Tuan Besar
Malam ini terasa sunyi. Angin malam berdesir dengan bunyi binatang malam yang menambah suasana malam semakin mencekam.
Kinara berjalan dengan cepat sambil sesekali mengangkat ujung gaunnya supaya tidak terkena genangan air.
" Ah sial ... . " Kinara mengumpat karena ujung roknya terkena genangan air sisa hujan.
Yah hujan sejak siang tadi meninggalkan genangan air dimana - mana. Tanah yang becek dengan lubang - lubang jalan penuh genangan air menjadi perjuangan tersendiri bagi langkah Kinara untuk bersegera sampai ke rumahnya.
" Kenapa sunyi sekali, biasanya juga masih ramai, semoga aman sampai rumah, Huft ... ." Kinara menghela nafas sambil menggerutu dan terus mendekap tasnya. Ada firasat buruk yang tiba - tiba muncul disudut hatinya.
Sesekali Kinara mengangkat ujung gaun panjangnya. Salahnya berangkat kerja tadi menggunakan gaun panjang.
Tidak seperti biasanya, karena Kinara yang tomboy paling anti dengan rok dan gaun. Tapi hari ini pengecualian karena Daren memintanya menggunakan gaun panjang untuk menemaninya ke acara ulang tahun di kantornya.
" Menyusahkan." Kinara masih menggerutu sambil berjinjit menghindari genangan air.
" Coba tadi wanita itu tidak muncul, Aku tidak akan menghindar. Huft ... ." Masih dengan menghela nafas berat Kinara berjalan. Sesekali Kinara berjinjit dan melompat.
Tanah di perkampungan padat penduduk memang kadang di saat hujan begini menjadi satu hal yang miris karena sering terdapat lubang yang pada akhirnya menampung air dan jika terinjak tentu saja akan menghasilkan cipratan air yang pasti membuat dongkol.
Kinara terus berjalan melewati gang sempit menuju rumahnya. Rumah kecil peninggalan ayahnya memang terletak sedikit lebih jauh masuk ke dalam gang, terpisah dengan rumah tetangganya. Rumah kecil dengan halaman yang sedikit lebih luas, dengan hamparan bunga Mawar yang menjadi kesenangan ibunya.
Andai wanita itu tidak datang dalam hidup ayahnya. Tentu semua tidak akan menjadi begini. Kinara pasti masih bersama ayahnya.
" Ayah ... ." Kinara menghembuskan nafas sesak.
" Aw ... . " Kinara mengaduh, berjingkat sebentar karena kakinya terantuk batu. Berjongkok sebentar untuk mengelus ujung kakinya.
Tidak dihiraukannya ujung gaunnya yang sudah basah karena tempatnya berjongkok adalah genangan air.
Gubrak.
" Aw ... ." Kinara berteriak lagi. Seperti tertimpa truk besar, Kinara terguling bersama sama dengan seorang laki - laki yang menabraknya.
" Si ... ? " Kinara tidak meneruskan ucapannya karena matanya sudah melotot melihat laki laki tinggi besar yang sudah menabraknya.
Suaranya tercekat di tenggorokan. Tubuhnya bergetar menahan ketakutan. Di detik berikutnya, Kinara segera bangkit dan berlari menjauh.
Jarak rumahnya masih jauh, masih dua gang lagi. Kinara berlari tanpa melihat arah. Dengan mengangkat ujung gaunnya, Kinara berlari menjauhi sosok yang baru saja ditabraknya.
"Oh tidak. Aku salah arah. " Kinara berhenti ketika menyadari dirinya salah gang.
Kinara menengok ke belakang, berharap laki laki tadi tidak mengejarnya. Sambil mengelus dadanya, Kinara mengatur nafasnya.
" Akh, kenapa harus bertemu dengannya malam ini. Hihh ... mengerikan. " Kinara bergidik ngeri mengingat pertemuanya dengan laki laki yang paling dihindari.
Jefri Arkanzaz. Laki laki pemabuk anak majikan ayahnya. Laki laki yang mengerikan karena selalu melecehkan para wanita. Ayah selalu mengingatkan untuk lebih baik menghindarinya.
Jefri Arkanzaz anak pertama dari Mandor Raymond Arkanzaz dan Nyonya Penelope Soarez. Keluarga kaya yang menjadi pemilik hampir sepertiga tanah di tepi hutan di kota XY. Sehingga bukan menjadi rahasia jika karena kekayaan keluarganya Jefri Arkanzaz menjadi pemabuk dan suka berbuat onar.
Menarik banyak wanita untuk jatuh kepelukannya karena memang Jefri Arkanzaz adalah seorang yang tinggi tegap dengan wajah ganteng khas keturunan keluarga Arkanzaz. Hobi jeleknya hanya mabuk - mabukan dan bergonta - ganti perempuan.
Kinara berbalik arah tanpa menyadari bahwa lelaki tinggi besar dengan mata merah menahan marah menatapnya.
Kinara terhentak kebelakang begitu bersitatap dengan mata merah yang menatapnya tajam.
Rahang yang tegas dengan wajah dingin yang sangat menakutkan. Guratan luka sobek di pipi kirinya menambah seram wajahnya.
" Mengapa banyak wanita menyukainya, wajahnya saja sangat mengerikan, " Kinara membatin dan bergidik ngeri.
Bau minuman keras tercium mengundang rasa mual yang tiba - tiba di perut Kinara.
" Ma ... af Tu ... an, " Kinara tergagap sambil menundukkan kepala. Jantungnya berdegup kencang. Tubuhnya gemetar.
Tampak lelaki itu hanya menatapnya marah dengan gemletuk gigi yang beradu.
" Kau ! Membuatku murka, " suara berat dan besar itu terdengar menggelegar di telinga Kinara.
Kinara terhentak. " Maaf Tuan, saya tidak sengaja. "
Detik berikutnya lelaki itu menarik tangan Kinara dengan keras, menyeretnya pergi .
" Ampun Tuan ... ampun ... ." Kinara terisak sambil berusaha mengurai cekalan tangan lelaki tinggi besar itu.
" Lepaskan Tuan ! "
" Ikut dan jangan membantah ! " Suaranya memerintah sambil terus menarik tangan kecil Kinara.
Kinara sangat ketakutan. Bayangan - bayangan menakutkan kembali menyeruak dalam pikirannya.
Sudah berulang kali Jefri Arkanzaz selalu berusaha menangkap dan menjualnya kepada para Tuan tanah di kota X. Beruntung dirinya selalu mampu melarikan diri. Walau pada akhirnya Jefri Arkanzaz akan selalu menemukannya dan memukulnya habis - habisan.
Pernah satu kali karena terlambat membayar bunga ibunya, Jefri Arkanzaz menjual dirinya ke Tuan Wullian, seorang rentenir tua yang mempunyai istri lebih dari selusin.
Masih terasa bagaimana dengan sangat ketakutan Kinara dibawa masuk ke kamar Si Tua. Dicekoki dengan minuman memabukkan dengan obat yang ditaburkan di atasnya. Beruntung Kinara bisa meloloskan diri dari Si Tua dengan memukul si Tua dengan vas bunga saat Lelaki Tua itu berusaha melecehkannya.
Rasa sakit menjalar disekujur tubuhnya, ketika potongan - potongan ingatan tentang kekejaman seorang Jefri Arkanzaz.
Kinara tidak mau mati konyol di tangan laki - laki pemabuk ini. Kinara tidak mau hidupnya sia - sia karena harus pasrah dengan situasi yang kadang membuatnya hampir - hampir kehilangan hal utama dari seorang wanita.
Bagi Kinara, wanita akan mempunyai nilai ketika masih bisa menjaga kesuciannya. Bagi Kinara kesucian hanya akan diberikan kepada laki - laki yang menjadi suaminya kelak, laki - laki yang akan dicintainya sepanjang hidupnya, laki - laki yang akan menjadi ayah dari anak - anaknya kelak.
Impian Kinara sama dengan impian para wanita lain, memiliki keluarga yang harmonis.
Ayahnya selalu mengajarkan bagaimana pentingnya kesucian bagi seorang wanita. Bagaimana cara bergaul dan bersikap di tengah bebasnya pergaulan remaja masa kini. Jangan menyerah dengan keadaan, tapi berjuanglah supaya bisa mencapai kebahagiaan. Perjuangan yang bukan sekedar menjadi gadis kuat di saat hidupnya penuh tekanan dari ibu tiri dan orang - orang yang membencinya.
Kinara tersentak dari lamunannya. Rasa sakit di pergelangan tangannya membuatnya sadar. Hidup harus tetap berjuang. Berjuang untuk mempertahankan diri.
Kinara terus berontak, menghentakkan tangannya berulang kali, sehingga pergelangan tangannya memerah dan mulai terasa perih.
Dengan marah lelaki itu berbalik menghadap Kinara, dan secepat kilat menarik Kinara. Detik selanjutnya tubuh kecil Kinara melayang di udara.
" Lepaskan ... lepaskan ... ! Tuan tolong... lepaskan ! " Kinara terisak dalam panggulan laki laki itu.
👉 Bersambung
👉 Tolong dukung author ya dengan rate, like, coment dan vote ya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
꧁𝙉Ⓐノ𝙎ム꧂💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
hum sedih banget baca kisah hidup kinara
2023-02-26
0
🍒⃞⃟🦅 R⃟tunggadevi㊍㊍👻ᴸᴷ
kupikir ketemu hantu 🤭,ternyata lebih sadis ....lelaki pemabuk.
2022-09-04
6
Oesdhieah_Yhanty
hy kk...aku mampir ya🙏🙏
2022-08-06
7