" Tuan. " Han Liu berteriak dan meloncat turun dengan gesit ikut terjun ke dalam dinginnya air laut.
Dorr. Dorr.
Suara tembakan masih terdengar.
Beruntung tembakan tidak mengenai Han Liu.
" Kejar dan tangkap mereka ! " suara seseorang dengan tatto pedang dilehernya memerintah kepada anak buahnya untuk menangkap Han Liu dan Alexander Moralez.
Belum sampai orang - orang bertatto pedang itu bergerak. Tiba - tiba suara dentuman keras terdengar, kapal meledak dengan dasyat. Beberapa orang yang berdiri dekat pagar pembatas terlempar ke laut. Kobaran api dan asap segera membumbung tinggi.
Tubuh Alexander meluncur kebawah. Darah dari bahu kirinya sudah bercampur dengan air laut. Alexander Moralez berenang dengan cepat ke arah sekoci. Tanpa merasakan luka perih dibahunnya, Alexander terus berenang dengan sekuat tenaga. Rasa perih menjalar dari bahu kirinya dan sepertinya hampir mati rasa.
Han Liu berenang dengan cepat untuk menyusul Tuan Besarnya Alexander Morallez.
Beberapa anak.buah Alexander menarik tubuh Alexander dan Han Liu dari dalam air laut.
Sekoci kecil bergerak mendekati sebuah kapal yang sedang berjalan pelan. Dengan bantuan anak buahnya mereka berpindah ke atas kapal.
Dari kejauhan nampak kapal ikan disebelahnya juga sudah meledak dan menghasilkan kobaran api dan asap yang mengepul ke langit. Malam yang gelap menjadi berpendar dari nyala si jago merah.
Beruntung anak buah Alexander Moralez dengan cepat memindahkan peti - peti senjata sebelum kelompok lain datang menyerang.
Seperti biasa, mereka akan dapat dengan cepat menyamar dengan atribut seperti lawan, sehingga tanpa disadari musuh peti - peti tersebut sudah berpindah tangan.
Alexander menyeringai menatap ledakan dasyat dipinggir pelabuhan.
Kapal bergerak dengan cepat ke tengah menuju Pulau Larangan. Pulau Larangan adalah pulau tanpa penduduk yang menjadi pulau pribadi tempat biasa Alexander Moralez berlatih dan menyimpan senjata - senjata hasil selundupan.
Pulau Larangan dengan luas 200 km² merupakan pulau pribadi Alexander Moralez Arzallane terletak sedikit tertutup diantara dua pulau yang mengelilinginya. Sebagian besar pulau merupakan daratan hutan lebat dengan sebuah villa di tengahnya. Akses masuk ke villa hanya satu pintu yang dijaga ketat oleh penjaga khusus. Sedangkan sekeliling villa dibangun tembok batu setinggi hampir dua orang dewasa.
Bangunan terdiri dari sebuah pos penjaga di bagian depan, menara pemantau dibagian samping, villa utama, beberapa rumah kecil khusus penjaga dan maid.
" Tuan, " Han Liu menyentuh perlahan Alexander Moralez yang terdiam setelah panggilan ketiganya Alexander tetap terdiam dengan mata tertutup.
" Maaf, Tuan. " Han Liu menyentuh kening Alexander. Seperti tersengat listrik, Han Liu kembali meraba leher Alexander.
" Akh, sial. Tuan... bangun. Sadar, Tuan ! " Han Liu menepuk pipi Alexander Moralez beberapa kali.
" Siapkan helikopter, George ! Bawa Tuan Alexander ke villa segera ! " Han Liu memerintah dengan panik.
Segera lelaki yang dipanggil George menyiapkan helikopter yang memang sudah siap dilandasan kapal.
Orang - orang bergerak cepat mempersiapkan penerbangan darurat dan memindahkan tubuh Alexander Moralez ke helikopter.
Secara cekatan, Han Liu meraih benda pipih dari sakunya, menekan angka 4 dan tersambung dengan seseorang.
Di tempat lain, di sebuah kamar hotel, nampak Dokter Ryan Juville dan seorang wanita sedang bergumul di atas ranjang. Aktivitas rahasia yang menyenangkan di malam hari, yang menjadi penyemangat hidup seorang Dokter Ryan Juville.
" Akh, " sebuah erangan terdengar menikmati setiap himpitan dari tubuh kekar Dokter Ryan Juville.
Wanita cantik itu bergerak merubah posisi. Wanita dengan rambut pendek sedang bergerak liar diatas tubuh Dokter Ryan Juville, mencoba meraih kenikmatan yang sudah hampir menyentuh puncak.
" Honey, ehhh...akhh.. ."
Kring...kring.
Bunyi ponsel terdengar berdering memekakan telinga.
Dengan enggan Dokter Ryan Juville meraih ponselnya. Tubuh Dokter Ryan Juville masih bergerak liar seirama dengan gerakan wanita diatasnya yang memacu dengan cepat.
" Ke Pulau Larangan dalam 10 menit. " Han Liu berkata dengan cepat, sesaat setelah panggilan tersambung.
" Landak akh... sialan, akh ... malam - malam meng... akh..ganggu ... akhh... ."
" Lebih cepattt, honey ! " terdengar suara seorang wanita dari seberang.
" Ke Pulau Larangan dalam 10 menit, Kalau terlambat ijin praktekmu akan ku cabut. Semua aset Rumah Sakit dibekukan. " Han Liu mengulang sekali lagi perkataannya.
" Akh ... . " seorang wanita melenguh kesekian kali saat hentakan Dokter Ryan semakin menjadi.
Han Liu mengerutkan dahinya, ketika suara - suara aneh terdengar diponselnya.
Han Liu segera mematikan ponselnya. Wajahnya memerah.
" Dasar Ryan bodoh, sama saja dengan si Boss, hobbi kok unfaedah. " Han Liu memgumpat dalam hati dan mematikan sambungan.
Tut ... tut ... .
Dokter Ryan terpaksa bangun dan menghentikan aktivitas malamnya.
Wajahnya memerah menahan kesal karena aktivitasnya terganggu. Miliknya langsung lemas.
Dokter Ryan Juville meremas ponselnya.
Sedetik kemudian Dokter Ryan menekan beberapa angka untuk menghubungi anak buahnya.
" Siapkan helikopter kita ke Pulau sekarang ! "
Dengan kesal tangan Dokter Ryan menepis tubuh wanita itu yang masih ingin melanjutkan permainan.
" Boss dan sekretaris sama - sama tukang perintah. Awas kalian. Satu saat akan ku ganggu kalian. " ucap Dokter Ryan Juville dengan nada jengkel.
" Minggirlah ! Uangmu nanti ku transfer. " Dokter Ryan Juville menepis tubuh wanitanya, bergegas memakai celananya dan pergi begitu saja.
" Honey ! " panggil wanita itu merajuk, mencoba menahan Dokter Ryan Juville.
" Akh, sial. " umpatnya lagi dengan marah karena ditinggalkan sebelum selesai permainan.
***
Di bagian lain di ruang bawah sebuah mansion, nampak tubuh Kinara meringkuk menggigil kedinginan. Suhu badannya panas.
Darah di pelipis Kinara mulai mengering. Wajahnya sudah memucat.
" Ayah, sakit. " ucap Kinara memelas.
Dengan lemah Kinara mencoba bangun, mengelus perlahan pelipisnya yang berdenyut perih.
Perutnya mulai menusuk - nusuk, terasa perih dan tidak nyaman.
" Aku harus bisa. Aku harus keluar dari tempat ini secepatnya. "
Kinara mulai menggerakkan tubuhnya perlahan, rasa pegal dan perih hampir terasa diseluruh tubuhnya.
" Kuat ! Kuat ! " Kinara menyemangati dirinya sendiri untuk segera bangkit.
Kinara melangkahkan lagi kakinya dengan tertatih.
Seberkas cahaya matahari masuk melalui celah - celah dinding batu. Suara air terdengar bergemuruh dari kejauhan.
Kinara berhenti dan terjatuh. Kinara bangkit lagi dengan perlahan dan mulai berjalan lagi. Langkahnya sangat payah, karena luka dikaki akibat jatuh kemarin dan perut yang belum terisi.
Kinara memaksakan kakinya melangkah. Langkahnya tertatih. Jatuh bangun Kinara terus berjalan.
" Awwww ... . " Kinara mengaduh sekali lagi ketika tubuhnya jatuh untuk kesian kali. Kakinya terpeleset di jalan yang mulai licin. Tapi kali ini tubuhnya jatuh meluncur dengan bebas dan terhempas masuk ke dalam air.
Kinara gelagapan menelan terlalu banyak air. Tangannya berusaha meraih apapun disekitarnya. Tapi tidak ada. Suaranya hilang. Air sudah banyak masuk melalui hidung dan mulutnya. Tubuhnya melemah. Nafasnya sudah sulit. Kesadarannya hilang bersamaan dengan tubuhnya yang menghempas ke kanan dan ke kiri karena derasnya arus.
Seper sekian detik tubuh Kinara meluncur dari ketinggian, terhempas lagi di derasnya air sungai.
Ternyata lorong itu berakhir di balik air terjun.
***
👉 bersambung
👉 Tetap dukung author dengan vote, like, rate and coment positif ya. Terima kasih 😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
apakah kinara akan ditemukan
2021-10-31
5
Lp.Ww
lanjut
2021-09-02
9
𝓪𝓵𝓯𝓲𝓾𝓼
booom like
2021-09-02
9