan larangan yang menjadi milik keluarga Arzalane adalah sungai dengan arus yang sangat deras.
Kinara kecil sering mandi dipinggirnya karena ada semacam kolam kecil untuk mandi, mencuci dan lagi ayahnya sering mengajaknya memancing ikan di tepi sungai.
Waktu itu Kinara sedang mencuci seeorang diri. Ayahnya sedang bekerja di Juragan Arkanzaz, Jefri Arkanzaz menarik tubuh Kinara dan membawanya ke celah gua diantara aliran sungai. Tubuh Jefri yang lebih tinggi dan besar dari Kinara memudahkan Jefri Arkanzaz untuk menarik tubuhnya.
Tubuh Kinara yang kecil dihempaskan ke dalam gelapnya gua yang penuh dengan sarang kelelawar. Karena kaget sarangnya terganggu segerombolan kelelawar terbang berhamburan memenuhi ruangan gua yang lembab dan menimbulkan suara gaduh yang memekakkan telinga.
" Tidak. Lepaskan! Lepaskan Jef ! Jefri !!! " Kinara berteriak ketika tubuh jangkung Jefri Arkanzaz menghempaskan tubuh Kinara masuk ke dalam gua di antara celah bebatuan pada aliran sungai.
Kinara kecil sangat ketakutan. Tubuhnya menggigil gemetaran.
Sehari semalam dalam gua yang lembab dan gelap dengan kelelawar yang mengerubuti Kinara membuat Kinara menjadi phobia terhadap kelelawar dan tempat gelap.
Sekian jam berlalu, tubuh Kinara yang tergeletak akhirnya bergerak. Mimpi yang sama saat dirinya berada di tempat gelap selalu menghantuinya.
Ingatan masa kecil Kinara saat Jefri Arkanzaz mengerjainya dengan menariknya ke celah gua batu diantara aliran sungai muncul begitu saja.
Kinara membuka mata mencoba melihat sekeliling, masih gelap.
Suara bising kelelawar sudah tidak terdengar.
Kinara menyentuh perutnya yang mulai berontak. Dari sejak dua malam lalu perut Kinara belum terisi apapun.
Rasa nyeri di pelipis dan perih di perutnya bergantian datang.
" Lapar sekali, aww... . " Kinara mengaduh tertahan sambil menekan perutnya yang mulai perih dan menusuk - nusuk.
***
Di mansion Tuan Besar Alexander Moralez.
" Kurang ajar. Gadis sialan. " Suara Alexander Moralez menggelegar marah ketika mendapat laporan seorang maid yang akan mengantarkan makanan mendapati ruangan tempat Kinara kosong tanpa ada gadis itu di dalamnya.
" Kalian menjaga satu orang saja tidak becus. " Tuan besar marah dan menendang seorang bodyguard yang berjaga di depan pintu sampai jatuh terpental
" Periksa seluruh cctv dan temukan gadis itu, segera !! "
👉 Bersambung
👉 Jangan lupa rate, like, koment, gift n vote ya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Devi Handayani
pinter lo kanaya😅😂😆😆😅😂😁😁
2023-01-29
1
lovely
smoga saja Kinara lolos dari hewan buas berwujud manusia🥺
2022-04-10
10
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
waaaaaaaduuuuuuuh kinara cari masalah 😰😰😰😰
2021-10-30
9